Anda di halaman 1dari 67

DETEKSI DINI DAN

PENANGANAN KOMPLIKASI AKUT


DIABETES MELLITUS

DR SAMSIRUN HALIM SPPD KIC


RSUD RADEN MATTAHER JAMBI

1
Komplikasi Akut DM

Komplikasi Akut DM:

1. Hipoglikemia

2. Krisis Hiperglikemik
- KAD (Keto Asidosis Diabetik)
- HHS (Hyperosmolar
hyperglycemic state)

DIABETES CARE, VOLUME 32, NUMBER 7, JULY 2009


1. HIPOGLIKEMIA
TUJUAN PEMBELAJARAN

Mengetahui penyebab2 hipoglikemia

Mengetahui tanda dan gejala hipoglikemia

Mengetahui risiko2 yg terkait dengan hipoglikemia

Dapat membuat strategi pencegahan hipoglikemia


HIPOGLIKEMIA

Membatasi kita dalam mengelola hiperglikemia


baik pada pd rawat jalan / rawat inap.

kontributor utama dalam hal biaya untuk


diabetes baik langsung maupun tidak
langsung

Dapat memperberat morbiditas bahkan


mortalitas.
DEFINISI HIPOGLIKEMIA

Definisi

Penurunan konsentrasi glukosa serum


dengan atau tanpa adanya gejala-gejala
sistem otonom
DEFINISI HIPOGLIKEMIA

Whipples triad:
Terdapat gejala2 hipoglikemia
Kadar Glukosa darah yang rendah
Gejala berkurang dengan pengobatan.

Namun Demikian
Sebagian pasien dg diabetes kadang menunjukkan gejala glukosa
darah yg rendah namun ketika diperiksa kadar gula darahnya normal.
Tidak semua pasien diabetes mengalami gejala hipoglikemia
meskipun pada pemeriksaan kadar glukosa darahnya rendah
Tanda & gejala Hipoglikemia pada
orang dewasa

Autonomic Neuroglycopenic
Gejala Tanda Gejala Tanda
Rasa Lapar Pucat Lemah, Lesu Cortical -blindness
Berkeringat Takikardia Dizziness Hipotermia

Gelisah Widened Pusing Kejang


pulse-pressure

Paresthesia Confusion Koma


Palpitasi Perubahan sikap
Tremulousness Gangguan kognitif
Pandangan kabur,
diplopia
KLASIFIKASI HIPOGLIKEMIA

Klasifikasi Gejala Glukosa Darah Keterangan


Hipoglikemi Plasma
1. Simptomatik + < 70 mg/dL
2. Asimptomatik - < 70 mg/dL
3. Berat + < 70 mg/dL Butuh bantuan org lain utk
konsumsi karbohidrat,
glukagon , atau kegiatan
resusitasi lainnya
4. Relatif + > 70 mg/dL Membaik dengan
konsumsi karbohidrat

9
HIPOGLIKEMIA PADA UKPDS

Insulin glyburide chlorpropramide X metformin conventional

Reference?
SYSTEMATIC REVIEW: PERBANDINGAN
EFEKTIFITAS DAN KEAMANAN OBAT ORAL
DMT2

Kumpulan hasil penelitian randomized hipoglikemia , berdasarkan perbandingan obat


SU =sulfonilurea, glyb =glyburide, tzd= thiazolidinediones, repag= repaglinide

Bolen S, et al. Ann Intern Med. 2007;147:386-399


PENYEBAB HIPOGLIKEMIA BERAT

Kendali glikemik terlalu ketat Tidak menyadari hipoglikemia

Hipoglikemia berulang End Stage Renal Disease


(ESRD)
Hilangnya respon glukagon
terhadap hipoglikemia dalam 5 Penyakit / gangguan fungsi hati
tahun Diagnosis DMT1
Malnutrisi
Attenuation of EPI, NE, growth
hormone, cortisol responses Konsumsi alkohol tanpa makanan
yang tepat
Neuropati otonom

EPI = epinephrine
NE = norepinephrine
ESRD = End Stage Renal Disease
HOMEOSTATIS GLUKOSA DARAH

Penelitian pada subyek tanpa diabetes yang dibuat


hipoglikemia menunjukkan

Gula Darah turun sampai dengan 80 mg/dl, sekresi insulin


endogen menurun

Gula Darah turun sampai dengan 65-70 mg/dl, sekresi epinefrin


dan glukagon meningkat

Gula Darah turun sampai dengan 60-65 mg/dl, sekresi growth


hormone meningkat

Gula Darah turun sampai dengan < 60 mg/dl, sekresi kortisol


HIRARKI / URUTAN RESPON TUBUH
DALAM MENURUNKAN KONSENTRASI
GLUKOSA DARAH
90
80 Counter-regulation
70 Autonomic symptoms
60
Neuroglycopenic symptoms
50
40
Coma
30
20
10 Permanent damage
0 Death

Gerich JE et al. Endocr Rev 1991;12:356-71.


Rekomendasi Pengobatan

Memerlukan konsumsi makanan tinggi gula


(karbohidrat simple)

Meskipun gula murni merupakan pilihan


utama, namun bentuk karbohidrat apa saja
yang berisi glukosa akan menaikkan gula
darah.

Makanan yang mengandung lemak dapat


memperlambat respon kenaikkan gula darah
Rekomendasi Pengobatan

Glukosa 1520 g (2-3 sendok makan) yang dilarutkan


dalam air
Jika pada monitoring gula darah mandiri setelah 15 menit
setelah pengobatan hipoglikemia masih ada, pengobatan
dilanjutkan.

Jika pada monitoring Gula darah mandiri kadar gula sudah


normal, pasien diminta utk makan makanan berat atau
snack untuk mencegah berulangnya hipoglikemia.
POLA PENANGANAN : HIPOGLIKEMIA AKIBAT
INSULIN
Pola Hipoglikemia Penanganan
Unexplained Turunkan dosis insulin 10-20% pada
Cth, porsi makan yg berkurang, aktifitas yg pemberian berikutnya
berlebihan, atau kelebihan insulin

Pattern at given time of day Turunkan dosis insulin sampai yg terrendah

Explained Jangan lakukan penyesuaian insulin pada


Cth. Asupan makanan yg sesaat bekurang satu saat. Jk hipoglikemia berulang kurangi
atau aktifitas yg berlebihan tp tdk berulang dosis insulin serendah mungkin

Anticipatory Turunkan dosis insulin


Porsi makanan yg sengaja dikurangi dan
aktifitas yg direncanakan

Turunkan dosis insulin sampai yg terrendah

Magee M et al. Managing Diabetes Type 1.


Pengobatan Hipoglikemia Berat

Jika ada neuroglycopenia, terapi parenteral diperlukan


Dekstrose 40% sebanyak 25 cc diikuti dengan infus D5% atau D10%
Lakukan monitoring gula darah setiap 1-2 jam kalau terjadi
hipoglikemia berulang pemberian Dekstrose 40% dapat diulang
Lakukan evaluasi terhadap pemicu hipoglikemia
PENCEGAHAN HIPOGLIKEMIA

Stop obat-obatan kemudian kurangi dosisnya

Obati penyakit dasar

Waspada terhadap hipoglikemia pada


pengguna insulin dan insulin secretagogue

Pasien dengan 1 episode hipoglikemia berat


akan lebih bermanfaat jika target glikemiknya
di longgarkan
PENCEGAHAN HIPOGLIKEMIA

Edukasi :
Gejala
Pengobatan
Waktu puncak kerja insulin dan obat oral
lainnya
Monitoring gula darah di rumah
PENCEGAHAN HIPOGLIKEMIA

Sesuaikan regimen obat dengan asupan


makanan dan latihan fisik:
Pasien Insulin: Turunkan insulin prandial 1-2 unit
sebalum makan yang diikuti latihan

Pasien dengan insulin pump: turunkan basal rate 25-


50% selama latihan

Pasien dg sulfonilurea : turunkan dosis, latihan, di pagi


hari dan minum obatnya setelah latihan atau makan
kudapan (snack) sebelum latihan
SIMPULAN

Hipoglikemia ringan sering dijumpai pada pasien


diabetes

Hipoglikemia berat dapat dicegah


Sesuaikan dosis dengan kadar gula darah, asupan makanan
dan latihan

Edukasi pasien mengenai gejala

Edukasi pasien untuk selalu membawa makanan bergula


CONTOH KASUS

Tn M 64 tahun, dikatakan DMT2 saat medikal Cek Up


seminggu sebelumnya. Setelah bertanya kepada temannya
yang juga menderita diabetes, Ia mulai minum glibenclamid
3x 5 mg.

Setelah seharian bekerja, ia tidak makan malam. Keesokan


harinya dipagi hari, keluarganya menemukan Tn.M dalam
keadaan tidak sadar dan berkeringat sangat banyak.

Keluarganya segera mengecek kadar gula darah dan


ternyata 48 mg/dL. Keluarganya segera membawanya ke RS
terdekat.
CONTOH KASUS, PERTANYAAN

Bagaimana status pasien ini?

Apa kemungkinan penyebab hipoglikemia pada


pasien ini?

Bagaimana penatalaksanaan hipoglikemia di RS?

Apa yang akan anda anjurkan / ajarkan kepada


pasien dan keluarganya?
PENGELOLAAN
HIPERGLIKEMIA
PADA DMT2
TUJUAN PEMBELAJARAN

Mendapatkan pengetahuan best practices dalam


mengelola hiperglikemia pada DMT2
ADA/EASD POSITION STATEMENT

The American Diabetes Association and the European


Association for the Study of Diabetes position statement
on the management of hyperglycemia in T2DM focuses
on:

A patient-centered approach

Antihyperglycemic therapy

Implementation strategies

Other considerations

Future directions/research needs

Diabetes Care, Diabetologia June 2012


PERKENI POSITION STATEMENT

PERKENI fokus terhadap pencegahan diabetes dan strateginya:

Deteksi Dini Dg pertimbangan TTGO metode yg paling sensitif

Perubahan Gaya Hidup, termasuk terapi nutrisi medis, aktifitas fisik dan
penurunan berat badan

Farmakoterapi jika diperlukan

Pemantauan Glukosa Darah berkala dan monitoring faktor risiko (Hipertensi,


dislipidemia, kesehatan fisik, dan kendali berat badan)

TTGO = Tes Toleransi Glukosa Oral


GUIDELINE DARI ADA UNTUK GLUKOSA
DARAH, TEKANAN DARAH, DAN LIPID

A1C <7.0% (individual)


GD Preprandial 70-130 mg/dL (3.9-7.2 mmol/l)
GD Postprandial <180 mg/dL
Tekanan Darah < 130/80 mmHg
LDL: <100 mg/dL (2.59 mmol/l)

<70 mg/dL (1.81 mmol/l) (with


Lipid overt CVD)
HDL: >40 mg/dL (1.04 mmol/l)
>50 mg/dL (1.30 mmol/l)
TG: <150 mg/dL (1.69 mmol/l)
A1C <7.0% (individual)

ADA. Diabetes Care 2012;35:S11-63.


GUIDELINE PERKENI UNTUK GULA
DARAH, TEKANAN DARAH, DAN LIPID

Risiko PKV (-) Risiko PKV (+)


IMT (kg/m2) 18.5 <23 18.5 <23
Gula Darah
GDP (mg/dL) <100 <100
GD Post Prandial <140 <140
(mg/dL)
A1C (%) <7.0 <7.0
Tekanan Darah <130/80 <130/80
Lipid
Total Kolesterol (mg/dL) <200 <200
Trigliserida (mg/dL) <150 <150
HDL Kolesterol (mg/dL) >40/>50 >40/>50
LDL Kolesterol (mg/dL) <100 <70
PERKENI Guidelines 2011
PRINSIP PENGENDALIAN GLUKOSA DARAH

Mulai Pengobatan begitu hiperglikemia terdiagnosis


Tentukan target; Glukosa Darah yg diinginkan harus
mendekati normoglikemia
Monitor pengendalian hiperglikemia
Mulai modifikasi gaya Hidup
Gunakan metode stepwise / kombinasi
Edukasi adalah essential

Dungan KM. Rationale for Management of Hyperglycemia


TERAPI ANTI-HIPERGLIKEMIA

Target

A1C <7.0% (mean PG ~150 160 mg/dL


[8.3 8.9 mmol/L)
Pre-prandial <130 mg/dL (7.2 mmol/L)
Post-prandial <180 mg/dL (10.0 mmol/L)
TERAPI ANTI-HIPERGLIKEMIK

Terapi harus bersifat individual

Target yg ketat (6.0 6.5%)


pada pasien lebih muda dan lebih sehat

Target yg agak longgar (7.5 8.0%+) usia


tua, ada komorbid, rawan hipoglikemia, dll.

Hindari hipoglikemia
TERAPI ANTI-HIPERGLIKEMIK

Pilihan Terapi: Modifikasi Gaya


hidup

Optimalisasi berat badan

Makanan yg sehat

Meningkatkan aktifitas fisik


Diabetes Care, Diabetologia June 2012
PERTIMBANGAN LAIN

Usia

Berat badan

Jenis kelamin / ras / perbedaan genetik

Diabetes Care, Diabetologia June 2012


PERTIMBANGAN LAIN

Usia: Usia tua


Usia harapan hidup
berkurang Target yg lebih ringan

A1C <7.5 8.0% jika


Kendala PKV target ideal tdk dpt
dicapai dg mudah
Risiko efek samping
akibat polifarmasi Lebih fokus pada
keamanan obat
Cenderung mudah
hipoglikemia (GFR )
GFR = Glomerular filtration rate
Diabetes Care, Diabetologia June 2012
PERTIMBANGAN LAIN

Berat Badan

Umumnya DMT2 gemuk / obesitas


Modifikasi Gaya Hidup yg Intensif
Metformin
GLP-1 receptor agonis
Pertimbangkan LADA pada pasien kurus

LADA = Latent Autoimmune Diabetes of Adults


Diabetes Care, Diabetologia June 2012
PERTIMBANGAN LAIN

Jenis kelamin/ Ras / Perbedaan genetik

Tidak banyak diketahui


MODY & bentuk diabetes monogenik lainnya

Orang Latin / Hispanik lebih resistensi insulin

Asia Timur: Lebih disfungsi sel Beta

Jenis kelamin lebih cenderung kepada potensi efek samping


(contoh : keropos tulang pada wanita pada penggunaan TZD)

MODY = Maturity Onset Diabetes of the Young


TZDs = Thiazolidinediones
Diabetes Care, Diabetologia June 2012
PERTIMBANGAN LAIN

Komorbid

Penyakit Kardiovaskular

Gagal jantung

Penyakit Ginjal

Gangguan Hati

Hipoglikemia

Infeksi

Diabetes Care, Diabetologia June 2012


PERTIMBANGAN LAIN

Komorbid Metformin: keuntungan pd


PKV (UKPDS)
Penyakit Kardiovaskular
Hindari hipoglikemia

SU & prekondisi iskemik

Pioglitazone & kejadian CVD

Efek dari incretin-based


therapies

Diabetes Care, Diabetologia June 2012


PERTIMBANGAN LAIN

Komorbid

Metformin: Masih dapat


Gagal Jantung digunakan kecuali jika kondisi
gagal jantung berat dan tidak
stabil

Hindari TZD

Effects dari incretin-based


therapies

Diabetes Care, Diabetologia June 2012


PERTIMBANGAN LAIN

komorbid Risiko hipoglikemia meningkat

Metformin & asidosis laktat


US: stop jika Cr 1.5 (1.4
Penyakit Ginjal wanita)
UK: dosis jika GFR < 45 and
stop jika GFR < 30

Hati2 dg SU (terutama
glibenclamid)

DPP-4-i umumnya dose


adjustment

Hindari exenatide jika GFR < 30


GFR = Glomerular filtration rate

Diabetes Care, Diabetologia June 2012


PERTIMBANGAN LAIN

Komorbid

Gangguan Hati
Obat umumnya tdk diuji pada
penyakit hati

Pioglitazone mungkin
membantu pd steatosis

Insulin pilihan terbaik

Diabetes Care, Diabetologia June 2012


PERTIMBANGAN LAIN

Komorbid

Hipoglikemia
Hati2 memilih obat pd orang
yg rawan terjadi hipoglikemia

Diabetes Care, Diabetologia June 2012


PERTIMBANGAN LAIN

Komorbid
infeksi
Mortalitas meningkat dengan
adanya komorbid infeksi

Diabetes Care, Diabetologia June 2012


PERTIMBANGAN LAIN

komorbid

Infeksi (cth . tuberculosis)

Diperlukan target yg lebih


ketat

Penggunaan insulin
sementara mungkin
diperlukan pd episode
hiperglikemia

Kramer M, Banerji MA. Infections. Therapy for Diabetes Mellitus and Related Disorders.
SIMPULAN

Diet, latihan, dan edukasi adalah dasar


dari program pengelolaan DMT2

Mulai pengobatan jika hiperglikemia


sudah terdiagnosis

Tentukan target glikemik secara


individual sesuai dengan usia, berat
badan, adanya dan komorbid
SIMPULAN

Sebagian pasien memerlukan terapi


insulin tunggal / dengan kombinasi dg
obat lainnya untuk menjaga glukosa
darah.
Keputusan pengobatan berdasarkan
pilihan, kebutuhan, dan nilai-nilai
lainnya.
Menurunkan risiko PKV adalah tujuan
utama pengobatan.
2. Ketoasidosis Diabetik
(KAD)

49
Ketoasidosis Diabetik (KAD)

Tiga karakteristik KAD:


Hiperglikemia yang tidak terkontrol
Asidosis metabolik
Peningkatan badan keton

DIABETES CARE, VOLUME 32, NUMBER 7, JULY 2009


PATOGENESIS KAD

Insulin Deficiency

Increased Lipolysis

Increased Ketogenesis

Ketoacidosis

DKA
51
KETOGENESIS DAN METABOLISME
GLUKOSA

Glycogen
Ketogenesis Gluconeogenesis Glycogenolysis Glycolysis
Synthesis

Insulin

Glucagon

Cortisol
Growth
Hormone

Catecholamines
52
From Kreisberg R. Diabetic ketoacidosis. In: Rifkin H, Porte D, eds. Diabetes mellitus: theory and practice, 4th ed. New York: Elsevier
Science, 1990:591603.
KAD: Gambaran klinis

Perubahan metabolik khas pada KAD, biasanya terjadi dalam waktu


singkat (umumnya 24 jam)
Riwayat poliuria, polidipsia, berat badan menurun, muntah
dehidrasi, lemah badan, dan perubahan status mental.
Pemeriksaan fisik: turgor kulit buruk, pernapasan Kussmaul,
takikardia, dan hipotensi.
Status mental bervariasi dari kesadaran penuh sampai letargi atau
koma
Walaupun infeksi merupakan faktor pencetus yg umum terjadi,
namun pasien dapat hipertermia, normotermia atau bahkan
hipotermia terutama akibat vasodilatasi perifer. Hipotermia berat
menandakan prognosis yang buruk.
Mual, muntah, nyeri abdomen difus dpt sering terjadi

DIABETES CARE, VOLUME 32, NUMBER 7, JULY 2009


KAD: Hasil laboratorium

- Kriteria diagnosis KAD dan HHS terlihat pd Tabel


1.
- Evaluasi laboratorium: glukosa plasma, blood urea
nitrogen, kreatinin, elektrolit (dengan menghitung
anion gap), osmolalitas, keton serum dan urin,
serta urinalisis, arterial blood gases, hitung jenis
darah lengkap. Diperlukan pula elektrokardiogram,
X-ray thorax, dan urin, sputum, atau kultur darah.

DIABETES CARE, VOLUME 32, NUMBER 7, JULY 2009


MANAJEMEN HOLISTIK KAD

Early Diagnosis
Detection -History
Prevention
-Risk factors -Physical Treatment
-Education
-Signs & exam
symptoms -Lab tests

55
PENANGANAN PERTAMA KAD

Administer NS as indicated to maintain hemodynamic status, then


follow general guidelines:
NS for first 4 hours
Consider half NS thereafter
Change to D5 half NS when blood glucose 250 mg/dL
May need to adjust type and rate of fluid administration in the
elderly and in patients with congestive heart failure or renal
failure. Hours Volume
0.5-1 1 L
2 1L
3 500 mL-1 L
4 500 mL-1 L
5 500 mL-1 L
First 5 hours (total) 3.5-5 L
6-12 200-500 mL/hour
56
NS, normal saline; D5, 5% dextrose in water
3. Hyperosmolar Hyperglycemic
Syndrome (HHS)

57
Hyperosmolar Hyperglycemic
Syndrome (HHS)

Karakteristik:
Hiperglikemia berat
Hiperosmolalitas
Dehidrasi
Tidak adanya ketoasidosis.

Keadaan metabolik ini merupakan hasil dari


kombinasi defisiensi insulin absolut atau relatif dan
peningkatan counterregulatory hormones (glukagon,
katekolamin, kortisol, dan growth hormone).
DIABETES CARE, VOLUME 32, NUMBER 7, JULY 2009
HHS: Gambaran Klinis

Patofisiologi terjadinya mirip ~ KAD


Defisiensi insulin tidak seberat KAD
Terjadi dalam beberapa hari sampai beberapa minggu
Riwayat poliuria, polidipsia, berat badan menurun,
muntah, dehidrasi, lemah badan, perubahan status
mental.
Pemeriksaan fisik: turgor kulit buruk, takikardia, dan
hipotensi.

DIABETES CARE, VOLUME 32, NUMBER 7, JULY 2009


HHS: Gambaran Klinis

Status kesadaran penuh sampai letargi atau koma


Tanda neurologi fokal (hemianopia, hemiparesis) dan
kejang (fokal atau menyeluruh)
Pasien dapat hipertermia, normotermia atau bahkan
hipotermia. Hipotermia berat menandakan prognosis
buruk
Mual, muntah, nyeri abdomen difus dpt sering terjadi
Terapinya ~ KAD

DIABETES CARE, VOLUME 32, NUMBER 7, JULY 2009


PERBEDAAN KAD DAN HHS

DIABETES CARE, VOLUME 32, NUMBER 7, JULY 2009


KASUS 1

Tn. WS seorang duda berusia 70 tahun didiagnosis DMT2


sekitar 6 bulan yg lalu pada saat terjadi fraktur colles pada
lengan kirinya
Sebelumnya 5 tahun yg lalu Ia pernah serangan jantung dan
dirawat di ICCU. Saat ini Ia mengkonsumsi aspirin sekali sehari
dan isosorbid dinitrat 3x5 mg.
Ia tinggal dengan anak lelakinya yg belum menikah dan sangat
sibuk. Ia belajar pemeriksaan gula darah mandiri dari edukator
diabetes dan menjalani diet sesuai anjuran ahli gizi dan
program latihan fisik ringan selama 6 bulan.
Biaya kesehatan tidak ditanggung asuransi
Perokok 2 bks/hari
KASUS 1 (LANJUTAN)

Tn. WS kembali

Pada pemeriksaan fisik, Kesadaran Compos mentis, tidak ada


keluhan, fraktur sudah sembuh.

Tekanan Darah 140/90, nadi 88/menit

Laboratorium : GDP 140 mg/dl, GD2jamPP 255 mg/dl, A1C 8%,


LDL Kolesterol 160 mg/dl, TG 210 mg/dl, HDL 40 mg/dl , total
cholesterol 320 mg/dl

Lab Fungsi Hati dan Ginjal normal

ECG menunjukkan riwayat infark miokard


KASUS 1 PERTANYAAN

Sebutkan Masalah yg ada pd pasien ini?

Bagaimana stratifikasi risiko


kardiovaskular pada pasien ini?

Bagaimana anda mengelola pasien ini?


Estimate of 10-Year Risk for Men

(Framingham Point Scores = FPS), ATP III 2001

I Age Points Total Points


II
Cholesterol Age 20-39 Age 40-49 Age 50-59 Age 60-69 Age 70-79
20-34 -9
35-39 -4 < 160 0 0 0 0 0
40-44 0 160-199 4 3 2 1 0
200-239 7 5 3 1 0
45-49 3 240-279 9 6 4 2 1
50-54 6 > 280 11 8 5 3 1
55-59 8
60-64 10 Points
III Smoking
65-69 11 Age 20-39 Age 40-49 Age 50-59 Age 60-69 Age 70-79
70-74 12 Non Smoker 0 0 0 0 0
75-79 13 Smoker 8 5 3 1 1

s@di
Estimate of 10-Year Risk for Men
(Framingham Point Scores = FPS)
(ATP III 2001, Summarized : Tjokroprawiro 2001)

Point Total 10-Year Risk % IV HDL (mg/dL) Points


<0 <1
0 1 > 60 -1
1 1 50-59 0
2 1
3 1
40-49 1
4 1 < 40 2
5 2
6 2
V Systolic BP (mmHg) If Untreated If Treated
7 3
8 4 < 120 0 0
9 5
120-129 0 1
10 6
11 8 130-139 1 2
12 10 140-159 1 2
13 12 > 160 2 3
14 16
15 20
16 25 FPS : 10-years Risk : ......... %
> 17 > 30
< 10% 10 - 20% > 20% s@
ATP III: Risk Categories, LDL-C Goals

Risk Category LDL-C Goal (mg/dL)


CHD plus
CHD risk equivalents Very High risk <70
multiple risk
CHD
CHD risk equivalents High risk <100
(10-year risk >20%)
2 risk factors
Moderate risk <130
(10-year risk 20%)
01 risk factor* Mild risk <160

*Almost all people with 01 risk factor have a 10-year risk <10%; thus, Framingham risk
calculations are not necessary.

Expert Panel on Detection, Evaluation, and Treatment ofs@di


High Blood Cholesterol in Adults. JAMA. 2001;285:2486-2497.

Anda mungkin juga menyukai