Anda di halaman 1dari 54

BED SIDE TEACHING

Perseptor: dr. Media Yuni Kurniawati, Sp.S

Addinil Haq Muliyana


12100118561

SMF Neurologi
RSUD CIBABAT CIMAHI
Identitas Pasien
◦ Nama : Ny. E
◦ Usia : 25 thn
◦ Alamat : jatisari
◦ Pekerjaan : Ibu rumah tangga
◦ Tanggal masuk RS : 1 Januari 2020
◦ Tanggal pemeriksaan : 6 januari 2020
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Terasa berat di bagian ke 4 anggota tubuh
Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke IGD RSUD Cibabat dengan keluhan anggota gerak terasa
berat sejak 2 hari SMRS

Keluhan menyebabkan pasien tidak bisa berjalan. Keluhan baru pertama kali
dirasakan pasien. Keluhan diawali rasa kesemutan di kaki kiri 2 hari yang lalu dan
menyebar hingga ke tangan dan keempat anggota gerak terasa berat dan sulit untuk
digerakan. Pasien juga mengeluhkan sulit BAB, dan BAK lebih sedikit dari biasanya.
◦ Keluarga mengatakan pasien mengalami bersin-bersin 4 hari SMRS. Pasien sudah
berobat ke klinik diberi obat oleh dokter umum tetapi pasien tidak ingat nama obatnya
dan keluhan yang dirasakan pasien tidak membaik. Pasien tidak bisa melakukan
aktivitas seperti biasanya.
Pasien menyangkal adanya mati rasa di kedua lengan ataupun kaki. Pasien
menyangkal adanya demam, batuk, dan sakit tenggorokan. Keluarga menyangkal pasien
mengalami pingsan atau tampak mengantuk. Keluarga mengatakan pasien masih dapat
mengerti saat diajak berbicara. Keluhan muntah menyembur disangkal. Keluhan nyeri
kepala saat keluhan mulut mencong disangkal. Keluhan sakit pada tulang belakang
disangkal.
Riwayat penyakit dahulu
Keluarga mengatakan pasien belum pernah mengalami hal yang sama
sebelumnya.
Riwayat penyakit keluarga
◦ Hipertensi : (-)

◦ DMT2 : (-)

◦ Stroke : (-)

◦ TB paru : (-)
PEMERIKSAAN FISIK
◦ Keadaan umum : sakit sedang

◦ Kesadaran : compos mentis

◦ Tanda vital :
◦ Tekanan darah : 100/70 mmHG

◦ Nadi : 96 kali/menit regular, isi cukup

◦ Respirasi : 22 kali/menit thorako-abdominal

◦ Suhu : 36,5 C

◦ SpO2 : 99%
◦ Kepala :
◦ Mata : anemic conjunctiva (-), pupil isokor +/+, reflex cahaya langsung +/+, ptosis -/- , gerak mata
simetris

◦ Hidung : simetris, sekret -/-

◦ Telinga : serumen -/-

◦ Mulut : lidah kotor (-), karies dentis sulit dinilai, tonsil sulit dinilai

o Leher : KGB leher tidak teraba

o Thoraks :
o Inspeksi : bentuk dan gerak simetris

o Palpasi : ekspansi dada simetris

o Auskultasi :

o Pulmo: VBS kanan=kiri, ronchi -/-, wheezing -/-

o Cor : S1 S2 murni reguler, murmur (-), gallop (-)


o Abdomen :
o Inspeksi : datar

o Auskultasi : bising usus (+)

o Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar lien tidak teraba

o Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik

o Neurologis

o Motorik

o Kekuatan motorik 2 2
1 1

o Tonus otot: spastis (-) rigid (-), flaccid (-)


o Sensorik: + + sentuhan, nyeri, tekanan
+ +

o Cranial nerve
o CN I : tidak dilakukan pemeriksaan

o CN II : tidak dilakukan pemeriksaan

o CN III : gerak mata simetris, ptosis -/-

o CN IV : gerak mata ke bawah medial +/+

o CN VI : gerak mata ke lateral +/+

o CN V :tidak dilakukan pemeriksaan

o CN VII : kedua alis terangkat simetris, kedua palpebral superior tertutup simetris, mulut simetris

o CN VIII : tidak dilakukan pemeriksaan

o CN IX : uvula: simetris, gag reflex (+)


o CN X : dysphonia (-), dysphagia (-)

o CN XI : tidak dilakukan pemeriksaan

o CN XII : lidah simetris, fasikulasi (-)

o Meningeal sign:

o Kaku kuduk : (-)

o Brudzinski I : (-)

o Brudzinski II : (-)

o Brudzkinski III: tidak dilakukan pemeriksaan

o Laseque : -/-

o Kernig : -/-
o Refleks

Refleks fisiologis Refleks patologis


Biceps reflex: -/- Babinsky reflex: -/-
Triceps reflex: -/- Chaddock reflex: -/-
Patellar reflex: -/- Oppenheim reflex: -/-
Achiles reflex: -/-
USULAN
PEMERIKSAAN
◦ Lab darah rutin (Hb, Ht, Leukosit, Trombosit, Eritrosit)

◦ Hitung jenis sel

◦ Antibodi Glycolipid

◦ Elektrodiagnostik

◦ Lumbal pungsi

◦ Radiologi : MRI
DIAGNOSIS
BANDING
◦ 1. Guillain-Barre Syndrome

◦ 2. Mielitis transversa

◦ 3. miastenia gravis
HASIL PEMERIKSAAN
PENUNJANG
DIAGNOSIS KERJA:
GUILLAIN BARRE SYDNROME
MANAGEMENT
Terapi Farmakologi
Terapi non-farmakologi
Tirah baring Drip Dexketoprofen + Tramadol
Menganjurkan pasien untuk rileks dalam Infus RA 500 mL/jam  10
Menganjurkan pasien mobilisasi tpm
bertahap Mecobalamin injeksi IM 1 x 1 hari
Pregabalin 1 x 75 mg
Edukasi
ö Penjelasan Sebelum masuk RS (rencana rawat, biaya, pengobatan, prosedur, masa dan tindakan
pemulihan dan latihan, manajemen nyeri, risiko dan komplikasi)

ö Penjelasan mengenai GBS(pengertian, penyebab, gejala, pengobatan)

ö Penjelasan mengenai risiko dan komplikasi selama perawatan

ö Penjelasan mengenai faktor risiko dan pencegahan rekurensi

ö Penjelasan program pemulangan pasien (Discharge Planning)


Prognosis
◦ Ad vitam : dubia ad bonam

◦ Ad Sanationam : dubia ad bonam

◦ Ad Fungsionam : dubia ad bonam


SINDROM GUILLAIN
BARRE
Definisi GBS
◦ GBS merupakan polineuropati akut yang disebabkan oleh reaksi autoimun terhadap
saraf perifer, yang ditandai gejala dan tanda paralisis LMN akut disertai disosiasi
sitoalbumin pada CSS
Epidemiologi
◦ Insidens 0,81-1,89 per 100.000 penduduk/tahun.
◦ Dewasa>anak-anak
◦ Insidens SBG meningkat seiring pertambahan usia
◦ Laki-laki> perempuan
◦ Acute Inflammatory demyelinating polyneuropathy (AIDP) sering terjadi di Amerika
Utara, Arab, Eropa
◦ Acute motor axonal neuropathy (AMAN) lebih sering terjadi diwilayah Amerika
Tengah, Amerika Selatan, Banglades, Jepang, Meksiko.
Klasifikasi
Patogenesis
Gejala dan Tanda Klinis
◦ Bersifat monofasik
◦ Adanya infeksi anteseden 4 minggu- 6 bulan
◦ Defisit neurologi mengalami perburukan tidak lebih 28 hari.
◦ Defisit neurologi : kelemahan motoric tipe LMN, gangguan sensorik berupa pastesia
hipestesia / gangguan propioseptif, hiporefleksia / arefleksia.
◦ Defisit neurologi dapat melibatkan nervus kranialis : arefleksia, ataksia, oftalmoplegia
◦ Ab antiganglioside terdeteksi
Variasi tanda Klinis Berdasarkan
Penelitian
1. SGB hiperefleks
◦ 10% kasus didapatkan reflex tendon normal/meningkat.
◦ Imunositokimia pasien SGB hiperefleks : ab antiGM1 dan antiGD1a, gambaran
neurologis SGB tipe aksonal

2. Pharyngeal-cervical-brachial weakness
◦ Kelemahan otot orofaring, leher, ekstremitas atas akut, arefleksia, kelemahan
ekstremitas bawah ringan
3. SGB paralisis
◦ Pada SGB paraparesis kelemahan motoric dengan hiporefleks atau arefleksia akut
terjadi pada ekstremitas bawah, ekstremitas atas normal.
◦ Lesi dimedula spinalis, SGB paraparesis, gangguan sensorik memiliki batas yang tidak
tegas, fungsi kemih normal.
◦ Gangguan neurologis tipe SGB degenerasi aksonal
4. Kelemahan bifasial dengan parestesia
◦ Kelemahan CN VII bilateral akut tanpa disertai oftalmoplegia dan kelemahan
ekstremitas,
◦ Kadang terdapat parastesia di ujung jari
◦ Pemeriksaan neurofisiologi sesuai dengan gambaran lesi demielinisasi
5. Oftalmoplegia/ptosis/midriasis akut 6. Neuropati ataksia akut
◦ SMF inkomplit ◦ SMF inkomplit
◦ Tanpa ataksia ◦ Ataksia akut tanpa oftalmoplegia
◦ Pemeriksaan imunositokimia : ab ◦ Ataksia engan atau tanpa tanda
terhadap gangliosida GQ1b Romberg (+)
◦ Ataksia tanpa Romberg : ab antiGQ1b
serum,
◦ Ataksia dengan tanda Romberg : ab
antiGD1b serum
◦ Ab menyerang muscle spindle
7. Bickerstaff’s brainstem encephalitis (BBE)
◦ gangguan kesadaran atau hipersomnolen
◦ Adanya gangguan SSP, formation retikularis
Diagnosis
◦ Diagnosis ditegakan berdasarkan gejala dan tanda kelemahan akut progresif pada
ekstremitas baeah dan atas disertai arefleksia atau hiporefleksia
Menurut National Institute of Neurological and Communicative Disorders and Stroke
(NINCDS) :
Tanda minimum penegakan diagnosis :
1. Kelemahan progresif pada kedua lengan dan tungkai yang dimulai dari ekstremitas
bawah
2. Hiporefleksia atau arefleksia
Tanda yang meperkuat diagnosis :
1. Perburukan gejala yang mencapai titik ≤ 28 hari
2. Distribusi deficit neurologis simetris
3. Gangguan sensorik minimal
4. Gangguan CN, terutama kelemahan otot fasialis bilateral
5. Disfungsi saraf otonom
6. Nyeri
7. Peningkatan protein pada CSS
8. Gambaran elektrodiagnostik khas sesuai dengan kriteria SGB
Tanda yang meragukan diagnosis :
1. Disfungsi pernapasan berat lebih dominan pada awal onset
2. Gangguan sensorik lebih dominan pada awal onset
3. Gangguan BAK dan BAB pada awal onset
4. Demam awal onset
5. Defisit sensorik berbatas tegas
6. Progresivitas lambat dengan gangguan motoric minimal tanpa keterlibatan system
pernapasan
7. Kelemahan asimetris persisten
8. Gangguan BAK atau BAB persisten
9. Peningkatan jumlaj sel MN pada CSS (>50x106/L)
Manifestasi lain :
1. Disfungsi saraf otonom dengan aritmia, fluktuasi tekanan darah, respon hemodinamik
abnormal tergadap pengobatan, gangguan miksi, defekasi, dan berkeringat
Pemeriksaan Penunjang
1. Kecepatan Hantar saraf (KHS)
2. Pungsi Lumbal : disosiasi sitoalbumin
3. Radiologi
4. Ab antigangliosida
Diagnosis Banding
◦ Mielitis transversa
◦ Miastenia gravis
◦ Periodik palalisis hipokalemia
◦ Botulisme
◦ Poliomielitis
◦ Mielopati akut
◦ Stroke batang otak
Tatalaksana
Prinsip tatalaksana SGB adalah :
Diagnosis dini dan tatalaksana multidisiplin yang tepat
1. Pemasangan alat bantu napas jika diperlukan
2. Pemberian imunoterapi sejak onset gejala neuropati pertama kali muncul
3. Plasmafaresis 5 kali dalam 2 minggu, jumlah 200-250 mL/kgBB
4. Imunoglobulin IV : 2 g/kgBB selama 5 hari
5. Pengobatan nyeri : gabapentin atau karbamazepin
Komplikasi
1. Sepsis
2. Emboli paru
3. disautonomia
Prognosis
◦ Berdasarkan table EGOS
◦ Semakin besar nilai EGOS semakin kecil kemungkinan pasien SGB dapat berjalan
setelah 6 bulan dari onset
◦ Menurut penelitian, sebagian besar pasien mengalami perbaikan klinis pada akhir
perawatan.
THANK YOU 

Anda mungkin juga menyukai