Anda di halaman 1dari 8

Berita Acara Presentasi Portofolio

Pada tanggal 2016 telah dipresentasikan portofolio oleh:


Nama : dr. Sofi Ariani
dengan judul/ topik : F 4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat (Topik: Diet
Diabetes Mellitus)
Nama Pendamping : dr. Riyono
Nama Wahana : Puskesmas Salaman I

Nama Peserta Presentasi Tanda Tangan

1. dr.Rizky Aditya Fardhani .


2. dr Rr Retno Suminar .
3. dr. Sofi Ariani .
4. dr.Susan Megawati Sibuea .
5. dr.Taufan Rizki Sudjarwadi .
6. dr. Vetty Kurniawati .

Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.

Pendamping,

dr. Riyono
NIP. 19711013 201001 1 001
BORANG PORTOFOLIO

F.4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat


Nama Wahana : Puskesmas Salaman I Kabupaten Magelang
Topik : Diet Diabetes Mellitus
Tanggal : 28 Juli 2016
Nama Pasien : Tn S No. RM :
Tanggal Presentasi : Agustus 2016 Nama Pendamping :
dr. Riyono
Tempat Presentasi : Puskesmas Salaman I Kabupaten Magelang
Objektif Presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Lansia Bumil
Remaja Dewasa
Deskripsi
Laki laki usia 52 tahun dengan DM
Tujuan
- Melakukan monitoring gula darah pasien DM
- Memberikan tatalaksana yang sesuai
- Edukasi komperehensif pasien DM
Bahan bahasan : Tinjauan Riset Kasus Audit
Pustaka
Cara membahas : Diskusi Presentasi dan Email Pos
diskusi
Data pasien Nama : Tn. S Nomor Registrasi :
97489807
Nama Klinik : Puskesmas Telp. : - Terdaftar sejak : Februari
Salaman I 2016

Data utama untuk bahan diskusi :


1. Diagnosis / Gambaran Klinis
Pasien datang dengan keluhan luka pada telapak kaki kiri. Luka
dirasakan sejak 2 minggu yang lalu. Awalnya luka berukuran kurang dari 1cm
dan berdarah. Namun luka makin melebar dan kini luka tampak basah dan
bernanah.
Pasien mengeluh kaki dan jari tangan sering kesemutan sejak 2 bulan
yang lalu. Kesemutan dirasakan hilang timbul, tidak dipengaruhi aktivitas.
Gula darah pasien diketahui tinggi sejak kurang lebih 1 tahun yang
lalu. Awalnya pasien mengeluh sering buang air kecil, bahkan beberapa kali
terbangun malam hari hanya untuk buang air kecil. Keluhan disertai dengan
rasa haus yang berlebih serta nafsu makan yang meningkat namun berat badan
semakin menurun.

2. Riwayat Pengobatan
Glimbenklamid 1 x 5 mg
Metformin 2 x 500mg
Amlodipine 1 x 5 mg
3. Riwayat Kesehatan / Penyakit
Riwayat DM (+) terkontrol obat sejak 1 tahun yang lalu
Riwayat Hipertensi (+) terkontrol obat sejak 2 tahun yang lalu

4. Riwayat Keluarga
Riwayat sakit serupa (+) ibu pasien
Riwayat hipertensi disangkal
5. Riwayat Sosial Ekonomi :

Pasien tinggal 1 rumah dengan istri dan 1 anak bungsu. Pasien


menjadi tulang punggung keluarga. Pendapatan diperleh dari usaha bengkel
miliknya. Istrinya seorang ibu rumah tangga. Pembiayaan kesehatan mandiri.
6. Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik (RUMAH, LINGKUNGAN,
PEKERJAAN)

Pasien tinggal di rumah yang jadi satu dengan usaha bengkel


miliknya. Menurut pasien lingkungan tidak cukup bersih. Terdapat tumpukan
barang bekas pakai dari usaha bengkel.
12. Lain-lain (diberi contoh : PEMERIKSAAN FISIK, PEMERIKSAAN
LABORATORIUM, DAN TAMBAHAN YANG ADA, sesuai dengan
FASILITAS WAHANA)
Keadaan Umum : baik
Tanda Vital : Tekanan darah : 140/100 mmHg
Nadi : 84x/menit, RR : 20x/menit T : 36,3
Pemeriksaan Fisik :
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
Hidung : nafas cuping hidung (-/-), sekret serous (-/-)
Mulut : mukosa basah (+)
Jantung : BJ1>BJ2, bising (-)
Pulmo : suara dasar vesikuler (+/+), suara nafas tambahan (-/-)
Abdomen :
- Inspeksi: dinding perut // dinding dada
- Auskultasi : bising usus (+) normal 16 x/menit
- Perkusi : timpani
- Palpasi: supel, nyeri tekan (-), asites (-), turgor kulit (+) <2 detik
Ekstremitas :
- Oedem : -/-/-/-
- Akral dingin : -/-/-/-
Pemeriksaan Laboratorium :
GDS : 226
Daftar Pustaka : (diberi contoh, MEMAKAI SISTEM HARVARD,
VANCOUVER, atau MEDIA ELEKTRONIK)
1. IDI Depkes RI. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas
Kesehatan Primer. Jakarta : Departemen Kesehatan RI. 2013
2. Foster DW.Diabetes melitus. Dalam : Harrison Prinsip-prinsip ilmu
penyakit dalam. Asdie, A, editor. Volume 5. Jakarta : EGC, 2000; 2196.
3. PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe
2 di Indonesia. 2006. Pengurus Besar Perkumpulan Endokrinologi
Indonesia. Jakarta. 2006
4. Soegondo S. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus
tipe 2 di Indonesia 2011. Jakarta : PERKENI, 2011
Hasil Pembelajaran :

Menurut American Diabetes Association (ADA) 2005, Diabetes melitus

merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik

hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau

kedua-duanya. Sedangkan menurut WHO 1980 dikatakan bahwa diabetes melitus

sebagai suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi yang merupakan akibat

dari sejumlah faktor di mana didapat defisiensi insulin absolut atau relatif dan

gangguan fungsi insulin


Pasien DM tipe 2 mempunyai dua defek fisiologik : sekresi insulin

abnormal dan resistensi terhadap kerja insulin pada jaringan sasaran (target).

Abnormalitas yang utama tidak diketahui. Secara deskriptif, tiga fase dapat

dikenali pada urutan klinis yang biasa. Pertama, glukosa plasma tetap normal

walaupun terlihat resistensi insulin karena kadar insulin meningkat. Pada fase

kedua, resistensi insulin cenderung memburuk sehingga meskipun konsentrasi

insulin meningkat, tampak intoleransi glukosa dalam bentuk hiperglikemia setelah

makan. Pada fase ketiga, resistensi insulin tidak berubah, tetapi sekresi insulin

menurun, menyebabkan hiperglikemia puasa dan diabetes yang nyata

Penyebab Masalah Gizi pada Lansia (Wirahkusuma, 2000) yaitu :


Perubahan kebiasaan makan, penurunan selera makan, penurunan sensifitas indera
perasa & penciuman, gangguan pencernaan & pengunyahan dan penyakit
degenerative. Makanan yg dikonsumsi kurang baik kuantitas dan kualitas
(Hurlock, 1999). Dengan demikian adanya perubahan dan penurunan selera
makan apalagi yang dikonsumsinya kurang berkualitas maka akan memperburuk
keadaan lansia, karena akan menjadi lemah dan mudah sakit.
Diet pada penderita Diabetes Mellitus
Menurut Kementrian Kesehatan RI tujuan diet bagi penderita diabetes mellitus
meliputi :
Memberikan makanan sesuai kebutuhan
Mempertahankan kadar gula darah sampai normal/ mendekati normal
Mempertahankan berat badan menjadi normal
Mencegah terjadinya kadar gula darah terlalu rendah yang dapat menyebabkan
pingsan
Mengurangi/ mencegah komplikasi
Secara lebih rinci diet pada pasien diabetes mellitus memiliki beberapa syarat,
yaitu :
Kebutuhan energi ditentukan dengan memperhitungkan kebutuhan untuk
metabolisme basal sebesar 25-30 kkal/kg BB normal, ditambah kebutuhan untuk
aktivitas fisik dan keadaan khusus, misalnya kehamilan atau lakatasi dan adanya
komplikasi.
Kebutuhan protein 10-15% dari kebutuhan energi total
Kebutuhan lemak 20-25% dari kebutuhan energi total ( <10% dari lemak jenuh,
10% dari lemak tidak jenuh ganda, sisanya dari lemak tidak jenuh tunggal).
Kolesterol makanan dibatasi maksimal 300 mg/hari.
Kebutuhan Karbohidrat 60 -70% dari kebutuhan
energi total.
Penggunaan gula murni tidak diperbolehkan, bila kadar gula darah sudah
terkendali diperbolehkan mengkonsumsi gula murni sampai 5 % dari kebutuhan
energi total.
Serat dianjurkan 25 gr / hari.

Tabel pengaturan makanan pada diabetes melitus


RANGKUMAN HASIL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO
1. SUBYEKTIF

Luka kotor dan bernanah pada telapak kaki kanan sejak 2 minggu yg lalu.
Luka semakin hari semakin melebar. Sebelumnya pasien sering mengeluh
kesemutan di kaki dan tangan.
Pasien telah menjalani pengobatan diabetes selama kurang lebih 2 tahun.
kontrol rutin tiap bulan.
2. OBJEKTIF
Keadaan Umum : baik
Tanda Vital : Tekanan darah : 140/100 mmHg
Nadi : 84x/menit, RR : 20x/menit T : 36,3
Pemeriksaan Fisik :
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
Hidung : dalam batas normal
Mulut : mukosa basah (+)
Jantung : dalam batas normal
Pulmo : suara dasar vesikuler (+/+), suara nafas tambahan (-/-)
Abdomen :
- Inspeksi: dinding perut // dinding dada
- Auskultasi : bising usus (+) normal 16 x/menit
- Perkusi : timpani
- Palpasi: supel, nyeri tekan (-), asites (-), turgor kulit (+) <2 detik
Ekstremitas :
- Oedem : -/-/-/-
- Akral dingin : -/-/-/-
Pemeriksaan Laboratorium :
GDS : 226
3. ASSESSMENT
Ulkus diabetikum
Diabtes mellitus tipe II
4. PLAN
Pengobatan :
Medikasi luka
Glimbenklamid 1 x 5 mg
Metformin 2 x 500mg
Amlodipine 1 x 5 mg
Edukasi :
Memberitahukan kepada pasien untuk :
1. Menjaga kebersihan luka, jangan terkena air, kontrol luka 1 minggu lagi
2. Memakai alas kaki setiap hari meskipun di dalam rumah aga tidak mudah
terkena benda tajam yang menimbulkan luka yang sukar sembuh.
3. Rutin kontrol tiap bulan untuk memantau kadar gula darah, deteksi dini
komplikasi dan mencegah komplikasi.
4. Konsumsi makanan sesuai saran diet DM untuk membantu keberhasilan
terapi.
5. Melakukan olahraga rutin karena dapat meningkatkan efektifits terapi.

Konsultasi
Menjelaskan bahwa Diabtes Mellitus adalah penyakit kronis yang
selain perlu rutin mengkonsamsi obat penurun gula darah juga perlu
pengaturan gaya hidup. Teramsuk didalamnya olahraga dan diet diabtes
mellitus. Keberhasilan terapi sangat dipengaruhi kesadaran pasien akan
perlunya gaya hidup sehat.

Rujukan
Rujukan diperlukan bila ulkus semakin melebar dan terjadi nekrosis
luar. Selain itu perlu rujukan jika terjadi kegawatan daruratan dan muncul
berbagai komplikasi yang perlu penanganan spesialis.

Salaman, Agustus 2016

Peserta Pendamping

dr. Sofi Ariani dr. Riyono

Anda mungkin juga menyukai