Status mental :
derajat kesadaran, orientasi, atensi dan
konsentrasi, memori, kalkulasi, bicara dan
bahasa, orientasi spatial/persepsi, afek, mood
dan behavior.
Nervi kranialis
Motorik
Sensibilitas
Koordinasi
Reflek
Postur dan gait
(Ashley, 2004)
1
Gejala Fisik/Somatik 2
Nyeri kepala
Dizzines
Nausea Gejala kognitif
Vomitus
Gangguan memori
Gangguan perhatian,
Gangguan berfikir kompleks
3
Gejala emosional/kepribadian
Kecemasan
Iritabilitas (HOFFMAN DKK., 1996)
MEKANISME FISIK CEDERA KEPALA
A. Beban statik
B. Beban dinamik
1. Beban benturan
a. Jejas lokal: fraktur, hematoma epidural,
kontusio koup
b. Jejas tempat lain: fraktur tempat lain, kontusio
kontra
koup, kontusio intermediate coup
2. Beban goncangan
Cedera akselerasi-deselerasi: diam- diguncang
mendadak, bergerak- berhenti mendadak
Tulang
Cedera Kepala Otak
(Oslon, 2002)
Aksonal
(Shepard, 2002)
Types of Damage in Brain Injury (Stamp, 2000)
Mechanism of Cytotoxic edema in brain injury (Stamp, 2000)
Ischemia Trauma
Destruksi sel
Asidosis
Apoptosis
Zauner, 2002
Kepala yang sedang bergerak
tiba-tiba berhenti, tetapi otak
tetap bergerak sehingga otak
dapat cedera oleh permukaan
dalam dari kranium
Biomechanics of Traumatic Head Injury
Shearing strains
throughout the
brain
Swelling of
brain stem
Pediatric Critical Care Textbook (1998) Lippincott Williams & Wilkins and Tutorial CT
in Head Injury (Foo, 2001)
TANDA FRAKTUR BASIS KRANII
1. Fraktur basis kranii fossa anterior
- Rhinorea cairan cerebrospinal
- Hematoma periorbital (brill hematoma)
- Hematoma subkonjungtiva
2. Fraktur basis kranii fossa media
- Otorea
- Ekimosis retroaurikuler (battles sign)
- Kelumpuhan N cranialis: N VII dan atau VIII
3. Fraktur basis kranii fossa posterior
- Battles sign.
KRITERIA DILAKUKAN CT SCAN KEPALA PADA
TRAUMA KRANIOSEREBRAL
GCS 14 atau lebih rendah
GCS 15 dengan:
* Dibuktikan pernah hilang kesadaran
* Amnesia untuk trauma
* Defisit neurologik fokal
* Tanda fraktur tulang tengkorak basal
atau kalvaria
(Narayan, 1996)
Manajemen cedera kepala ringan (GCS 14-15)
Riwayat (identitas, mekanisme dan waktu cedera, penurunan kesadaran
mengikuti cedera, derajat kewaspadaan, amnesia, nyeri kepala, kejang
Pemeriksaan umum untuk mengesampingkan cedera sistemik
Pemeriksaan neurologis
Rontgen vertebra cervical dan lainnya atas indikasi
Skrining level alkohol darah dan toksik urin
CT scan kepala pada semua pasien kecuali asimptomatik komplit
dan neurologis normal
Evaluasi awal
Sama dengan cedera kepala ringan
CT scan kepala pada semua kasus
Perintah untuk observasi
Observasi
Pemeriksaan neurologik sering
Follow-up CT scan jika keadaan memburuk atau
sebelum pulang
Perdossi, 2006
INDIKASI OPERASI
1. Epidural hematome
a. >40cc + midline shift dengan fx batang
otak baik
b. >30cc fossa posterior + td penekanan
batang otak atau hidrosefalus dengan
fungsi batang otak baik
c. EDH progresif
d. EDH tipis dengan penurunan kesadaran
bukan indikasi operasi
Perdossi, 2006
2. Subdural hematome
a. SDH luas (>40cc/5mm) dgn GCS>6
fungsi batang otak baik
b. SDH tipis + kesadaran bukan indikasi
operasi
c. SDH + edema serebri/kontusio serebri
disertai midlineshift dengan fungsi
batang otak baik
Perdossi, 2006
3. Perdarahan Intraserebral paska trauma
a. penurunan kesadaran progresif
b. Hipertensi, bradikardi & tanda
gangguan nafas (cushing refleks)
c. perburukan defisit neurologi fokal
4. Fraktur impresi > 1 diploe
5. Fraktur kranii + laserasi serebri
6. Fraktu kranii terbuka
7. Edema serebri berat + TIK
Perdossi, 2006
TATA LAKSANA CEDERA KEPALA
a. Pra rumah sakit
Jaga jalan nafas, kontrol perdarahan, imobilisasi,
cegah syok- komplikasi dan cedera sekunder, saat
pengiriman.
b. UGD
- Primary survey: ingat ABC
- Secundary survey: ingat 5B
- Anamnesa
- Pemeriksaan fisik
- Pmx penunjang: radiologi, lab darah (rutin, gol
drh, GDS, fx ginjal, AGD, elektrolit)
TATA LAKSANA CEDERA KEPALA
c. Bangsal
Obs. Tanda vital dan status neurologis
Obs: tiap 30 dalam 6 jam I, tiap jam dalam 6
jam II, tiap 2 jam dalam 12 jam berikutnya.
Selanjutnya tiap 4 jam sampai pasien sadar.
d. ICU
- Penanganan peningkatan TIK
- Pencegahan dan terapi infeksi sekunder
e. Aspek bedah saraf.
Penatalaksanaan pasien yang
tidak sadar diri:
Nilai jalan nafasnya (airway), pernafasannya, dan
sirkulasinya ( A B C )
Oksigen, D50 satu ampul IV, thiamine (100 mg
IV), naloxone (0,4 hingga 2 mg IV)
Sampel darah diambil untuk memeriksa natrium,
kalium, kalsium, fosfat, glukosa, blood urea
nitrogen (BUN), kreatinin, serum glutamat-
piruvat transaminase (SGPT), serum glutamat-
oksaloasetat transaminase (SGOT) dan kadar
amoniak; skrining toksikologi
TERAPI CEDERA KEPALA DI BANGSAL