Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH INDIVIDU

HUBUNGAN UMUR KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA


PADA BAYI BARU LAHIR

DOSEN PENGAMPU: YUNI RETNOWATI, S.ST., M.Keb

Disusun Oleh:

Nama : Niken Rahmawati

NPM : (2040704010)

Lokal : B1

Mata Kuliah: Evidance Based

PROGRAM S1 KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

TARAKAN

2021
Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul " Hubungan Umur
Kehamilan Dengan Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Evidance Based. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Evidance Based, bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Yuni Retnowati, S.St., M.Keb selaku
Dosen Pengampu Mata kuliah Evidance Based Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah
ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Tanjung Selor, 30 Oktober


2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 latar belakang .................................................................................................. 1

1.2 rumusan masalah ............................................................................................. 2

1.3 tujuan ............................................................................................................... 2

BAB 2 PEMBAHASAN ..................................................................................... 3

2. 1 Pengertian Evidence Based ............................................................................ 3

2.2 Pengertian dan perbedaan Etika dan Etiket ..................................................... 4

2.3. Etiologi asfiksia bayi baru lahir ..................................................................... 4

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 8

3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 7

ii
Bab 1

Pendahuluan

1.1 Latar belakang


Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas
secara spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin
dalam uterus danhipoksia ini berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul
dalam kehamilan persalinan atau segera setelah bayi lahir. Akibat kurangnya
daya angkut oksigen untuk paru – paru sehingga jantung neonatus tersebut tidak
bekerja secara optimal yang akibatnya aliran darah tidak dapat disalurkan ke
otak yang kemudian menimbulkan kerusakan otak karena otak tidak dapat
melakukan metabolisme sel dan jaringan.Sehingga tidak terjadi pembentukan
sel dan jaringan dalam tubuh neonatus karena tidak ada bahan (oksigen ) untuk
melakukan metabolisme.Menurut WHO, setiap tahunnya, kira-kira 3% (3,6
juta) dari 120 juta bayi lahir mengalami asfiksia, hampir 1 juta bayi ini
kemudian meninggal. Di Indonesia, dari seluruh kematian bayi, sebanyak 57%
meninggal pada masa neonatal (usia di bawah 1 bulan). Dikatakan usia dibawah
1 bulan karena dalam usia tersebut bayi dan organ organ bayi masih dalam masa
pengadaptasian dengan lingkungan barunya yang tidak lagi dalam kandungan
ibu. Setiap 6 menit terdapat 1 neonatus yang meninggal. Penyebab kematian
neonatal di Indonesia adalah berat bayi lahir rendah 29%, asfiksia 27%, trauma
lahir, tetanus neonatorum, infeksi lain, dan kealainan congenital. Berbagai
upaya yang aman dan efektif untuk mencegah dan mengatasi penyebab utama
kematian bayibaru lahirdan penanganan segera , meliputi pelayanan antenatal
yang berkualitas, asuhan persalinan normal atau dasar, dan pelayanan asuhan
neonatal oleh tenaga professional. Untuk menurunkan angka kematian bayi
baru lahir karena asfiksia, persalinan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan
yang memiliki kemampuan dan keterampilan manajemen asfiksia pada bayi
baru lahir, kemampuan dan keterampilan ini harus digunakan setiap kali
menolong persalinan.Oleh karena itu,keterampilan dan kemampuan
penanganan resusitasi pada neonatal sangat penting dimiliki oleh setiap tenaga

1
professional yang terlibat dalam penanganan bayi baru lahir. Karena resusitasi
ini adalah penanganan yang pertama kali dilakukan saat bayi baru lahir tersebut
mengalami asfiksia.

1.2. Rumusan Masalah

1. apa saja penyebab asfisia pada bayi?

2. apa saja masalah potensial bayi dngan asfiksia?

3. Apasaja kebutuhan bayi dengan asfiksia?

1.3. Tujuan

Penulisan Tujuan Umum Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan


kebidanan pada bayi dengan asfiksia secara komprehensif Tujuan Khusus
Setelah menyusun asuhan kebidanan ini diharapkan mahasiswa dapat:

1. Mengidentifikasi penyebab asfiksia pada bayi,

2. Mengidentifikasi masalah potensial bayi dengan asfiksia,

3. Mengidentifikasi kebutuhan segera pada bayi dengan asfiksia

2
Bab 2

Pembahasan

2.1.Pengertian Evidence Based

Evidence based artinya berdasarkan bukti. Artinya tidak lagi berdasarkan


pengalaman atau kebiasaan semata. Semua harus berdasarkan bukti dan bukti
inipun tidak sekedar bukti.Tapi bukti ilmiah terkini yang bisa
dipertanggungjawabkan. Evidenced Based Midwifery (EBM) ini sangat penting
peranannya pada dunia kebidanan karena dengan adanya EBM maka dapat
mencegah tindakan–tindakan yang tidak diperlukan/tidak bermanfaat bahkan
merugikan bagi pasien,terutama pada proses persalinan yang diharapkan berjalan
dengan lancar dan aman sehingga dapat menurunkan angka kematian ibu dan angka
kematian bayi.

Pengertian bayi baru lahir

a. Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam pertama
kelahiran (Saifuddin, 2006).
b. Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang
sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus
dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan
ekstrauterin (Dewi, 2010).
c. Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi usia 0 – 28 hari (Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, 2010).
d. Neonatus ialah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin
(Anonim, 2010).
e. Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2.500 gram sampai 4.000 gram
(Sudarti, 2010).

3
2.2. Pengertian asfiksia

a. Asfiksia pada bayi baru lahir (ringan atau berat) merupakan sindrom
dengan gejala apnea sebagai manifestasi klinis yang utama (Oxorn, 2010).
b. Asfiksia neonatorum merupakan suatu keadaan pada bayi baru lahir yang
mengalami gagal bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir,
sehingga bayi tidak dapat memasukkan oksigen dan tidak dapat
mengeluarkan zat asam arang dari tubuhnya (Dewi, 2010).
c. Asfiksia neonatorum adalah kegagalan bernapas secara spontan dan teratur
segera setelah lahir (WHO, 2008).
d. Asfiksia neonatorum adalah kegagalan napas secara spontan dan teratur
pada saat lahir atau beberapa saat setelah saat lahir yang ditandai dengan
hipoksemia, hiperkarbia dan asidosis (IDI, 2008).
e. Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernafas secara
spontan dan teratur (JNPK-KR, 2007).
f. Asfiksia neonatorum ialah keadaan dimana bayi tidak dapat segera
bernapas secara spontan dan teratur setelah lahir (Wikjosastro, 2007).
g. Asfiksia neonatorum merupakan kegagalan anak untuk bernafas saat lahir.
Pada keadaan ini terjadi defisiensi oksigen dalam darah dan peningkatan
karbondioksida dalam darah serta jaringan (Tiran, 2005). Diantara semua
defenisi mengenai asfiksia neonatorum diatas, defenisi yang paling umum
digunakan mengacu pada defenisi yang dibuat oleh World Health
Organisation (WHO).

2.3. Etiologi asfiksia bayi baru lahir.

Asfiksia bisa disebabkan oleh beberapa faktor, yakni faktor ibu, plasenta, fetus,
dan neonatus.

a. Ibu.

Hipoksia janin yang menyebabkan asfiksia terjadi karena gangguan


pertukaran gas serta transpor O2 dari ibu ke janin sehingga terdapat gangguan
dalam persediaan O2 dan dalam menghilangkan CO2. Gangguan ini dapat

4
berlangsung secara menahun akibat kondisi atau kelainan pada ibu selama
kehamilan, atau secara mendadak karena hal – hal yang diderita ibu dalam
persalinan (Wiknjosastro, 2007). Preeklamsi, partus lama atau macet dan
kehamilan lewat waktu termasuk beberapa faktor ibu yang dapat menjadi
penyebab terjadiny asfiksia bayi baru lahir (JNPK-KR, 2007). Persalinan
sungsang dapat menyebabkan asfiksia karena sering terjadi kemacetan
persalinan kepala yang dapat menyebabkan aspirasi air ketuban dan lendir,
perdarahan, atau edema jaringan otak sampai kerusakan persendian tulang
leher.

b. Plasenta.

Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan kondisi
plasenta, misalnya solusio plasenta, perdarahan plasenta, dan lain- lain.

c. Fetus

Kompresi umbilikus akan dapat mengakibatkan terganggunya aliran darah


dalam pembuluh darah umbilikus dan menghambat pertukaran gas antara ibu
dan janin. Kompresi umbilikus ini bisa terjadi pada persalinan sungsang karena
tali pusat yang terjepit antara janin dan jalan lahir.

d. Neonatus.

Depresi pusat pernapasan pada bayi baru lahir dapat terjadi karena beberapa
hal berikut :

1) Pemakaian anastesi berlebihan pada ibu.


2) Trauma yang terjadi selama persalinan.
3) Kelainan kongenital pada bayi (Dewi, 2010).
4) Klasifikasi klinis asfiksia bayi baru lahir

Apgar score merupakan sistem penilaian yang diciptakan oleh Dr.Virginia


Apgar untuk menilai keadaan bayi dalam usia beberapa menit pertama dan
dengan sistem ini, asfiksia neonatorum yang berat dapat didiagnosis dan
ditangani segera (Tiran, 2005) Penilainan ini perlu untuk mengetahui apakah

5
bayi menderita asfiksia atau tidak. Sehingga berdasarkan hasil penilaian apgar,
asfiksia dapat dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu :

a. Asfiksia ringan (nilai apgar 7-10).


b. Asfiksia sedang (nilai apgar 4-6 ).
c. Asfiksia berat (nilai apgar 0-3) (Dewi, 2010).

Tabel 1. Distribusi silang hubungan umur kehamilan dengan kejadian asfiksia


pada bayi baru lahir

Dari penelitian yang dilakukan di RSUD Panembahan Senopati Bantul


didapatkan hasil bahwa penyebab asfiksia paling banyak adalah pada umur
kehamilan preterm yaitu sebanyak 82 responden atau sebanyak 38%. Makin
pendek masa kehamilan pertumbuhan organ tubuh janin makin kurang
sempurna sehingga dapat mengakibatkan makin tinggi komplikasi yang dapat
terjadi pada bayi seperti asfiksia
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden ibu
melahirkan bayi dengan asfiksia sedang yaitu sebanyak 182 bayi atau 84,7%
dari seluruh responden dan paling sedikit adalah responden ibu melahirkan
bayi dengan asfiksia berat yaitu sebanyak 33 bayi atau 15,3%.
Berdasarkan hasil uji statistika Kendal Tau didapatkan harga tau hitung = -
0,196 setelah dimasukkan rumus z, besarnya z hitung sebesar 4,26 sedangkan
nilai z tabel untuk taraf signifikasi 5 % sebesar 1,96 sehingga z hitung > z tabel
( 4,26 > 1,96 ). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

6
antara umur kehamilan dengan kejadian asfiksia pada bayi baru lahir di RSUD
Panembahan Senopati Bantul Tahun 2009.

7
Bab 3

Penutup

3.1. Kesimpulan

1 Distribusi frekuensi umur kehamilan yang paling banyak adalah


umur kehamilan preterm yaitu sebanyak 82 responden (38,1%), umur
kehamilan aterm sebanyak 70 responden ( 32,6 %) dan umur kehamilan
posterm sebanyak 63 responden ( 29,3 %).
2 Kejadian asfiksia pada bayi baru lahir di RSUD Panembahan Senopati
Bantul paling tinggi adalah asfiksia sedang sebanyak 182 responden (84,7
%) sedangkan yang paling sedikit adalah bayi dengn asfiksia berat yaitu
sebanyak 33 responden (15,3 %).
3 Ada hubungan antara umur kehamilan dengan kejadian asfiksia pada bayi
baru lahir di RSUD Panembahan Senopati Bantul Tahun 2009.

8
DAFTAR PUSTAKA

Budiarti, T., 2007 ,Hubungan Usia Ibu Hamil Dengan Kejadian Asfiksia
Pada Bayi Baru Lahir Di RSU PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Karya Tulis Ilmiah STIKES’ Aisyiyah Yogyakarta:

Depkes RI. 2007. Pelayanan kegawatdaruratan obstetric Neonatal


Esensial.Depkes RI: Jakarta

Halimah, S.N., 2008. Hubungan Kejadian Bobak ,2004, Buku ajar


keperawatan maternitas, EGC :Jakarta
Indrati.,2007. Hubungan Lama Persalinan Kala II Ibu BersalinDengan Kejadian
Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUD

Anda mungkin juga menyukai