Anda di halaman 1dari 34

TRIGGER CASE :

TRAUMA KEPALA
Krisandi Primadian 130221200502
Synthia Zaesalia 130221200507
Ikhbar Falah131421200502
Tri Taufiqurachman 131621200502
Selvy Harianti 132321200501
Rifqi Yanda M. 131821200505
Mitra Riswanda 160121190003
Fauzan Akmal 160121190004
Nurul Rizqina 160121180003
PB 1. Ny. Nurhayati / ♀ / 47 thn / 1868914 / Trauma / AF
Keluhan Utama: Penurunan Kesadaran

Anamnesis:
± 4 jam SMRS, saat pasien sedang dibonceng di motor di daerah Baleendah,
helm (-), tiba-tiba motor pasien ditabrak motor lain dari arah belakang hingga pasien
terjatuh dengan kepala membentur jalan. Riwayat pingsan (+), muntah (+), keluar
darah dari telinga kanan (+), hidung (-), mulut (-). Karena keluhannya, pasien dibawa ke
RS Al Ihsan untuk dilakukan CT scan kepala non kontras, lalu pasien dirujuk ke IGD
RSHS dengan keadaan pribadi tanpa didampingi paramedis.

Survei Primer
A: Clear, C-Spine control (+)
B: Bentuk dan Gerak simetris, VBS kanan=kiri, R: 18 x/menit
C: N: 92 x/menit, TD: 130/90 mmHg, CRT< 2”
D: GCS E3M5V4 = 12
pupil bulat isokor 3mm/3mm RC +/+
Motorik paresis -/-

Survei Sekunder
Auricula kanan : Ottorhea (+), Halo test (+)
Parietal kanan: Hematoma (+)
Hasil Laboratorium di RSUP Dr. Hasan Sadikin, Bandung

Lab Hasil Laboratorium Hasil


Hb 13.9 Ur/Cr 18.0/0,58
Ht 41.6 OT/PT 38/30
L 19.930 Na/K 140/3.7
Tr 317.000 PT/APTT/INR 10.30/21.30/0,92
GDS 154

Laboratorium Hasil
RDT Covid Non Reaktif
Thorax dan Schedel X-Ray di RSHS, Bandung

Dalam batas normal Susp. Kontusio paru


CT Scan Kepala Non Kontras di RSUD Al Ihsan

• Pembengkakan jaringan
lunak di daerah parietal
kanan
• Diskontinuitas tulang (-)
• Sulkus dan girus terkompresi
• Sylvian fissure terkompresi
• Sisterna terkompresi
• Ventrikel terkompresi
• Tampak lesi hiperdens,
berbentuk bulan sabit di
frontotemporoparietal kiri
dengan ketebalan >1 cm
• Tampak lesi salt and pepper
di temporal kiri
• Midline shift (+) >5mm ke
kanan
DK/ Cedera Kepala Sedang + SDH Traumatik pada
frontotemporoparietal sinistra + Kontusio serebri pada Temporal Kiri
+ Susp. Kontusio pa

Th/ NC (Leader): Kraniektomi Dekompresi dan Evakuasi Cito


Bedah Thoraks: Rontgen Thorax dan AGD Serial

GCS pagi ini E3M5V4 = 12 IGD Bedah


INTRAOPERATIVE FINDING (November 06th, 2020)
Ny. Nurhayati / ♀ / 47 thn / 1868914 / Trauma / MZ
DO at left frontotemporoparietal:
• Ditemukan tulang intak
• Ditemukan durameter intak, tegang, kebiruan
• Dilakukan durotomi C shape
• Ditemukan SDH clot 30 cc lisis 5 cc
• SOB : Contusio cerebri
• Dilakukan duroplasty dengan pericranial graft
• Ditinggalkan defek tulang ukuran 10x12 cm
• Tulang disisipkan pada mid parietal
• GCS Preop E3M5V4 = 12
• Interval op 21 jam
PEMBAHASAN
Pendahuluan

• Insidensi trauma kepala


• USA : 180-220 kasus/100.000 populasi
(600.000/tahunnya)
• Penyebab 90% kematian akibat trauma yang terjadi
sebelum pasien mencapai RS.

• Pria:wanita  2:1

• Prevalensi terbanyak pada usia < 35 tahun.


Etiologi

Kecelakaan Trauma
Trauma
kendaraan Jatuh ketika
penetrasi.
bermotor berolahraga
Anatomi Kepala
Definisi
Trauma kepala :
Gangguan pada otak yang bersifat non
degeneratif dan non kongenital yang disebabkan
oleh kekuatan mekanik eksternal, yang
menyebabkan terjadinya kerusakan kognitif,
fisikal, dan fungsi psikososial yang permanen
atau sementara, dengan atau tanpa disertai
berkurangnya atau perubahan tingkat
kesadaran.
Patofisiologi

Otak dilapisi tulang tengkorak, yang


merupakan kontainer yang kaku dan tidak
elastis

Peningkatan kecil volume kompartemen


intrakranial masih dapat ditolerir

Peningkatan volume berlanjut, tekanan


akhirnya meningkat secara dramatis
Patofisiologi
• Konsep ini diperkenalkan oleh Monro-Kellie,
yang menyatakan bahwa volume intrakranial
total adalah tetap karena adanya struktur
inelastik dari tulang tengkorak.
• Vic= V(otak)+V(css)+V(darah)
Jenis Trauma Kepala
Trauma Kepala Primer
• Trauma awal pada otak sebagai hasil langsung dari trauma.

• Hal ini merupakan trauma struktural awal yang disebabkan


oleh impact pada otak, dan seperti bentuk trauma neural yang
lain, pasien sembuh secara perlahan.
Jenis Trauma Kepala
Trauma Kepala Sekunder
• Trauma subsekuen apapun pada otak setelah terjadi
kerusakan awal.

• Trauma ini dapat berasal hipotensi sistemik, hipoksia,


peningkatan ICP, atau sebagai hasil biokimia dari
perubahan fisiologi yang diawali oleh original
traumanya.

• Pengobatan dari trauma kepala secara langsung


adalah untuk mencegah atau meminimalisasikan
trauma kepala sekunder.
Keadaan Klinis

• Glasgow Coma Scale (GCS) yang dikembangkan


oleh Jennet dan Teasdale digunakan untuk
menggambarkan tingkat kesadaran pasien
trauma kepala.

• GCS dibagi menjadi 3 kategori:


• Pembukaan mata (E)
• Respon motorik (M)
• Respon Verbal (V).
Klasifikasi Trauma Kepala
Mekanisme
• Cedera Kepala Tumpul :
• Kecepatan rendah (terjatuh atau terpukul)
• Kecepatan tinggi (tabrakan)

• Cedera Kepala Tembus :


• Cedera Peluru
• Cedera Tembus lainnya
Klasifikasi Trauma Kepala

Cidera kepala ringan

Cidera kepala
sedang

Cidera kepala berat


Klasifikasi Trauma Kepala
Trauma Kepala Khusus
• Patah Tulang Tengkorak
 Retakan pada tulang tengkorak

• Gegar otak dan robekan otak


Gegar otak (kontusio serebri) : memar pada otak.
Biasanya disebabkan oleh pukulan langsung dan
kuat ke kepala.

Robekan otak : robekan pada jaringan otak, yang


seringkali disertai oleh luka di kepala yang nyata
dan patah tulang tengkorak.
Trauma Kepala Khusus
• Hematoma Intrakranial
Penimbunan darah di dalam otak atau diantara otak dengan
tulang tengkorak

Hematoma Intrakranial
• Epidural
• Subdural
Hematoma Epidural
Perdarahan di antara duramater dan tlg tengkorak yg
berasal dari arteri.
Gejala : sakit kepala hebat, ngantuk, lumpuh,pingsan dan
koma. Pd CT-Scan clotting berbentuk bikonveks.

Hematoma Subdural
Perdarahan di antara duramater dan arachnoid yang
berasal dari vena di sekeliling otak.
Pada CT-Scan terdapat gambaran bulan sabit.
Subdural Hematoma
Epidural Hematoma
Gambaran CT Scan Epidural dan Subdural Hematoma
Anamnesis

• Identitas pasien

• Keluhan utama, dapat berupa :


- Penurunan kesadaran
- Nyeri kepala
Anamnesis Khusus
• Kapan waktu kejadian ?

• Bagaimana mekanisme terjadinya trauma, bagian tubuh yang


terkena dan tingkat keparahannya ? Memakai helm atau
tidak?

• Apakah ada pingsan ?

• Apakah pernah sadar setelah pingsan ?

• Apakah ada nyeri kepala, kejang, mual dan muntah ?

• Apakah ada perdarahan dari telinga, hidung dan mulut ?


•Riwayat AMPLE

• Allergy
• Medication (sebelumnya)
• Past Illness (penyakit penyerta)
• Last Meal
• Event/Environment yang berhubungan dengan kejadian trauma

 guide dalam menentukan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.


Pemeriksaan Fisik
1. Primary Survey
A.Airway, dengan kontrol servikal
B.Breathing, dengan ventilasi yang
adekuat
C.Circulation, dengan kontrol
perdarahan
D.Disability
E.Exposure
Pemeriksaan Fisik
2. Secondary Survey
Adalah pemeriksaan dari kepala sampai kaki
(head to toe, examination), termasuk reevaluasi
tanda vital.
• Cari adanya tanda-tanda :
• Racoon eyes sign (echimosis periorbital)
• Battle’s Sign (echimosis retroaorikuler)
• Rhinorrhea , Otorhea (tanda kebocoran LCS)

• Dilakukan X-ray foto pada bagian vang terkena


trauma dan terlihat ada jejas.
Penatalaksaan secara Umum
• Observasi GCS dan Tanda Vital (T,N,R,S)
• Head up 300
• O2 lembab 4-6 liter/m
• IVFD NaCl 0,9% (30-40cc/kgBB perhari)
• Antibiotik (Ceftriaxone)
• Analgetik
• Antagonis H2 reseptor (Ranitidin)
• K/P : Manitol, Anti Konvulsan
• Pasang NGT (kecuali jika terdapat fraktur basis kranii), Kateter
• Penunjang :
 Nutrisi.
 Mobilisasi dini/fisioterapi.
Penatalaksanaan TTIK
Terapi Konservatif:
 Posisi : Head up 30 0.
 Hiperventilasi ringan 15-30 menit
 Mild hipothermi
 Manitol 20% dosis 0,25 - 2 gr/Kg BB/kali pemberian tiap 4 – 6
jam.
 Barbiturate (thiopentone)

Terapi operatif
• Craniotomi evakuasi
• Diversi LCS
• Dekompresi
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai