Basic Anatomy
Scalp
Skull
Meninges
Dura Mater
Arachnoid
Pia Mater
Brain Tissue
CSF and Blood
Ventricles
Intracranial Volume
80%
Brain Matter
10%
Blood
10%
CSF
Definisi
Menurut Brain Injury Assosiation of
America, cedera kepala adalah suatu
kerusakan pada kepala, bukan bersifat
congenital ataupun degeneratif, tetapi
disebabkan oleh serangan/benturan fisik
dari luar, yang dapat mengurangi atau
mengubah kesadaran yang mana
menimbulkan kerusakan kemampuan
kognitif dan fungsi fisik.
Trauma Kepala
Trauma kepala primer
Trauma kepala sekunder
Etiologi
SKG
Gambaran Klinik
CT Scan otak
Minimal
15
Normal
Ringan
13-15
Normal
Sedang
9-12
Abnormal
Berat
3-8
Abnormal
Catatan :
1.Pedoman triase di gawat darurat
2.Perdarahan intrakranial (CTscan) -->trauma kapitis berat
10
KETERANGAN
GCS 3 8 (koma)
Penurunan derajat kesadaran secara progresif
Tanda neurologis fokal
Cedera kepala penetrasi / teraba fraktur depresi kranium
Skull fracture
Dibagi menjadi 3:
Linear skull fracture
Depressed skull fracture
Bassilar skull fracture
Cerebral concussion
Disebut juga gegar otak
Getaran keras pada otak yg
menyebabkan gangguan
sementara
Klinis
Penurunan kesadaran mendadak
Refleks menurun
Bradikardi
Peningkatan tekanan darah
Defisit neurologis sementara
Perubahan perilaku
Cerebral Contusion
Memar pada jaringan otak
tanpa kerusakan arsiktetur
Sering pada lobus frontal
inferior dan temporal
Coup (abnormalitasnya pada
tempat benturan)
Countercoup (abnormalitasnya
pada kontralateral karena otak
terdorong dan terbentur
dengan tengkorak)
Ct scan kepala: hiperdens
Laceratio cerebri
Jika kerusakan disertai dengan robekan piamater
terputusnya kontinuitas jaringan dan biasanya berkaitan
dengan adanya perdarahan subaraknoid traumatika, subdural
akut dan intercerebral.
Laceratio dapat dibedakan atas laceratio langsung & tidak
langsung.
Langsung oleh luka tembus kepala yang disebabkan
oleh benda asing atau penetrasi fragmen fraktur terutama
pada fraktur depressed terbuka.
Tidak langsung oleh deformitas jaringan yang hebat
akibat kekuatan mekanis.
Epidural Hematoma
Subaracnoid hematoma
Dapat diakibatkan
oleh trauma
Darah terkumpul
pada ruang dibawah
lapisan arakhnoid yg
mengelilingi otak dan
dapar mengiritasinya
Menimbulkan sakit
kepala, muntah, kaku
kuduk
Subaracnoid hematoma
Komplikasi
- Infeksi
- Meningitis
- Perdarahan
Prognosis
Tergantung dari:
Berat ringannya cedera kepala
Lokasi
Presentasi case
Identitas Pasien
Nama : Tn. M
Jenis kelamin : laki-laki
Umur : 20 tahun
Pekerjaan : karyawan
Status Perkawinan : belum menikah
Tanggal masuk : 24 November 2013
Tanggal pemeriksaan : 27 November 2013
Jam pemeriksaan : pukul 13.00 WIB
Anamnesa
Keluhan utama : pingsan setelah jatuh dari motor
Riwayat perjalanan penyakit :
3 jam SMRS os terserempet metro mini saat
mengendarai motor di depan terminal grogol. Os
terjatuh dan terbentur di kepala bagian belakang
sehingga menyebabkan os pingsan. Dari tempat
kejadian os dibawa ke igd RSSW oleh polisi.
Perjalanan sekitar 10 menit. Selama perjalanan os
masih belum sadar.
Anamnesa
Riwayat perjalanan penyakit:
Di RSSW kesadaran os membaik ( 10 menit setelah
kejadian) dan merasa sakit kepala, mual, dan muntah
1 kali. Os tidak ingat saat ditabrak maupun sebelum
ditabrak. Setelah sadar, os tampak mengantuk. Os
mengeluh sakit kepala berdenyut di bagian belakang
kanan dan adanya memar.
Kejang (-), perdarahan telinga (-), perdarahan hidung
(-), perdarahan mulut (-), demam (-)
Baal (-), kesemutan (-), bicara pelo (-)
Gangguan menelan (-)
Anamnesa
Status Internis
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Tekanan Darah : kanan : 120/80 mmHg, kiri :
110/70 mmHg
Nadi : 94 x/menit
RR : 18 x/ menit
Suhu : 36,8C
Status Neurologis
N. II :
Visus
Kanan
Kiri
: baik
: baik
N. III, N. IV, N. VI
Kedudukan bola mata : simetris
Strabismus : tidak ada
Ptosis : tidak ada
Pergerakan bola mata : baik
Refleks cahaya : +/+
Refleks akomodasi : baik
Kesimpulan : N. III, N. IV, N. VI baik
N. V :
Motorik
Membuka mulut : dapat, simetris
Menggerakkan rahang : dapat, sama kuat
Mengunyah : dapat, kontraksi M. masseter dan M.
temporalis sama kuat
Sensorik : baik
Kesimpulan : N. V baik
N. VII :
Mengangkat alis : dapat, simetris
Mengerutkan dahi : dapat, simetris
Memejamkan mata : dapat, sama kuat
Menyeringai : dapat, sulcus nasolabialis simetris
dan sudut mulut tidak ada yang tertinggal
Mencucukan bibir : dapat, simetris
Mengembungkan pipi : dapat, tidak ada sisi yang
bocor
Kesimpulan : N. VII baik
N VIII : baik
N IX & X :
Volume suara : baik
Nada bicara : baik
Artikulasi : baik
Menelan : baik
Mengejan : baik
Arcus pharynx : istirahat & fonasi baik
Kesimpulan : N. IX dan N. X baik
N XI
Menoleh : dapat, sama kuat
Mengangkat bahu : dapat, sama kuat
Kesimpulan : N. XI baik
N XII :
Kedudukan lidah : saat istirahat dan kontraksi
tidak ada deviasi
Pergerakan lidah : baik
Tremor : Atrofi : Fasikulasi : Kesimpulan : N. XII baik
Motorik : baik
Sensorik : baik
Fs. Cerebelum & koordinasi : baik
Fs. Luhur : baik
Rf. Fisiologis : +/+
Rf. Patologis : -/-
Status lokalis
Hematom:
Regio occipital dextra, bentuk bulat,
diameter 2x5x1
Eksoriasi:
Pipi kanan 2x1
Dagu kanan 1x1
Bibir kiri atas 1x1
Resume
Telah diperiksa seorang laki-laki berusia 20 tahun
dengan keluhan utama pingsan setelah terjatuh dari
motor.
Os pingsan 10 menit, mengalami amnesia retrogard
dan anterogade.
Saat os sadar, os mengeluh sakit kepala, mual, dan
muntah 1 kali.
Kejang (-), perdarahan hidung/mulut/telinga (-)
Demam (-), Baal (-), kesemutan (-), bicara pelo(-),
gangguan menelan (-).
Status internis
Tidak ada kelainan
Status Neurologis
Compos Mentis GCS15 (E4M6V5)
Status lokalis
Hematom:
Regio occipital dextra, bentuk bulat, diameter 2x5x1
Ekskoriasi:
Pipi kanan 2x1
Dagu kanan 1x1
Bibir kiri atas 1x1
Diagnosis
Klinis:
Konkusio
Amnesia retrogard dan amnesia anterogard
Hematom regio occipital dextra
Ekskoriasi pipi kanan, dagu kanan, dan bibir
kiri atas
Pemeriksaan Penunjang
CT scan kepala
Pemeriksaan darah (Hb, leukosit,
trombosit, LED, elektrolit)
Ro servikal
Terapi
Non medikamentosa: tirah baring,
imobilisasi bertahap
Medikamentosa:
Ondansentron 2x1 inj
Cefotaxim 3x1 gr
Vit K 3x1 inj
Asam traneksamat 3x1 inj
Prognosa
At vitam : bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
Terima kasih