Anda di halaman 1dari 7

Untuk apa obat Olopatadine?

 H1 antagonis Gen 2
Olopatadine adalah obat antihistamin yang digunakan untuk mengatasi gatal dan kemerahan
pada mata akibat alergi. Olopatadine tidak dianjurkan untuk pengobatan mata iritasi akibat
penggunaan lensa kontak.PasteTextHere

Bagaimana dosis Olopatadine untuk orang dewasa?


 Cairan ophthalmic 0.1%: Teteskan 1 tetes pada masing-masing mata 2 kali sehari dalam jarak
6-8 jam.
 Cairan ophthalmic 0.2%: Teteskan 2 tetes pada masing-masing mata 1 kali sehari.

Bagaimana dosis Olopatadine untuk anak?


 2 tahun ke bawah: Belum ada ketentuan dosis obat ini untuk anak-anak di bawah 2 tahun.
 3-18 tahun: Cairan ophthalmic 0.1%: Teteskan 1 tetes pada masing-masing mata 2 kali sehari
dalam jarak 6-8 jam.
 Cairan ophthalmic 0.2%: Teteskan 2 tetes pada masing-masing mata 1 kali sehari.

Dalam dosis dan sediaan apakah Olopatadine tersedia?


Olopatadine tersedia dalam dosis-dosis sebagai berikut:

 Cairan, obat tetes mata: 0.1%, 0.2%


 Nasal Spray: 0.6%

Efek Samping
Efek samping apa yang mungkin terjadi karena Olopatadine?
Hentikan penggunaan olopatadine segera apabila Anda mengalami kemerahan, bengkak,
perih, drainase, kerak atau iritasi lainnya saat menggunakan obat tetes mata.

Efek samping yang lebih tidak serius dapat meliputi:

 Perih, iritasi, gatal, kemerahan, kekeringan ringan pada mata


 Pandangan kabur
 Merasa ada sesuatu di mata
 Kelopak mata bengkak
 Hidung tersumbat atau beringus, batuk, radang tenggorokan
 Kelemahan
 Sakit punggung
 Sakit kepala
 Rasa yang tidak biasa atau tidak enak pada mulut.

Tidak semua orang mengalami efek samping berikut ini. Mungkin ada beberapa efek
samping yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran mengenai efek
samping tertentu, konsultasikanlah pada dokter atau apoteker Anda.
PHARMACOLOGY
Indication
Olopatadine is indicated for the symptomatic treatment of ocular itching
associated with allergic conjunctivitis as ophthalmic solution.7

In nasal spray, olopatadine is indicated for the symptomatic relief of seasonal


allergic rhinitis in patients 12 years of age and older.8
Associated Conditions

 Conjunctivitis, Seasonal Allergic


 Seasonal Allergic Rhinitis (SAR)
Pharmacodynamics
Inflammatory reactions in response to various stimuli are mediated by
endogenous mediators and other pro-inflammatory factors. Histamine
receptor activation and mast cell degranulation are primary mechanisms that
cause inflammatory reactions such as ocular itching, hyperemia, chemosis,
eyelid swelling, and tearing of seasonal allergic conjunctivitis.3 Olopatadine is
an anti-allergenic molecule and mast cell stabilizer that inhibits the in vivo type
1 immediate hypersensitivity reaction.10 By blocking the effects of histamine,
olopatadine works to reduce the symptoms of allergies and inflammation at
various sites of administration, including the eyes and nose. It has shown to
exert antihistaminic effects in isolated tissues, animal models, and
humans.8 Olopatadine also demonstrated dose-dependent inhibition of
immunologically-stimulated release of histamine from rat basophilic leukemia
cells and human conjunctival mast cells in vitro.3 Olopatadine has a relatively
rapid onset of action and prolonged duration, where it was shown to mediate
anti-histaminic effects at 5 minutes to 24 hours post-administration.3

While olopatadine is a non-sedating antihistamine agent, there have been


reports of somnolence in some patients taking nasal olopatadine during
clinical trials.8 Temporary blurred vision or other visual disturbances were
observed following ophthalmic administration. Olopatadine has negligible
effects on alpha-adrenergic, dopamine, muscarinic type 1 and 2, and
serotonin receptors.10 In clinical trials, there was no evidence of any effect of
olopatadine on QT prolongation was observed following intranasal
administration.8
Mechanism of action
Histamine is a biogenic vasoactive amine that binds to its receptors, which are
G-protein coupled receptors. Signaling through the histamine H1 receptor is
thought to primarily promote the activation of inflammatory reactions, such as
allergy, asthma, and autoimmune diseases.4 H1 receptor signaling activates
the intracellular transcription factors, such as IP3, PLC, PKC, DAG, and
intracellular calcium ions, which all work to activate further downstream
cascades. Activated downstream cascades lead to the production of
cytokines, the release of mast cell inflammatory mediators, synthesis of
prostacyclins, activation of platelet factor, as well as the synthesis of nitric
oxide, arachidonic acid, and thromboxane, which all contribute to
inflammatory reactions.4
Olopatadine is an anti-allergic molecule that works via several mechanisms.
As a mast cell stabilizer, it stabilizes rodent basophils and human conjunctival
mast cells and inhibits the immunologically-stimulated release of
histamine.3 Olopatadine acts as an antagonist at the histamine H1 receptors
with high selectivity, which is explained by a unique receptor binding pocket
that consists of the aspartate residue in the third transmembrane helix and
other sites in the H1 receptor.1 Upon binding, olopatadine blocks the H1
receptor signaling pathway, inhibiting the release of inflammatory mediators,
such as tryptase, prostaglandin D2, TNF-alpha, as well as pro-inflammatory
cytokines.10 It also decreases chemotaxis and inhibits eosinophil activation.7 In
vitro, olopatadine was shown to inhibit epithelial cell intercellular adhesion
molecule-1 (ICAM-1), which promotes the recruitment of migrating pro-
inflammatory mediators.3

EMEDASTINE – ANTIHISTAMIN H1 GEN 2


PHARMACOLOGY
Indication
For the temporary relief of the signs and symptoms of allergic conjunctivitis.
Associated Conditions

 Conjunctivitis, Seasonal Allergic


Pharmacodynamics
Emedastine is a relatively selective H1-receptor antagonist.
Mechanism of action
Emedastine is a relatively selective, histamine H1 antagonist. In vitro
examinations of emedastine's affinity for histamine receptors demonstrate
relative selectivity for the H1 histamine receptor. In vivo studies have shown
concentration-dependent inhibition of histamine-stimulated vascular
permeability in the conjunctiva following topical ocular administration.
Emedastine appears exert negligible effects on adrenergic, dopaminergic and
serotonin receptors.
Obat ini umumnya digunakan untuk meredakan kemerahan, gatal, dan pembengkakan
pada mata Anda yang disebabkan oleh alergi seperti alergi konjungtivitis. Obat ini
adalah antihistamin. Obat bekerja dengan menghalangi zat alami tertentu misalnya
antihistamin yang menyebabkan gejala alergi pada mata.
Jangan gunakan obat ini untuk mengobati kemerahan dan iritasi yang disebabkan
oleh iritasi lensa kontak.

Dosis
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti dari nasihat medis. SELALU
konsultasikan pada dokter atau apoteker Anda sebelum memulai pengobatan.

Bagaimana dosis emedastine untuk orang dewasa?


Berikan 1 tetes pada mata yang sakit 4 kali sehari.

Bagaimana dosis emedastine untuk anak-anak?


Berikan 1 tetes pada mata yang sakit 4 kali sehari.

Dalam dosis apakah emedastine tersedia?


Solution, Ophthalmic: 0.05%
KETOTIFEN – Gen 1 hambat H1 reseptor

Dosis Ketotifen
Dosis setiap orang berbeda dan umumnya ditentukan oleh umur dan respon tubuh
terhadap obat. Berikut ini adalah dosis umum penggunaan ketotifen:

Kondisi Bentuk obat Usia Dosis

1 mg, 2 kali sehari.


Dewasa dan anak- Dosis dapat
Oral (tablet dan
Rhinitis alergi anak (3 tahun ke ditingkatkan menjadi 2
sirup)
atas) mg, 2 kali sehari, jika
dibutuhkan.

Dewasa dan anak- 1 mg, 2 kali sehari,


anak (3 tahun ke dikonsumsi saat pagi
atas) dan malam hari.
Oral (tablet dan
Asma
sirup)
0,05 mg/kgBB, 2 kali
Anak-anak (usia 6
sehari, dikonsumsi saat
bulan-3 tahun)
pagi dan malam hari.

Menggunakan Ketotifen Dengan Benar


Ikuti anjuran dokter dalam menggunakan obat. Hindari mengurangi atau menambah
dosis tanpa konsultasi ke dokter terlebih dahulu. Baca petunjuk yang tertera pada
kemasan obat untuk mengetahui cara penggunaan dan efek samping secara
lengkap.
Ketotifen dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan. Beri tahu dokter apabila
sedang menjalani program diet rendah gula, karena ketotifen sirup mengandung
karbohidrat. Dokter akan menentukan dan menyesuaikan pengobatan untuk Anda.
Untuk ketotifen dalam bentuk sirup, gunakan sendok takar yang tersedia pada
kemasan obat. Jangan menggunakan sendok makan atau alat takar lain karena
dosisnya mungkin akan berbeda dengan yang diresepkan. Kocok botol terlebih
dahulu sebelum mengonsumsi obat.
Usahakan tidak membelah atau mengunyah obat. Umumnya, dosis akan diberikan
secara bertahap oleh dokter agar tidak terlalu menyebabkan kantuk. Konsumsi
ketotifen dapat dilakukan untuk jangka panajang (hingga 10 minggu), setelah itu
dosis akan diturunkan secara perlahan oleh dokter.
Meskipun gejala sudah membaik, tetap lanjutkan pengobatan sesuai anjuran dokter.
Jangan menghentikan pengobatan tanpa sepengetahuan dokter, karena dapat
memperburuk kondisi.
Gunakan ketotifen pada waktu yang sama setiap harinya, untuk memperoleh hasil
yang maksimal. Jika lupa mengonsumsi obat, segera lakukan apabila jeda waktu
dengan dosis selanjutnya tidak terlalu dekat. Apabila sudah dekat, abaikan dan
jangan menggandakan dosis.
Temui dokter jika kondisi tak kunjung membaik.
Simpanlah ketotifen pada suhu ruangan dan di dalam wadah tertutup, sehingga tidak
terkena paparan sinar matahari secara langsung, serta jauhkan dari jangkauan
anak-anak.
Interaksi Obat
Penggunaan ketotifen bersamaan dengan obat lain dapat menyebabkan interaksi,
antara lain:

 Mengurangi jumlah trombosit, jika dikonsumsi dengan obat antidiabetes.


 Meningkatkan efek samping obat penenang dan obat tidur.

Kenali Efek Samping dan Bahaya Ketotifen


Sama seperti obat pada umumnya, penggunaan ketotifen juga memiliki beberapa
efek samping. Efek samping yang mungkin terjadi, antara lain:

 Pusing
 Sakit kepala
 Mulut kering
 Cystitis (peradangan kandung kemih)
 Mengantuk

PHARMACOLOGY
Indication
Indicated as an add-on or prophylactic oral medication in the chronic
treatment of mild atopic asthmatic children. Also used as self-medication for
the temporary relief of itching of the eye due to allergic conjunctivitis
(ophthalmic).
Associated Conditions

 Asthma, Allergic
 Conjunctivitis, Seasonal Allergic
Pharmacodynamics
Ketotifen is a fast acting non-competitive histamine antagonist. It inhibits the
release of mediators from mast cells. It is a non-bronchodilator antiasthmatic
drug (when taken orally).
Mechanism of action
Ketotifen is a relatively selective, non-competitive histamine antagonist (H1-
receptor) and mast cell stabilizer. Ketotifen inhibits the release of mediators
from mast cells involved in hypersensitivity reactions. Decreased chemotaxis
and activation of eosinophils have also been demonstrated. Ketotifen also
inhibits cAMP phosphodiesterase. Properties of ketotifen which may
contribute to its antiallergic activity and its ability to affect the underlying
pathology of asthma include inhibition of the development of airway hyper-
reactivity associated with activation of platelets by PAF (Platelet Activating
Factor), inhibition of PAF-induced accumulation of eosinophils and platelets in
the airways, suppression of the priming of eosinophils by human recombinant
cytokines and antagonism of bronchoconstriction due to leukotrienes.
Ketotifen inhibits of the release of allergic mediators such as histamine,
leukotrienes C4 and D4(SRS-A) and PAF.

Anda mungkin juga menyukai