Anda di halaman 1dari 5

Nama: Niken Rahmawati

NPM: 2040704010
Lokal: B1
Mata Kuliah: Askeb Pranikah dan Prakonsepsi
Dosen Pengampu: Ruly Prapitasari, S.SiT., M.Keb

Jawaban PTS
1. Skrining Pranikah adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh Calon Pengantin
sebelum menikah menuju persiapan kehamilan yang sehat dan terencana. Skrining
Pranikah ini penting untuk menghindari terjadi masalah kesakitan, kecacatan rohani dan
jasmani, kematian, serta menuju tercapainya kesehatan dan kesejahteraan ibu dan bayi
baru lahir (well born baby and well health mother)
2. a. Mencegah berbagai macam penyakit pada calon bayi, seperti penyakit thalassemia,
diabetes melitus, dan penyakit lainnya.
b. Pemeriksaan pranikah dilakukan untuk mengenal riwayat kesehatan diri sendiri
maupun pasangan, sehingga tidak ada penyesalan di kemudian hari, khususnya bagi
riwayat keturunan yang dihasilkan.
c. Membuat calon mempelai semakin mantap, lebih terbuka, dan lebih yakin satu sama
lain mengenai riwayat kesehatan keduanya.
d. pasutri diharapkan dapat mencegah komplikasi selama kehamilan dan persalinan,
mampu melahirkan bayi yang sehat, serta dapat mencegah adanya penyakit menular,
seperti HIV dan infeksi menular seksual. mencegah penyakit genetik menurun dari orang
tua kepada anak-anaknya. Melalui pemeriksaan ini nantinya, akan didapat gambaran
mengenai riwayat kesehatan calon Ayah maupun Bunda.
e. mencegah penyakit genetik menurun dari orang tua kepada anak-anaknya. Melalui
pemeriksaan ini nantinya, akan didapat gambaran mengenai riwayat kesehatan calon
Ayah maupun Bunda.

3. Bagi wanita yang sudah memiliki berat badan ideal, kemungkinan hamil akan lebih
mudah. Nah, untuk menentukan apakah berat badan tergolong ideal atau tidak, silahkan
lakukan pemeriksaan indeks massa tubuh (IMT). Jika hasilnya berada di atas atau di
bawah normal, maka tentukan langkah untuk memperbaikinya. Berat badan calon ibu
yang tidak ideal dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan, seperti berat badan
bayi rendah, atau kelahiran prematur. Jika hasil IMT menunjukkan bahwa berat badan
Anda terlalu rendah atau justru berlebihan (obesitas), peluang untuk hamil mungkin akan
berkurang. Selain itu, berat badan yang tidak ideal juga dapat meningkatkan risiko
komplikasi selama kehamilan, termasuk kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah
Untuk mengatasi kelebihan atau kekurangan berat badan, konsultasikan ke dokter terkait
pola makan yang disarankan untuk mendapatkan berat badan sehat dan ideal.
4. Umur, adalah salah satu Faktor yang mendasari penentuan jarak kehamilan pada PUS.
Coba jelaskan disertai dengan dampak positif dan negatifnya. Mengatur jarak kehamilan
merupakan hal yang penting dari program keluarga berencana, karena hal ini dapat
memengaruhi kondisi kesehatan Si Kecil maupun ibu. Jarak kehamilan yang ideal adalah
24 bulan, bila terlalu cepat atau dibawah 12 bulan maka akan terjadi beberapa hal seperti
risiko mengelupasnya plasenta, baik sebagian atau seluruhnya dari dinding rahim
sebelum proses persalinan.
Dampak Positif: Dampak Positif Jarak kehamilan Jauh Bila bicara soal dampak positif
jarak kehamilan yang jauh, Ibu bisa melihat dari sisi psikologinya. Dari segi psikologi,
dengan jarak yang cukup jauh Ibu sudah dapat memberikan pengertian bahwa kasih
sayang yang Ibu berikan pada si Kecil adalah sama dengan sang kakak Hanya saja
karena mereka masih kecil, membutuhkan perhatian yang lebih. Hal ini akan
menghindari kecemburuan dari sang kakak dan merasa sedih karena posisinya digantikan
oleh sang adik. Jarak kehamilan yang jauh pula memungkinkan Moms untuk melibatkan
sang kakak dalam mengurus sang adik. Dengan begitu kegiatan ini tidak hanya akan
menciptakan kedekatan dari keduanya tetapi juga sekaligus melatih kemandiriannya.
Dampak Negatif: Jarak kehamilan yang terlalu jauh, yaitu menginjak angka 59-75 bulan
memiliki risiko yang cukup berbahaya bagi Ibu. Di antaranya adalah meningkatkan risiko
kematian, preeklamsia hingga demam intrapartum. Risiko pranatal pun juga akan
meningkat bila jarak kehamilan di atas 71 bulan. Tak hanya itu, bila Moms hamil di usia
35 tahun ke atas maka dikhawatirkan risiko janin dengan kelainan kromosom dan
kecacatan. Pada kehamilan di usia 35 tahun ke atas, risiko mengalami pendarahan pasca
persalinan juga mungkin terjadi karena kemampuan kontraksi otot-otot rahim pada usia
tersebut sudah tidak sebaik otot-otot Ibu saat masih berusia 20 tahun.
5. leaflet Perencanaan Kehamilan yang Sehat

Anda mungkin juga menyukai