Anda di halaman 1dari 25

ILMU PENYAKIT MATA

TIM UKMPPD FKU MALAHAYATI

KELAINAN REFRAKSI

/
Hipermetropi
a

Pocket Atlas of Ophthalmology, 2006

TRAUMA MEKANIK BOLA MATA


Cedera langsung berupa ruda
paksa yang mengenai jaringan
mata.
Beratnya kerusakan jaringan
bergantung dari jenis trauma
serta jaringan yang terkena
Gejala : penurunan tajam
penglihatan; tanda-tanda
trauma pada bola mata
Komplikasi :
Endoftalmitis
Uveitis
Perdarahan vitreous
Hifema
Retinal detachment
Glaukoma
Oftalmia simpatetik
Panduan Tatalaksana Klinik RSCM Kirana, 2012

Pemeriksaan Rutin :
Visus : dgn kartu Snellen/chart
projector + pinhole
TIO : dgn tonometer
aplanasi/schiotz/palpasi
Slit lamp : utk melihat segmen
anterior
USG : utk melihat segmen
posterior (jika memungkinkan)
Ro orbita : jika curiga fraktur
dinding orbita/benda asing

Tatalaksana :
Bergantung pada berat trauma,
mulai dari hanya pemberian
antibiotik sistemik dan atau
topikal, perban tekan, hingga
operasi repair

MATA MERAH
MATA MERAH
VISUS
NORMAL
struktur
yang
bervaskuler
sklera
konjungtiva
tidak
menghalangi
media
refraksi
Konjungtivi
tis murni
Trakoma
mata kering,
xeroftalmia
Pterigium
Pinguekula
Episkleritis
skleritis

ANAMNESIS
MATA MERAH
VISUS TURUN
mengenai
media refraksi
(kornea, uvea,
atau
seluruh mata)
Keratitis
Keratokonjun
gtivitis
Ulkus Kornea
Uveitis
glaukoma
akut
Endoftalmitis
panoftalmitis

MATA TENANG
VISUS TURUN
MENDADAK
uveitis
posterior
perdarahan
vitreous
Ablasio retina
oklusi arteri
atau vena
retinal
neuritis optik
neuropati optik
akut karena
obat (misalnya
etambutol),
migrain, tumor
otak

MATA
TENANG
VISUS
TURUN
PERLAHAN
Katarak
Glaukoma
retinopati
penyakit
sistemik
retinitis
pigmentosa
kelainan
refraksi

Konjungtiviti
s

Keratitis

Episkleritis

Visus

<N

Sakit

++

++

+++

+/++

Fotofobia

+++

++

+++

Eksudat

+/+++

-/+++

Sekresi

++

Etiologi

Bakteri/jamur/
virus/alergi

Bakteri/jamu
r/virus/alergi

Idiopatik/dgn
peny.sistemik
spt TB, RA,
SLE

Peny.sistemi
k
(TBC,sifilis,h
erpes,gout,p
asca bedah

Reaksi
imunologik
lambat/dini

Tatalaksa
na

Obat
sistemik/topik
al sesuai
etiologi

Obat
sistemik/topi
kal sesuai
etiologi

Vasokonstrikto
r
/kortikosteroid

Steroid

Steroid

Ilmu Penyakit Mata, Sidarta Ilyas, 2005

Skleritis
N

Uveitis
N/<N

ASTIGMATISMA
Berkas sinar tidak difokuskan pada 1 titik dengan tajam pada retina,
akan tetapi pada 2 garis titik api yang saling tegak lurus
Penyebab : kelainan lengkung permukaan kornea (paling sering),
dapat juga kelainan lensa
Gejala : Penglihatan buram, Head tilting, Menengok untuk melihat
jelas, Mempersempit palpebra, Memegang bahan bacaan lebih dekat
Tatalaksana : koreksi dengan lensa silindris dan atau sferis (bila perlu)
Tipe-tipe astigmatisma:
Astigmatisma hipermetropikus simpleks, satu meridian utamanya
emetropik, meridian yang lainnya hipermetropik.
Astigmatisma miopikus simpleks, satu meridian utamanya emetropik,
meridian lainnya miopi
Astigmatisma hipermetropikus kompositus, kedua meridian utama
hipermetropik dengan derajat berbeda.
Astigmatisma miopikus kompositus, kedua meridian utamanya miopik
dengan derajat berbeda
Astigmatisma mikstus, satu meridian utamanya hipermetropik, meridian
yang lain miopik.
http://marsenorhudy.wordpress.com/2011/01/05/kelainan-

TRAUMA PADA MATA


Endoftalmiti
s

Infeksi berat jaringan


intraokular akibat masuknya
bakteri/jamur ke dalam mata
atau melalui sirkulasi okular
secara hematogen

Visus sangat menurun, mata merah, sakit,


TIO dpt tinggi/rendah, terlihat peradangan
berat di segmen anterior dengan kornea
edema, fibrin hipopion

Khemosis

The swelling (or edema) of the


conjunctiva. Due to exudation
from abnormally permeable
capillaries. A nonspecific sign of
eye irritation. Caused by
allergies or viral infections, as
well as eye rubbing

The conjunctiva becomes swollen and


gelatinous in appearance. Often, the eye
area swells so much that the eyes become
difficult or impossible to close fully.

Iridodialisis

known as a coredialysis, is a
localized separation or tearing
away of the iris from its
attachment to the ciliary body;
usually caused by blunt trauma
to the eye

may be asymptomatic and require no


treatment, but those with larger dialyses
may have corectopia (displacement of the
pupil from its normal, central position) or
polycoria (a pathological condition of the
eye characterized by more than one
pupillary opening in the iris) and experience
monocular diplopia, glare, or photophobia

Ruptur
Koroid

Trauma keras yang


mengakibatkan ruptur koroid
perdarahan subretina, biasanya
terletak di posterior bola mata

Perdarahan subretina, visus turun dengan


sangat, bila darah telah terabsorpsi maka
daerah ruptur akan tampak berwarna putih
(daerah sklera)

Subluksasi

Lensa berpindah tempat

Penglihatan berkurang, pada iris tampak

TRAUMA TUMPUL PADA


LENSA
Dislokasi Lensa : putusnya zonula Zinn
kedudukan lensa terganggu
Subluksasi Lensa : putusnya sebagian zonula
Zinn lensa berpindah tempat.
Luksasi lensa anterior : seluruh zonula Zinn di
sekitar ekuator putus lensa masuk ke
dalam bilik mata depan
Luksasi lensa posterior : putusnya zonula
Zinn di seluruh lingkaran ekuator lensa
lensa jatuh ke dalam badan kaca dan
tenggelam di dataran bawah polus posterior

Trauma Lensa-Subluksasi
Lensa
Dapat karena trauma atau spontan
(pada penderita sindrom Marphan
zonula Zinn rapuh)
Gejala : visus menurun, iridodenesis,
lensa menjadi lbh cembung
miopik.
Penyulit : Glaukoma, uveitis
Tatalaksana : kacamata koreksi yang
sesuai, bila timbul penyulit operasi
(pengeluaran lensa)
Ilmu Penyakit Mata, Sidarta Ilyas, 2005

KATARAK
MATA MERAH
VISUS
NORMAL
struktur
yang
bervaskuler
sklera
konjungtiva
tidak
menghalangi
media
refraksi
Konjungtivi
tis murni
Trakoma
mata kering,
xeroftalmia
Pterigium
Pinguekula
Episkleritis
skleritis

ANAMNESIS
MATA MERAH
VISUS TURUN
mengenai
media refraksi
(kornea, uvea,
atau
seluruh mata)
Keratitis
Keratokonjun
gtivitis
Ulkus Kornea
Uveitis
glaukoma
akut
Endoftalmitis
panoftalmitis

MATA TENANG
VISUS TURUN
MENDADAK
uveitis
posterior
perdarahan
vitreous
Ablasio retina
oklusi arteri
atau vena
retinal
neuritis optik
neuropati optik
akut karena
obat (misalnya
etambutol),
migrain, tumor
otak

MATA
TENANG
VISUS
TURUN
PERLAHAN
Katarak
Glaukoma
retinopati
penyakit
sistemik
retinitis
pigmentosa
kelainan
refraksi

Ilmu Penyakit Mata Ed 3. Jakarta: Balai Penerbit


FKUI; 2006

KATARAK-SENILIS

Katarak senilis adalah kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu
usia di atas 50 tahun
Epidemiologi : 90% dari semua jenis katarak
Etiologi :belum diketahui secara pastimultifaktorial:

Faktor biologi, yaitu karena usia tua dan pengaruh genetik


Faktor fungsional, yaitu akibat akomodasi yang sangat kuat mempunyai efek buruk terhadap
serabu-serabut lensa.
Faktor imunologik
Gangguan yang bersifat lokal pada lensa, seperti gangguan nutrisi, gangguan permeabilitas kapsul
lensa, efek radiasi cahaya matahari.
Gangguan metabolisme umum

4 stadium: insipien, imatur, matur, hipermatur


Gejala : distorsi penglihatan, penglihatan kabur/seperti berkabut/berasap,
mata tenang
Penyulit : Glaukoma, uveitis
Tatalaksana : operasi (ICCE/ECCE)

Anel Tes

Uji patensi saluran lakrimalis

Uji Fluoresin

untuk melihat adanya defek pada epitel kornea. Kertas


fluoresin dibasahi terlebih dahulu dengan garam fisiologis
kemudian diletakkan pada saccus konjungtiva inferior setelah
terlebih dahulu penderita diberi anestesi lokal. Penderita
diminta menutup matanya selama 20 detik, kemudian kertas
diangkat. Defek kornea akan terlihat berwarna hijau dan
disebut sebagai uji fluoresin positif.

Amsler Grid

Untuk mengetahui fungsi penglihatan sentral makula. Untuk


melihat adanya skotoma pada lapang pandang dan
dokumentasi metamorfopsia.

Shadow Test

Utk mengetahui stadium katarak. Apabila lensa belum keruh


seluruhnya, ketika disinari menggunakan senter dari depan
bola mata dengan sudut 45o, sinar akan dipantulkan dan
mengenai iris sehingga terbentuk bayangan iris pada pupil
yang terlihat seperti bulan sabit. shadow test (+).

Hirschberg Test

a screening test that can be used to assess whether a person


has strabismus (ocular misalignment). Performed by shining a
light in the person's eyes and observing where the light reflects
off the corneas. When doing the test, the light reflexes of both
eyes are compared, and will be symmetrical in an individual
with normal fixation.

EPIPHORA
Overflow of tears onto the face.
A clinical sign that constitutes insufficient tear
film drainage from the eyes tears will drain
down the face rather than through the
nasolacrimal system
Etiology :
Occular irritation and inflammation (including trichiasis
and entropion)
Obstructed tear outflow tract which is divided according
to its anatomical location (i.e. ectropion, punctal,
canalicular or nasolacrimal duct obstruction) due to
aging (a spontaneous process), conjunctivochalasis,
infection (i.e. dacryocystitis), rhinitis, and in neonates or
infants, failure of the nasolacrimal duct to open
http://en.wikipedia.org/wiki/Epiphora_(medicine)

Epiphora
Diagnosis :
by history presentation and observation of the lids
Fluorescein dye to examine for punctal reflux by
pressing on the canaliculi in which the clinician should
note resistance of reflux as it irrigates through the
punctum into the nose

Management :
If epiphora is caused by ectropion or entropion, lid repair
is indicated.
A surgical procedure called a dacryocystorhinostomy is
done to join the lacrimal sac to the nasal mucosa in
order to restore lacrimal drainage

http://en.wikipedia.org/wiki/Epiphora_(me

http://samoke2012.files.wordpress.com/2012/10/trauma-kimia-padamata.pdf

TRAUMA KIMIA MATA


Merupakan trauma yang mengenai bola
mata akibat terpaparnya bahan kimia
baik yang bersifat asam atau basa yang
dapat merusak struktur bola mata
tersebut
Keadaan kedaruratan oftalmologi
karena dapat menyebabkan cedera
pada mata, baik ringan, berat bahkan
sampai kehilangan penglihatan
Etiologi : 2 macam bahan yaitu yang
bersifat asam (pH < 7) dan yang
bersifat basa (pH > 7,6)
Pemeriksaan Penunjang :
Kertas Lakmus : cek pH berkala
Slit lamp : cek bag. Anterior mata dan lokasi
luka
Tonometri
Funduskopi direk dan indirek

Klasifikasi :
Derajat 1: kornea jernih dan
tidak ada iskemik limbus
(prognosis sangat baik)
Derajat 2: kornea berkabut
dengan gambaran iris yang
masih terlihat dan terdapat
kurang dari 1/3 iskemik
limbus (prognosis baik)
Derajat 3: epitel kornea hilang
total, stroma berkabut dengan
gambaran iris tidak jelas dan
sudah terdapat 1/2 iskemik
limbus (prognosis kurang)
Derajat 4: kornea opak dan
sudah terdapat iskemik lebih
dari 1/2 limbus (prognosis
sangat buruk)

http://samoke2012.files.wordpress.com/2012/10/trauma-kimia-padamata.pdf

Trauma Kimia
Trauma Asam :
Bahan asam mengenai mata
maka akan segera terjadi
koagulasi protein epitel kornea
yang mengakibatkan kekeruhan
pada kornea, sehingga bila
konsentrasi tidak tinggi maka
tidak akan bersifat destruktif
Biasanya kerusakan hanya
pada bagian superfisial saja
Bahan kimia bersifat asam :
asam sulfat, air accu, asam
sulfit, asam hidrklorida, zat
pemutih, asam asetat, asam
nitrat, asam kromat, asam
hidroflorida

Trauma Basa :
Bahan kimia basa bersifat koagulasi
sel dan terjadi proses safonifikasi,
disertai dengan dehidrasi
Basa akan menembus kornea,
kamera okuli anterior sampai retina
dengan cepat, sehingga berakhir
dengan kebutaan.
Pada trauma basa akan terjadi
penghancuran jaringan kolagen
kornea.
Bahan kimia bersifat basa: NaOH,
CaOH, amoniak, Freon/bahan
pendingin lemari es, sabun,
shampo, kapur gamping, semen,
tiner, lem, cairan pembersih dalam
rumah tangga, soda kuat.

Trauma Kimia
Tatalaksana Emergensi :
Irigasi : utk
meminimalkan durasi
kontak mata dengan
bahan kimia dan
menormalkan pH mata;
dgn larutan normal
saline (atau setara)
Double eversi kelopak
mata : utk
memindahkan material
Debridemen : pada
epitel kornea yang
nekrotik

Tatalaksana
Medikamentosa :
Steroid : mengurangi
inflamasi dan infiltrasi
neutrofil
Siklopegik :
mengistirahatkan iris,
mencegah iritis
(atropine atau
scopolamin) dilatasi
pupil
Antibiotik : mencegah
infeksi oleh kuman
oportunis

http://samoke2012.files.wordpress.com/2012/10/trauma-kimia-pada-mata.pdf; Ilmu Penyakit

The Goals Of
Management :
Removing the offending agent
Immediate copious irrigation
With a sterile balanced buffered solution normal
saline solution or ringer's lactate solution
Until the ph (acidity) of the eye returns to normal

Pain relief Topical anesthetic

Promoting ocular surface(epithelial)healing


artificial tears
Ascorbate collagen remodeling
Placement of a therapeutic bandage contact
lens until the epithelium has regenerated

Controlling inflammation
Inflammatory inhibits reepithelialization and
increases the risk of corneal ulceration and
perforation
Topical steroids
Ascorbate (500 mg PO qid)

Preventing infection
Prophylactic topical antibiotics

Controlling IOP
In initial therapy and during the later recovery
phase, if IOP is high (>30 mm Hg)

Control pain
Cycloplegic agents ciliary spasm
Oral pain medication

BLEFARITIS
Radang pada kelopak
Etiologi: alergi akibat debu, asap, iritan atau infeksi
kuman dapat oleh streptococcus alfa/beta,
pneumococcus, pseudomonas, staphylococcus
Gejala : kelopak mata merah, edema, nyeri,
eksudat lengket, epiforia, dapat disertai
konjungtivitis dan keratitis
Pengobatan: dibersihkan dengan garam fisiologik
hangat, diberi antibiotik lokal yang sesuai, dan
antibiotik sistemik bila infeksi berat, dan kompres
hangat
Penyulit: konjungtivitis, keratitis, hordeolum,
kalazion, madarosis
Ilmu Penyakit Mata, Sidarta Ilyas, 2005

Konjungtivitis
Conjunctivitis is swelling (inflammation) or
infection of the membrane lining the eyelids
(conjunctiva)
Pathology
Etiology
Feature
Bacterial

Viral

staphyloco
ccistreptoc
occi,
gonocci
Corynebac
terium
strains

Acute onset of redness,


grittiness, burning
sensation, usually bilateral
eyelids difficult to open on
waking, diffuse conjungtival
injection, mucopurulent
discharge, Papillae (+)

Adenoviru Unilateral watery eye,


s
redness, discomfort,
herpes
photophobia, eyelid edema
simplex
& pre-auricular
virus or
lymphadenopathy, follicular
varicellaconjungtivitis,
zoster
pseudomembrane (+/-)
virus
http://www.cdc.gov/conjunctivitis/about/treatme

Treatment
topical antibiotics
Artificial tears

Days 3-5 of worst,


clear up in 714 days
without treatment
Artificial tears relieve
dryness and
inflammation
(swelling)
Antiviral herpes

Pathology

Etiology

Feature

Treatment

Fungal

Candida spp.
can cause
conjunctivitis
Blastomyces
dermatitidis
Sporothrix
schenckii

Not common, mostly occur


in immunocompromised
patient, after topical
corticosteroid and
antibacterial therapy to an
inflamed eye

Topical antifungal

Vernal

Allergy

Chronic conjungtival
bilateral inflammation,
associated atopic family
history, itching,
photophobia, foreign body
sensation, blepharospasm,
cobblestone pappilae,
Horner-trantas dots

Removal allergen
Topical
antihistamine
Vasoconstrictors

Inclusion

Chlamydia
trachomatis

several weeks/months of
red, irritable eye with
mucopurulent sticky
discharge, acute or
subacute onset, ocular
irritation, foreign body
sensation, watering,
unilateral ,swollen

Doxycycline 100
mg PO bid for 21
days OR
Erythromycin 250
mg PO qid for 21
days
Topical antibiotics

Glaukoma

Vaughn DG, Oftalmologi Umum,


ed.14

Glaukoma adalah penyakit saraf mata yang berhubungan dengan


peningkatan tekanan bola mata (TIO Normal : 10-24mmHg)
Ditandai : meningkatnya tekanan intraokuler yang disertai oleh
pencekungan diskus optikus dan pengecilan lapangan pandang
Jenis Glaukoma :
Primer yaitu timbul pada mata yang mempunyai bakat bawaan, biasanya bilateral
dan diturunkan.
Sekunder yang merupakan penyulit penyakit mata lainnya (ada penyebabnya)
biasanya Unilateral

Mekanisme : Gangguan aliran keluar humor akueus akibat kelainan sitem


drainase sudut kamera anterior (sudut terbuka) atau gangguan akses
humor akueus ke sistem drainase (sudut tertutup)
Pemeriksaan :
Tonometri : mengukur tekanan Intraokuler (TIO)
Penilaian diskus optikus : pembesaran cekungan diskus optikus dan pemucatan
diskus
Lapang pandang
Gonioskopi : menilai sudut kamera anterior sudut terbuka atau sudut tertutup

Pengobatan : menurunkan TIO obat-obatan, terapi bedah atau laser

http://emedicine.medscape.com/article/1206147

Causes

Types of Glaucoma

www.wikipedia.org

Etiology

Clinical

Acute
Glaucoma

Pupilllary block

Acute onset of ocular pain, nausea, headache,


vomitting, blurred vision, haloes (+), palpable
increased of IOP(>21 mm Hg), conjunctival
injection, corneal epithelial edema, mid-dilated
nonreactive pupil, elderly, suffer from hyperopia,
and have no history of glaucoma

Open-angle
(chronic)
glaucoma

Unknown

History of eye pain or redness, Multicolored halos,


Headache, IOP steadily increase, Gonioscopy Open
anterior chamber angles, Progressive visual field
loss

Congenital
glaucoma

abnormal eye
development,
congenital
infection

present at birth, epiphora, photophobia, and


blepharospasm, buphtalmus (>12 mm)

Secondary
glaucoma

Drugs
(corticosteroid
s)
Eye diseases
(uveitis,
cataract)
Systemic
diseases
Trauma

Sign and symptoms like the primary one. Loss


of vision

KATARAK
MATA MERAH
VISUS
NORMAL
struktur
yang
bervaskuler
sklera
konjungtiva
tidak
menghalangi
media
refraksi
Konjungtivi
tis murni
Trakoma
mata kering,
xeroftalmia
Pterigium
Pinguekula
Episkleritis
skleritis

ANAMNESIS
MATA MERAH
VISUS TURUN
mengenai
media refraksi
(kornea, uvea,
atau
seluruh mata)
Keratitis
Keratokonjun
gtivitis
Ulkus Kornea
Uveitis
glaukoma
akut
Endoftalmitis
panoftalmitis

MATA TENANG
VISUS TURUN
MENDADAK
uveitis
posterior
perdarahan
vitreous
Ablasio retina
oklusi arteri
atau vena
retinal
neuritis optik
neuropati optik
akut karena
obat (misalnya
etambutol),
migrain, tumor
otak

MATA
TENANG
VISUS
TURUN
PERLAHAN
Katarak
Glaukoma
retinopati
penyakit
sistemik
retinitis
pigmentosa
kelainan
refraksi

Ilmu Penyakit Mata Ed 3. Jakarta: Balai Penerbit


FKUI; 2006

KATARAK-SENILIS

Katarak senilis adalah kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu
usia di atas 50 tahun
Epidemiologi : 90% dari semua jenis katarak
Etiologi :belum diketahui secara pastimultifaktorial:

Faktor biologi, yaitu karena usia tua dan pengaruh genetik


Faktor fungsional, yaitu akibat akomodasi yang sangat kuat mempunyai efek buruk terhadap
serabu-serabut lensa.
Faktor imunologik
Gangguan yang bersifat lokal pada lensa, seperti gangguan nutrisi, gangguan permeabilitas kapsul
lensa, efek radiasi cahaya matahari.
Gangguan metabolisme umum

4 stadium: insipien, imatur, matur, hipermatur


Gejala : distorsi penglihatan, penglihatan kabur/seperti berkabut/berasap,
mata tenang
Penyulit : Glaukoma, uveitis
Tatalaksana : operasi (ICCE/ECCE)

Anda mungkin juga menyukai