Anda di halaman 1dari 26

STATUS RESPONSI

A. KETERANGAN UMUM Nama Penderita Jenis kelamin Alamat Kiriman Dari Dengan Diagnosis AYAH : Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Penghasilan IBU : Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Penghasilan Tgl. Masuk Tgl. Pemeriksaan B. KELUHAN UTAMA : Panas badan C. ANAMNESIS KHUSUS : Menurut orang tua pasien,panas badan anak sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit, panas badan timbul mendadak tinggi, dan dirasakan terusmenerus. Panas badan pada malam hari dirasakan sama dengan siang harinya. : Alif Vebrian : (umur : 10 tahun) : Asrama Basis 56 : Poliklinik Anak : Observasi Febris susp DF : Tn. Sujana : 44 tahun : STM : Wiraswasta : Rp 1.500.000,-/bulan : Ny. Mariati Windaningsih : 41 tahun : SMP : Ibu Rumah Tangga : Rp.0,-/bulan : 26 April 2012 : 27 April 2012

D. ANAMNESIS UMUM Keluhan panas disertai pusing, mual muntah setiap selesai makan, penurunan nafsu makan, dan pilek. Keluhan panas disertai riwayat mimisan satu hari sebelum masuk rumah sakit dan timbul bintik bintik merah pada lengan bawah. Selain itu pasien juga sulit buang air besar 4 hari sebelum masuk rumah sakit. Keluhan tidak disertai dengan adanya pendarahan gusi yang timbul tibatiba, BAB dan BAK pada hari diperiksa normal tanpa keluhan. BAB penderita sehari terakhir sebanyak 1x normal, tanpa lendir ataupun darah,warna kuning,konsistensi lembek. Riwayat bepergian ke daerah endemis malaria tidak ada. Keluhan panas badan, tidak disertai mata kuning. Setelah 3 hari panas, penderita berobat ke poli anak dustira dan diberi obat sirup berwarna kuning yang diminum 3 x sehari. Setelah menjalani pengobatan keluhan tidak mengalami perbaikan. Riwayat anggota keluarga yang tinggal serumah sakit demam berdarah tidak ada. Riwayat yang menderita demam berdarah di lingkungan sekitarnya ada, yaitu teman pasien. E. ANAMNESIS TAMBAHAN 1. RIWAYAT IMUNISASI Riwayat Imunisasi. BCG DPT Polio Campak Hepatitis B : Usia 2 bulan : 4 kali, usia 2, 4, 6,dan 8 bulan : 4 kali, usia 0, 2, 4,dan 6 bulan : 1 kali, usia 9 bulan : 3 kali, usia 0, 2 dan 6 bulan

2. KEADAAN KESEHATAN Ayah : Sehat

Ibu Saudara Orang yang serumah 3. KEPANDAIAN Bicara 1 kata Berjalan tanpa dipegang

: Sehat : Sehat : Sehat

: 9 bulan : 10 bulan

Berjalan 1 tangan dipegang : 9 bulan

4. GIGI GELIGI - Pertama - Sekarang : 9 bulan : Gigi Gigi Susu : V IV III II I I II III IV V V IV III II I I II III IV V

5. MAKANAN UMUR 0 6 Bulan 6 9 Bulan JENIS MAKANAN ASI Eksklusif + SF ASI +SF+bubur beras merah ASI +SF+nasi tim ASI (sampai 2,5 tahun)+SF+Nasi lembek KUANTITAS ad libitum ASI: ad libitum SF: 2 kali Bubur beras merah:2 kali ASI: ad libitum SF: 2 kali Nasi tim: 2 kali ASI: ad libitum SF: 2 kali Nasi lembek: 3 kali KUALITAS Cukup Cukup

9 12 Bulan 12 Bulan Sekarang

Cukup Cukup

6. PENYAKIT YANG SUDAH DIALAMI Campak Diare Bengek

Batuk rejan TBC Dif teri Tetanus

Demam Tifoid Kuning Cacing Kejang

Eksim Kaligata Sakit tenggorokan Batuk pilek

PEMERIKSAAN FISIS (26 April 2012)


1. PENGUKURAN Umur Berat Badan Tinggi Badan Status Gizi TANDA VITAL Nadi Respirasi Tekanan Darah Suhu KEADAAN UMUM Keadaan sakit Kesadaran : Tampak sakit sedang : Kuantitatif : Compos mentis : 102 x/menit, regular, equal, isi cukup : 22x/menit. : 100/70 mmHg : 39 C : 10 tahun : 31 Kg : 145,5 cm : BMI for age : baik (WHO)

2. PEMERIKSAAN KHUSUS 1. Kepala Mata : Simetris, normocephal : Sklera : Ikterik : -/-

Konjungtiva : Anemis Pupil Hidung Telinga Mulut Gusi Gigi 2. Leher KGB tidak teraba 3. Dada Bentuk dan gerak simetris Paru : VBS kanan = kiri, Ronkhi -/-, Wheezing -/Jantung : BJ I dan II murni reguler 4. Perut Inspeksi : Datar, lembut. Auskultasi : Bising usus (+) Palpasi : nyeri tekan epigatrium (+) Hepar / Lien : tidak teraba 5. Genitalia Jenis Kelamin Kelainan : Laki - laki : Tidak ada kelainan : Bulat isokor : Krusta Sanguinolenta -/+ : Tidak ada kelainan

: -/-

: Lidah kotor (Typhoid Tongue + ) : Perdarahan gusi : tidak ada : Tidak ada kelainan

6. Anggota Gerak : akral hangat, sianosis (-) 7. Kulit : petechiae (+) pada kedua lengan bawah Diagnosis Banding : 1. Dengue Fever

2.

Demam Typhoid

Diagnosis Kerja : Dengue Fever Terapi : 1. IVFD RL 20 gtt/menit 2. Paracetamol tablet 3 x tablet 3. Sucralfat syrup 3 x 1 4. 5. Cairan per oral Usulan Pemeriksaan Penunjang : Darah rutin

PEMERIKSAAN PENUNJANG
(26 April 2012) LABORATIORIUM DARAH Hb Leukosit Hematokrit Trombosit : 13,2 gr/dl : 3.200 /mm3 : 38% : 53000/mm3

Follow Up (27 April 2012)


Keluhan :

Pada saat dilakukan pemeriksaan, ibu pasien memberikan keterangan kalau anak sudah tidak panas, terakhir panas jam 21.00 malam. Tetapi masih ada gejala mual muntah pada pagi hari, batuk, dan mimisan. Pusing dan pilek sudah tidak ada. Pasien masih tidak bisa buang air besar (5 hari). PENGUKURAN Umur Berat Badan Tinggi Badan Status Gizi TANDA VITAL Nadi Respirasi Tekanan Darah Suhu KEADAAN UMUM Keadaan sakit Kesadaran : Tampak sakit sedang : Kuantitatif : Compos mentis : 97 x/menit, regular, equal, isi cukup : 38x/menit. : 100/80 mmHg : 36,5 C : 10 tahun : 31 Kg : 145,5 cm : BMI for age : baik (WHO)

PEMERIKSAAN KHUSUS 1. Kepala Mata Konjungtiva Pupil Hidung Telinga Mulut Gusi : Simetris, normocephal : Sklera : Anemis : Bulat isokor : Krusta sanguinolenta +/: Tidak ada kelainan : Lidah kotor Typhoid Tongue (+) : Perdarahan gusi : tidak ada : Ikterik : -/: -/-

Gigi 2. Leher KGB tidak teraba 3. Dada

: Tidak ada kelainan

Bentuk dan gerak simetris Paru : VBS kanan = kiri, Ronkhi -/-, Wheezing -/Jantung : BJ I dan II murni reguler 4. Perut Inspeksi : Datar, lembut. Auskultasi : Bising usus (+) Palpasi : nyeri tekan(-) Hepar / Lien : tidak teraba 5. Genitalia Jenis Kelamin Kelainan 6. 7. : Laki - laki : Tidak ada kelainan

Anggota Gerak : akral hangat, Cappilary Refill < 2detik Kulit : petechiae (+) pada kedua lengan bawah

Pemeriksaan Penunjang (27 April 2012)


Laboratorium

Hematologi : 1. Hemoglobin 2. Eritrosit 3. Leukosit 4. Hematokrit 5. Trombosit 6. MCV 7. MCH 8. MCHC 9. RDW 10. Basofil 11. Eosinofil 12. Segmen 13. Limfosit 14. Monosit : 14,6 g/dl : 4800/mm3 : 3900/mm3 : 43,8% : 58.000/mm3 : 79,9 U/3 : 26,9 Pq : 33,7 % : 13 % :3% :0% : 20,6 % : 46,1 % :6%

MCV, MCHC, MCH

Hitung Jenis Leukosit

RESUME Berdasarkan Heteroanamnesis pada tanggal 26 April 2012, didapatkan

keterangan bahwa penderita adalah seorang anak laki-laki usia 10 tahun, BB : 31 kg, TB : 145,5 cm, status gizi: baik, datang ke polklinik RS Dustira dengan keluhan utama panas badan. Dari anamnesa didapatkan: Sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit, penderita mengeluh demam yang mendadak tinggi, terus menerus yang dirasakan sama antara siang dan malam hari. Keluhan disertai dengan adanya petechie, mimisan, pilek, mual dan muntah Keluhan tidak disertai perdarahan gusi. BAB konstipasi selama 4 hari SMRS dan BAK tidak ada kelainan. Anamnesis makanan Anamnesis imunisasi : Kuantitas dan Kualitas cukup. : Imunisasi dasar lengkap.

Dari pemeriksaan fisik didapatkan : Keadaan Umum : Kesadaran composmentis Pasien tampak sakit sedang Tanda Vital : Nadi Respirasi Suhu Tekanan Darah : 102 x/menit, regular, equal, isi cukup : 22x/menit : 39 C. : 100/70 mmHg

Pemeriksaan Khusus : Hidung : Krusta Sanguinolenta -/+

10

Mulut

: Lidah kotor (Typhoid Tongue + )

Abdomen : nyeri tekan epigatrium (+) Kulit : petechiae (+) pada kedua lengan bawah

Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan : Pemeriksaan darah V. DIAGNOSIS Diagnosis Banding : DHF grade II Demam Typhoid : Leukopenia,Trombositopenia

Diagnosis Kerja : DHF grade II VI. USUL PEMERIKSAAN: .3 Pemeriksaan IgM dan IgG anti dengue (atau alternatif pemeriksaan lainnya : HI Test) .4 Tes Widal .5 Cek darah lengkap tiap 24 jam. VII. TERAPI Umum: Istirahat, Diet makanan lunak dan banyak minum, IVFD RL 20gtt/menit Propepsa sucralfat 3x1 PSD II syr 3x1

VIII. PROGNOSIS Quo ad vitam : dubia ad bonam.

11

Quo ad fuctionam

: dubia ad bonam.

12

DISKUSI
BATASAN Penyakit demam akut yang disebabkan oleh salah satu dari 4 serotipe virus dengue yang ditandai dengan manifestasi perdarahan dan bertendensi menimbulkan renjatan dan kematian. ETIOLOGI Virus Dengue : - Fam. Flaviviridae - Den-1, Den-2, Den-3, Den-4 Periodik / berkala tergantung daerahnya - RNA untai tunggal - Protein struktur : inti ( C ) membran ( M ) amplop ( E ) - Prot. Non struktur (NS) Virulensi, berperan dalam menyebabkan infeksi Kemampuan interaksi dengan sel ditentukan oleh Viral Attachment, Protein Host cellular receptor site EPIDEMIOLOGI Vektor : A. aegypti, A. Polynesiensis, A. Albopictus, A. Scutellaris Host : Menyerang semua umur, tetapi terutama umur 5 9 tahun Pria = Wanita (penelitian pria 1,5 wanita 2) Populasi padat, mobilitas tinggi Penyakit kronik : DM, asma, sickle cell A imunocompromise Sifat Vektor - tropik & subtropik - antropofilik (ada di sekitar manusia)

13

- nyamuk betina multiple biters (menggigit orang secara bergantian dalam waktu singkat) - menggigit antara 1 2 jam dipagi hari dan saat mendekati senja Sifat Lingkungan - dataran rendah, pantai - penduduk padat - musim hujan / musim panas : tempat berkembang lebih banyak PATOFISIOLOGI Infeksi Virus Dengue mengakibatkan berbagai gejala, hal ini dikarenakan : Keluhan karena viremia - demam - sakit kepala - mual - pegal hingga nyeri otot/sendi

Pembesaran sistem Retikulo Endothelial Cells karena aktivitasnya yang berlebih pembesaran berbagai organ hat, limpa, dan KGB. Ruam kulit (pada demam dengue). Kenaikan permeabilitas kapiler mengakibatkan : - kebocoran plasma ke ekstravaskuler - hipovolemik, syok pada DSS Perdarahan timbul sebagai akibat dari: Trombositopenia, Gangguan faal trombosit, dan kelainan sistem koagulasi KRITERIA DIAGNOSIS Kontak dengan penderita DBD atau DSS Kriteria WHO Gejala klinis: Demam mendadak 2 7 hari Manifestasi perdarahan Uji torniquet (+) Perdarahan spontan: petechiae, purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan melena. Hepatomegali

14

Tanpa atau dengan gejala renjatan Nadi lemah, cepat dan kecil sampai tidak teraba Tekanan nadi < 20 mmHg.

Tekanan darah turun Kulit teraba dingin dan lembab, terutama daerah akral (ujung hidung, jari, kaki), dan sianosis sekitar mulut.

Laboratorium Trombositopenia (< 100.000/mm3) Hemokosentrasi (kenaikan Ht 20 %)

(Pedoman diagnosis dan terapi ilmu kesehatan anak, 2005) GAMBARAN KLINIS VIRUS DENGUE - Bervariasi dari ringan, berat, hingga fatal - Spektrum klinis : asimptomatik simptomatik Undifferentiated fever (viral syndrome / flu like symptom) Dengue fever (predominan adalah nyeri pada otot dan tulang dengue klasik Break bone fever) - tanpa perdarahan - dengan perdarahan DBD - Tanpa syok - Dengan syok (DSS) - Masa inkubasi : 3 15 hari, rata-rata 5 8 hari Gejala klinis yang ditampilkan oleh Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue adalah hampir sama, dengan perbedaan dimana Dengue Haemorrhagic Fever terdapat kebocoran plasma dan dapat menjadi syok. Tetapi, perbedaan yang paling mendasar dari Demam Dengue dengan Demam Berdarah Dengue adalah adanya kelainan homeostasis dan kebocoran plasma.

15

Pada pasien ini terdapat demam tinggi mendadak dan terdapat perdarahan spontan yaitu epistaksis. Dan pada pemeriksaan laboratorium ditemukan adanya trombositopenia dengan hematokrit normal sehingga ditegakkan diagnosa Demam Dengue dengan perdarahan. Karena pada DBD harus ada hemokonsentrasi (kenaikan Ht 20%). DERAJAT PENYAKIT DHF (WHO) Derajat I Demam, gejala lain yang tidak khas, uji torniquet (+), dan atau mudah perdarahan Derajat II Sama dengan derajat I + perdarahan spontan Derajat III (Pre shock) Disertai kegagalan sirkulasi yang ditandai dengan nadi cepat dan kecil, tekanan nadi menurun atau hipotensi, kulit dingin, gelisah Derajat IV (Shock) Syok berat, nadi tidak teraba

16

DISKUSI ANAMNESIS
DISKUSI KELUHAN UTAMA Penderita datang ke RS dengan keluhan panas badan. Panas badan dapat disebabkan oleh infeksi dan non infeksi misalnya: Infeksi : Virus Bakteri Parasit Non infeksi : Autoimun Keganasan Metabolisme Endokrin : Demam Dengue : Demam Tifoid : Malaria

(Nelson textbook of pediatric, 2000)

DISKUSI ANAMNESIS KHUSUS Menurut orang tua penderita, penderita mengeluhkan panas badan sejak 4 hari SMRS, panas badan timbul mendadak tinggi , dan dirasakan terusmenerus. Panas badan pada malam hari dirasakan sama dengan siang harinya. Dari paragraf di atas dapat disimpulkan sifat demamnya yang continues, timbul mendadak tinggi, dan terus-menerus menjadi ciri khas demam yang disebabkan oleh infeksi virus dengue. DISKUSI ANAMNESIS UMUM Pada penderita ini ditemukan adanya demam, vomitus, perdarahan spontan (epistaksis), dan timbulnya bintik merah pada kulit yang tidak gatal dan tidak hilang ketika ditekan.. Gejala-gejala ini merupakan manifestasi klinis dari Demam Berdarah Dengue.(Nelson text book of pediatric, 2000) . Manifestasi

17

perdarahan berupa epistaksis menandakan adanya trombositopenia. gangguan faal trombosit, dan kelainan sistem koagulasi Pasien tidak bisa buang air besar selama 4 hari sebelum rumah sakit hingga pada hari rawat kedua, pasien masih mengeluhkan susah buang air besar. Hal ini merupakan salah satu gejala dari demam typhoid yaitu konstipasi, sehingga pasien di diagnosis banding dengan demam typhoid. Riwayat anggota keluarga yang tinggal serumah sakit demam berdarah tidak ada. Riwayat yang menderita demam berdarah di lingkungan sekitarnya ada, yaitu teman sekolah penderita. Demam Dengue adalah penyakit yang ditularkan oleh vektor nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Nyamuk ini sangat antropofilik, hidup dekat manusia, sering hidup di dalam rumah, dan mempunyai jarak terbang 100 m. (Asih yasmin, 1999) DISKUSI RIWAYAT PENGOBATAN Selama 1 hari perawatan penderita diberi pengobatan berupa infuse RL 20 tts/menit, Parasetamol 3 x 3/4 tab, Sucralfat syr 3 x 1, PSIDII syr 2 x 1, banyak minum. Selama perawatan di RS Dustira penderita mengalami perbaikan. Pada penderita ini diberikan infus RL sudah tepat, karena penderita mual muntah dan membutuhkan hidrasi yang adekuat. Pemberian Parasetamol untuk mengatasi demam. Pemberian sucralfat pada penderita ini untuk melindungi saluran pencernaan karena pasien tersebut mual muntah. PSIDII diberikan untuk meningkatkan trombosit. DISKUSI KEADAAN UMUM Keadaan umum penderita tampak sakit sedang karena ada keterbatasan aktifitas, penderita tidak bermain seperti biasa. DISKUSI STATUS GIZI Status gizi penderita baik, menurut metode Z score (WHO).

18

DISKUSI PEMERIKSAAN FISIK Suhu badan penderita mengalami peningkatan di atas normal yaitu 39 C. Tanda vital yang lain dalam batas normal. Pemeriksaan fisik yang lain: Kepala: Wajah Mata Hidung Mulut : Pada penderita ini tidak ditemukan adanya facial flushing. : Ikterik tidak ada, anemis tidak ada, ciliary injection tidak ada. : Epistaksis ada, Krusta Sangunolenta ada. : typhoid tongue.

Gigi & Gusi : Perdarahan gusi tidak ada

Penderita dengan DHF dapat datang dengan wajah yang merona merah / facial flushing, hal ini dapat timbul sebagai akibat dari ekstravasasi darah pada pembuluh darah kapiler pada wajah. Dapat juga timbul ciliary injection atau injeksi darah pada sklera akibat ekstravasasi darah dari pembuluh ciliaris pada bola mata ke sklera. Manisfestasi pendarahan pada hidung timbul timbul sebagai mimisan/epistaksis, jika epistaxis tidak ditemukan maka diperiksa apakan ada sisa darah yang mengering. Manisfestasi pendarahan dapat juga timbul pada gusi atau mukosa mulut. Adanya typhoid tongue merupakan gejala dan tanda dari demam typhoid sehingga pasien didiagnosis banding dengan demam typhoid. Thorax: Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi : Bentuk & gerak simetris : VF kanan = kiri : Sonor kanan = kiri, Batas paru hepar ICS V, peranjakan (+) 2 cm : VBS kanan = kiri

19

Pada pemeriksaan thorax selain dicari tanda manisfesi klinis bintik pendarahan berupa petechie, ecchymosis, atau purpura, harus dicari tanda-tanda kebocoran plasma ke rongga pleura. Hal ini melalui pemeriksaan fisik dapat ditentukan melalui peranjakan yang tidak ada pada batas paru hepar jika seandainya terdapat efusi pleura karena estravasisi plasma pada DHF. Jika sampai terjadi maka perlu diwaspadai kemungkinan perburukan keadaan menjadi DSS. Abdomen: Inspeksi Palpasi Lien Perkusi Auskultasi : Datar : Lembut, NT (+) a/r epigastrium : tidak teraba, Ruang TRAUBE kosong : Thympani : Bising usus (+) normal

Hepar : tidak teraba

Pada pemeriksaan abdomen ditemukan nyeri tekan pada regio epigastrium, hal ini diduga merupakan gejala dispepsi yang dikarenakan mual dan muntah. Sehingga pasien diberikan sucralfat untuk meredakan gejala. Ekstremitas: Akral penderita hangat Pada penderita dengan DHF harus diwaspadai kemungkinan DSS, gejala klinis yang timbul pada shock hipovolemik pada DSS salah satunya adalah akral yang dingin. Kulit: Petechiae spontan a/r lengan kanan dan kiri bawah. Manisfestasi petechie dapat timbul spontan atau dikondisikan melalui uji Rumple Leede, melalui uji rumple leede tekanan darah pembuluh darah kapiler dikondisikan meningkat melalui bendungan yang timbul akibat tekanan tinggi

20

tensimeter. Karena pada infeksi dengue terdapat fragilitas endotel pembuluh darah, yang mengakibatkan meningkatnya permeabilitas pembuluh sehingga memungkinkan ekstravasasi cairan intravaskular ke ekstravaskular. Pada tekanan yang tinggi sebagai akibat dari tindakan rumple leed bukan hanya plasma yang mengalami ekstravasisi, namun juga eritrosit, karenanya timbullah bintik pendarahan pada kulit. DISKUSI PEMERIKSAAN LABORATORIUM Pada Demam Berdarah Dengue biasanya ditemukan adanya leukopeni pada hari-hari pertama timbulnya demam, trombositopenia, elevasi kadar Hb dan Ht. Pada pemeriksaan darah penderita ini leukositnya mengalami penurunan dan trombosit menurun. DISKUSI DIAGNOSA BANDING Pada penderita ini ditemukan gejala panas badan kurang dari 7 hari, perdarahan spontan, typhoid tongue, nyeri tekan abdomen, konstipasi dengan trombositopeni dan leukopeni, sehingga diambil diagnosa banding , yaitu : .1 .2 . Adapun tanda dan gejala dari dari demam typhoid adalah : 1. Demam 2. Sakit kepala 3. Konstipasi 4. Mual muntah 5. Rose spot 6. Lidah kotor (typhoid tongue) 7. Hepatosplenomegali Hasil laboratorium pada demam typhoid : 1. Leukopenia atau normal Demam dengue dengan perdarahan Demam typhoid

21

2. Anemia ringan 3. Trombositopenia 4. Hitung jenis leukosit : limfopenia, aneusinofilia DISKUSI DIAGNOSA KERJA Diagnosa kerja pada penderita ini adalah Demam Berdarah Dengue grade II, karena didapatkan panas badan mendadak tinggi terus menerus selama 4 hari, adanya manifestasi perdarahan berupa petechiae spontan dan epistaksis. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil trombositopenia dan leukopenia. DISKUSI USUL PEMERIKSAAN 1. Pemeriksaan IgM dan IgG anti dengue Merupakan pemeriksaan spesifik untuk virus Dengue, IgM anti Dengue dapat diperiksa setelah 5 hari, karena peningkatan IgM dimulai sejak 3-4 hari setelah infeksi tapi hanya bertahan selama 30-60 hari. IgG anti Dengue diperiksa setelah 2 minggu (15 hari), tetapi pada infeksi ulangan, IgG langsung meningkat pada hari ke-2 infeksi dan bertahan dalam kadar rendah selama seumur hidup.

Imunoblot IgM : Mulai timbul pada hari ke-4 Kadar tertinggi pada hari ke-14 Hilang setelah 30 60 hari Infeksi primer IgG: Infeksi primer mulai hari ke-14 Infeksi sekunder mulai hari ke 2 Titer naik pada hari ke 22 30 Hilang setelah 5 bulan

Atau dapat dilakukan sebagai alternatif pemeriksaan lainnya HI Test, test ini merupakan gold standard penegakan diagnosa infeksi dengue. Test ini jarang digunakan karena selain biayanya yang tinggi, prosedur pelaksanaannya mengharuskan pengambilan sampel sebanyak 2x, yaitu saat sakit dan beberapa minggu setelah penderita pulang rawat (sembuh).

22

Test inhibisi hemaglutinasi adalah pemeriksaan yang sederhana, sensitif dan dapat ulang serta mempunyai keuntungan karena dapat menggunakan reagen yang dapat disiapkan secara lokal. Tes HI didasarkan pada ada tidaknya antibodi virus Dengue untuk menghambat aglutinasi. NO TITER ANTIBODI AKUT 1. 2. 3. 4. < 1/20 < 1/20 > 1/20 = 1/1280 ATAU TITER ANTIBODI KONVALESENS 4X < 1/2560 > 1/2560 4X TETAP INTERPRETASI

PRIMARY RESPONS SECONDARY RESPONS PRESUMPTIVE

2. Pemeriksaan Hb, Trombosit dan Hematokrit serial setiap 24 jam Hal ini dikarenakan trombosit penderita masih diatas 100.000/mm 3 (130.000/ mm3), sehingga pemantauan dan penilaian ada tidaknya peningkatan atau penurunan dari nilai hematokrit maupun trombosit dapat dilakukan secara harian. Jika nilai trombosit berada dibawah 100.000 maka idealnya serial darah rutin dilakukan tiap 12 jam. Penurunan nilai trombosit dan peningkatan nilai hematokrit merupakan tanda adanya perdarahan dan kebocoran plasma sehingga kita dapat waspada dan dapat menentukan penanganan yang tepat dan cepat jika seandanya syok timbul. (Asih yasmin, 1999) .3 Tes Widal Tes widal digunakan untuk mendeteksi antibodi untuk kuman S. typhii. Prinsip pemeriksaan ini adalah aglutinasi antara antigen dengan antibodi. Hasil pemeriksaan positif bila titer meningkat lebih dari empat kali. Bila meningkat dua kali, pemeriksaan diulangi satu minggu kemudian. Titer antibodi O 1/60 dan H 1/320 dinyatakan positif.

23

DISKUSI PENATALAKSANAAN Istirahat Pada penderita ini diperlukan istirahat karena berpotensi untuk terjadinya perdarahan pada GIT dan perdarahan otak. Diet makanan lunak dan banyak minum Diet makanan lunak dimaksudkan untuk memudahkan kerja usus dan memudahkan absorbsi. Dengan demikian, metabolisme dapat diminimalisir dan produksi panas tubuh juga akan berkurang. Dengan asupan makanan yang tepat, diharapkan daya tahan tubuh penderita dapat membaik secara perlahan, sehingga akan mempercepat proses penyembuhan. Dengan banyak minum maka dehidrasi yang sering menyebabkan hemokonsentrasi dapat dicegah, selain itu untuk mengkompensasi bila terjadi adanya perembesan plasma dalam tubuh sebagai akibat ekstravasasi cairan. Dengan demikian keadaan umum penderita dapat dipertahankan secara stabil. Penggantian cairan dan elektrolit diperlukan bila ada deficit yang disebabkan oleh keringat, puasa, haus, muntah, atau diare (Nelson textbook of pediatric, 2000). Parasetamol (bila suhu lebih 38,5 C) Hal ini dilakukan untuk mengatasi febris yang mengganggu, dapat digunakan anti piretik yang bekerja aman tanpa mengiritasi lambung dan menyebabkan perdarahan. Jika suhu tubuh sub-febris sebaiknya penggunaan antipiretik tidak dilakukan karena hal tersebut dapat mengaburkan gejala klinis panas yang timbul pada DHF. DISKUSI PROGNOSA Pada penderita ini prognosanya baik, sebab keadaan umum penderita dalam keadaan stabil dan baik, dari anamnesis dan pemeriksaan fisik tidak ditemukan adanya komplikasi. Pada saat fase demam mulai cenderung menurun dan pasien tampak seakan sembuh, hati-hati karena fase tersebut dapat sebagai

24

awal dari syok. biasanya terjadi pada hari ketiga demam. biasanya hari ke 3, 4, 5 adalah fase kritis yang harus dicermati pada hari ke 6 dapat terjadi syok.

25

DAFTAR PUSTAKA Asih Yasmin. Demam berdarah dengue diagnosis pengobatan, pencegahan dan pengendalian; edisi 2 World Health Organization, 1999. Jakarta Garna Herry, dkk. Pedoman diagnosis dan terapi ilmu kesehatan anak; edisi 3. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Unpad/RSHS, 2005. Bandung Behrman, Richard et all. Nelson textbook of Pediatric; edisi 18. Philadelphia Wilson Price. Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit; edisi 4. EGC, 1992.

26

Anda mungkin juga menyukai