0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
51 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang prosedur pemasangan kateter toraks (chest tube insertion). Prosedur ini bertujuan untuk mengeluarkan cairan dan udara dari rongga pleura agar paru-paru dapat mengembang dengan baik. Tahapan prosedurnya meliputi persiapan pasien, teknik aseptik, lokasi insisi di segitiga aman, penetrasi dinding dada, masukkan kateter ke rongga pleura, dan penyambungan kateter ke sist
Dokumen tersebut membahas tentang prosedur pemasangan kateter toraks (chest tube insertion). Prosedur ini bertujuan untuk mengeluarkan cairan dan udara dari rongga pleura agar paru-paru dapat mengembang dengan baik. Tahapan prosedurnya meliputi persiapan pasien, teknik aseptik, lokasi insisi di segitiga aman, penetrasi dinding dada, masukkan kateter ke rongga pleura, dan penyambungan kateter ke sist
Dokumen tersebut membahas tentang prosedur pemasangan kateter toraks (chest tube insertion). Prosedur ini bertujuan untuk mengeluarkan cairan dan udara dari rongga pleura agar paru-paru dapat mengembang dengan baik. Tahapan prosedurnya meliputi persiapan pasien, teknik aseptik, lokasi insisi di segitiga aman, penetrasi dinding dada, masukkan kateter ke rongga pleura, dan penyambungan kateter ke sist
Nomor Dokumen Nomor Revisi SAKIT UMUM DAERAH dr. ISKAK TULUNGAGUNG
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Tanggal Terbit Halaman
dr. SUPRIYANTO, Sp.B.
Pembina NIP.196401311996021001
1. Pengertian Pemasangan kateter menembus seluruh dinding thorax untuk mengeluarkan
akumulasi cairan dan atau udara di rongga pleura
2. Tujuan 1. Mengeluarkan cairan dari rongga pleura dan rongga thorak
2. Mempertahankan agar paru tetap mengembang dengan jalan mempertahankan tekanan negatif pada intra pleura 3. Mencegah udara masuk kembali ke rongga pleura yang dapat menyebabkan pneumotoraks
4. Kebijakan Memenuhi kebutuhan oksigen
5. Prosedur A. Posisi penderita Posisi setengah duduk 30 60 derajat, agar posisi diafragma lebih rendah dan menurunkan resiko perlukaan terhadap diafragma, lien atau hepar. Tempatkan lengan atas dari dada yang sakit, di atas kepala, dan dipertahankan dalam posisi tersebut selama dilakukan tindakan. B. Teknik tindakan Upaya proteksi dengan memakai alat proteksi diri Persetujuan pasien/keluarga secara tertulis untuk tindakan yang dilakukan bila waktu memungkinkan. Berikan oksigen dan tetap monitor saturasi oksigen dan EKG pasien. Teknik aseptik dan antiseptik. Lokasi insersi di segitiga aman, yaitu segitiga sisinya dibentuk oleh linea aksilaris anterior, linea aksilaris posterior, selaiga IV V dan puncaknya adalah dasar aksila. Lokasi insisi harus dilateral tepi otot pektoralis mayor dan jaringan mammae. Sebeluminsersi, perkirakan jarak lokasi insisi dengan apeks paru dengan mengukur panjang kateter. Tandai dan jepit clamp untuk mencegah chest tube masuk terlalu dalam. Lakukan PSA (Prosedural Sedation and Analgesik) sebelum prosedur dilakukan. Berikan injeksi local lidokain 1% dengan atau tanpa epinefrin dengan dosis maksimal 5 mg/kgBB Buatlah incise kulit selebar 3 4 cm dengan scalpel ukuran 10 diatas igake 5 atau 6.
Gambar1: insisi dilakukan pada daerah segitiga aman
a. Gunakan clamp Kelly atau gunting untuk diseksi tumpul di sela iga lanjutkan bagian tepi atas iga.
Gambar2: insisi tumpul, masukkan slang dan identifikasi adanya penyulit
(perlekatan dan massa).
b. Pada titik tersebut, berikan tekanan dengan clamp untuk penetrasi
dinding dada. Dengan ujungclamp pada rongga pleura, buka ujung clamp dan perlebarjalur masuk ke rongga. Gambar3: jahitan kendali/persiapan untuk menutup irisan kedap.
c. Dengan jari tangan telusuriclamp hingga masuk ke pleura sebelum
menarik clamp. Pastikan jari ada dalam rongga pleura. Pertahankan jari di rongga pleura sampai tube masuk dengan menyusurijari. d. Dorong kateter masuk rongga pleura, lanjutkan kearah posterior kemudian medial lalu superior hingga berada di rongga pleura. Masukkan kateter hingga clamp di kateter menempel di dinding dada, atau didapatkan tahanan saat hendak mendorong lebih dalam. e. Setelah kateter dimasukkan, sambungkan ujung kateter ke sistem drainage/ suction (water-seal drainage) sebelum melepaskan clamp. f. Periksa patensi system dengan menyuruh pasien batuk atau melihat undulasi dalam sistem drainase. g. Fiksasi kateter dan tutup dengan kasasteril disekitar insersi. 6. Kepustakaan a. Robert and Hedges. Clinical Procedures in Emergency Medicine. Sixth edition. 2014 b. BTS Pleural disease Guideline 2010. Thorax volume 65, supplement 2, 2010