Anda di halaman 1dari 40

Cedera Kepala

Anisya Nur Aulia Sutrisno – 12100118617


Preceptor : dr. Media Yuni, Sp.S

RSUD Cibabat
Program P3D – Ilmu Syaraf
Fakultas Kedokteran UNISBA
Tahun 2019
Keterangan Umum
Nama : Tn M
Umur : 50 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Bandung
Pekerjaan : Satpam
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Tanggal masuk : 4 Januari 2020
Tanggal pemeriksaan : 6 Januari 2020
Anamnesis
Keluhan Utama : Penurunan kesadaran

• Pasien datang ke IGD RS Cibabat dengan keluhan


penurunan kesadaran sejak 1 jam sebelum masuk rumah
sakit, penurunan kesadaran terjadi secara tiba tiba
dikarenakan kecelakaan lalu lintas.
• Saat kecelakaan pasien mengendarai sepeda motor lalu
menabrak truk kemudaian pasien terlempar kira-kira
sejauh 1 meter. Saat kecelakaan pasien masih
menggunakan helm sebagai pelindung kepalanya.
• Ketika di IGD pasien mulai sadar namun tidak mengingat
bagaimana kecelakaan tersebut terjadi. Pasien mengalami
muntah serta mengeluhkan nyeri pada bagian kepala.
• Keluarga mengeluhkan adanya memar di bagian mata dan
pipi kanan. Keluarga mengeluhkan adanya luka lecet di
bagian tangan kanan dan kiri, kaki kanan dan kiri, serta dahi
kiri.
• Riwayat kencing manis, penyakit jantung, hipertensi,
penyakit ginjal, dan kejang disangkal. Meminum alcohol dan
obat-obatan lain disangkal.
A. KEADAAN UMUM
PEMERIKSAAN FISIK
- Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
- Kasadaran : Apatis

B. TANDA- TANDA VITAL


Tekanan darah : 120/90
Nadi : 85x/menit, regular, isi cukup
Pernapasan : 22x/menit
Suhu : 36,8 derajat celcius
KEPALA
• Tengkorak : Normal
• Rambut : Bersih hitam halus tidak mudah rontok
• Wajah : Simetris, tidak ada deformitas
• Mata : Palpebra : simetris, edema kanan (+)
Pupil : bulat isokor, 2 mm
Konjungtiva anemis (-/-)
Sklera ikterik (-/-)
Refleks cahaya (+/+)
• Telinga : Normal
• Hidung : Normal deviasi(-) sekret (-)
• Mulut : simetris, cyanosis (-), pucat (-)
LEHER
- JVP normal
- KGB tidak terdapat pembesaran
- Pembesaran kel thyroid (–)
- Tidak ada deviasi trakea
THORAX
PARU-PARU
Inspeksi
Bentuk : normal (bentuk dan gerak simetris) pelebaran intercostal (-)
Palpasi : Kanan = kiri, pergerakan dada simetris, pelebaran intercostal (-)
Perkusi : Sonor kanan dan kiri, batas paru Hepar ICS 4
Auskultasi : VBS kanan = kiri,
Wheezing (-), ronchi (-)
Jantung
• Inspeksi : iktus kordis tidak tampak
• Palpasi : ictus kordis tidak teraba, thrill (-), kuat angkat (-)
• Perkusi : batas kiri linea midclavicular
batas kanan parasternal dextra
batas atas ICS 2 midclavicular sinistra
• Auskultasi : bunyi jantung reguler, mur-mur-, gallop -
ABDOMEN
Inspeksi : datar
Palpasi : lembut, nyeri tekan (-)
hepar : tidak teraba pembesaran
spleen : tidak teraba pembesaran
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus(+)
EXTREMITAS
Bentuk : simetris, deformitas (-), sianosis (-) edema (-),
palmar erhytema (-), CRT <2dtk, spoon nails (-)
Keluhan di sendi (-)
PEMERIKSAAN SYARAF
Pemeriksaan Mental
A. Umum
• Isi kesadaran : Apatis
• Hubungan Psikik : -
• Emosi :-
B. Fungsi Luhur ( tidak dilakukan)
▫ Tangan dominan :-
▫ Orientasi Waktu :-
▫ Orientasi Orang :-
▫ Orientasi Tempat :-
▫ Ingatan Jangka Pendek :-
▫ Ingatan Jangka Panjang :-
Pemeriksaan neurologik
A. Pemeriksaan umum
• Kesadaran : Apatis (13)
• GCS
eye :4
motorik : 6
verbal : 3
B. Tanda-Tanda Rangsangan Selaput Otak
• Kaku Kuduk : (-)
• Laseque : (-)
• Kernig : (-)
• Brudzinsky I : (-)
• Brudzinsky II : (-)
• Brudzinsky III : (-)
Sistem Motorik & Sensorik
• Kekuatan Motorik (Skala 0-5)
5/5/5/5
• Keadaan Otot
• Tonus : baik
• Massa : baik
• Nyeri tekan : tidak ada
• Fasikulasi : tidak ada
• Gerakan Involunter : (-)

• Sensorik
+ + sentuhan, nyeri dan tekanan
+ +
o Cranial nerve
o CN I : tidak dilakukan pemeriksaan

o CN II : reflex cahaya +/+

o CN III : gerak mata simetris, ptosis -/-

o CN IV : gerak mata ke bawah medial +/+

o CN VI : gerak mata ke lateral +/+

o CN V : tidak dilakukan pemeriksaan

o CN VII : alis mengangkat simetris, palpebral menutup simetris

o CN VIII : tidak dilakukan pemeriksaan

o CN IX : tidak dilakukan pemeriksaan


o CN X : dysphonia (-), dysphagia (-)

o CN XI : tidak dilakukan pemeriksaan

o CN XII : lidah simetris


Refleks
Refleks Fisiologis
Refleks Kanan Kiri
Biseps + +
Triseps + +
Patella + +
Achiless + +

Refleks Patologis
Refleks Kanan Kiri
Babinski - -
Chaddock - -
Oppenheim - -
Differential Diagnosis
• Cedera kepala sedang + perdarahan intraserebral
• Cedera kepala sedang + perdarahan subarachnoid
Usulan Pemeriksaan Penunjang

• Pemeriksaan darah rutin


• Pemeriksaan gula darah
• Pemeriksaan elektrolit
• CT scan kepala / MRI
• Chest X-ray
Usulan Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis

Cedera kepala sedang + perdarahan intraserebral


Terapi

• Supportif
penanganan koma
Pasang Oksigen
Infus kristaloid (nacl 0,9)
Pasang Colar Neck
• Kausatif
- manitol 20% sebanyak 200cc dalam 30 menit, 6 jam
selanjutnya berikan 150cc dihabiskan dalam 30 menit
- citicoline 3x250 mg IV
- Ceftriaxon 1x2 gr IV

• Simptomatik
- Pantoprazol 2x40mg oral
- Sumagesic 3x1
Prognosis

Quo ad vitam : dubia ad bonam


Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
Cedera Kepala
Definisi

• Menurut Brain Injury Association of America,


cedera kepala adalah suatu kerusakan pada kepala,
bukan bersifat kongenital ataupun degeneratif,
tetapi disebabkan oleh serangan atau benturan fisik
dari luar, yang dapat mengurangi atau mengubah
kesadaran yang mana menimbulkan kerusakan
kemampuan kognitif dan fungsi fisik.
Epidemiologi

• Diperkirakan mencapai 500.000 kasus. Dari jumlah


tersebut, 10% meninggal sebelum tiba di rumah
sakit.
• cedera kepala terutama terjadi pada kelompok usia
produktif antara 15-44 tahun.
• RS Cipto Mangunkusumo, untuk penderita rawat
inap, terdapat 60%-70% dengan CKR, 15%-20%
CKS, dan sekitar 10% dengan CKB. Angka
kematian tertinggi sekitar 35%-50% akibat CKB,
5%-10% CKS
Klasifikasi
a) Berdasarkan mekanisme • Cedera kepala tumpul
• Cedera kepala tembus (penetrasi),

b) Berdasarkan beratnya • Ringan (GCS 13-15)


• Sedang (GCS 9-12)
• Berat (GCS 3-8)

c) Berdasarkan lesi intrakranial • Epidural


• Subdural
Minimal (Simple head injury) Tidak ada penurunan kesadaran
Tidak ada amnesia post trauma
Tidak ada defisit neurologi
GCS = 15
Ringan (Mild head injury) Kehilangan kesadaran <10 menit
Tidak terdapat fraktur tengkorak, kontusio atau
hematom
Amnesia post trauma < 1 jam.
GCS = 13-15
Sedang (Moderate head injury) Kehilangan kesadaran antara >10 menit sampai 6 jam

Terdapat lesi operatif intrakranial atau abnormal CT


Scan
Dapat disertai fraktur tengkorak
Amnesia post trauma 1 – 24 jam
GCS = 9-12
Berat (Severe head injury) Kehilangan kesadaran lebih dari 6 jam
Terdapat kontusio, laserasi, hematom,
edema serebral
abnormal CT Scan
Amnesia post trauma > 7 hari
GCS = 3-8

Bila terdapat penurunan kesadaran lebih dari 24 jam disertai defisit


neurologis dan abnormalitas CT Scan berupa perdarahan intrakranial,
penderita dimasukkan klasifikasi cedera kepala berat (Perdossi, 2006)
Patofisiologi
Pada cedera kepala, kerusakan otak dapat
terjadi dalam dua tahap, yaitu cedera primer
dan cedera sekunder

Cedera primer merupakan cedera pada kepala


sebagai akibat langsung dari suatu benturan
paksa, dapat disebabkan benturan langsung
kepala dengan suatu benda keras maupun lunak

Cedera sekunder merupakan cedera yang


terjadi akibat berbagai proses patologis yang
timbul sebagai tahap lanjutan dari kerusakan
otak primer, berupa perdarahan serebral, edema
otak, kerusakan neuron berkelanjutan, iskemia,
peningkatan tekanan intrakranial dan
perubahan neurokimiawi
Penatalaksanaan
a) Pasien Dalam Keadaan Sadar GCS 15 (Simple Head Injury/CKR)

- SHI boleh pulang


- Terlihat seperti mengantuk dan sulit dibangunkan, pasien harus segera dibawa
kembali ke rumah sakit.

b) Pasien Dengan Kesadaran Menurun

1. Cedera kranioserebral ringan (GCS=13-15)

- Tidak mengacuhkan perintah, tanpa disertai defisit fokal serebral.


- Dilakukan pemeriksaan fisik, perawatan luka, foto kepala, disertai terapi
simptomatis.
- Observasi minimal 24 jam di rumah sakit untuk menilai kemungkinan
hematoma intracranial, seperti nyeri kepala, muntah-muntah, kesadaran
menurun, dan gejala-gejala lateralisasi (pupil anisokor, refleksi patologis
positif ). Jika dicurigai ada hematoma, dilakukan CT scan.
Penatalaksanaan
2. Cedera kranioserebral sedang (GCS=9-12)

- Periksa dan atasi Airway, Breathing, Circulation

- Pemeriksaan singkat kesadaran, pupil,tanda fokal serebral, dan cedera organ


lain.

- Jika dicurigai fraktur tulang servikal dan atau tulang ekstremitas, lakukan
fiksasi leher dengan pemasangan collar neck dan atau fiksasi tulang
ekstremitas bersangkutan.

- Foto kepala, dan bila perlu foto bagian tubuh lainnya

- CT scan otak bila dicurigai ada hematoma intracranial

- Observasi fungsi vital, kesadaran, pupil, dan defisit fokal serebral lainnya
Penatalaksanaan
3. Cedera kranioserebral berat (GCS=3-8)

- Cedera multipel.

- Bila ada fraktur servikal, segera pasang collar neck, bila ada luka terbuka dan
ada perdarahan, dihentikan dengan balut tekan untuk pertolongan pertama.

- Tindakan sama dengan cedera kranioserebral sedang dengan pengawasan lebih


ketat dan dirawat di ICU.

- Di samping kelainan serebral juga bisa disertai kelainan sistemik.

- Pasien cedera kranioserebral berat sering berada dalam keadaan hipoksi,


hipotensi, dan hiperkapni akibat gangguan kardiopulmoner.
Prognosis

1. Skor GCS 3-4 memiliki kemungkinan meninggal 85% atau tetap dalam
kondisi vegetative

2. Skor GCS 12 atau lebih kemungkinan meninggal atau vegetatif hanya 5 –


10%.

3. Sindrom pascakonkusi berhubungan dengan sindrom kronis nyeri kepala,


keletihan, pusing, ketidakmampuan berkonsentrasi, iritabilitas, dan
perubahan kepribadian yang berkembang pada banyak pasien setelah cedera
kepala.
Tekanan intrakranial (TIK) meninggi
Bagian kepala ditinggikan 20-30 derajat
dengan kepala dan dada pada satu
bidang.

Diuretik osmotik (manitol 20%) dengan


dosis 0,5-1 g/kgBB, diberikan dalam 30
menit. Untuk mencegah rebound,
pemberian diulang setelah 6 jam dengan
dosis 0,25-0,5/kgBB dalam 30 menit

Loop diuretic (furosemid)


Pemberiannya bersama manitol, karena
mempunyai efek sinergis
dan memperpanjang efek osmotik serum
manitol. Dosis: 40 mg/hari IV
DAFTAR PUSTAKA

American College of Surgeon Committee on Trauma, Cedera Kepala. Dalam :Advanced


Trauma Life Support fo Doctors. Ikatan Ahli Bedah Indonesia. Komisitrauma IKABI, 2004

Chusid JG., Neuroanatomi Korelatif & Neurologi Fungsional, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta, 2000.

Faqih Ruhyanudin, Pemeriksaan Neurologis, Universitas Jendral Soedirman, Purwokerto,


2011.

Harsono, Kapita Selekta Neurologi, Gadjah Mada Universiti Press, Yogyakarta, 2011.

Mardjono M., Sidharta P., Neurologi Klinis Dasar, Dian Rakyat, Jakarta, 2000.

PERDOSSI Cabang Pekanbaru, Simposium Trauma Kranioserebral, Pekanbaru, 3 November


2007.

Anda mungkin juga menyukai