Anda di halaman 1dari 36

PRESENTASI KASUS

BESAR
LATENT AUTOIMMUNE
DIABETES ON ADULT
(LADA)
NUGRAHA RAMADHAN - G4A015191

I. PENDAHULUAN
DM merupakan kelompok penyakit
metabolik akibat gangguan sekresi
insulin, resistensi insulin atau
keduanya (PERKENI, 2015)
Klasifikasi DM (ADA, 2013):
DM
DM
DM
DM

tipe 1
tipe 2
gestasional
tipe lain

CONTD
Terdapat DM yang memiliki karakteristik dari DM
tipe 1 dan DM tipe 2
Tuomi et al (1993) dan Zimmet et al (1994)
memperkenalkan Latent Autoimmune Diabetes
on Adult (LADA):
Muncul dengan fenotip DM tipe 2 pada usia dewasa
Genotip, imunologi & metabolisme DM tipe 1
Cenderung progresif terhadap ketergantungan insulin

2-12% penderita DM tipe 2 adalah


LADAmissdiagnosed

LAPORAN KASUS
Identitas Pasien

Nama : Ny. TS
Usia : 38 tahun
Alamat : Karangtengah RT 01/ RW 08 Cilongok
Jenis kelamin : Perempuan
Status : Sudah Menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal masuk : 25 Juni 2016
Tanggal periksa : 30 Juni 2016
Ruang Masuk: IGD
Ruang Rawat : Rawat Inap Anyelir 420, RSUD Geriatri
No. CM : 01-03-10-56

KELUHAN UTAMA
Ny. TS mengeluhkan seluruh tubuhnya
lemas sejak 4 hari sebelum masuk
rumah sakit. Pasien merasa tubuhnya
bertambah lemas sekitar 1 hari
sebelum
masuk
RSUD
Geriatri
Margono Soekarjo. Pasien menyatakan
bahwa satu bulan sebelumnya dirinya
juga sempat dirawat di rumah sakit
dengan keluhan yang sama.

KELUHAN PENYERTA
Pasien mengeluhkan mual, dan tidak nafsu makan sejak 1 malam
sebelum masuk rumah sakit. Pasien juga mengeluhkan bahwa Ia sulit
untuk berjalan karena pada pukul 10 malam di hari sebelumnya, Ia
mengalami benturan di punggung kaki kanan dan kirinya sehingga
mengakibatkan luka yang tidak kunjung mengering.
Pasien menyangkal adanya demam yang disertai menggigil, sesak
napas, dada berdebar-debar, nyeri di daerah perut, kesulitan BAK dan
BAB, maupun perubahan bentuk dan proporsi tubuh. Pasien juga tidak
mengeluhkan kedua tangan dan kedua kakinya mengalami
pembengkakan yang terasa seperti terisi oleh cairan.
Pasien menyatakan bahwa pandangannya kabur dan membaik saat
menggunakan kacamata. Pasien menyangkal bahwa keluhan
pandangannya pernah bertambah berat.
Pasien mengaku bahwa satu tahun sebelumnya kaki kirinya pernah
mengalami luka dan pembengkakan di tulang keringnya, dan telah
mendapatkan perawatan di rumah sakit hingga lukanya sembuh.

CONTD
Pasien mengaku sedang menjalani pengobatan Diabetes Mellitus
yang dideritanya semenjak umur 18 tahun. Pasien menyatakan
bahwa keluhan klasik Diabetes Mellitus seperti sering makan, sering
minum dan sering buang air kecil sudah tidak begitu dirasakannya
lagi. Pasien juga menyatakan bahwa keluhan yang dialaminya bisa
sewaktu-waktu berkurang atau bertambah berat tanpa ada penyebab
yang Ia ketahui.
Pasien mengaku bahwa dirinya telah didiagnosis menderita
Diabetes Mellitus sejak tahun 1996 pada usia 18 tahun. Pasien
pertama kali terdiagnosis saat dirinya berada di Kota Purwakarta saat
sedang bekerja sebagai pegawai swasta. Selama 6 bulan pertama
pasien menjalani pengobatan dengan obat-obatan peroral (tidak
diketahui namanya), kemudian diganti seluruhnya menggunakan
insulin hingga saat ini. Semenjak itu, pasien mengaku bahwa dirinya
sering dirawat di rumah sakit dengan penyakit yang cenderung sama
setiap tahunnya.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Riwayat
Riwayat
Riwayat
1996)
Riwayat
Riwayat
Riwayat
Riwayat
Riwayat

keluhan yang sama


: diakui
hipertensi
: disangkal
DM
: diakui, sejak usia 18 tahun (tahun
penyakit jantung
: disangkal
penyakit ginjal
: disangkal
penyakit liver
: disangkal
alergi
: disangkal
keganasan
:disangkal

RIWAYAT PENYAKIT
KELUARGA

Riwayat
Riwayat
Riwayat
Riwayat
Riwayat
Riwayat
Riwayat

keluhan yang sama :disangkal


hipertensi
: disangkal
DM
: disangkal
penyakit jantung
: disangkal
penyakit ginjal
: disangkal
penyakit liver
: disangkal
alergi
: disangkal

RIWAYAT SOSIAL DAN LINGKUNGAN


Keluarga
Pasien memiliki satu orang suami dan
tiga orang anak berusia sekolah. Pasien
mengaku bahwa hubungan dengan
keluarganya terjalin dengan baik. Pasien
dan keluarganya berasal dari kelas
ekonomi menengah ke atas.

Keadaan lingkungan
Pasien tinggal bersama suami, anak-anak dan ibu
kandungnya dalam satu rumah. Pasien menyatakan
bahwa sebelumnya Ia hanya tinggal bersama suami
dan ketiga anaknya di kota lain. Belakangan ini Ia
memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya
dan tinggal bersama ibu kandungnya karena Ia
merasa bahwa kondisi tubuhnya kian menurun.
Pasien tinggal di daerah pemukiman yang padat
dengan jarak antar pemukiman berdekatan satu
dengan yang lain. Pasien memiliki hubungan yang
cukup baik dengan tetangga disekitar lingkungan
rumahnya.

Pekerjaan
Pasien adalah seorang ibu rumah
tangga. Pasien mengaku pernah bekerja
sebagai karyawan swasta namun sudah
berhenti karena kondisi tubuhnya yang
sudah tidak memungkinkan.

Kebiasaan personal
Pasien mengaku sudah jarang
berolahraga dan beraktivitas terlalu
berat. Kesehariannya mengurusi anakanaknya yang masih bersekolah. Pasien
mengaku menjaga kebersihan diri dan
lingkungan sekitarnya.

Diet dan obat


Pasien mengaku menjaga pola
makannya dengan membatasi asupan
nasi dan makanan-makanan manis
lainnya sejak beberapa tahun ke
belakang. Pasien mengakui bahwa
sebelum masuk rumah sakit dirinya
rutin menggunakan insulin Novorapid
tiga kali sehari.

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum: tampak sakit sedang
Kesadaran :compos mentis
Vital sign
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 88 kali/menit
Pernapasan : 24 kali/menit
Suhu: 35,7 C

Tinggi badan :155 cm


Berat badan : 48 kg
Status gizi (IMT): 19,97 kg/m2 (normal)

STATUS LOKALIS
Ekstremitas inferior: didapatkan
bekas luka jahitan memanjang di
kaki kiri sepanjang tulang tibia dan
luka basah di kedua punggung kaki.

EKG

Gambaran proses kronik ginjal kanan dan kiri

DIAGNOSIS
Diabetes Mellitus tipe 1,5 (DM Tipe
LADA)
Ulkus DM dorsum pedis dextra et
sinistra
CKD

PENATALAKSANAAN
NONFARMAKOLOGIS:
Istirahat sesuai kebutuhan
Terapi Nutrisi Medis (TNM)
Pengendalian aktivitas fisik
Edukasi pasien dan keluarga tentang penyakit, komplikasi dan pengobatan
Pemantauan TTV secara berkala
Pengecekan GDS secara berkala
Transfusi PRC sesuai kebutuhan (4 kolf selama perawatan)

FARMAKOLOGIS:
IVFD NaCl 0,9% 30tpm
Inj. Ceftriaxone 1 g / 8 jam IV
Inj. Ranitidine 2 x 1 amp IV
Inj. Ondansentron 2 x 1 amp IV
Syringe pump insulin 50 IU dalam 50 cc NaCl 0,9% 2 cc / jam (28 Juni 2016)
Novorapid 3 x 4 U
Levemir 1 x 20 IU (mulai 28 Juni 2016, dihentikan bila GDS < 100)

FOLLOW UP

II. TINJAUAN PUSTAKA

LATENT AUTOIMMUNE DIABETES IN ADULT


(LADA)
LADA merupakan kelainan autoimun herediter yang
berakibat pada rusaknya sel beta pankreas oleh
autoantibodi. Pada tahap awal, LADA biasanya
muncul menyerupai DM tipe 2missdiagnosed
LADA memiliki karakteristik genetik, imunologi dan
metabolik yang menyerupai DM tipe 1
NAMA LAIN: Latent Type 1 Diabetes, Slowly
Progressive IDDM (SPIDDM), Slow-onset IDDM, Slowly
Progressive Type 1 Diabetes, Diabetes tipe 1,5 dan
Latent Autoimmune Diabetes in Children (LADC)
Diperkirakan sekitar 2-12% penderita DM tipe 2
merupakan LADA

ETIOLOGI LADA
Defek genetik pada gen HLA DR3, HLA DR4
dan HLA DR3/4
Timbulnya autoantibodi terhadap sel beta
pankreas:
Glutamic Acid Decarboxylase (GAD) autoantibody
Islet Cell Autoantibody (ICA)
Insulinoma-Associated Autoantibody (IA-2)
Zinc Transporter Autoantibody (ZnT8)

Destruksi sel beta pankreas secara


progresifDefisiensi insulin absolut

DIAGNOSIS LADA
Muncul pada usia dewasa menyerupai DM tipe 2
(30-45 tahun)
Polifagia
Polidipsia
Poliuria
Hiperglikemia
Keluhan tambahan lain

Ditemukan salah satu/lebih dari autoantibodi sel


beta pankreas di sirkulasi
Mengalami ketergantungan insulin dalam waktu
singkat setelah diagnosis (sekitar 6 bulan)

PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
Kadar Glukosa Darah
C-peptida
Autoantibodi serum (GADA, ICA, IA-2)

KOMPLIKASI
Komplikasi Akut
Hipoglikemia
Ketoasidosis
HHS

Komplikasi Kronis
Makroangiopati
Mikroangiopati
Nefropati
Retinopati
Neuropati

PENATALAKSANAAN
FARMAKOLOGIS
Obat anti hiperglikemik oral (Golongan
Tiazolindindion dan Biguanide) pada fase awal
LADA
Terapi Insulin

Rapid-acting
Short-acting
Intermediate-acting
Long-acting
Ultra long-acting

Penggunaan syringe pump insulin pada saat sakit

PENATALAKSANAAN
PENGATURAN DIET
Berdasarkan kepada kebutuhan kalori normal
yakni 25-30 kal/KgBB
Bergizi seimbang dan disesuaikan dengan
kebutuhan kalori orang normal pada umumnya

AKTIVITAS FISIK
3-5 kali per minggu, masing-masing 30-45 menit
Disesuaikan dengan keadaan fisik dan status
kesegaran jasmani

EDUKASI

KESIMPULAN
Diagnosis LADA ditegakkan berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang berupa pemantauan kadar glukosa
darah dan autoantibodi terhadap sel beta
pankreas.
Pengelolaan LADA berdasarkan kepada 4
komponen utama pengelolaan DM yaitu terapi
farmakologis, pengaturan diet, olahraga dan
edukasi.
Satu-satunya terapi farmakologis yang terbukti
efektif untuk mengendalikan LADA adalah terapi
insulin.

DAFTAR PUSTAKA
American Diabetes Association. 2013. Diagnosis and classification of diabetes. Diabetes Care. 36 (1): 67-74.
Borg H, Gottsater A, Landin-Olsson M, Fernlund P, Sundkvist G. 2001. High levels of antigen-specific islet antibodies predict future beta cell
failure in patients with onset of diabetes in adult age. Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism. 86: 30328.
Borg H, Gottsater A, Fernlund P, Sundkvist G. 2002. A 12-year prospective study of the relationship between islet antibodies and -cell function
at and after the diagnosis in patients with adult onset diabetes. Diabetes. 51: 175462.
Chadwick, Paul, Michael Edmonds, Joanne McCardle, David Armstrong, et al. 2013. Best Practice Guidelines: Wound Management in Diabetic
Foot Ulcers. London: Wounds International.
Guyton, Arthur C., john E. Hall. 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
IDAI. 2009. Konsensus Nasional Pengelolaan Diabetes Mellitus Tipe 1. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter anak Indonesia.
Irvine, W. J., Gray R. S., McCallum C. J., Duncan L. J. P. 1977. Clinical and pathogenic significance of pancreatic-islet-cell antibodies in diabetics
treated with oral hypoglycaemic agents. Lancet. 1: 10251027.
Joshi, An & Ad Bhatt. 2008. Type 1.5 Diabetes Melitus. Symposium on Diabetes. 13(2):25-28.
Kobayashi, T., Tamemoto K., Nakanishi K., et al. 1993. Immunogenetic and clinical characterization of slowly progressive IDDM. Diabetes Care.
16(5):780-8.
Kurniyanto, Yunus Tanggo. 2012. Diabetes Melitus Tipe 1 pada Orang Dewasa. Majalah Kedokteran FK UKI. 28(4):188-193.
Leslie, David & Christina Valerie. 2003. Latent Autoimmune Diabetes in Adults (LADA). Diabetes Voice. 48(4): 14-16.
Martini, Frederic H., Judi L. Nath, Edwin F. Bartholomew. 2012. Fundamentals of Anatomy and Physiology. San Fransisco: Pearson Education, Inc.
Naik, R. G., Palmer J. P. 2003. Latent autoimmune diabetes in adults (LADA). Endocrine Metabolism Disorder. 4:233241.
Naik, Ramachandra G., Barbara M. Brooks-Worrell, and Jerry P. Palmer. 2009. Latent Autoimmune Diabetes in Adult. Journal of Clinical
Endocrinology and Metabolism. 94: 46354644.
PERKENI. 2015. Konsensus: Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2015. PERKENI.
Saboo, Banshi. 2013. Latent Autoimmune Diabetes in Adults. Medicine Update. 182-185.
Sherwood, Lauralee. 2012. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC.
Stenstrom, Gunnar, Anders Gottsater, Ekaterine Bakhtadze, Bo Berger & Goran Sundkvist. 2005. Latent Autoimmune Diabetes in Adult.
Diabetes Journal. 54(2): 568-572.
Tuomi , T., Groop L. C., Zimmet P.Z., et al. 1993. Antibodies to glutamic acid decarboxylase reveal latent autoimmune diabetes mellitus in adults
with a non-insulin-dependent onset of disease. Diabetes. 42(2):359-62.
Zimmet, P.Z., Elliot R. B., Mackay I. R., et al. 1994. Autoantibodies to glutamic acid decarboxylase and insulin in islet cell antibody positive
presymptomatic type 1 diabetes mellitus: frequency and segregation by age and gender. Diabetes Medicine. 11(9):866-71.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai