Oleh :
Nanda Yunita Ayu Fitriyah (22004101036)
Dosen Pembimbing :
dr. Nelly Mulyaningsih, Sp.JP (K)FIHA
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
2.1 Identitas Pasien
No. RM : 25****
Nama : Tn. D
Umur : 50 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Penjahit
Agama : Islam
Alamat : Banyuwangi
Suku : Jawa
Tanggal MRS : 24 Juni 2021
ANAMNESIS
Keluhan Utama Riwayat Penyakit Dahulu
Perut dan Kedua kaki bengkak Hipertensi (+) tidak terkontrol
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Penyakit Sekarang
Tidak ada
Riwayat penyakit sekarang: Kedua kaki bengkak sejak
1 minggu yang lalu. Sesak (+) dan keringat dingin (+). Riwayat Pengobatan
Keluhan perut membesar 1 bulan yang lalu, napas Pernah melakukan pengobatan hipertensi 2 tahun
ngongsrong saat beraktivitas. Sesak tidak berkurang yang lalu
saat pasien beristirahat. Bila tidur disanggah 3 bantal.
Riwayat Alergi
Riwayat batuk kering 1 minggu yang lalu.
Tidak ada
Riwayat Kebiasaan
Tidak merokok dan tidak minum alkohol
Riwayat sosial ekonomi
Cukup
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum Tanda-Tanda Vital
Kesan Umum : Lemah TD : 140/117 mmHg
Kesadaran : Compos Mentis, GCS E4V5M6 Suhu : 36,50 C
Berat Badan : Tidak ada data Nadi : 63 x/menit
Tinggi Badan : Tidak ada data RR : 30 x/menit
BMI : Tidak ada data SpO2 : 94% free air
STATUS GENERALIS
Kepala/Leher Konjungtiva anemis (-/-), ikterik (-/-), sianosis (-), Dispneu (+)
Paru paru Inspeksi : bentuk normochest, pergerakan dada kanan-kiri simetris, otot bantu nafas (-), retraksi ICS (-)
Perkusi : sonor (+/+)
Palpasi: nyeri tekan (-), stem fremitus kanan-kiri simetris
Aukultasi : suara nafas vesikuler (+/+), suara tambahan : wheezing (-/-), ronkhi (+/+), bronkofoni (-/-).
Ekstremitas Edema
- -
+ +
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM 24 JUNI 2021
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Neutrofil 55.5 (↓) % 73.7-89.7
Trombosit 147 (↓) x10n3/μL 150-440
Natrium 132.9 (↓) mmol/L 135-145
GDA 99 mg/dL 70-125
GCS E4V5M6. Tekanan darah 140/117 mmHg, nadi 63x/menit, RR 30x/menit, suhu axila 36,5 oC, SpO2
94% free air. Pada pemeriksaan head to toe, kepala leher didapatkan dispneu. Thorax ictus cordis
terlihat, ictus cordis teraba, pekak, batas jantung sinistra melebar, S1S2 irreguler (+). Paru-paru,
bentuk/volume dada simetris, pergerakan dada simetris, palpasi pergerakan dada simetris, fremitus
raba simetris. Perkusi sonor kanan dan kiri, ronkhi paru-paru kanan-kiri (+). Abdomen acites (+),
bising usus dalam batas normal. Ekstremitas atas bawah, akral hangat (+), edem tungkai (+/+)
RESUME
Pada pemeriksaan penunjang laboratorium didapatkan trombosit menurun dan penurunan
ringan pada kadar natrium serum. Pada EKG Tn. D (50 thn) tampak Irama asinus, HR: 90 bpm,
iregular, Axis: Normal. Gelombang P normal, Gelombang QRS tidak melebar, interval PR normal, ST
depresi V5, V6, dan lead II panjang. Didapatkan gelombang T inverted lead II,III,aVF dan V1-V6.
Foto thorax AP simetris CTR lebih dari 50%, Pulmo tampak infiltrat halus unilateral dextra
lapang paru bawah. Sinus phrenico costalis kanan-kiri tampak lancip, dan tulang-tulang tampak
Diagnosa banding
Myocardial Infarction
Viral Pneumonia
Cardiogenic pulmonary edema
Planning
PO:
-Infus Nacl 0,9% 7 tpm
-Captopril 3 x 6,25 mg
-O2 Nasal 3 lpm
-Spironolactone 50 mg 1-0-0
-NTG 10 mcg/jam
-Clopidogrel 75 mg 1x1
-Inj. Lasix 10mg/ml 3x1 amp
-Q ten 100 mg 1x1
-Inj. Omeprazole 40 mg 1x1
-Sucralfat syrup 500mg/5ml 3xC1
-Inj. Metoclopramide 10 mg/2ml 3x1
-Digoxin 0,25 mg 1x1
Prognosis
Dubia ad malam
KIE
-Edukasi keluarga mengenai kondisi penyakit pasien.
-Edukasi keluarga mengenai pengobatan yang diberikan kepada pasien.
-Edukasi keluarga mengenai Manajemen Hipertensi pada pasien.
PENATALAKSANAAN
Nitrogliserin pump 10 mcg/jam.
Nitrogliserin yang dinitrasi oleh Mitochondrial Aldehyde Dehydrogenase (mALDH) di otot polos dan sel lainnya
sehingga menghasilkan pelepasan ion nitrit, yang kemudian diubah menjadi oksida nitrat. Nitrit oksida yang
dilepaskan menstimulasi guanylyl cyclase di otot polos dan menyebabkan peningkatan cGMP dan memicu
vasodilatasi. Venodilatasi meningkatkan pengumpulan darah perifer dan menurunkan aliran balik vena ke jantung
sehingga mengurangi tekanan akhir diastolik ventrikel kiri (preload) sedangkan relaksasi arteriolar mengurangi
resistensi vaskular sistemik dan tekanan arteri (afterload).
PENATALAKSANAAN
Injeksi Lasix (Furosemide)
Furosemide menghambat reabsorpsi tubular natrium dan klorida di tubulus proksimal dan distal serta lengkung
tebal Henle asendens. Furosemide digunakan untuk mengobati kondisi dengan kelebihan volume dan edema
sekunder akibat eksaserbasi gagal jantung kongestif
Injeksi Omeprazole
Omeprazole merupakan obat golongan Proton Pump Inhibitor (PPI) yang bekerja dengan menghambat pompa H +
/ K + ATP sel parietal sehingga dapat menekan produksi HCl. Obat ini diberikan untuk mencegah dari pemberian
obat antiplatelet clopidogrel yang memiliki risiko efek samping terjadinya gastritis, perdarahan maupun ulkus
gastrointestinal.
Injeksi Metoclopramide
Metoklopromaid memblok reseptor D2 dopamine di chemoreceptor trigger zone di medula yang mencetuskan
gejala mual dan muntah sehingga menimbulkan efek antimual dan antimuntah.
PENATALAKSANAAN
Captopril
Merupakan golongan ACE-Inhibitor yang bekerja menghambat perubahan angiotensin 1 menjadi angiotensin
2 sehingga terjadi vasodilatasi dan penurunan sekresi aldosteron. Vasodilatasi secara langsung akan
menurunkan tekanan darah sedangkan berkuangnya aldosteron akan menyebabkan ekskesi air dan natrium.
Spironolakton
Spironolacton merupakan antagonis aldosteron dan merupakan diuetik lemah yang penggunaannya
dikombinasikan dengan diuretik lain seperti furosemide/thiazid untuk mencegah hipokalemia.
Clopidogrel
Clopidogrel merupakan obat penghambat agregasi platelet yang diinduksi ADP yang bekerja dengan
penghambatan langsung adenosin difosfat (ADP). Anti platelet ini digunakan untuk pencegahan sekunder
stroke, infark miokard, dan vascular death.
PENATALAKSANAAN
Q ten (Koenzim Q10)
Q10 memiliki efek antioksidan untuk mencegah kerusakan sel. CoQ10 terdapat di semua jaringan dan organ
tubuh dengan konsentrasi tertinggi di jantung. Konsentrasi CoQ10 telah berbanding terbalik dengan tingkat
keparahan CHF sehingga suplementasi CoQ10 dibeikan pada pasien ini.
Sucralfat
Sucralfat syrup yang berfungsi sebagai gastro-duodenal protective agent. Efek lain yakni membantu sintesa
prostglandin, menambah sekresi bikarbonat dan mukus.
Digoksin
Digoxin bekerja untuk meningkatkan kekuatan kontraksi jantung dengan menghambat transpor Na +,K+, ATP-
ase, meningkatkan Na+ intraseluler, yang akhirnya meningkatkan Ca 2+ intraseluler. Peningkatan kalsium
miokardial akan meningkatkan kalsium ke miofilmen yang menyebabkan respon inotropik positif.
KESIMPULAN
Tn.D , 50 tahun datang ke UGD dengan keluhan bengkak perut dan kedua kaki. Pasien
didiagnosis CHF setelah dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang. Tatalaksana pada kasus adalah planning diagnosis berupa pemeriksaan
EKG,ECG,Foto thorax, terapi medikamentosa dan non medikamentosa.
CONGESTIVE HEART
FAILURE (CHF)
DEFINISI
HFpEF
a. Pemeriksaan Laboratorium
b. Elektrokardiogram (EKG)
c. Foto toraks
d. Peptida Natriuretik
e. Troponin I atau T
f. Ekokardiogafi
TATALAKSANA
Tatalaksana non farmakologi
Ketaatan pasien untuk berobat dapat mempengaruhi morbiditas, mortalitas dan kualitas hidup pasien.
Pasien harus memantau berat badan rutin setap hari, jika terdapat kenaikan berat badan > 2 kg dalam 3 hari, pasien
Restriksi cairan 900 ml–1,2 liter/hari (sesuai berat badan) dipertimbangkan terutama pada pasien dengan gejala berat
Pengurangan berat badan pasien obesitas dengan gagal jantung dipertimbangkan untuk mencegah perburukan gagal
jantung.
• Latihan fisik pada semua pasien gagal jantung kronik stabil
TATALAKSANA FARMAKOLOGI
KOMPLIKASI CHF
• Tromboemboli
• Dekompensasi akut gagal jantung (kongesti paru, gagal napas, syok kardiogenik)
PROGNOSIS
Prognosis gagal jantung masih tergolong buruk. Data studi klasik Framingham menunjukkan bahwa median
kesintasan pada pria dan wanita dengan gagal jantung masing-masing adalah 1,7 tahun dan 3,2 tahun.
Sementara itu, tak lebih dari 25% pria dan 38% wanita yang mampu bertahan hidup dalam kurun 5 waktu pasca
diagnosis gagal jantung.
Faktor yang Mempengaruhi Prognosis Gagal Jantung meliputi demografik, etiologi gagal jantung, komorbiditas,
kadar biomarker gagal jantung, serta parameter hemodinamik.
TERIMA KASIH