OBSTRUKTIF KRONIK
( PPOK )
1
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) PPOK adalah penyakit paru
kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran napas
yang bersifat progressif nonreversibel atau reversibel parsial. PPOK
terdiri dari bronkitis kronik dan emfisema atau gabungan keduanya.
1. Faktor genetik
2. Usia & jenis kelamin
3. Pertumbuhan dan perkembangan paru
4. Pajanan terhadap partikel, gas berbahaya
5. Faktor sosial ekonomi
6. Asma dan hipereaktivitas saluran napas
7. Bronkitis kronis
8. Infeksi berulang di saluran napas
3
Faktor yang berperan dalam peningkatan penyakit
tersebut :
• Kebiasaan merokok yang masih tinggi (laki-laki di
atas 15 tahun 60-70 %)
• Pertambahan penduduk
• Meningkatnya usia rata-rata penduduk dari 54 tahun
pada tahun 1960-an menjadi 63 tahun pada tahun
1990-an
• Industrialisasi
• Polusi udara terutama di kota besar, di lokasi
industri, dan di pertambangan
FAKTOR RESIKO
Anamnesis
- Riwayat merokok atau bekas perokok dengan atau
tanpa gejala pernapasan
-Riwayat terpajan zat iritan yang bermakna di tempat
kerja
- Riwayat penyakit emfisema pada keluarga
- Terdapat faktor predisposisi pada masa bayi/anak, mis
berat badan lahir rendah (BBLR), infeksi saluran napas
berulang, lingkungan asap rokok dan polusi udara
- Batuk berulang dengan atau tanpa dahak
- Sesak dengan atau tanpa bunyi meng
PEMERIKSAAN FISIK PPOK DINI
UMUMNYA TIDAK ADA KELAINAN
• Inspeksi
- Pursed lips breathing (mulut setengah
terkatup mencucu)
- Barrel chest (diameter antero - posterior dan
transversal sebanding)
- Penggunaan otot bantu napas
- Hipertropi otot bantu napas
-Pelebaran sela iga
- Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat
denyut vena jugularis i leher dan edema tungka
• Palpasi
Pada emfisema fremitus melemah, sela iga melebar
• Perkusi Pada emfisema hipersonor dan batas
jantung mengecil (eye tear aperance), letak
diafragma rendah, hepar terdorong ke bawah
• Auskultasi
- suara napas vesikuler normal, atau melemah
- terdapat ronki dan atau mengi pada waktu
bernapas biasa atau pada ekspirasi paksa
- ekspirasi memanjang
•Pink puffer
Gambaran yang khas pada emfisema, penderita kurus, kulit
kemerahan dan pernapasan pursed - lips breathing
•Blue bloater
Gambaran khas pada bronkitis kronik, penderita gemuk
sianosis, terdapat edema tungkai dan ronki basah di basal
paru, sianosis sentral dan perifer
1. Asma
2. Kanker paru
3. Tuberkulosis
4. Bronchiectasis
5. Left heart failure
6. Interstitial lung disease
7. Fibrosis cystic
8. Batuk idiopatik
9. Rhinitis alergi kronis
10. Post nasal drip syndrome (PNDS)
11. Upper airway cough syndrome (UACS)
12. GERD
13. Efek samping pengobatan (contoh. ACE inhibitors)
GOLD 2017 Global Strategy for the Diagnosis, Management and Prevention of COPD. Available online at http://goldcopd.org/. Accessed 21stNovember
2016.
15
TUJUAN TERAPI PPOK
Mengurangi
Menghilangkan gejala gejala
Meningkatkan toleransi latihan
Meningkatkan status kesehatan
GOLD 2017 Global Strategy for the Diagnosis, Management and Prevention of COPD. Available online at http://goldcopd.org/. Accessed 21stNovember
2016.
16
IDENTIFIKASI DAN MENURUNKAN PAPARAN TERHADAP
FAKTOR RESIKO
GOLD 2017 Global Strategy for the Diagnosis, Management and Prevention of COPD. Available online at http://goldcopd.org/. Accessed 21stNovember
2016.
17
TATALAKSANA LANJUTAN
Beta2 - agonis
Short – acting Beta2 – agonis (SABA)
Long – acting Beta2 – agonis (LABA)
Antikolinergi
Short-acting anticholinergics (SAMA)
Long-acting anticholinergics (LAMA)
Kombinasi short-acting beta2-agonists + anticholinergic
dalam satu inhaler
Kombinasi long-acting beta2-agonists + anticholinergic
dalam satu inhaler
Methylxanthines
Kombinasi long-acting beta2-agonists + ICS dalam satu
inhaler
Phosphodiesterase-4 inhibitors
19
EKSASERBASI AKUT
1. Penambahan dosis bronkodilator dan frekuensi pemberiannya.
Bila terjadi eksaserbasi berat obat diberikan secara injeksi,
subkutan, intravena atau per drip,
misal :
GOLD 2017 Global Strategy for the Diagnosis, Management and Prevention of COPD. Available online at http://goldcopd.org/. Accessed 21stNovember
2016.
22
TERIMAKASIH
Spirometri digunakan untuk mengukur volume maksimal
udara yang dikeluarkan setelah inspirasi maksimal atau
dapat disebut forced vital capacity (FVC). Spirometri juga
berfungsi untuk mengukur volume udara yang dikeluarkan
pada satu detik pertama atau disebut juga forced expiratory
volueme in 1 second (FEV1). Rasio dari kedua pengukuran
inilah (FEV1/FVC) yang sering digunakan untuk menilai
fungsi paruparu. Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik
(PPOK) secara khas akan menunjukkan penurunan dari
FEV1 dan FVC serta nilai dari rasio pengukuran FEV1/FVC