Anda di halaman 1dari 8

Borang Portofolio

Nama Peserta: dr. Dedi Irawan


Nama Wahana: RSUD dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto
Topik: GEA + Dehidrasi Sedang
Tanggal (kasus): 7 Agustus 2015

No. RM: XXXXX

Nama Pasien: An. R


Nama Pendamping: dr. Wiwiek Andayani

Tanggal Presentasi: 2015

Tempat Presentasi: Ruang Pertemuan Lantai 2 RSUD dr. Wahidin Sudiro Husodo
Obyektif Presentasi:

Keilmuan

Keterampilan

Penyegaran

Diagnostik

Manajemen

Masalah

Neonatus

Bayi

Anak

Deskripsi: Anak, 10 bulan, GEA + Dehidrasi Sedang

TinjauanPustaka
Istimewa
Remaja

Dewasa

Lansia

Bumil

Tujuan: Penegakkan diagnosis dan penatalaksanaan GEA + Dehidrasi Sedang, serta mencegah terjadinya serangan kembali, edukasi kepada
keluarga pasien.
Bahan bahasan:

Tinjauan Pustaka

Riset

Cara membahas:

Diskusi

Presentasi dan diskusi

Data pasien:

Nama: An. R Usia: 10 bulan

Nama klinik: RSUD dr. Wahidin Sudiro Husodo Kota Mojokerto

Kasus

Audit
Email

Pos

Nomor Registrasi: XXXXX


Terdaftar sejak: 7 Agustus 2015

Data utama untuk bahan diskusi:


Diagnosis / Gambaran Klinis:
Keluhan utama

: Diare

Pasien datang ke IGD RSU Wahidin dengan keluhan kejang pukul 01.00 saat pasien berada di rumah. Menurut keterangan ibunya, pasien kejang
1x dan terjadi selama 10 menit, dengan mata anak melirik ke atas, dan kejang seluruh tubuh, namun setelah kejang pasien masih sadar dan
menangis.
Sebelum kejang, menurut keterangan ibunya, pasien mengalami demam sudah 3 hari ini, dengan gejala penyerta batuk berdahak yang berwarna
kekuningan dan pilek, keluarga pasien juga mengeluhkan kalau pasien sempat muntah 1x yang berisi makanan dengan jumlah gelas aqua.
Pasien tidak mengeluhkan diare, dan BAK masih normal.
Riwayat Pengobatan: Keluarga pasien langsung membawa pasien ke rumah sakit.

Riwayat Alergi : (-)


Riwayat Persalinan : Cukup bulan, SPTB, ketuban jernih. Berat badan lahir 2800 gram
Riwayat Imunisasi : Menurut keluarga, imunisasi pasien lengkap
Kondisi lingkungan sosial dan fisik (rumah, lingkungan): Pasien tinggal bersama kedua orang tua dan lingkungan bermain anak di rumah
cenderung bersih menurut ibu pasien.
Riwayat penyakit dahulu : Pasien tidak pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya.
Daftar Pustaka:
Pickering LK and Snyder JD. Gastroenteritis in Nelson Textbook of Pediatric,17Edition. 2003. page1272-1276
Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK UI. Gastroenterologi. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran
Universitas
Indonesia. Jakarta.1998. hal 283-293
Standar Penatalaksanaan Ilmu Kesehatan Anak. RSMH. 2010

Hasil Pembelajaran:
Etiolopatogenesis dan faktor resiko GEA + Dehidrasi Sedang
Diagnosis dan penilaian kasus GEA + Dehidrasi Sedang
Penatalaksanaan GEA + Dehidrasi Sedang
Edukasi kepada pasien dan keluarga untuk membantu mencegah terjadinya Diare

Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio:


1. Subjektif
Penegakan diagnosis dimulai dengan anamnesis terlebih dahulu. Pasien datang ke IGD RSU Wahidin dengan keluhan kejang pukul
01.00 saat pasien berada di rumah. Kejang terjadi 1x selama 10 menit, dengan mata anak melirik ke atas, dan kejang seluruh tubuh,
namun setelah kejang pasien masih sadar dan menangis.
Sebelum kejang, pasien mengalami demam sudah 3 hari ini, dengan gejala penyerta batuk berdahak yang berwarna kekuningan dan
pilek, pasien juga sempat muntah 1x yang berisi makanan dengan jumlah gelas aqua.

2. Objektif
Hasil pemeriksaan fisik: GCS 456, Nadi: 124x/menit, RR: 24x/menit, Tax: 38.1C, BB: 11 kg, kepala/leher: faring berwarna
kemerahan. thorax: dalam batas normal, abdomen: BU (+) normal, extremitas: edema (-), akral hangat, CRT 2.
Lab:
DL (lab tgl 05/04/2015)
Hb: 10.8
Hct: 31.2
Wbc: 17.300
Plt: 332.000
MCV: 70
MCH: 24,4
MCHC: 34,8
Lymfosit% : 34.3%
Monosit% : 6.0%
Granulosit% : 59.7%
GDA: 148
UL:
Berat jenis: 1.010
PH: 6.0
Albumin: Glukosa: Billirubin: Urobilin: Nitrit: Keton: Leukosit: Erytrosit: Sedimen urine:
Leukosit: 0-1/LP

Erytrosit: 0-1/LP
Ephytel cel: 0-1/LP
Kristal: Cylinder: Tricomonas: Bakteri: Lain-lain: Serum Elektrolit :
Natrium : 137.5
Kalium : 4,01
Clorida : 108.4
Pada

3.

kasus ini diagnosis ditegakkan berdasarkan:


Keluhan yang ditemukan: Kejang 1x selama 10 menit, setelah kejang pasien sadar, pasien demam sebelumnya.
Pemeriksaan fisik: suhu tubuh (Suhu Axilla) 38.1C, terdapat faring yang berwarna kemerahan.
Lab: Leukositosis (17.300)

Assessement

Kejang demam ialah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38 C) yang disebabkan oleh suatu
proses ekstrakranium. Pada pasien, penegakan diagnosa kejang demam sederhana dapat dilihat berdasarkan kondisi klinis pasien yang
dimana kejang demam yang berlangsung singkat, kurang dari 15 menit, dan berhenti sendiri, kejang berbentuk umum tonik, tanpa
gerakan fokal. Kejang tidak berulang dalam waktu 24 jam. Kejang demam sederhana merupakan 80% di antara seluruh kejang
demam. Sumber infeksi ditemukan pada pemeriksaan klinis dimana terdapat batuk berdahak yang berwarna kekuningan, dan faring
berwarna kemerahan, sehingga di diagnosa rhinofaringitis akut. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan jumlah
leukosit yang menandakan adanya infeksi yang membuat kenaikan suhu pada pasien.

Plan:
Pengobatan: Biasanya kejang demam berlangsung singkat dan pada waktu pasien datang kejang sudah berhenti. Apabila datang
dalam keadaan kejang obat yang paling cepat untuk menghentikan kejang adalah diazepam yang diberikan secara intravena. Dosis
diazepam intravena adalah 0,3-0,5 mg/kg perlahan-lahan dengan kecepatan 1-2 mg/menit atau dalam waktu 3-5 menit, dengan dosis
maksimal 20 mg.
Obat yang praktis dan dapat diberikan oleh orang tua atau di rumah adalah diazepam rectal. Dosis diazepam rektal adalah 0,5-0,75
mg/kg atau diazepam rektal 5 mg untuk anak dengan berat badan kurang dari 10 kg dan 10 mg untuk berat badan lebih dari 10 kg.
Atau diazepam rektal dengan dosis 5 mg untuk anak dibawah usia 3 tahun atau dosis 7,5 mg untuk anak di atas usia 3. Pada pasien di
berikan IV line untuk akses pemberian obat-obatan intra vena dan pemberian IVFD D5 NS untuk rehidrasi.
Para ahli di Indonesia sepakat bahwa antipiretik tetap dapat diberikan, dosis parasetamol yang digunakan adalah 10 15 mg/kg/kali
diberikan 4 kali sehari dan tidak lebih dari 5 kali atau Ibuprofen dengan dosis 5-10 mg/ kg/kali, 3-4 kali sehari bila masih terdapat
demam pada pasien.
Pemberian antibiotik juga digunakan pada pasien ini karena pada pemeriksaan fisik dan laboratorium terdapat demam 2 hari, batuk
dan pilek berwarna kekuningan, dan peningkatan jumlah leukosit, maka dosis pemberian ceftriaxone 20-80mg/KgBB. Pengobatan lain
untuk mengatasi agar pasien tidak muntah kembali juga dapat diberikan metoclopramide dengan dosis 0.1mg/kgBB.
Pendidikan: Kejang selalu merupakan peristiwa yang menakutkan bagi orang tua. Pada saat kejang sebagian besar orang tua
beranggapan bahwa anaknya telah meninggal. Kecemasan ini harus dikurangi dengan cara yang diantaranya:
1. Menyakinkan bahwa kejang demam umumnya mempunyai prognosis baik.
2. Memberitahukan cara penanganan kejang
3. Memberikan informasi mengenai kemungkinan kejang kembali
4. Pemberian obat untuk mencegah rekurensi memang efektif tetapi harus diingat adanya efek samping

Konsultasi: Keluarga Pasien diedukasi untuk pencegahan dan tatalaksana awal pada kasus kejang demam, namun segera bawa
ke dokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit atau lebih.

Anda mungkin juga menyukai