RESPONSI
TRAUMA HEMATOM EPIDURAL &
SUBDURAL
TRAUMA MEDULLA SPINALIS
Dosen Pembimbing :
dr. Usman G. Rangkuti, Sp.S
Oleh :
Aditha Fitrina Andiani 122011101049
Laily Rahmawati 122011101054
TRAUMA KEPALA
DEFINISI
KLASIFIKASI
KRITERIA
Minimal
Minimal == simple
simple Cedera
Cedera
Cedera Otak
Otak Cedera Otak
Otak Cedera
Cedera Otak
Otak Berat
Berat
head
head injury (SHI)
injury (SHI) Sedang Kondisi
Kondisi Kritis
Kritis
Ringan
Ringan Sedang (COS)
(COS) (COB)
(COB)
Primer :
Timbul pada saat rudapaksa
Dapat menimbulkan kerusakan pada :
Kulit dan jaringan subkutan
Tulang tengkorak
Jaringan otak
Saraf otak
Pembuluh darah
Sekunder :
Terjadi setelah rudapaksa akan timbul edema serebri,
rusaknya BBB, nekrosis jaringan, hipertermi, dan lain-lain
6
PRIMARY
SURVEY
7
SECONDARY SURVEY
Anamnesis
Identitas pasien: Nama, Umur, Sex, Suku, Agama, Pekerjaan, Alamat
Keluhan utama
Mekanisme trauma
Waktu dan perjalanan trauma
Pernah pingsan atau sadar setelah trauma
Amnesia retrograde atau antegrade
Keluhan : Nyeri kepala seberapa berat, penurunan kesadaran, kejang,
Vertigo
Riwayat mabuk, alkohol, narkotika, pasca operasi kepala
Penyakit penyerta : epilepsi, jantung, asma, riwayat operasi kepala,
Hipertensi dan diabetes melitus, serta gangguan faal pembekuan darah
8
Pemeriksaan Kepala
Pemeriksaan
leher dan tulang
belakang.
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
EPIDURAL HEMATOM
Akumulasi darah antara duramater dan tabula interna tulang tengkorak (skull)
- Onset beberapa menit sampai beberapa jam dari trauma
- Biasanya (85-95%) pasien EDH mengalami fraktur yang berat pada cranium
- Keadaan ini dapat terjadi karena trauma tumpul pada kepala yang mengakibatkan
terjadinya fraktur linier.
- Laserasi A. Meningea Media dan atau cabangnya
- 70-80% EDH berlokasi di regio temporo parietal + 10% di regio frontal dan occipital
- Gambaran CT-Scan berbentuk biokonveks seperti lensa
EPIDEMIOLOGI
Jarang pada pasien usia lanjut
Mortalitas lebih tinggi pada :
- Usia < 5 tahun - Usia lanjut
- Intradural lesi - Lokasi di temporal
- Progressinya cepat - Pupil abnormal
- Gejala tekanan intracranial
- GCS rendah
Mortalitas
- 0% pada pasien tidak koma
- + 10% pada pasien obtundasi
- + 20% pada pasien deep coma
- Mortalitas pada usia <5 tahun dan > 55 tahun
PATOFISIOLOGI
Biasanya dari arteri ~ onsetnya cepat
Bertambah besar sampai puncaknya 6-8 jam setelah trauma
Perdarahan yang besar ~ melepas dura dari cranium ~ nyeri
kepala hebat
Dari vena
Robekan sinus venosus terutama pada regio occipital atau fossa
posterior
Jalannya lebih benigna
Biasanya dari depressed skull fracture ~ melepas dura dari
tulangnya ~ perdarahan.
Gejalanya lambat
Terapi non operatif
Perluasan Volume yang besar dari EDH
Menyebabkan :
- Midline shiff dan herniasi subfalcine
- Tekanan pada otak - dapat mengenai N III - terjadi
midriasis pupil ipsilateral dan hemiparese kontra lateral
Progresi
Biasanya stabil, mencapai puncaknya dalam
beberapa menit dari trauma
9% - progresinya dalam 24 jam pertama
Kadang-kadang beberapa hari setelah trauma
17
GEJALA KLINIS
o 20% menunjukkan Lucid Interval
o Tingkat kesadaran menurun dan fluktuatif
o Tanda-tanda kenaikan T.I.K
a. Cushing respon ~ : c. Muntah
- Hipertensi d. Papil edema
- Bradikardi e. Kejang
- Bradipnea f. Gangguan mental
b. Sakit Kepala
o Defisit neurologis :
a. Hemiparesis kontralateral
b. Gangguan nervus III oleh karena herniasi tentorii dengan gejala, ptosis pupil
midriasis refleks cahaya negatif (pupil anisokor) Pupil dilatasi, reflex melemah
atau fixed, ipsilateral dengan trauma atau bilateral menunjukkan kenaikan T.I.K
o Gangguan pernafasan karena tekanan pada batang otak
o Pada tempat trauma terdapat contusio, laserasi atau tulangnya depressed
Hematoma di daerah temporal
o Keluhan: nyeri
o Disertai gangguan mental.
o Sakit kepala
o Kaku kuduk akan dijumpai.
o Gangguan fungsi serebelum.
user.shikoku.ne.jp/tobrains/exam/CT/CT-e.html
TATALAKSANA
EDH yang progresif membesar perlu penanganan operatif untuk
mengeluarkan hematoma dan menghentikan perdarahan
secepatnya.
o Farmakologi
- Mannitol
- Dexamethasone
o Indikasi pembedahan :
1) Pasien EDH tanpa melihat GCS dengan volume > 30 cc, atau
ketebalan > 15 mm, atau pergeseran midline
> 5 mm, atau
2) Pasien EDH akut (GCS <9) dan pupil anisokor
o)Waktu :
Pasien EDH akut dengan koma (GCS < 9) dan pupil anisokor
dilakukan cito pembedahan atau evakuasi
o Ketebalan, volume hematom, dan midline shift (MLS) struktur
pada CT Scan kepala awal mempengaruhi outcome.
o CT Scan kepala evaluasi pada pasien non operatif dilakukan 6-8
jam setelah trauma.
DEFINISI
Pendahuluan
Insidens : 30-40 per satu juta penduduk per tahun
Kira-kira 10.000 meninggal karena komplikasi yang
berhubungan dengan cedera med.spin.
Sering pada pria usia 15-30th, 25%pada anak-anak
Cedera kolumna vertebralis menyebabkan 15% cedera
saraf, paling sering cedera di cervical.
43
Anatomi
Bagian susunan saraf pusat mulai perbatasan
dgn medulla oblongata (decussatio pyramidum)
sampai setinggi vertebra LI-2.
31 segmen: 8 servikal, 12 torakal, 5 lumbal,
5 sakral, 1 koksigeal
Masing2 segmen berhubungan dengan sepasang
radiks saraf spinal
Bagian luar tersusun oleh substansia alba &
substansia grisea di bagian dalam
Di dalam substansia alba berisi lintasan2
asenden & desenden
Di dalam substansia grisea pada daerah anterior
terdapat motorneuron, yg bertanggung jawab
dalam penghantaran impuls motorik somatik
disebut anterior motor neuron
45
Klasifikasi
Berdasarkan Impairment Scale
GEJALA KLINIS
1. Lesi transversa komplit
Gangguan traktus piramidalis
- menyebabkan paraplegi
- permulaan flasid, kemudian spastik. Pada fase
akut, terdapat arefleksia (spinal shoc)
Gangguan sensibilitas
- gangguan sensibilitas untuk semua kualitas
(eksteroseptif dan proprioseptif)
Gangguan saraf otonom
- gangguan BAK, gangguan pada rektum, dan
gangguan ereksi
49
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
DL, GDS, RFT
Radiologi
- foto vertebra posisi AP/lat dg fokus
sesuai dg letak lesi
- CT scan atau MRI jika diperlukan
tindakan operasi
Neurofisiologi klinik
EMG, NCV, dan SSEP
61
PENATALAKSANAAN
UMUM
- Jika ada fraktur atau dislokasi kolumna vertebralis
servikalis segera pasang collar fiksasi leher , jangan
gerakan kepala atau leher
- Jika ada fraktur kolumna vertebra thorakalis , angkut
pasien dalam keadaan tertelungkup , lakukan fiksasi
thorakal (memakai korset)
- Fraktur daerah lumbal , fiksasi dengan korset lumbal
- Kerusakan medulla spinalis dapat menyebabkan tonus
pembuluh darah menurun karena paralisis fungsi sistem
saraf ortosimpatik , akibatnya tekanan darah turun ,
beri infus bila mungkin plasma atau darah , dekstran 40
atau ekspafusin
64
PENATALAKSANAAN
MEDIKAMENTOSA
- Kortikosteroid (MP 30mg/kgbb, iv pelan sampai
15 menit; 45 menit kemudian per infus
5mg/kgbb selama 24 jam)
- Simptomatis
Bila terjadi spastisitas otot berikan diazepam 3
x 5-10 mg/hari atau bakloven 3 x 5 mg atau 3 x
20 mg perhari
Bila nyeri berikan analgetik
Bila terjadi hipertensi akibat gangguan saraf
otonom pertimbangkan pemberian obat anti
hipertensi
OPERASI
- Dekompresi elemen-elemen saraf
- Stabilisasi columna vertebralis
65
Terimakasih