H1AP13039 Pemeriksaan fisik koordinasi dan keseimbangan – Keseimbangan merupakan suatu proses komplek yang melibatkan 3penginderaan penting yaitu : 1. propioseptif (kemampuan untuk mengetahui posisi tubuh atau persepsi posisiotot dan sendi), 2. sistem vestibular (kemampuan untuk mengetahui posisikepala), 3. Visual (untuk memonitor perubahan posisi tubuh). Gangguan terhadap salah satu dari ketiga jalur tersebut akan membuat keseimbangan terganggu. CEREBELUM – Merupakan organ yang berperan sebagai pusat keseimbangan dan pergerakan – Pemeriksaan koordinasi dibagi menjadi 2:
Ekuilibrium Non ekuilibrium
• Mengacu kepada • Menilai kemampuandalam
pemeliharaan melakukan gerakan keseimbangan dan berlainan koordinasi tubuh secara keseluruhan PEMERIKSAAN KESEIMBANGAN Tesromberg
• Minta pasien berdiri tegak dengan kedua tumit
saling bertemu. Pertama dengan mata terbuka lalu minta pasien untuk menutup mata selama 20 detik. • (+) jika menutup mata terjatuh • (-) jika menutup mata tidakterjatuh
• Lesi cerebelum waktu membuka dan menutup
mata pasien kesulitan berdiri tegak dan berdiri dengan kaki terbuka lebar. • Lesi propioseptik ketika membuka masih bisa beridiri dan ketika menutup makata pasien kesulitan mempertahankan diri danjatuh Testandem walking
• Penderita diminta berjalan pada satu garis
lurus di atas lantai, dengan cara menempatkan satu tumit langsung di depan ujung jari kaki yang berlawanan dengan mata terbuka. • (+) lesi cerebelum penderita tidak dapat menjalankan tes/ tidak dapat berdirikokoh (cenderung jatuh), dan cara berjalan terganggu ( langkah menjadi lebar-lebar) • Jika cenderung jatuh ke salah satu sisi artinya gangguan unilateral, • jika berjalan sempoyongan ke samping berarti ada gangguan di vermis b. Tes Tandem Walking Fukuda Stepping Test
• Penderita disuruh jalan ditempat
dengan mata tertutup dan lengan diarahkan ke depan, lakukan sebanyak 50 langkah dengan kecepatan jalan biasa. Sebelumnya katakan padanya bahwa ia tidak boleh beranjak dari tempat berdiri selama tes ini. • (+) Abnormal penderita beranjak lebih dari 1 meter atau badan berputar lebih dari 30derajat. Tessatu kaki
• Mintalah pasien berdiri pada satu kaki
dengan mata tertutup • Kedua lengan lurus dan tetap di sisitubuh. • Ulangi prosedur ini pada kaki satunya. • Normal keseimbangan berkisar 5 detik dengan sedikit goyangan tubuh • Penyimpangan apabila pasien menggerakkan badan dan mengayunkan kakinya untuk mencegah agar tidak jatuh Tes koordinasi 1. Finger-to-nose test
• Bisa dilakukan dengan posisi pasien berbaring, duduk
atau berdiri. Pasien disuruh menutup mata dan meluruskan lengannya k esamping, kemudian ia disuruh menyentuh hidungnya dengan telunjuk.
• Lesi cerebelum (+) telunjuk tidak sampai di hidung
tetapi melewatinya dan sampai di pipi. • (-) dapat menunjuk hidung dengan benar • Setelah menyentuh hidungnya, pasien diminta menyentuh ujung jari pemeriksa dan kembali menyentuh ujung hidungnya. Perhatikan gerakan Finger-to-nose test mulus/tidak. Lakukan berulang. 2. Finger-to-finger test
• Penderita disuruh merentangkan kedua
lengannya kesamping sambil menutup mata, ia kemudian disuruh mempertemukan jari jarinya ditengah depan. • Lesi cerebelum (+) : Lengan di sisilesi akan ketinggalan dalam gerakan ini, dan mengakibatkan jari sisi yang sehat melampaui garis tengah. Finger-to-finger test 3. Diadokokinesis
• Minta pasien melakukan gerakan pronasi
dan supinasi secara berganti-gantian secara cepat dengan posisi siku diam. • (+) Lesi cerebelum khususnya pada serebroserebelum yang menyebabkan adanya dekomposisi gerakan volunter : gerakan dilakukan lamban dan tidak tangkas atau tidak beraturan • (-) dapat menggerakan secara beraturan Heel-to-knee-to-toe test ( testumit) • Suruh pasien mengangkat satu tungkai tinggi kemudian menempatkan tumitnya pada lutut yang satu lagi (kontralateral), kemudian meluncurkan kakinya ke bawah sampai ibu jari kaki yang lainnya. • Pasien berbaring dengan kedua tungkai diluruskan, kemudian diminta menempatkan tumit pada lutut kaki yang lain. Minta pasien menggerakan tumit naik-turun tanpamengenai lutut. • Lesi cerebelum (+) : gerakan dilakukan tidak Heel-to-knee test tangkas dan berlebihan dimana tumit sampai hingga ke paha Rebound test
• Minta pasien fleksi lengan
melawan tahanan yang diberikan pemeriksa. Lalu lepaskan lengan pasien secara tiba-tiba. • Lesi cerebelum (+): lengan pasien memukul dirinya sendiri. Hal ini terjadi karena kontraksi M. Triceps terlambat akibat gangguan cerebelum Rebound Test Intensio tremor
• Tremor yang timbul bila melakukan
gerakan volunter dan menjadi lebih nyata bila menghampiri tujuannya. Suruh pasien mengambil benda yang kecil, • makin dekat ia pada bendatersebut makin jelas tremornya. • Tremor terjadi akibat rusaknyanuclei dentatus dan merupakan khas dari kerusakan cerebelum . Arm Bounce
• Minta pasien merentangkan kedua
lengan ke depan lalu diminta melawan tahanan yang diberikan pemeriksa dari atas. Lalu lepaskan tahanan secara tiba- tiba • Lesi cerebelum : (+) lengan akan berayun ke atas dan ke bawah secara berlebihan tanpa dapat dihentikan oleh pasien