Anda di halaman 1dari 7

PORTOFOLIO KASUS MEDIKOLEGAL

TRAUMA BENDA TUMPUL

Disusun oleh :
dr. Jessica Amanda Sonny Tandean

Pendamping :
dr. Lisa, Sp.S

RSUD IBNU SINA KABUPATEN GRESIK


OKTOBER 2014 OKTOBER 2015

Nama Peserta : dr. Jessica Amanda Sonny Tandean


Nama Wahana : RSUD Ibnu Sina Gresik
Topik : Medikolegal
Tanggal Kasus : 9 April 2015
Nama Pasien : Tn. S
No. RM : Tangal Presentasi : Nama Pendamping : dr. Lisa, Sp.S
Tempat Presentasi : Obyektif Presentasi :
Keilmuan
Ketrampilan
Penyegaran
Tinjauan Pustaka
Diagnostik
Neonatus

Manajemen
Bayi

Anak

Masalah
Remaja

Istimewa

Dewasa

Lansia

Bumil

Deskripsi
Dilakukan visum atas jenazah laki laki berusia 41 tahun, yang meninggal karena
kecelakaan lalu lintas
Tujuan
Mengetahui batasan, mekanisme, dan pemeriksaan pada kasus kecelakaan khususnya
akibat kekerasan benda tumpul.
Bahan Bahasan

Tinjauan Pustaka

Cara Bahasan

Diskusi

Data Pasien
Nama : Tn. S
Data Utama Untuk Bahan Diskusi
Visum :

Riset

Kasus

Presentasi dan diskusi

Email

Audit
Pos

No Registrasi : -

PRO JUSTITIA
PENDAHULUAN
Berhubungan dengan adanya surat permintaan Visum et Repertum Jenasah---------------------tertanggal 9 April 2015
Nomor
B / 173 / IV / 2015 / Lantas
---------------------------------------Dari saudara JUMINGAH sh, INSPEKTUR POLISI
TINGKAT DUA, NRP 74120023 -------Yang kami terima di IKF RSUD Ibnu Sina Kabupaten
Gresik
pada
tanggal----------------------9
April
2015
pukul
03.00
WIB
---------------------------------------------------------------------------Maka kami yang bertanda
tangan dibawah ini, dokter Jessica Amanda Sonny Tandean---------Sebagai Dokter
Pemerintah pada Rumah Sakit Umum Daerah Ibnu Sina Kabupaten Gresik ---telah
melakukan pemeriksaan pada tanggal 9 April 2015 pukul 08.00 WIB ---------------------Di
Kamar mayat IKF Rumah Sakit Umum Daerah Ibnu Sina Kabupaten Gresik
----------------Terhadap jenasah yang menurut surat tersebut diatas bernama
suyuti------------------------------Jenis kelamin Laki laki Umur 41 tahun, Bangsa Indonesia,
Pekerjaan swasta -------------------Alamat Dusun Tanjung Rejo RT 03 RW 03 kecamatan
Singgane kabupaten Tuban-------------Korban dimasukan di IKF Rumah Sakit Umum Ibnu
Sina Kabupatn Gresik----------------------Pada tanggal 9 April 2015 pukul 03.00 WIB dengan

daftar-----------------------------------Nomor
B
/
173
/
IV
/
2015
/
Lantas----------------------------------------------------------------------Korban ditemukan pada
tanggal 9 April 2015 pukul 01.50 WIB------------------------------------Di RSUD Ibnu Sina
Kabupaten Gresik-----------------------------------------------------------------Jenazah dibawa ke
IKF Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Gresik oleh---------------------Polisi bernama
AIPDA ABDUL KHOLIQ, SH NRP 77040334 ------------------------------------Pada tanggal 9
April 2015 pukul 03.00 WIB-----------------------------------------------------------Keterangan
keterangan lain ------------------------------------------------------------------------------HASIL PEMERIKSAAN
A. PEMERIKSAAN LUAR
1. Jenasah seorang laki laki yang membujur ke Timur diatas meja periksa--------dengan berat badan kurang lebih enam puluh empat kilogram, dengan----------panjang badan kurang lebih seratus enam puluh delapan--------------------------centimeter, keadaan gizi cukup--------------------------------------------------------2. Pakaian: Seluruh badan ditutup jarik, tidak memakai pakaian dalam------------3. Lebam mayat ditemukan didaerah punggung----------------------------------------4. Kaku mayat ditemukan pada seluruh persendian anggota gerak------------------5. Warna kulit sawo matang---------------------------------------------------------------6. Kepala : Bentuk oval, rambut berwarna hitam dengan panjang rambut----------Lima centimeter berombak-------------------------------------------------------------Dahi bentuk normal, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan---------------------Mata tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan----------------------------------------Hidung lebar, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan-----------------------------Telinga bentuk normal, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan------------------Mulut bentuk normal, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan-------Dagu bentuk normal, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan--------------------7. Leher : Bentuk normal, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan----------------8. Dada : Bentuk normal, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan----------------9. Perut : Bentuk normal, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan -------------10. Anggota gerak : a . Atas : Bentuk normal, tidak ditemukan tanda-tanda--------kekerasan
b. Bawah : Memar dan bengkak pada kaki kiri dari paha-----sampai betis ,patah tulang tertutup paha kiri------dan betis, terdapat lima jahitan pada ---------------pergelangan kaki kanan luar disertai bengkak-----12. Alat kelamin luar dan dubur : Bentuk normal, tidak ditemukan tanda---------tanda kekerasan------------------------------------B.PEMERIKSAAN DALAM
Tidak dilakukan sesuai dengan permintaan penyidik ------------------------------------------------C. KESIMPULAN
Dari hasil pemeriksaan luar yang dilakukan, ditemukan lebam mayat di seluruh---------daerah punggung, kaku mayat ditemukan diseluruh persendian-------------------------ditemukan
memar dan bengkak pada kaki kiri dari paha sampai betis, ditemukan patah--------tulang
tertutup paha kiri dan betis, ditemukan lima jahitan pada pergelangan kaki---------------kanan
bagianmluar disertai bengkak.-------------------------------------------------------------------Dimana kelainan tersebut di atas akibat bersentuhan dengan benda tumpul, tetapi sulit

ditentukan penyebab kematiannya karena hanya dilakukan pemeriksaan luar sesuai


permintaan penyidik---------------------------------------------------------------------------------------Daftar Pustaka
1. Amir Amri. Rangkaian Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi Kedua. 1995. Medan :
Percetakan Ramadhan. Hal 72-90
2. Apuranto Hariadi. Luka Akibat Benda Tumpul. Diunduh dari www.fk.uwks.ac.id
/elib/Arsip/ Departemen/LUKA%20TUMPUL.pdf
3. Somelus.wordpress.com/2009/11/22/trauma-tumpul/
4. Traumatologi Forensik. Diunduh dari

http://www.freewebs.com/traumatologie2/index.htm
Hasil Pembelajaran
1. Batasan trauma tumpul
2. Mekanisme trauma tumpul
Assessment
Batasan Trauma Tumpul
Secara definisi, trauma tumpul (blunt force trauma) adalah suatu ruda paksa
yang diakibatkan oleh benda tumpul pada permukaan tubuh dan mengakibatkan luka.
Trauma tumpul ini, disebabkan oleh benda-benda yang mempunyai permukaan
tumpul seperti batu, kayu, martil, kepalan tinju dan sebagainya, dimana termasuk juga
jatuh dari tempat yang tinggi, kecelakaan lalu lintas, luka tembak (dengan peluru
karet/ bukan peluru tajam) dan lain-lain.
Adapun definisi dari benda tumpul itu sendiri adalah :

Tidak bermata tajam

Konsistensi keras / kenyal

Permukaan halus / kasar

Sebuah luka karena kekuatan mekanik (benda tumpul) dapat berakibat pada keadaan
seperti :
1. Abrasion (luka lecet/ luka kikis)
2. Laceration (luka robek)
3. Contusion or rupture (luka memar atau patah/ pecah)
4. Fracture (patah)
5. Compression (tertekan)
6. Bleeding (perdarahan)
Luka karena kererasan tumpul dapat berebentuk salah satu atau kombinasi dari luka

memar, luka lecet, luka robek, patah tulang atau luka tekan. Pada kasus diatas, dari
pemeriksaan luar didapatkan luka memar dan bengkak pada paha sampai betis bagian
kiri, ditemukan pula patah tulang tertutup di pada paha dan betis bagian kiri, serta
adanya lima jahitan pada pergelangan kaki kanan bagian luar disertai bengkak.
Mekanisme Trauma Tumpul
Variasi mekanism terjadinya trauma tumpul adalah:
1. Benda tumpul yang bergerak pada korban yang diam.
2. Korban yang bergerak pada benda tumpul yang diam.
Sekilas nampak sama dalam hasil lukanya namun jika diperhatikan lebih lanjut
terdapat perbedaan hasil pada kedua mekanisme itu. Pada kasus diatas jenis
mekanismenya yakni, korban yang bergerak pada benda tumpul yang diam.
Pada kasus diatas, dari pemeriksaan luar didapatkan luka memar dan bengkak pada
paha sampai betis bagian kiri, ditemukan pula patah tulang tertutup di pada paha dan
betis bagian kiri, serta adanya lima jahitan pada pergelangan kaki kanan bagian luar
disertai bengkak.
Luka memar adalah suatu keadaan dimana terjadi pengumpulan darah dalam
jaringan yang terjadi sewaktu orang masih hidup, dikarenakan pecahnya pembuluh
darah kapiler akibat kekerasan benda tumpul. Bila kekerasan benda tumpul yang
mengakibatkan luka memar terjadi pada daerah dimana jaringan longgar, seperti di
daerah mata, leher, atau pada orang yang lanjut usia, maka luka memar yang tampak
seringkali tidaka sebanding dengan kekerasan, dalam arti seringkali lebih luas; dan
adanya jaringan longgar tersebut memungkinkan berpindahnya memar ke daerah
yang lebih rendah, berdasarkan gravitasi. Salah satu bentuk luka memar yang dapat
memberikan informasi mengenai bentuk dari benda tumpul, ialah apa yang dikenal
dengan istilah perdarahan tepi (marginal haemorrhages), misalnya bila tubuh korban
terlindas ban kendaraan, dimana pada tempat yang terdapat tekanan justru tidak
menunjukkan kelainan, kendaraan akan menepi sehingga terbentuk perdarahan tepi
yang bentuknya sesuai dengan bentuk celah antara kedua kembang ban yang
berdekatan.
Fraktur / Patah Tulang adalah suatu diskontinuitas tulang. Istilah fraktur pada

bedah hanya memiliki sedikit makna pada ilmu forensik. Pada bedah, fraktur dibagi
menjadi fraktur sederhana dan komplit atau terbuka. Terjadinya fraktur selain
disebabkan suatu trauma juga dipengaruhi beberapa faktor seperti komposisi tulang
tersebut. Anak-anak tulangnya masih lunak, sehingga apabila terjadi trauma
khususnya pada tulang tengkorak dapat menyebabkan kerusakan otak yang hebat
tanpa menyebabkan fraktur tulang tengkorak. Wanita usia tua sering kali telah
mengalami osteoporosis, dimana dapat terjadi fraktur pada trauma yang ringan. Pada
kasus dimana tidak terlihat adanya deformitas maka untuk mengetahui ada tidaknya
fraktur dapat dilakukan pemeriksaan menggunakan sinar X, mulai dari fluoroskopi,
foto polos. Xero radiografi merupakan teknik lain dalam mendiagnosa adanya fraktur.
Fraktur mempunyai makna pada pemeriksaan forensik. Bentuk dari fraktur dapat
menggambarkan benda penyebabnya (khususnya fraktur tulang tengkorak), arah
kekerasan. Fraktur yang terjadi pada tulang yang sedang mengalami penyembuhan
berbeda dengan fraktur biasanya. Jangka waktu penyembuhan tulang berbeda-beda
setiap orang. Dari penampang makros dapat dibedakan menjadi fraktur yang baru,
sedang dalam penyembuhan, sebagian telah sembuh, dan telah sembuh sempurna.
Secara radiologis dapat dibedakan berdasarkan akumulasi kalsium pada kalus.
Mikroskopis dapat dibedakan daerah yang fraktur dan daerah penyembuhan.
Penggabungan dari metode diatas menjadikan akurasi yang cukup tinggi. Daerah
fraktur yang sudah sembuh tidaklah dapat menjadi seperti tulang aslinya.
Perdarahan merupakan salah satu komplikasi dari fraktur. Bila perdarahan sub
periosteum terjadi dapat menyebabkan nyeri yang hebat dan disfungsi organ tersebut.
Apabila terjadi robekan pembuluh darah kecil dapat menyebabkan darah terbendung
disekitar jaringan lunak yang menyebabkan pembengkakan dan aliran darah balik
dapat berkurang. Apabila terjadi robekan pada arteri yang besar terjadi kehilangan
darah yang banyak dan dapat menyebabkan pasien shok sampai meninggal. Shok
yang terjadi pada pasien fraktur tidaklah selalu sebanding dengan fraktur yang
dialaminya.
Selain itu juga dapat terjadi emboli lemak pada paru dan jaringan lain. Gejala
pada emboli lemak di sereberal dapat terjadi 2-4 hari setelah terjadinya fraktur dan
dapat menyebabkan kematian. Gejala pada emboli lemak di paru berupa distres

pernafasan dapat terjadi 14-16 jam setelah terjadinya fraktur yang juga dapat
menyebabkan kematian. Emboli sumsum tulan atau lemak merupakan tanda
antemortem dari sebuah fraktur.

Anda mungkin juga menyukai