IDENTITAS PENDERITA
Nama
: An. A
Nomor RM
: W 15 11 0786XX
Jenis kelamin
: Laki-laki
Usia
: 11 tahun
Agama
: Islam
Alamat
: Jetis Mojokerto
Anamnesis
KELUHAN UTAMA : Nyeri Kepala
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG : Nyeri kepala
dirasakan sejak 3 hari yang lalu akibat terserempet
sepeda motor, px terjatuh, kepala bagian kanan
terbentur aspal, Nyeri dirasakan terus menerus,
nyeri dirasakan hanya di kepala bagian kanan dan
bersifat menekan. Setelah kejadian px sadar,
muntah 2x, dan dibawa ke IGD RS CM, disarankan
operasi tetapi keluarga pasien menolak untuk MRS.
1 hari yg lalu leher px terasa kaku, hanya menoleh
ke kiri, tidak terasa nyeri dan bibir sulit digerakan.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis : Baik / Gizi Cukup/
Composmentis
Primary Survey :
Breathing:
Primary Survey :
Circulation
Disability
Status lokalis :
Regio Temporalis Dextra
Inspeksi:Tampak vulnus eskoriasi,
hematome(+)
Palpasi :Nyeri tekan (+), tidak teraba
krepitasi
Secondary Survey :
Regio Capitis
Inspeksi: tampak hematom di regio
temporal dextra
Palpasi : Nyeri tekan, tidak teraba
krepitasi
Mata
: Ekimosis periorbita (-), Ptosis
tidak ada, konjungtiva tidak anemis,
pupil anisokor 2 mm / 4 mm, RC +/+
Secondary Survey :
Hidung : Krepitasi (-), Bloody rinorhea
(-)
Bibir
: Tidak tampak sianosis
Telinga : Ekimosis post auricular (-),
bloody otorhea(-)
Status Neurologis
GCS
: 15 (E4,V5,M6)
Kaku kuduk : tidak ada
Ekstremitas
Ekstremitas
Mata
: Pupil bulat
anisokor diameter
2mm/4
Superior
Inferior
mm,Gerak
refleks cahaya +/+normal
normal
Kekuatan
Tonus
Refleks
fisiologis
Refleks
patologis
Sensibilitas
normal
normal
Normotoni
Normotoni
+
-
/ +
/ -
normal
/+
- / normal
Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap
Hemoglobin (g/dl)
Hematokrit (%)
Eritrosit (106/L)
Leukosit (103/L)
Basofil (%)
Eosinofil (%)
Neutrofil batang (%)
Limfosit (%)
Monosit (%)
Platelet (103/L)
MCV (fl)
MCH (pg)
MCHC (g/dl)
13,6
39
4,29
12,2
0,09
3,3
61,40
24,7
9,8
294
92
32
35
CT Scan
CT SCAN
CT SCAN
CT SCAN
Pemeriksaan CT Scan
Resume
Seorang pasien Laki-Laki usia 11 tahun
masuk ke rumah sakit dengan keluhan nyeri
kepala, nyeri dirasakan sejak 3 hari yang
lalu akibat kecelakaan terserempet sepeda
motor, px terjatuh dan kepala sebelah kanan
terbentur aspal. Tidak ada penurunan
kesadaran, px muntah 2x setelah jatuh,
diberi obat metoclopramide dr igd rs
sebelumnya, muntah 6x saat dirumah. Leher
px juga terasa kaku, hanya menoleh ke kiri.
Diagnosis
Cedera Kepala Ringan GCS 456 dg
Epidural Hematome
Penatalaksanaan
Head up 300
O2 8 liter per menit via NRM
IVFD NaCl 0,9 % 1, 5 cc/ kgBB/ jam
Antibiotik profilaksis Cephalosporin genereasi III
( Ceftriaxone 500mg/12jam/iv)
Antiinflmasi (Ketorolac 15mg/8jam/iv)
Loading manitol 300 ml dilanjutkan
maintenance 150 ml per 8 jam
Inj. citicholin 500 mg
Awasi KU, vital sign dan GCS
Pro Trepanasi
ANATOMI TULANG
TENGKORAK
ANATOMI MENINGEN
ANATOMI OTAK
VASKULARISASI
Tekanan Intrakranial
TIK normal saat
istirahat kira-kira 10
mmHg.
TIK >20 mmHg
abnormal
Kenaikan TIK dapat
menurunkan perfusi
otak dan menyebabkan
atau memperberat
iskemia.
MONRO-KELLIE
EPIDEMIOLOGI
kelompok usia produktif antara 15-44
tahun
laki-laki
76% cedera kepala ringan,
15% cedera kepala sedang,
9% cedera kepala berat
GCS < 8
: cedera kepala berat
GCS 9-12 : cedera kepala sedang
GCS 13-15 : cedera kepala ringan
MORFOLOGI
Fraktur cranium X-Ray & CT Scan
Linier
Diastase
Depressed
Komunitif
dan
Lesi Intrakranial
Diklasifikasikan : fokal dan difusa
Lesi fokal : hematome epidural,
hematome subdural, kontusio dan
hematome intraserebral
Cedera otak difusa CT scan normal namun
menunjukkan perubahan sensorium atau
bahkan koma dalam keadaan klinis
neurologis penderita sangat buruk.
Epidural hematome
Di ruang potensial antara tabula interna dan
duramater
Gejala lucid interval
sisifraktur terletak ipsilateral
CT Scan akan tampak area hiperdens biconvex
bila
ditolong segera pada tahap ini
prognosisnya sangat baik
Berkaitan langsung dengan status neurologis
penderita
Adanya garis fraktur menyokong didiagnosis
hematom epidural dan lokasinya.
Subdural Hematoma
-Sakit kepala
-Kesadaran menurun + / Subarakhnoid hematoma
-Kaku kuduk
-Nyeri kepala
-Bisa didapati gangguan kesadaran
Subdural Hematome
Penegakan Giagnosa
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan neurologis
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Radiologi
Foto Rontgen
CT scan
MRI
Pemeriksaan Laboratorium
Penatalaksanaan Cedera
Kepala
Penatalaksanaan Awal
Primary Survey
Airway, dengan Kontrol Servikal (Cervical Spine Control)
Breathing dan Ventilasi
Circulation dengan Kontrol Perdarahan
Disability (Neurologic Evaluation)
Resusitasi
Tambahan monitoring EKG, kateter gaster dan uretra,
monitoring lain seperti laju pernpasan, anlisis gas darah,
pulse oxymetry, tekanan darah, pemeriksaan X-Ray dan
pemeriksaan tambahan lain.
Pernafasan (Breathing)
Gangguan pernafasan: sentral atau perifer
Kelainan sentral: depresi pernafasan pada
lesi medula oblongata
Penyebab perifer :aspirasi, trauma dada,
edema paru, DIC, emboli paru, infeksi.
Akibat dari gangguan pernafasan dapat
terjadi hipoksia dan hiperkapnia. Tindakan
dengan pemberian oksigen kemudian cari
dan atasi faktor penyebab dan kalau perlu
memakai ventilator.
Sirkulasi (Circulation)
Cari sumber perdarahan dan
hentikan sumber perdarahan,
perbaikan fungsi jantung dan
mengganti darah yang hilang dengan
plasma,atau darah
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik singkat meliputi
kesadaran, pupil, defisit fokal serebral dan
cedera ekstra kranial.
Hasil pemeriksaan fisik pertama ini dicatat
sebagai data dasar dan ditindaklanjuti,
setiap perburukan dari salah satu
komponen diatas bisa diartikan sebagai
adanya kerusakan sekunder dan harus
segera dicari dan menanggulangi
penyebabnya
Pemeriksaan radiologi
Dibuat foto kepala dan leher,
sedangkan foto anggota gerak, dada
dan abdomen dibuat atas indikasi. CT
scan kepala dilakukan bila ada fraktur
tulang tengkorak atau bila secara klinis
diduga ada hematom intrakranial
Penatalaksanaan Cedera
Kepala
Elevasi kepala 30 : Meningkatkan venous return TIK turun
Hiperventilasi ringan : Menyebabkan PCO2 turun vasokonstriksi - TIK turun
Pertahankan tekanan perfusi otak (CPP) > 70 mmHg
(CPP = MAP-ICP) . Anak2 : 60mmhg, bayi: 50mmhg
Drainase : Tindakan ini dilakukan bila hiperventilasi
tidak berhasil. Untuk jangka pendek dilakukan
drainase ventrikular, sedangkan untuk jangka
panjang dipasang vp shunt, misalnya bila terjadi
hidrosefalus
Terapi Medikamentosa
Cairan intravena : Pada saat awal pemasukan cairan
dikurangi untuk mencegah bertambahnya edema
serebri dengan jumlah cairan 1500-2000 ml/hari
diberikan perenteral, sebaiknya dengan cairan koloid,
tp pada awalnya dapat dipakai cairan kristaloid
seperti NaCl 0,9% atau ringer laktat, jangan diberikan
cairan yang mengandung glukosa oleh karena terjadi
keadaan hiperglikemia menambah edema serebri
Hiperventilasi : dengan sasaran tekanan CO2
(pCO2) 27-30 mmHg dimana terjadi vasokontriksi
yang diikuti berkurangnya aliran darah serebral.
Antikonvulsan bila kejang
Komplikasi sistematik
Infeksi: profilaksis antibiotik diberikan bila ada resiko tinggi infeksi
seperti: pada fraktur tulang terbuka, luka luar dan fraktur basis
kranii
Demam: kenaikan suhu tubuh meningkatkan metabolisme otak
dan menambah kerusakan sekunder, sehingga memperburuk
prognosa. Oleh karena itu setiap kenaikan suhu harus diatasi
dengan menghilangkan penyebabnya
Gastrointestinal: pada penderita sering ditemukan gastritis erosi
dan lesi gastroduodenal lain, 10-14% diantaranya akan berdarah.
Keadan ini dapat dicegah dengan pemberian antasida atau
bersamaan dengan H2 reseptor bloker.
Kelainan hematologi: kelainan bisa berupa anemia,
trombosiopenia, hiperkoagilasi. Kelainan tersebut walaupun ada
yang bersifat sementara perlu cepat ditanggulangi agar tidak
memperparah kondisi pasien