&
Cedera Medulla Spinalis
(traumatic brain injury & spine injury)
Comotio cerebri =
pingsan sejenak, dengan atau tanpa amnesia
retrograd, tanpa defisit neurologis
Contusio cerebri =
Perdarahan permukaan otak, berupa bintik
perdarahan besar atau kecil, tanpa
kerusakan duramater, dengan defisit
neurologis yang reversibel
Cedera Kepala
(traumatic brain injury)
mekanisme
Cedera Kepala
(traumatic brain injury)
mekanisme
severitas
11-15 91% 6%
8-10 59% 27%
5-7 28% 54%
3-4 13% 80%
Cedera Kepala
(traumatic brain injury)
# basis kranii =
LCS otorrhea atau rhinorrhea,
hemotympanum atau lacerasi CAE, battle’s
sign, racoon’s eyes, paresis n.VII-VIII, n.I,
n.VI
- Hati-hati pemasangan NGT
- Harus diberikan antibiotika profilaksis
Cedera Kepala
(traumatic brain injury)
morfologi
fraktura tengkorak
Apoptosis
Zauner, 2002
Cedera Kepala
(traumatic brain injury)
Monroe-Kellie Principle
Brain Blood
CSF Mass
Bone
Cedera Kepala
(traumatic brain injury)
Cedera Kepala
(traumatic brain injury)
Managemen di Unit Gawat Darurat
Pemeriksaan Fisik secara umum
• Tanda vital:
– TD, N, RR, temperatur, tipe pernafasan (cheyne-
stokes, cluster, apneustic, ataxic)
• Inspeksi kelainan sistemis
• Inspeksi kranium
– Tanda2 # basis kranii
– Tanda2 # kranium lain, # facial, dll
– Periorbital edema, proptosis
• Cranio-cervical auscultation
– Bruit a. carotis = diseksi a. carotis
– Bruit pada mata = fistula traumatis carotis-cavernosus
• Tanda-tanda trauma medulla-spinalis
• Adanya kejang = tunggal, multiple, status
Manajemen dan Terapi
HISTORY :
• NAME, AGE, SEX, RACE, OCCUPATION
• MECHANISM OF INJURY
• TIME OF INJURY
• LOSS OF CONSCIOUSNESS
IMMEDIATELY AFTER INJURY
• SUBSEQUENT LEVEL OF ALERTNESS
• AMNESIA : RETROGRADE,
ANTEROGRADE
• HEADACHE : MILD, MODERATE, SEVERE
• SEIZURE
MANAGEMENT OF MILD HEAD
INJURY
Post-traumatic seizures
Communicating hydrocephalus
Post-traumatic syndrome
(or post-concussive syndrome)
Hypogonadotropic hypogonadism
Chronic traumatic encephalopathy
Alzheimer’s disease
CEDERA MEDULA SPINALIS
Pendahuluan
• EFEK KOMPRESI
GAMBAR MEKANISME
CEDERA MS
GAMBAR MEKANISME
CEDERA MS
• CEDERA LANGSUNG :
- EFEK PELURU
- BENDA ASING
- PECAHAN VETEBRA
- TIKAMAN BENDA TAJAM
• CEDERA MEDULA SPINALIS TANPA
KERUSAKAN TUALANG ( SCIWORA)
MEKANISME TRAUMA
• KECELAKAAN LALU LINTAS DENGAN
KECEPATAN TINGGI
• JATUH DARI KETINGGIAN
• BEBAN AKSIAL TINGGI (MENYELAM)
• KEKERASAN; TIKAMAN,TEMBAKAN
• KECELAKAAN OLAH RAGA
• IMPAK BERAT LAIN PADA M S
CMS merupakan keadaan darurat neurologi yang
perlu tindakan cepat, tepat dan cermat untuk
mengurangi kecacatan
- Insidensi : 30-40/juta
Per tahun dengan kisaran 8.000-10.000 kasus
pertahun
Prevalensi : 200.000
Rasio pria : Wanita : 4:1
Usia rata-rata 32 tahun
PENYEBAB
Cedera Servikal
- KLL : 40-50%
- Terjatuh : 20%
- Berkelahi : 10-25%
- Kecelakaan Kerja ; 10-20%
• Penyebab lain :
- penyakit degeneratif tulang belakang
- Iskemik, Demielinisasi, Inflamasi
- Tumor, Pendarahan, Abses
Angka kematian diperkirakan 48% dalam 24 jam pertama dan 80%
meninggal di tempat kejadian.
- Gangguan Vaskuler
permeabilitas meningkat, Vaso Spasme, Trombosis dan Pendarahan.
- Gangguan Inflamasi
pelepasan mediator sistemik lokal, Adhesi Molekul sel lebih cepat dan
Infiltrasi sel leukosit.
- Disfungsi sel, ATP menurun, Kerusakan sel, terbentuk radikal bebas, Ca
sel meningkat dan disfungsi mitokondria.
Jenis cedera medula spinalis
• Cedera primer
- akibat langsung , hematoma .
- pada 4 jam pertama terjadi infark pada
massa putih
- pada 8 jam terjadi infark pada massa
kelabu dan paralisis irreversibel
• Cedera sekunder diakibatkan :
- Hipoksia
- Hipoperfusi
-Syok neurogenik
- syok spinal
- kerusakan digframa
- paralisis saraf dan otot intrerkostal
Gejala dan tanda
• Waspada kemungkinan cedera medula spinalis :
- luka pada dahi/ bagian depan kepala;
akibat hiperektensi.
- Memar lokal
- Deformitas pada vetebra ; gibus dan
pergeseran.
- Umbilikus`dan otot perut tegang.
Kelompok cedera medula
spinalis
• Servical
• Thorakal
• Lumbosacral :
- sindroma meduls spinslis snterior
- sindroma medula spinalis posterior
- sindroma medula spinalis sentral
- sindroma hemilesi Brown-sequard
• Sindrama konus
• Sindroma kauda
• Sindroma radikuler
• Kompresi medula spinalis
• Transeksi medula spinalis komplit
• Hematomyelia
• Sirigomielia pasca trauma
CEDERA CERVICAL
Curiga bila :
• Ada cedera kepala / atas clavicula
• Pernafasan paradoksal (diafragma)
• Kelumpuhan tangan / kaki
• Refleks lutut (-) --- periksa sphinkter ani
• Hipotensi (+ bradikardia)
CMS NEURO-EMERGENSI ?
Trauma hiperfleksi-rotasi
Menyebabkan fraktur dan dislokasi, sering didaerah C5-6 dan T12-L1
menimbulkan kerusakan yang luas pada medula spinalis
Whiplash
Gerakan tiba-tiba hiperekstensi Kemudian diikuti hiperfleksi servikal,
menyebabkan cedera jaringan lunak spinal jarang menimbulkan
kerusakan medula spinalis.
Cedera whiplash I : nyeri dan kekakuan leher
Cedera whiplash II : terbatasnya ROM dan nyeri
Gejala whiplash
Nyeri leher yang bertambah pada 24 jam
Nyeri kepala,nyeri menjalar pundak dan lengan
Gerak fleksi lateral berkurang
Difagia
Jenis cedera akibat trauma
Fraktur
Dislokasi
Luka tembus
Perdarahan epidural
Hematom subdural spinalis
Cedera tidak langsung
Cedera intermeduler
Trauma hiperfleksi-rotasi
Menyebabkan fraktur dan dislokasi, sering didaerah C5-6 dan T12-L1
menimbulkan kerusakan yang luas pada medula spinalis
Trauma Longitudinal
Terjadi kompresi yang lebih stabil, misal fraktur Jefferson (C1), kepala daerah
Vertex membentur tanah waktu terjun/menyelam.
Trauma Hiperekstensi
Sering menyebabkan ligamentum spinalis anterior robek, lokasi umumnya di
C4-5.
Gambaran Klinis CMS Komplit
B Inkomplit Fungsi sensorik masih bik tapi motorik terganggu sampai segmen
sakral S4-S5
C Inkomplit Fungsi motorik terganggu dibawah level, tapi otot-otot motorik
utama masih punya kekuatan < 3
• Tujuan
– Pemulihan maksimal defisit neurologi
– Medula spinalis stabil
– Mobilisasi dan rehabilitasi
• Penatalaksanaan
– Prehospital
– Hospital atau UGD
– Pengiriman (transportasi)
– Penilaian awal dan lanjutan
– Perawatan konsevatif dan tindakan bedah
– Pasca perawatan dan rehabilitasi medis
Tujuan Pengobatan pada Trauma Medula Spinalis
• Menjaga sel yang masih hidup agar terhindar dari kerusakan lanjut.
• Eliminasi kerusakan akibat proses Patogenesis sekunder.
• Mengganti sel saraf yang rusak
• Menstimulasi pertumbuhan akson dan koneksinya.
• Memaksimalkan penyembuhan defisit neurologis.
• Stabilisasi vertebra
• Neurorestorasi dan neurorehabilitasi untuk mengembalikan fungsi tubuh.
Penatalaksanaan Prehospital
Umum
– 10-25% defisit neurologistik karena tindakan pre hospital tidak adekuat.
– jika ada fraktur or dilokasi vertebra servikalis fiksasi leher pasang coller,
kepala dan leher jangan digerakkan.
– cek ABC, jika ada gangguan kardiopulmonal RJP, intubasi nasogastrik atau
tracheostomi.
– jika ada fraktur vertebra torakalis, angkut pasien dalam keadaan
tertelungkup, fiksasi torakal dengan korset.
– fraktur vertebra lumbalis fiksasi dengan korset.
Neck Collar / Collar Brace
Medikamentosa
– CMS dapat menyebabkan tonus pembuluh darah turun karena paralisis
fungsi sistem ortosimpatik sehingga hipotensi Berinfus bila mungkin
dengan darah atau plasma, dextran 40% atau ekspafusin. Jangan berikan
Dx bila perlu berikan 0.2 mg adrenalin s.c. boleh diulang 1 jam kemudian.
– bila denyut nadi < 44 kali/menit beri SA 0,25 mg iv
– Hipotensi : beri cairan NaCl 0.9% atau supressor phenilephrine
10mg/500ml, or dopamine 400mg per 250ml.
Tranportasi
• Dilakukan hati hati,pertimbangkan moda anggutan
memadai ke RS yang memiliki sarana optimal.
• Imobilisasi cervical dan thorakal
• Posisi tubuh terlentang kepala sedikit hiperektensi.
• Fraktur dislokasi vetebra thorakal bawah dan
lumbal punggung ekstensi.
Penatalaksanaan Hospital
Penatalaksanaan Umum
1. Tentukan apakah cedera tersebut CMS akut
2. Terapi CMS akut dengan methylprednisolon
a. methylprednisolon 30mg/kg BB selama 1 jam
Tujuan :
1. Memberikan penerangan dan pendidikan kepada pasien dan keluarga mengenai
trauma medula spinalis
2. Memaksimalkan kemampuan mobilisasi & self-care (latihan mandiri) dan atau
latih langsung jika diperlukan.
3. Mencegah komorbiditi (Kontraktur, dekubitus, infeksi paru, dll).
Tindakan :
1. Fisioterapi
2. Terapi Okupasi
3. Latihan miksi dan defakasi rutin
4. Terapi psikologis.
Rehabilitasi cedera spinal servikal
Suatu kegiatan rehabilitasi dari hanya berbaring
ditempat tidur menuju kehidupan berkomunitas
(‘rehabilitation from beside to community”)
1. Penyembuhan (Recovery)
a. penyembuhan dapat terjadi karena adanya neuroplastisitas
b. Penyembuhan fungsi dinilai dengan FIM (“Functional
Independence Measure”)
2. Rehabilitasi
Definisi WHO : Rehabilitasi ialah suatu proses progresif, dinamis, dalam
waktu yang terbatas bertujuan untuk meningkatkan kualitas individu
yang mengalami gangguan secara optimal dalam bidang mental, fisik,
kognitif dan sosial.
Pelayanan khusus selama fase sub-akut meliputi :
- Perawatan
- Terapi fisik
- Terapi kerja
- Menjaga pernafasan dan obat-obatan
- Istirahat dan rekreasi
- Psikologi
- Latihan mengendarai mobil
- Pelayanan nutrisi
- Latihan wicara
- Pekerja sosial
- Konseling kesehatan seksual