Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

Infark miokard adalah penyebab kematian tertinggi di dunia baik pada pria

ataupun wanita di seluruh dunia. Laju mortalitas awal (30 hari) pada penderita infark

miokard akut mencapai 30% dengan lebih dari separuh kematian terjadi sebelum

penderita infark miokard mencapai rumah sakit.

Infark miokard adalah kematian sel miokard akibat iskemia yang

berkepanjangan. Menurut WHO, infark miokard diklasifikasikan berdasarkan dari

gejala, kelainan gambaran EKG, dan enzim jantung. Infark miokard dapat dibedakan

menjadi infark miokard dengan elevasi gelombang ST (STEMI) dan infark miokard

tanpa elevasi gelombang ST (NSTEMI).

ST elevation myocardial infarction (STEMI) merupakan salah satu spektrum

sindroma koroner akut (SKA) yang paling berat Pada pasien STEMI, terjadi

penurunan aliran darah koroner secara mendadak akibat oklusi trombus pada plak

aterosklerotik yang sudah ada sebelumnya. Trombus arteri koroner terjadi secara

cepat pada lokasi injuri vaskuler. Injuri vaskuler dicetuskan oleh faktor-faktor seperti

merokok,hipertensi, dan akumulasi lipid.

.1

1
BAB II

LAPORAN KASUS

2.1 Identitas Pasien

Nama : Ny. EH

Umur : 39 tahun

Tanggal Lahir : 06-11-1977

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Fontein

Agama : Islam

Status pernikahan : Menikah

Status Bangsa : Jawa

Pembayaran : JKN

Ruang : ICCU

Tanggal MRS IGD : 27 September 2017 (pukul 18.30 WITA)

Tanggal MRS Ruangan: 27 September 2017 (pukul 20.30 WITA)

No. MR : 475985

2.2 Anamnesis

Autoanamnesis dengan pasien pada tanggal 28 September 2017 pukul 14.00

WITA

2
Keluhan Utama

Nyeri dada sebelah kiri 1 jam SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien merupakan rujukan dari RS Wirasakti yang datang dengan keluhan

nyeri dada seperti ditindih beban berat 1 jam SMRS. Nyeri muncul secara tiba-tiba

saat pasien sedang menonton televise. Nyeri dirasakan menjalar ke ulu hati serta

kedua bahu pasien. Keluhan ini menetap, tidak diperingan dengan beristirahat dan

dirasakan semakin memberat sehingga pasien dibawa ke UGD RS Wirasakti untuk

mendapat pengobatan. Pasien juga mengeluhkan adanya sesak napas yang menetap

dan muncul bersamaan dengan nyeri dada. Hal ini baru pertama kali dialami oleh

pasien.

Riwayat Penyakit Sebelumnya

Pasien mengaku menderita DM tipe 2 sejak kurang lebih 2 tahun lalu namun

sudah tidak minum obat sejak 1 tahun yang lalu. Riwayat hipertensi dan penyakit

jantung disangkal oleh pasien

Riwayat Pengobatan

Infus RL 20 tpm, ranitidine 2x1 amp, Clopidogrel 4x75mg, aspilet 4x80mg,

ISDN 2X5mg

Riwayat keluarga

Ayah pasien menderita hipertensi.

Riwayat Sosial Ekonomi

3
Pasien merupakan ibu rumah tangga yang memiliki 2 orang anak dengan

pendidikan terakhir SD.

2.3 Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : tampak sakit berat

Kesadaran : Compos Mentis, GCS E4V5M6

Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 140/70 mmHg

Nadi : 118 x/menit, kuat angkat, reguler

Pernafasan : 40 x/menit, reguler

Suhu : 36,7 0C

Status Antropometri

BB : 50 kg

TB : 155 cm

IMT : 20,83 kg/m2 (Normal)

Kepala dan leher

Kepala : Bentuk normal, rambut tidak mudah rontok, warna putih tidak

merata

Kulit : Sianosis (-), ikterik (-), scar (-), lembab.

Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), edema palpebra (-/-),

pupil isokor, refleks cahaya langsung dan tidak langsung (+/+)

4
Telinga : Deformitas daun telinga (-/-), nyeri tekan mastoid(-/-), discharge(-

/-)

Hidung : Deviasi septum (-), sekret (-/-), epistaksis (-/-)

Mulut : Bibir tampak kering, sianosis (-), pucat (-), perdarahan gusi (-),

plak putih (-), mukosa mulut tampak lembab, lidah bersih

Leher : Pembesaran KGB dan pembesaran kelenjar tiroid (-), trakea letak

tengah, penggunaan otot bantu nafas (-)

Thoraks

Paru-Paru Depan:

Inspeksi : pergerakan napas simetris,pelebaran sela iga (-), tidak terlihat

adanya jejas dan tanda peradangan

Palpasi : taktil fremitus dextra = sinistra

Perkusi : sonor pada seluruh lapangan paru(+/+)

Auskultasi : vesikuler (+/+), wheezing (-/-), rhonki (-/-)

Paru-Paru Belakang:

Inspeksi : pergerakan napas simetris, pelebaran sela iga (-), tidak terlihat

adanya jejas dan tanda peradangan,kelainan tulang belakang (-)

Palpasi : taktil fremitus dextra = sinistra

Perkusi : sonor (+/+)

Auskultasi : vesikuler (+/+),wheezing (-/-),rhonki basah kasar (-/-)

Jantung:

Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat

5
Palpasi : ictus cordis teraba pada ICS 5 linea midclavicula sinistra, thrill (-)

Perkusi :

Batas jantung kanan :ICS 3 linea parasternal dextra

Batas pinggang jantung : ICS 4 linea parasternal sinistra

Batas jantung kiri : ICS 5 lines midclaviculasinistra

Auskultasi : S1S2 reguler, tunggal, murmur (-), gallop (-)

Abdomen:

Inspeksi : Perut datar, pelebaran vena (-)

Auskultasi : Bising usus 12 kali/menit, kesan normal.

Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+), Lien scuffner 0, hepar tidak teraba

Perkusi : Tympani pada seluruh regio abdomen

Ekstremitas

Akral hangat, CRT< 2 detik, tidak ditemukan edema pada ekstremitas bawah,

tidak ditemukan tanda radang pada sendi-sendi di ekstremitas atas maupun bawah.

Kekuatan motorik 5 5

5 5

6
2.4 Pemeriksaan Penunjang

Tabel 2.1 Hasil laboratorium darah lengkap (12 September 2017)

Laboratorium Hasil pemeriksaan Nilai Rujukan

Hb (g/dl) 10.3 L 12.0-16.0

Jumlah eritrosit (106/uL) 4.53 N 4.20-5.40

Hematokrit (%) 31.7 L 37.0-47.0

MCV (fl) 70.0 L 81.0-96.0

MCH (pg) 22.7 N 27.0-36.0

MCHC (gr/dl) 32.5 N 31.0-37.0

Jumlah lekosit (103/ul) 14,27 H 4.0-10.0

Esinofil (%) 0.00 L 1.0-5.0

Basofil (%) 0.1 N 0-1

Neutrofil (%) 92.2 H 50-70

Limfosit (103/uL) 5.7 L 20-40

Monosit (103/uL) 2.0 N 2-8

7
Jumlah trombosit(103/ul) 272 N 150-400

Glukosa Sewaktu(mg/dL) 422 H 70-150

Ureum Darah(mg/dL) 29.60 H <48

Kreatinin Darah(mg/dL) 0.57 L 0.6-1.1

Natrium Darah (mmol/L) 145 N 132-147

Kalium Darah (mmol/L) 4.1 N 3,5-4,5

Klorida Darah (mmol/L) 87 L 96-111

Troponin I (ug/L) 2.18 H <0.60

Hasil EKG (27 september 2017) kiri dan kanan:

8
EKG post trombolitik:

2.5 POMR

Clue And Cue Problem DD Planning Planning Planning Planning

List Diagnosa Terapi Monitoring Edukasi

1. Perempuan, 39 1.1 Pro -. Gejala -Tirah


tahun STEMI streptokinase Klinis baring
nyeri dada seperti Inj arixtra -. Tanda -Pengaturan
ditindih beban 1x0,5mg Vital diet
berat 1 jam ISDN 3x5mg - EKG serial -
SMRS. Aspilet pembatasan
Nyeri muncul 1x80mg aktivitas
secara tiba-tiba CPG
menjalar ke ulu 1x75mg
hati serta kedua Simvastatin
bahu pasien. 1x20mg
menetap, tidak Bisoprolol
diperingan 1x1,25mg
dengan Ramipril
beristirahat dan 1x2,5mg
dirasakan Alprazolam
semakin 1x0,5mg
memberat Lactulosa syr

9
sesak napas yang 3xCI
menetap dan
muncul
bersamaan
dengan nyeri
dada.
- Pemfis:
TD:140/70 mmHg
Nadi: 118 x/menit,
kuat angkat,reguler
RR: 40 x/menit,
reguler
Suhu: 36,7 0C
-Laboratorium
Troponin I 2.18
ug/L

-EKG
ST Elevasi lead I,
AvL, V1-V6
Q di lead V2-V5

10
2.6 Follow Up

Tabel 2.6 Follow Up

Hari/ Kamis, 28 September 2017

tanggal

S Nyeri dada berkurang, gelisah, keringat dingin

O TD : 100/70 mmHg

Nadi : 135 x/menit

RR : 41x/menit

S : 36º C

Akral dingin (+)

A STEMI Post trombolitik

P Inj arixtra 1x0,5 cc sc

Inj furosemide 40mg-40mg-40mg

Inj ranitidine 2x1 amp IV

ISDN 3x5mg

11
Aspilet 1x80mg

CPG 1x75mg

Simvastatin 1x20mg

Bisoprolol 1x1,25mg

Ramipril 1x2,5mg

Alprazolam 1x0,5mg

Lactulosa syr 3xCI

Hari/ tanggal Jumat, 29 september 2017

S Nteri dada hilang timbul, Belum BAB, susah tidur

O TD : 70/50 mmHg

Nadi :105 x/menit

RR : 38x/menit

T : 36,3º C

Pulmo : rhonki (-/+) wheezing (-/-)

12
A STEMI post trombolitik

P IVFD RL loading 100 cc  lanjut maintenance 500 cc/24 jam

Drip NE 0,1mcg/kgbb/menit

Inj arixtra 1x0,5 cc sc

Inj furosemide 40mg-40mg-40mg

Inj ranitidine 2x1 amp IV

ISDN 3x5mg

Aspilet 1x80mg

CPG 1x75mg

Simvastatin 1x20mg

Bisoprolol 1x2,5mg

Ramipril 1x2,5mg

Alprazolam 1x0,5mg

Lactulosa syr 3xCI

Hari/ tanggal Sabtu, 30 september 2017

S Nyeri dada (-), masih sulit tidur, BAB sedikit

O TD : 90/60 mmHg

13
Nadi :110x/menit

RR : 30x/menit

S : 36,6º C

Pulmo : rhonki (-/+) menurun, wheezing (-/-)

A STEMI post trombolitik

P IVFD RL 500 cc/24 jam

Drip NE 0,1mcg/kgbb/menit

Inj arixtra 1x0,5 cc sc

Inj furosemide 40mg-40mg-40mg

Inj ranitidine 2x1 amp IV

ISDN 3x5mg

Aspilet 1x80mg

CPG 1x75mg

Simvastatin 1x20mg

14
Bisoprolol 1x2,5mg

Ramipril 1x2,5mg

Alprazolam 1x0,5mg

Lactulosa syr 3xCI

15
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 STEMI

3.1.1 Definisi

Infark miokardium menunjukan terbentuknya suatu daerah nekrosis miokardium

akibat iskemia total. Infark Miokard Dengan Elevasi ST (STEMI) umumnya terjadi

jika aliran darah koroner menurun secara mendadak setelah oklusi trombus pada plak

arterosklerosik yang sudah ada sebelumnya. Stenosis arteri koroner berat yang

berkembang secara lambat biasanya tidak memicu STEMI karena berkembangnya

banyak kolateral sepanjang waktu. STEMI terjadi jika trombus arteri koroner terjadi

secaracepat pada lokasi injury vaskular, dimana injury ini di cetuskan oleh faktor-

faktor seperti merokok,hipertensi dan akumulasi lipid. Pada sebagian besar kasus,

infark terjadi jika plak arterosklerosis mengalami fisur, rupt ur atau ulserasi dan jika

kondisi lokal atau sistemik memicu trombogenesis, sehingga terjadi trombus mural

pada lokasi ruptur yang mengakibatkan oklusi arteri koroner

.
3.1.2 Penegakan Diagnosis

Pada anamnesis perlu ditanyakan dengan lengkap bagaimana kriteria nyeri dada yang

di alami pasien, sifat nyeri dada pada pasien STEMI merupakan nyeri dada tipikal

(angina). Faktor resiko seperti hipertensi,diabetes melitus, dislipidemia, merokok,

serta riwayat penyakit jantung koroner di keluarga. Pada hampir setengah kasus,

terdapat faktor pencetus sebelum terjadi STEMI, seperti aktivitas fisik berat, stress,

16
emosi, atau penyakit medis lain yang menyertai. Walaupun STEMI bisa terjadi

sepanjang hari atau malam, tetapi variasi sirkadian di laporkan dapat terjadi pada pagi

hari dalam beberapa jam setelah bangun tidur.

Pada pemeriksaan fisik di dapati pasien gelisah dan tidak bisa istirahat. Seringkali

ektremitas pucat di sertai keringat dingin. Kombinasi nyeri dada substernal > 30

menit dan banyak keringat di curigai kuat adanya STEMI. Tanda fisis lain pada

disfungsi ventrikular adalah S4 dan S3 gallop, penurunan intensitas jantung pertama

dan split paradoksikal bunyi jantung kedua. Dapat ditemukan murmur midsistolik

atau late sistolik apikal yang bersifat sementara

Selain itu diagnosis STEMI ditegakan melalui gambaran EKG adanya elevasi ST

kurang lebih 2mm, minimal pada dua sadapan prekordial yang berdampingan atau

kurang lebih 1mm pada 2 sadapan ektremitas. Pemeriksaan enzim jantung, terutama

troponin T yang meningkat, memperkuat diagnosis.

3.1.3 Penatalaksanaan

1. Terapi Non Farmakologis

 Aktivitas, Pasien harus istirahat dalam 12 jam pertama.

 Diet, karena resiko muntah dan aspirasi segera setelah infark miokard, pasien

harus puasa atau hanya minum cair dengan mulut dalam 4-12 jam pertama.

Diet mencakup lemak < 30% kalori total dan kandungan kolesterol

17
<300mg/hari. Menu harus diperkaya serat, kalium, magnesium, dan rendah

natrium.

2. Terapi Farmakologis

 Oksigen 4L/menit jika saturasi <95%

 Morphine iv jika nyeri dada hebat dan tidak berkurang dengan nitrat

 Nitroglycerin/nitrat sublingual, spray atau IV

 Aspirin 150 sampai 325 mg

 Clopidogrel 600mg atau ticagrelor 180mg

 Fibrinolitik

 Inhibitor ACE

 Beta Blocker

 Sedasi, pasien memerlukan sedasi selama perawatan, untuk mempertahankan

periode inaktivasi dengan penenang

 Penggunaan narkotik sering menyebabkan efek konstipasi sehingga di

anjurkan penggunaan pencahar ringan secara rutin.

18
BAB IV

PEMBAHASAN

Teori Kasus

Gejala klinis Gejala yang paling sering  Nyeri dada kiri saat

ditemukan adalah nyeri dada beristirahat

tipikal (angina)  seperti ditindih beban

 Angina berat saat istirahat  Menetap selama 1 jam


yang timbul dengan

durasi > 2o menit

 Angina new onset 1 bulan

terakhir saat aktivitas

ringan

 Angina progresif
Pemeriksaan Fisik  pasien gelisah dan tidak bisa  Pasien gelisah dan sulit

istirahat. tidur sejak MRS

 ektremitas pucat di sertai  Keringat dingin


keringat dingin.

 S4 dan S3 gallop

 murmur midsistolik atau late

19
sistolik apikal yang bersifat

sementara

Pemeriksaan  gambaran EKG adanya elevasi Gambaran EKG:

Penunjang ST kurang lebih 2mm, minimal ST Elevasi lead I, AvL,

pada dua sadapan prekordial V1-V6

yang berdampingan atau Q di lead V2-V5

kurang lebih 1mm pada 2  Laboratorium

sadapan ektremitas.  Troponin I 2.18 ug/L

 Pemeriksaan enzim jantung,

terutama troponin T yang

meningkat, memperkuat

diagnosis.

Penatalaksanaan  Oksigen 4L/menit jika  Pro streptokinase

saturasi <95%  Inj arixtra 1x0,5mg

 Morphine iv jika nyeri dada  ISDN 3x5mg

hebat dan tidak berkurang  Aspilet 1x80mg

dengan nitrat  CPG 1x75mg

 Nitroglycerin/nitrat  Simvastatin 1x20mg

sublingual, spray atau IV  Bisoprolol 1x1,25mg

 Aspirin 150 sampai 325 mg  Ramipril 1x2,5mg

 Clopidogrel 600mg atau  Alprazolam 1x0,5mg

20
ticagrelor 180mg

 Fibrinolitik

 Inhibitor ACE

 Beta Blocker

 Sedasi, pasien memerlukan

sedasi selama perawatan,

untuk mempertahankan

periode inaktivasi dengan

penenang

 Pencahar rutin (konstipasi)

21
BAB V

KESIMPULAN

Telah dilaporkan pasien seorang wanita usia 39 tahun dengan STEMI. Diagnosa

ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

Pasien telah diterapi dengan streptokinase, Inj arixtra 1x0,5mg, ISDN 3x5mg, Aspilet

1x80mg, CPG 1x75mg, Simvastatin 1x20mg, Bisoprolol 1x1,25mg, Ramipril

1x2,5mg, Alprazolam 1x0,5mg.

22
DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes Litbang. Riset Kesehatan Dasar. 2013.Jakarta


2. Guyton AC, Hall JE.2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
3. Isselbacher, Braunwald, Wilson, Martin, Fauci, & Kasper. 2008. Harrison
Prinsip- Prinsip Ilmu Penyakit Dalam Volume 3. Jakarta : EGC
4. Patrick T O’Gara,et all. 2013. ACC/AHA Guidelines for the Management of
Patients With ST-Elevation Myocardial Infarction. American:ACC/AHA
Practice Guidlines
5. Ripa MS. 2012. The ECG as decision support in STEMI. Pubmed.
6. United States
7. Santoso M, Setiawan T.2005. Penyakit Jantung Koroner. Cermin Dunia
Kedokteran.147:6-9.
8. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, dkk.2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid II edisi VI. Jakarta: Interna Publishing
9. Zafari AM. 2013. Myocardial Infarction. Medscape. United States

23

Anda mungkin juga menyukai