PEMBIMBING
Dr. Omar Akbar
Kol. Kes. Dr. Keman Turnip
PENYUSUN
Gita Puspita Anjani
2
BAB II
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. K
Umur : 9 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Pasir Kaliki Barat RT 07/15
Nama Orang tua : Ny. Y
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Tanggal Masuk : 09/06/2018 (04.37)
Tanggal Pemeriksaan : 09/06/2018
1. Airway
Tidak tampak ada hambatan jalan napas
Pasien tidak tampak sianosis
2. Breathing
Laju napas: 30 x/menit
Tidak tampak penggunaan otot-otot bantu pernapasan
3. Circulation
Laju Nadi: 120 x/menit
Suhu: 38oC
4. Disability
Compos Mentis, GCS 15 (E4M6V5)
5. Exposure
Pasien menggunakan baju, jaket, dan kaos kaki
3
III. ANAMNESIS
4
Anak ke- Usia Cara BB lahir PB lahir
Gestasi Persalinan
1 8 bulan PSP 2200 gram 40 cm
2 (ini) 9 bulan PSP 2300 gram 41 cm
Riwayat Makanan
0-3 bulan: ASI
3-9 bulan: susu formula. Riwayat baru ganti susu disangkal
Status Imunisasi Dasar: Lengkap sesuai usia menurut IDAI.
Riwayat Perkembangan: sesuai usia menurut KPSP
Riwayat Keluarga
Pasien tinggal bersama ayah, ibu, dan kakak pasien
Keluarga atau tetangga dengan keluhan sama: disangkal
Riwayat alergi: disangkal
Riwayat bepergian keluar kota: disangkal
Riwayat Kebiasaan
Jumlah botol susu: 2 buah.
Botol dibilas dengan air matang sebelum dipakai lagi.
Lap untuk mengeringkan botol diganti seminggu sekali.
Pembuatan susu menggunakan air rebus, namun terkadang tidak direbus
hingga mendidih.
Orang tua mencuci tangan sebelum membuat susu namun terkadang tidak
menggunakan sabun.
Dapur dan tempat penyimpanan botol dibersihkan setiap hari.
5
Status Gizi :
Berat badan : 10 kg
Panjang badan : 110 cm
Pemeriksaan Fisik Umum:
Kepala: ubun-ubun besar teraba cekung
Mata: tampak cekung, air mata (+), konjungtiva anemis -/-, sklera
ikterik -/-, pupil isokor 3mm/3mm
Leher: tidak teraba pembesaran KGB
Paru:
Inspeksi:gerakan napas tampak simetris
Palpasi: gerakan napas teraba simetris
Perkusi:sonor (+/+)
Auskultasi: vesikular (+/+), rhonki -, wheezing -
Jantung:
Inspeksi:ictus cordis tidak terlihat
Palpasi: ictus cordis teraba di ICS IV linea midklavikularis sinistra
Auskultasi: bunyi jantung I dan II regular, murmur -, gallop -
Abdomen:
Inspeksi: tampak cembung
Auskultasi: bising usus kesan meningkat
Palpasi: supel, nyeri tekan sulit dinilai
Ekstremitas: akral hangat, turgor kembali cepat, CRT<2 detik, edema -
Anus: perianal rash +
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Rutin
Hasil Nilai Rujukan Satuan
Hemoglobin 12,8 12-16 g/dl
Leukosit 13.600 13.000-38.000 /mm3
Trombosit 353.000 150.000-400.000 /mm3
Hematokrit 37 37-47 %
Segmen 39 50-75 %
Limfosit 50 20-40 %
Monosit 11 3-8 %
Glukosa Darah Sewaktu
Hasil Nilai Rujukan Satuan
GDS 94 <120 mg/dL
6
Pemeriksaan Feses Rutin
Warna: kuning pucat Eritrosit: 0/LPB
Bau: khas/normal Cacing: negative
Konsistensi: lunak Amoeba: negative
Lendir: negative Sel lemak: negative
Darah: negative Sel sayur: negative
Parasit: negative Sel otot: negative
Leukosit: 0-2/LPB Lain-lain: negative
VI. DIAGNOSIS
Gastroenteritis akut ec. Suspek viral dengan dehidrasi ringan-sedang
VII. TATALAKSANA
Konsul dr. Suprapto, SpA, a/i beliau:
o Rawat dalam bangsal
o IVFD RL 30 tpm
o Inj. Ondansetron 0,3 mg/12 jam
o Zinc drop 2 x 1 ml
o Paracetamol syrup 4 x 0,6 ml bila demam
VIII. PROGNOSIS
7
IX. FOLLOW UP
Tanggal S O A P
10/06/2018 BAB 4 kali, TTV: Gastroenteritis o Rawat bangsal
Ampas (+). HR: 110 x/menit akut ec. Susp. o IVFD RL 20
Muntah (-) RR: 30 x/menit Viral dengan tpm
Demam (+) 1 Suhu: 37 oC dehidrasi ringan- o Zinc drop 2 x
o
periode, 38 C Kepala: UUB sedang perbaikan 1 ml
Minum baik datar o Paracetamol
BAK sering, Mata: tampak syrup 4 x 0,6
warna kuning cekung, air mata ml bila demam
cerah (+) o Inj.
Ekstremitas: akral Ondansetron
hangat, turgor stop
baik
11/06/2018 BAB 3 kali, TTV: Gastroenteritis Rencana pulang
Ampas > cairan, HR: 115 x/menit akut ec. Susp. dengan obat:
warna coklat RR: 27 x/menit Viral dengan o Zinc drop 2 x 1
normal Suhu: 36,8 oC dehidrasi ringan- ml untuk 8 hari
Muntah (-) Kepala: UUB sedang perbaikan o Paracetamol
Demam (-) datar syrup 4 x 0,6
Minum baik Mata: tidak ml bila demam
BAK normal tampak cekung,
air mata (+)
Ekstremitas: akral
hangat, turgor
baik
8
BAB III
PEMBAHASAN
I. PEMBAHASAN DIAGNOSIS
Pemeriksaan fisik:
o Keadaan umum tampak sakit sedang dan gelisah
o TTV dalam batas normal
o UUB teraba cekung
o Mata tampak cekung, air mata (+)
Pemeriksaan penunjang:
o Darah rutin dalam batas normal
o Pemeriksaan feses tidak tampak infeksi parasit
Virus Bakteri
Darah/lender, bau
Diare Encer, berbau asam
busuk
Mual muntah +++ +/-
Nyeri perut +/- +++
Tenesmus - ++/+
Anoreksia +/- +++/++
Gejala sistemik +/- +++/++
9
Penegakkan diagnosis pasti untuk gastroenteritis bakterial dilakukan
dengan melakukan kultur feses, sedangkan untuk menegakkan diagnosis
gastroenteritis viral diperlukan pemeriksaan ELISA atau PCR yang
membutuhkan waktu lama.
Diagnosis derajat dehidrasi pasien ini ditegakkan berdasarkan hasil
anamnesa dan pemeriksaan fisik dimana ditemukan gejala dehidrasi ringan-
sedang.
Gejala/derajat Diare Tanpa Diare Dehidrasi Diare Dehidrasi
dehidrasi Dehidrasi Ringan-sedang Berat
Bila terdapat dua gejala atau lebih
Lesu,
Keadaan umum Baik, sadar Gelisah, rewel lunglai/tidak
sadar
Mata Tidak cekung cekung cekung
Ingin minum
Keinginan Normal, tidak
terus, ada rasa Malas minum
minum ada rasa haus
haus
Kembali sangat
Turgor Kembali cepat Kembali lambat
lambat
11
12
13
Pada pasien ini pemberian oralit sudah dilakukan namun karena pasien muntah
maka terapi B tidak dapat mengembalikan tingkat hidrasi pasien secara adekuat
sehingga diperlukan pemberian cairan parenteral.
Gejala yang berulang menandakan diperlukannya edukasi terhadap orang tua
pasien untuk meningkatkan higienitas seperti:
o Menyediakan botol susu minimal 3 buah
o Mencuci botol susu setelah digunakan dan membilasnya dengan air
panas sebelum digunakan
o Lap untuk mengeringkan botol diganti maksimal dua hari sekali.
o Pembuatan susu menggunakan air rebus yang mendidih
o Cuci tangan menggunakan sabun
14
III. PEMBAHASAN PROGNOSIS
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Beers, M. H., Fletcher, A. J., Jones, T. V., Porter, R. 2003. The Merck
Gastrointestinal.
www.ncbi.nlm.nih.gov.
16