Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN TERMOREGULASI:

PENINGKATAN SUHU TUBUH PADA PASIEN DEMAM THYPOID

Nama Kelompok 4 :
1. Pitiono
2. Putri Apriandini
3. Putri Nabilah
4. Putri Ramadhani
5. Rama Ferla Putri
6. Regita Dwi Cahya
Demam thypoid merupakan suatu penyakit infeksi yang terjadi
pada usus halus yang disebabkan oleh Salmonella thypi. Penyakit
ini dapat ditularkan melalui makanan atau minuman yang
terkontaminasi oleh kuman Salmonella thypi (Hidayat, 2008).
Demam thypoid dijumpai secara luas diberbagai negara
berkembang terutama terletak di daerah tropis dan subtropis
dengan angka kejadian masih sangat tinggi yaitu 500 per 100.000
(Widagdo, 2011).

Demam thypoid dan demam parathypoid adalah penyakit


infeksi akut usus halus yang disebabkan kuman Salmonella thypi
dengan gejala demam lebih dari satu minggu, gangguan pada
saluran pencernaan dan gangguan kesadaran`
Sedangkan data World Health Organization (WHO) tahun
(2009), memperkirakan terdapat sekitar 17 juta kasus demam
thypoid di seluruh dunia dengan insiden 600.000 kasus kematian
tiap tahun. Menurut data World Health Organization (WHO) tahun
2013, terdapat 17 juta kasus demam thypoid di seluruh dunia
dengan angka kematian mencapai 600.000 kasus. Secara
keseluruhan, demam thypoid diperkirakan menyebabkan 21,6 juta
kasus dengan 216.500 kematian pada tahun 2000. Insiden demam
thypoid tinggi ( >100 kasus per 100.000 populasi per tahun )
dicatat di Asia Tengah dan Selatan, Asia Tenggara, dan
kemungkinan Afrika Selatan yang tergolong sedang (10 – 100
kasus per 100.000 populasi pertahun) di Asia lainnya, Afrika,
Amerika Latin, dan Oceania ( kecuali Australia dan Selandia Baru
), serta yang termasuk rendah.
Insiden kasus demam thypoid di Indonesia masih sangat tinggi,
diperkirakan 350-810 per 100.000 dengan angka kematian 0,6-5%
sebagai akibt keterlambatan mendapat pengobatan. Demam
thypoid di Indonesia masih terhitung tinggi serta fluktuatif,
nampak dari data tahun 2008 terdapat 275.639 kasus dengan angka
insiden 12,97 per 10.000 penduduk dan menurun terus sampai pada
tahun 2010 hanya tercatat 136.088 kasus dengan angka insidensi
6,4 per 10.000 penduduk, namun pada tahun 2011 mengalami
peningkatan jumlah kasus lagi mencapai 255.817 kasus dengan
angka insidensi 12 per 10.000 penduduk dan pada akhirnya
menurun lagi pada tahun 2012 mencapai 134.065 kasus yang
tercatat dengan angka insidensi 6,19 per 10.000 2 penduduk.
ASUHAN KEPERAWATAN
DATA SUBYEKTIF
1. Identitas Pasien
1. a. Nama : Tn.N
2. b. Umur : 23 Tahun
3. c. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. d. Agama : Islam
5. e. Alamat : Kuwarasan, Kebumen
6. f. Pendidikan : SMK
7. g. Pekerjaan : Swasta
8. h. Tanggal Masuk RS : 06 Juli 2017
9. i. Tanggal Pengkajian : 08 Juli 2017
10. j. Diagnosa Medis : febris tifoid

2. Identitas Penanggungjawab
a. Nama : Ny.D
b. b. Umur : 32 Tahun
c. c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. d. Agama : Islam
e. e. Alamat : Kuwarasan, Kebumen
f. f. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
g. g. Hub. dengan klien : Istri
LANJUTAN
3. Keluhan Utama
Klien mengatakan mual

4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Tn.N ( 23 Tahun ) datang ke IGD PKU Muhammadiyah Gombong pada tanggal 06 Juli 2017 dengan
keluhan mual muntah ≥ 3x, pusing, demam selama 5 hari naik turun. Sebelumnya pasien mengatakan sudah
berobat ke Dokter terdekat namun tidak ada perubahan. Saat di kaji pasien mengeluh mual tidak muntah,
demam sudah turun, dengan widal 1/320, TTV Td : 130/80 mmHg, Nadi : 84/menit, suhu : 37 C, RR :
19x/menit.

b. Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien mengatakan tidak pernah mengalami keadaan seperti ini sebelumnya dan tidak pernah dirawat di RS.

c. Riwayat Penyakit Keluarga


Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang mempunyai penyakit menular seperti TBC, HIV dan hepatitis
dan penyakit menurun seperti hipertensi, DM, jantung
LANJUTAN
5. Pengkajian Pola Fungsional
a. Pola Oksigenasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidak ada gangguan dalam
bernafas Saat dikaji : Pasien mengatakan tidak sesak dalam
bernafas, RR : 19x/menit
b. Pola Nutrisi
Sebelum sakit : pasien mengatakan makan 3 x/hari dengan lauk
dan sayur dan minum air putih 6-8 gelas/hari, Saat dikaji : pasien
mengatakan menghabiskan ½ porsi makanan dari RS dengan diit
bubur kasar ditambah minum air putih 4-6 gelas/hari.
LANJUTAN
c. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : pasien mengatakan tidak ada masalah dalam BAK
dan BABnya. BAK 5X sehari dan BAB 1x/hari Saat dikaji :
pasien mengatakan BAB lembek 1x/hari dan BAKnya 5x/hari

d. Pola Aktifitas
Sebelum sakit: Pasien mengatakan dapat beraktifitas dan bekerja
seperti biasa Saat dikaji: Pasien mengatakan hanya terbaring
ditempat tidur dan semua aktifitas dibantu keluarga
LANJUTAN

e. Pola Istirahat
Sebelum sakit: pasien mengatakan bisa tidur dengan nyenyak.tidur
6-7 jam/hari. Saat dikaji : pasien mengatakan susah tidur jika
malam hari sering terbangun 5-6 jam/hari
DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum ( KU ) :Lemah


Kesadaran : Compos metis
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : 84/menit
Suhu : 37C
RR : 19x/menit
LANJUTAN
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Mesosepal,tidak ada lesi
Muka : Pucat
Mata : cekung Pupil Reflek pupil normal Conjungtiva : An anemis
Sclera : An ikterik
Hidung : tidak ada nafas Cuping hidung
Bibir : Mukosa bibir kering , pucat ,
Lidah : Kotor, Putih Gigi Bersih, Tidak ada caries Telinga :
terdapat serumen
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar Thyroid,
LANJUTAN
Dada :
1. Paru - Paru
Inspeksi : pengembangan dada simetris tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada lesi
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada krepitalis Perkusi : sonor
Auskultasi : bunyi vesikuler 2.

2. Jantung
Inspeksi : tidak terlihat denyutan ictus cordis
Palpasi : Ictus Cordis (Denyut Jantung) Midclavicula IC 5
Perkusi : bunyi jantung redup
Auskultasi :S1 S2 reguler

3. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada pembesaran atau benjolan
Auskultasi : Terdengar bising usus 9x/menit
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi :Timpani

4. Ekstremitas :
Tidak Ada Kelainan , CRT (Capillary Refil Time) > 2 detik Kulit : Turgor Kulit kembali dengan cepat
Genetalia : Tidak Terkaji
3. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal pemeriksaan : 8 Juli 2017
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan Kimia
Diabetes GDS 199 H 70-105 Mg/dl
Faal hati SGOT 130.00 H 0-50 U/L
SGPT 77.00 H 0-50 U/L
IMUNO SEROLOGI Widal Salmonella typhi O 1/320 Negative
Salmonella typhi H 1/320 Negative
LANJUTAN
Program terapi Injeksi dan oral:

Ceftriaxone 1gr/12 jam


Paracetamol 500mg/6jam
Ondansentron 4mg/12 jam
Antasyd 200 mg
Ketorolac 30mg/8jam
Metilpredmisolon 40mg
Ranitidin 50mg
Gentamicin 2x20mg
A. ANALISA DATA
Data Subjektif:
- pasien mengeluh mual
- pasien mengatakan hanya menghabiskan ½ porsi makan dari RS

Data Objektif:
- pasien terlihat lemas
- mukosa bibir kering
 - TTV Td : 130/80 mmHg,

- Nadi : 84/menit,
- suhu : 37 C,
- RR : 19x/menit

ETIOLOGI
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d malabsorbsi nutrien
LANJUTAN
Data Subjektif:
- pasien mengatan riwayat demam 5 hari naik turun
- pasien mengatan masih kurang paham dengan penyakit dan penanganannya.

Data Objektif:
 TTV

Td : 130/80 mmHg,
Nadi : 84/menit,
suhu : 37 C,
RR : 19x/menit
- Widal 1/320
- HB : 12 mg/dl
- Pasien terlihat pucat

Etiologi
Risiko ketidakseimbangan suhu tubuh b,d Penyakit yang mempengaruhi regulasi suhu
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan malabsorbsi nutrien
2. Risiko ketidakseimbangan suhu tubuh berhubungan dengan
Penyakit yang mempengaruhi regulasi suhu
C. INTERVENSI
1.Ketidakseibangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan malabsorbsi nutrien

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 × 7 jam


diharpkan ketidakseibangan nutrisi dapat teratasi dengan criteria
hasil:
1. nafsu makan meningkat,
2. makan habis satu porsi
3. Pasien mengatakan tidak mual
LANJUTAN
1. Lakukan pengkajian lengkap status nutrisi.
2. Anjurkan kepada keluarga untuk memberikan makanan dengan
teknik porsi kecil tapi sering. Anjurkan makan sedikit tapi sering
dan dalam keadaan hangat
3. Timbang berat badan klien setiap 3 hari.
4. Pertahankan kebersihan mulut.
5. Beri makanan lunak.
6. Berikan istirahat dan tidur yang adekuat untuk mengurangi mual
LANJUTAN
2. Risiko ketidakseimbangan suhu tubuh berhubungan dengan
Penyakit yang mempengaruhi regulasi suhu

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 × 7 jam


diharapkan resiko ketidakseimbangan suhu tubuh Tidak terjadi

dengan kriteria hasil:


 Suhu kulit normal
 Suhu badan 36-37,5 C
 TTV dalam batas normal
LANJUTAN
1. Pengaturan suhu : mencapai dan atau mempertahankan suhu
tubuh dalam range normal
2. Pantau tekanan darah, nadi, dan pernafasan dengan tepat
3. Pantau warna dan suhu kuilt
4. Pantau dan laporkan tanda dan gejala hipertemi.
5. Tingkatkan keadekuatan masukan cairan dan nurtisi
6. beritahu tentang indikasi terjadinya keletihan dan penanganan
emergency yang diperlukan
7. Ajarkan indikasi dan hipetermi dan penanganan yang diperlukan
8. Berikan anti piretik jika perlu
D. IMPLEMENTASI
- Mengkaji pasien
- Mengukur TTV
- Menganjurkan pasien untuk makan sedikit tapi sering.
- Mengkaji tentang pengetahuan pasien
- Menganjurkan pasien untuk istirahat yang cukup
LANJUTAN
S : Pasien mengatakan mual namun tidak muntah.
Pasien mengatakan makan hanya habis ½ porsi
O : Pasien terlihat lemas dan mukosa bibir kering

S: -
O: Td : 130/80 mmHg, Nadi : 84/menit, suhu : 37 C, RR : 19x/menit.

S : pasien mengatan makan hanya ½ porsi dari RS


O : pasien terlihat mukosa bibir kering

S: pasien bertanya tentang penyakitnya


O : pasien terlihat koopratif mendengarkan penkes Pasien terlihat masih sering bertanya

S : pasien mengatakan tidurnya tidak nyenyak dan sering terbangun


O : pasien terlihat pucat
LANJUTAN
- Mengukur TTV
- mengkaji intake nutrisi
- menganjurkan pasien mengurangi jumlah makanan yang bisa menimbulkan mual,
dan menganjurkan keluarga untuk memberikan makanan yang lunak
- memberikan obat oral Antasyd 200 mg, memberikan injeksi Ondancetron 4 mg,
Ranitidin 50 mg,
- menganjurkan pasien untuk istirahat yang cukup untuk mengurangi mualnya
- memonitor suhu setiap 6 jam,
 memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakitn demam tifoid
- Menganjurkan klien untuk mengurangi aktivitas
- Mempertahankan lingkungan aman dan nyaman
LANJUTAN
S :-
O: TD: 120/ 80 mmHg,
S: 36,9C,
N: 80X/menit,
RR: 20 x/menit
S: pasien mengatan masih mual namun sudah berkurang
O: mukosa bibir kering

S: pasien mengatakan mual jika makan banyak dan mual berkurang bila makan buah-buahan
O: terlihat jatah makanan tidak habis
- Pasien terlihat masih lemas

S: -
O: obat masuk tidak ada alergi, tidak ada syok
LANJUTAN
S: pasien mengatakan istirahatnya terganggu
O: pasien terlihat ngantuk

S: pasien mengatakan sudah tidak demam


O: suhu badan pasien 36,9C

S: pasien mengatakan baru pertama diberikan pendidikan kesehatan


O: pasien koopratif dan sering bertanya

S: pasien mengatakan semua aktifitas di bantu keluarga dan perawat


O: terlihat semua kebutuhan pasien di bantu keluarga dan perawat

S: pasien merasa nyaman bila hanya di tungguin istri dan ibunya


O: pasien di tunggu oleh istri dan ibunya
LANJUTAN

- memonitor tanda-tanda vital


- mengkaji intake nutrisi pasien.
- memberikan edukasi tentang mengatasi demam pada pasien demam
tifoid,
- menganjurkan pasien untuk istirahat yang cukup.
LANJUTAN
S :-
O: TD: 110/ 80 mmHg,
S: 37,1C,
N: 85X/menit,
RR: 18 x/menit

S: pasien mengatakan mual sudah berkurang


O: mukosa bibir lembab

S: pasien mengatakan mengerti setelah diberi edukasi


O: pasien koopretif

S: pasien mengatakan tadi malam dapat tidur nyenyak


O: pasien tampak lebih segar
E. EVALUASI
S: pasien mengatakan mual mulai berkurang nafsu makan mulai
bertambah walaupun sedikit tetapi sering,
O: pasien terlihat sudah tidak lemas, mukosa bibir lembab,
A: masalah ketidakseibangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi - istirahat yang cukup - menambah porsi
makan jika sudah tidak mual. - Ciptakan lingkungan yang nyaman
bagi pasien
LANJUTAN

S: pasien mengatakan sudah tidak demam, pasien mengatakan sudah


paham tentang penyakitnya dan penanganan demam jika muncul.
O: kulit pasien teraba hangat,
S: 36,7C,
TD: 120/80 mmHg,
RR: 19x/menit,
N: 83x/menit,
pasien sudah tampak sering bertanya setelah diberikan edukasi.
A: masalah resiko ketidakseimbangan suhu tubuh teratasi.
P: pertahankan intervensi. Anjurkan pasien untuk istirahat yang cukup
THANK YOU

Any Question..?

Anda mungkin juga menyukai