Anda di halaman 1dari 26

Laporan Kasus

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Dalam Mengikuti Program Dokter Internship


Di RSUDH. MOCH. ANSARI SALEH

Banjarmasin

Disusun Oleh:
dr. Nurliani

Dokter Pembimbing:
dr. Aditya, Sp. B

PROGRAM DOKTER INTERNSHIP

1
Oktober, 2019

BAB I

PENDAHULUAN

Torsio testis adalah kegawatdaruratan urologi yang membutuhkan

penegakan diagnosis dan intervensi segera agar viabilitas testis tetap terjaga.

Torsio testis merupakan suatu keadaan dimana funikulus spermatikus yang

terpuntir mengakibatkan oklusi dan strangulasi dari vaskularisasi vena atau arteri

ke testis dan epididimis (1,2).

Torsio testis diderita oleh 1 diantara 4000 pria yang berumur kurang dari

25 tahun, dan paling banyak diderita oleh anak pada masa pubertas (12-20 tahun).

Di samping itu tidak jarang janin yang masih berada di dalam uterus atau bayi

baru lahir menderita torsio testis yang tidak terdiagnosis sehingga mengakibatkan

kehilangan testis baik unilateral ataupun bilateral (3).

Orchitis adalah proses inflamasi pada satu atau kedua testis, paling sering

disebabkan/bersamaan dengan virus yang menyebabkan gondongan (mumps).

Setidak-tidaknya 1/3 laki-laki yang terkena mumps setelah mengalami pubertas

akan terkena orchitis. Penyebab lainnya adalah infeksi bakteri, termasuk

didalamnya penyakit menular seksual (PMS = STD), seperti gonorrhea atau

chlamydia (4).

Komplikasi orchitis bisa berupa atrofi testis, abses pada skrotum, dan

infertilitas, terutama jika terkena pada kedua testis. Pengobatan tergantung

2
penyebab. Untuk yang disebabkan oleh virus, bertujuan menghilangkan gejala-

gejala yang ada. Untuk yang disebabkan bakteri, diperlukan pemberian antibiotika

(5).

3
BAB II

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS

Nama : Tn. R

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 16 tahun

Pekerjaan : Belum Bekerja

Bangsa / Suku : Indonesia / Banjar

Alamat : Komplek Griya Permata, Banjarmasin

Pendidikan : SLTA

Tanggal Masuk : 12 Agustus 2019

II. ANAMNESIS

Keluhan Utama

Nyeri pada kantong buah zakar sebelah kiri sejak 1 bulan SMRS

Keluhan Tambahan

Demam, Nyeri perut bagian bawah.

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien dibawa ke Poliklinik Bedah Rumah Sakit H. Moch Ansari Saleh

dengan keluhan nyeri pada kantong buah zakar kiri sejak 1 bulan SMRS. Nyeri

dirasakan mendadak, spontan, dan terus menerus, memberat bila disentuh maupun

saat duduk. Pasien mengatakan kantong buah zakar teraba keras. Pasien juga

4
mengeluh nyeri pada perut bagian bawah, muncul bersamaan dengan keluhan

nyeri mendadak pada testis kiri. Pasien tidak mengeluh adanya lendir yang keluar

dari lubang BAK. Riwayat trauma sebelumnya (-).

Riwayat Penyakit Dahulu

Tidak pernah mengalami keluhan yang sama sebelumnya. Riwayat

hipertensi (-), DM (-) Asma (-).

Riwayat Penyakit Keluarga

Hipertensi (-), DM (-).

III. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan Fisik

a. Status Generalis

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis

Sikap : Kooperatif

Tanda vital

Tekanan darah: 110 / 70 mmhg

Nadi : 72 kali / menit

Pernapasan : 20 kali / menit

Suhu tubuh : 37 oC

Kepala : normochepali

Rambut : warna hitam, distribusi merata, tidak

mudah dicabut

5
Wajah : simetris

Kulit : warna kuning langsat, turgor baik

Mata : konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-,

Hidung : sekret -/-, hiperemis -/-

Mulut : oral hygiene baik, faring tidak hiperemis

Leher : trakea lurus di tengah, KGB tidak

membesar

Paru :

Inspeksi : pergerakan dada simetris saat statis dan

dinamis

Palpasi : vokal fremitus teraba sama di kedua lapang

paru

Perkusi : sonor di kedua lapang paru

Auskultasi : suara napas vesikuler di kedua lapang paru,

rhonkii -/-, wheezing -/-

Jantung :

Inspeksi : iktus kordis tidak tampak

Palpasi : iktus kordis teraba di ICS V linea

midklavikula sinistra

Perkusi :

Batas kanan : ICS IV linea parasternalis dekstra

Batas kiri : ICS V 3 cm lateral linea midklavikularis

sinistra

6
Pinggang : ICS III linea parasternalis sinistra

Auskultasi : bunyi jantung I dan II regular, murmur (-),

gallop (-)

Abdomen :

Inspeksi : datar, supel

Palpasi : nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), defans

muscular (-), hepar dan lien tidak teraba

Perkusi : timpani

Auskultasi : bising usus (+) Normal

Ekstremitas : akral hangat (+), edema (-)

b. Status Urologi

Sudut costo vertebra

Inspeksi : benjolan (-), memar (-), trauma (-)

Palpasi : benjolan (-), nyeri tekan(-), nyeri ketok (-)

Supra simpisis

Inspeksi : benjolan (-), jejas (-),

Palpasi : benjolan (-), massa (-),buli-buli tidak

penuh, nyeri tekan (+).

Genitalis eksterna : OUE letak normal, merah (-), bengkak (-),

nyeri (-), sekret (-),

Scrotum: Ukuran tak membesar, tidak

tampak kemerahan, nyeri pada testis kiri,

memberat bila disentuh dan teraba keras.

7
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai

Rujukan
10-8-

2019
HEMATOLOGI
Hemoglobin 13 gr/dl 13,2 – 17,3
Hematokrit 38,8 % 33 – 45
Leukosit 6,55 ribu/ul 5,0 – 10,0
Trombosit 278 ribu/ul 150 – 440
Eritrosit 4,69 juta/ul 4,40 – 5,90

BT 1’30 % 0 – 30
CT 3’00 % 0 – 40

RESUME

Pasien, laki-laki, 16 thn, dibawa ke ke Poliklinik Bedah Rumah Sakit H.

Moch Ansari Saleh dengan keluhan nyeri mendadak pada testis kiri 1 bulan

SMRS. Nyeri dirasakan berat, terus-menerus, spontan, diperberat bila testis

disentuh maupun duduk.

Dari pemeriksaan fisik didapatkan ukuran skrotum tidak membesar, nyeri

spontan pada testis kiri, konsistensi keras. Pada pemeriksaan laboratorium tidak

terdapat kelainan. Pada saat diruangan nyeri semakin berkurang dengan keluhan

tambahan yang berangsur menghilang. Follow up hari berikutnya nyeri sudah

berkurang.

VI. DIAGNOSIS KERJA

8
 Gangren testis sinistra ec. Torsio testis sinistra

 Cloppa bell deformity testis

VII. PENATALAKSANAAN

Tanggal 13 Agustus 2019:

- Tindakan Operatif Explorasi Testis Bilateral

- IVFD RL 10 tpm

- Inj. Ketorolac 3x30 mg

- Po. Cefadroxyl 2x500 mg

- Po. Paracetamol 3x500 mg

VIII. PROGNOSA

 Ad vitam : bonam

 Ad functionam : bonam

 Ad sanationam : bonam

9
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Testis

Testis adalah organ genitalia pria yang terletak di skrotum. Ukuran testis

pada orang dewasa adalah 4 x 3 x 2,5 cm dengan volume 15-25 ml berbentuk

ovoid. Kedua buah testis terbungkus oleh jaringan tunika albuginea yang melekat

pada testis. Di luar tunika albuginea terdapat tunika vaginalis yang terdiri atas

lapisan viseralis, yang menempel langsung ke testis, dan lapisan parietalis,

sebelah luar testis yang menempel ke muskulus dartos pada dinding skrotum. Otot

kremaster yang berada di sekitar testis memuungkinkan testis dapat digerakkan

mendekati organ abdomen untuk mempertahankan temperature testis agar tetap

stabil (4).

Secara histopatologis, testis terdiri atas ± 250 lobuli dan tiap lobules terdiri

atas tubuli seminiferi. Di dalam tubulus seminiferus terdapat sel-sel

spermatogonia dan sel Sertoli, sedang antara tubuli seminiferi terdapat sel-sel

lydig. Sel-sel spermatogonium pada proses spermatogenesis menjadi sel

spermatozoa. Sel-sel Sertoli berfungsi memberi makan pada bakal sperma,

sedangkan sel-sel Leydig atau disebut sel-sel interstisial testis berfungsi dalam

menghasilkan hormone testosterone (4).

Sel-sel spermatozoa yang diproduksi di tubuli seminiferi testis disimpan dan

mengalami permatangan/maturasi di epididimis. Setelah mature (dewasa) sel-sel

10
spermatozoa bersama-sama dengan getah dari epididimis dan vas deferens

disalurkan menuju ke ampula vas deferens. Sel-sel itu setelah bercampur dengan

cairan-cairan dari epididimis, vas deferens, vesikula seminalis. serta cairan prostat

membentuk cairan semen atau mani (4).

Gambar 2.1. Anatomi testis, epididimis, dan potongan transversal testis

(6)

Testis mendapatkan darah dari beberapa cabang arteri, yaitu (1) arteri

spermatika interna yang merupakan cabang dari aorta, (2) arteri deferensialis

cabang dari arteri vesikalis inferior dan (3) artei kremasterika yang merupakan

cabang arteri epigastrika. Pembuluh vena yang meninggalkan testis berkumpul

membentuk pleksus Pampiniformis. Pleksus ini pada beberapa orang mengalami

dilatasi dan dikenal sebagai variokel (4).

11
2.2 Torsio Testis

2.2.1 Definisi

Torsio testis merupakan suatu keadaan dimana funikulus spermatikus

yang terpuntir mengakibatkan oklusi dan strangulasi dari vaskularisasi vena

atau arteri ke testis dan epididimis (2).

Gambar. Testis normal dan torsio testis (6)

2.2.2 Epidemiologi

Torsio testis diderita oleh 1 diantara 4000 pria yang berumur kurang

dari 25 tahun, dan paling banyak diderita oleh anak pada masa pubertas (12-

20 tahun) (7).

Testis kiri lebih sering terjadi disbanding testis kanan, hal ini mungkin

disebabkan oleh karena secara normal funikulus spermatikus kiri lebih

panjang (8).

12
Pada kasus torsio testis yang terjadi pada periode neonatus, 70% terjadi

pada fase prenatal dan 30% terjadi postnatal (8).

2.2.3 Etiologi

Penyebab dari torsio testis meliputi kelainan congenital, anomali bell

clapper, testis yang tidak turun, gangguan seksual atupun aktifitas seksual,

trauma, tumor testis dan olahraga (8).

Kadang torsio dicetuskan oleh cedera olahraga. Beberapa kanker testis intra

abdominal dapat mengakibatkan torsio. Setengah dari pasien memiliki gangguan ini

pada saat tidur. Pada beberapa kasus, kelainan congenital dari tunika vaginalis atau

funikulus spermatikus muncul (4).

Pada masa janin dan neonatus lapisan parietal menempel pada

muskulus dartos masih belum banyak jaringan penyanggahnya sehingga

testis, epidimis dan tunika vaginalis mudah sekali bergerak dan

memungkinkan untuk terpluntir pada sumbu funikulus spermatikus.

Terpluntirnya testis pada keadaan ini disebut torsio testis ekstravagina. Torsio

ini muncul dengan testis yang keras dan bengkak (4).

13
(9)

Kelainan ini sering terjadi pada neonatus dan pada kondisi undesensus

testis. Terjadinya torsio testis pada masa remaja banyak dikaitkan dengan

kelainan sistem penyanggah testis. Tunika vaginalis yang seharusnya

mengelilingi sebagian dari testis pada permukaan anterior dan lateral testis,

pada kelainan ini tunika mengelilingi seluruh permukaan testis sehingga

mencegah insersi epididimis ke dinding skrotum. Keadaan ini menyebabkan

testis dan epididimis dengan mudahnya bergerak di kantung tunika vaginalis

dan menggantung pada funikulus spermatikus. Kelainan ini dikenal sebagai

anomali bell clapper. Keadaan ini memudahkan testis mengalami torsio

invaginalis. Pada saat ini terjadi, vena pada plexus pampiniform menjadi

terkompresi dan menyebabkan kongesti vena. Setelah beberapa jam, infark

vena akan muncul kecuali torsio di koreksi (4,9).

Gambar. Deformitas Bell-clapper (2)

14
2.2.4 Patofisiologi

Torsio testis terjadi pada anak dengan insersi tunika vaginalis tinggi di

funikulus spermatikus sehingga funikulus dengan testis dapat terpuntir dalam

tunika vaginalis. Akibat puntiran tungkai, terjadi pendarahan testis mulai dari

bendungan vena sampai iskemia yang menyebabkan gangren. Keadaan

insersi tinggi tunika vaginalis di funikulus biasanya gambarkan sebagai

lonceng dengan bandul yang memutar dan mengalami nekrosis dan gangren

(4).

Secara fisiologis otot kremaster berfungsi menggerakkan testis

mendekati dan menjauhi rongga abdomen guna mempertahankan suhu ideal

untuk testis. adanya kelainan sistem penyanggah testis menyebabkan testis

menyebabkan testis dapat mengalami torsio jika bergerak secara berlebihan.

Beberapa keadaan yang menyebabkan pergerakkan yang berlebihan itu,

antara lain adalah perubahan suhu yang mendadak (seperti pada saat

berenang), ketakutan, latihan yang berlebihan, batuk, celana yang terlalu

ketat, defekasi, atau trauma yang mengenai skrotum (4).

Torsio dari funikulus spermatikus mengakibatkan terhambatnya aliran

darah ke testis dan epididimis. Derajat torsi dapat berkisar antara 180-720°.

Peningkatan kongesti pembuluh darah memicu torsio yang berlanjut. Testis

dapat bertahan dalam waktu 6-8 jam. Bila lebih dari 24 jam, akan terjadi

nekrosis dari testis (10).

15
Gambar. Testis nekrosis

2.2.5 Gejala Klinis

Kadang torsio testis dicetuskan oleh cedera olahraga. Biasanya nyeri

testis hebat timbul tiba0tiba yang sering disertai nyeri perut dalam serta mual

atau muntah. Nyeri perut selalu ada karema berdasarkan pendarahan fan

persarafannya, testis merupakan organ perut. Pada permulaan testis teraba

agak bengkak dengan nyeri tekan dan terletak agak tinggi di skrotum dengan

funikulus yang juga bengkak. Akhirnya, kulit skrotum menunjukkan udem

dan menjadi merah sehingga menyulitkan palpasi dan kelainan sukar

dibedakan dengan epididimis akut (11).

Gejala pertama dari torsio testis adalah hampir selalu nyeri. Gejala ini

bisa timbul mendadak atau berangsur-angsur, tetapi biasanya meningkat

menurut derajat kelainan. Riwayat trauma didapatkan pada 20% pasien, dan

lebih dari sepertiga pasien mengalami episode nyeri testis yang berulang

sebelumnya. Derajat nyeri testis umumnya bervariasi dan tidak berhubungan

dengan luasnya serta lamanya kejadian (11).

16
Pembengkakan dan eritema pada skrotum berangsur-angsur muncul.

Dapat pula timbul nausea dan vomiting, kadang-kadang disertai demam

ringan. Gejala yang jarang ditemukan pada torsio testis ialah rasa panas dan

terbakar saat berkermih, dan hal ini yang membedakan dengan orchio-

epididymitis. Adapun gejala lain yang berhubungan dengan keadaan ini

antara lain :

 Nyeri perut bawah

 Pembengkakan testis

 Darah pada semen

2.2.6 Diagnosis

Diagnosis secara utama dibuat berdasarkan riwayat dan pemeriksaan.

Pasien mengeluh nyeri hebat di daerah skrotum, yang sifatnya mendadak dan

diikuti pembengkakan pada testis. Keadaan ini dikenal sebagai akut skrotum.

Nyeri dapat menjalar ke daerah inguinal atau perut sebelah bawah sehingga

jika tidak diwaspadai sering dikacaukan dengan appendisitis akut. Kecurigaan

diarahkan pada pasien lelaki muda yang datang dengan nyeri akut dan

pembengkakkan, dimana torsio testis terjadi pada hampir 90 persen dengan

gejala akut skrotum pada kelompok usia 13 sampai 21 tahun. Muntah

merupakan salah satu gejalanya. Pada bayi gejalanya tidak khas yakni

gelisah, rewel atau tidak mau menyusui (4,11).

Pemeriksaan fisis dapat membantu membedakan torsio testis dengan

penyebab akut skrotum lainnya. Testis yang mengalami torsio pada skrotum

17
akan tampak bengkak dan hiperemis. Eritema dan edema dapat meluas

hingga skrotum sisi kontralateral. Testis yang mengalami torsio juga akan

terasa nyeri pada palpasi. Jika pasien datang pada keadaan dini, dapat dilihat

adanya testis yang terletak transversal atau horisontal. Seluruh testis akan

bengkak dan nyeri serta tampak lebih besar bila dibandingkan dengan testis

kontralateral, oleh karena adanya kongesti vena. Testis juga tampak lebih

tinggi di dalam scotum disebabkan karena pemendekan dari funikulus

spermatikus. Hal tersebut merupakan pemeriksaan yang spesifik dalam

menegakkan dianosis. Biasanya nyeri juga tidak berkurang bila dilakukan

elevasi testis (Prehn sign). Pemeriksaan fisik yang paling sensitif pada torsio

testis ialah hilangnya refleks cremaster. Dalam satu literatur disebutkan

bahwa pemeriksaan ini memiliki sensitivitas 99% pada torsio testis (12).

Pada pemeriksaan fisis skrotum harus selalu diperiksa. Testis

membengkak, letaknya lebih tinggi dan lebih horizontal daripada testis sisi

kontralateral. Kadang-kadang pada torsio testis yang baru saja terjadi dapat

diraba adanya lilitan atau penebalan funikulus spermatikus. keadaan ini

biasanya tidak disertai dengan demam. Udem dan eritem pada skrotum

merupakan hal yang sering terjadi pada torsio dan tidak menunjang diagnosis

untuk epididimo-orchitis, yang sangat jarang terjadi pada kelompok usia

lelaki muda. Torsio dari ujung testicular lebih sering pada anak laki-laki

prepubertal, begitu juga dengan orchitis dan udema scrotal idiopatik. Jarang

perdarahan pada tumor testicular muncul dengan akut skrotum (3,4).

18
Pemeriksaan sedimen urin tidak menunjukkan adanya leukosit dalam

urin dan pemeriksaan darah tidak menunjukkan tanda inflamasi, kecuali pada

torsio testis yang sudah lama dan telah mengalami keradangan steril (4).

Teknik investigative biasanya tidak diperlukan dan menunda

eksplorasi. Pemeriksaan penunjang yang berguna untuk membedakan torsio

testis dengan keadaan akut skrotum yang lain adalah dengan memakai :

stetoskop Doppler, ultrasonografi Doppler (dapat berguna dalam diagnosis

namun dapat salah diartikan, terutama pada kasus torsio intermitten dengan

hyperemia dapat muncul setelah terjadi pemutaran balik secara spontan dan

sintigrafi testis yang kesemuanya bertujuan menilai adanya aliran darah ke

testis. Pada torsio testis tidak didapatkan adanya aliran darah ke testis

sedangkan pada keradangan akut testis terjadi peningkatan aliran darah ke

testis (4).

Gambar. A Testis normal (panah merah) B Torsio testis ekogenisitas menurun,edema


A B

19
2.2.7 Diagnosis Banding

Diagnosis bandingnya adalah semua keadaan darurat dan akut di

dalam skrotum seperti hernia inkarserata, orkitis akut, epididimitis akut

dan torsio hidatid morgagni (11)

20
(Sumber: (2))

A. Epididimis akut.

Penyakit ini secara klinis sulit dibedakan dengan torsio testis.

Nyeri skrotum akut biasanya disertai dengan kenaikan suhu tubuh,

keluarnya nanah dari uretra, adanya riwayat coitus suspectus (dugaan

melakukan senggama dengan bukan isterinya), atau pernah menjalani

katerisasi uretra sebelumnya (4).

Jika dilakukan elevasi (pengangkatan) testis, pada epididimitis akut

terkadang nyeri akan berkurang sedangkan pada torsio testis nyeri tetap

ada (tanda dari Prehn). Pasien epididimitis akut biasanya berumur lebih

dari 20 tahun dan pada pemeriksaan sedimen urin didapatkan adanya

leukosituria atau bakteriuria (4).

Pada kasus epididimo-orkitis, Ultrasound Doppler menunjukkan

adanya peningkatan aliran darah. Pada kasus torsio testis tidak terdapat

aliran darah (1).

21
B. Hernia skrotalis inkarserata.

Biasanya didahului dengan anamnesis didapatkan benjolan yang

dapat keluar dan masuk ke dalam skrotum (4).

C. Hidrokel terinfeksi,

Tunika vaginalis di skrotum sekitar testis normlanya tidak teraba,

kecuali bila mngandung cairan membentuk hidrokel, yang jelas bersifat

diafan (tembus cahaya) pada transiluminasi. Hidrokel dapat disebabkan

oelh rangsangan patologik seperti radang atau tumor testis. Dengan

anamnesis sebelumnya sudah ada benjolan di dalam skrotum (4,11).

D. Tumor testis.

Benjolan tidak dirasakan nyeri kecuali terjadi perdarahan di dalam

testis (4).

E. Edema skrotum

Dapat disebabkan oleh hipoproteinemia, filariasis, adanya

pembuntuan saluran limfe inguinal, kelainan jantung, atau kelainan-

kelainan lain yang tidak diketahui sebabnya (idiopatik) (4).

3.2.8 Penatalaksanaan

A. Detorsi Manual

Detorsi manual adalah mengembalikan posisi testis ke asalnya,

yaitu dengan jalan memutar testis kea rah berlawanan dengan arah

torsio. Karena arah torsio biasanya ke medial maka dianjurkan untuk

memutar testis ke arah lateral dahulu, kemudian jika tidak terjadi

22
perubahan, dicoba detorsi kearah medial. Hilangnya nyeri setelah

detorsi menandakan bahwa detorsi telah berhasil. Jika detorsi berhasil

operasi harus tetap dilaksanakan (4).

Bila dilakukan detorsi dalam 6 jam setelah onset gejala makan 97%

testis dapat diselamatkan. Dan bila lebih dari 24 jam hanya ada 10%

kemungkinan (13).

B. Operasi

Tindakan operasi ini dimaksudkan untuk mengembalikan posisi

testis pada arah yang benar (reposisi) dan setelah itu dilakukan

penilaian apakah testis yang mengalami torsio masih viable (hidup)

atau sudah mengalami nekrosis (4,14).

Operasi dalam 6 jam biasanya dapat mencegah terjadi iskemia

testis, dan akan mengalami penurunan sebesar 20% dalam 12 jam (1).

Atrofi muncul antara 4 jam sampai 8 jam dan setelah 10 jam

iskemia nekrosis tidak dapat lagi terelakkan. Jika testis masih hidup,

dilakukan orkidopeksi (fiksasi testis) pada tunika darts kemudian

disusul orkidopeksi pada testis kontralateral (4,14).

Orkidopeksi dilakukan dengan mempergunakan benang yang tidak

diserap pada 3 tempat untuk mencegah agar testis tidak terpluntir

kembali, sedangkan pada testis yang sudah mengalami nekrosis

dilakukan pengangkatan testis (orkidektomi) dan kemudian disusul

orkidopeksi pada testis kontralateral, Kecuali apabila terdapat infeksi

sekunder karena iskemia nekrosis. Kualitas semen akan menurun pada

23
testis yang mengalami torsio, dan walaupun mekanismenya masih

belum jelas, terdapat beberapa bukti yang menyatakan pengembalian

suplai darah pada testis yang mengalami iskemia menstimulasi

produksi antitestis dan antibody antisperma (4,14).

Gambar 2.5 Torsio tetis (15)

Gambar testis yang mengalami nekrosis

24
DAFTAR PUSTAKA

1. Schwartz. Principles of Surgery. Edisi Ketujuh.USA:The Mcgraw-Hill

companies.2005

2. Siroky.M.B : Torsion of the testis. In : Siroky.M.B, Oates.R.D,

Babayan.R.K (eds), Handbook of urology: diagnosis and Therapy, 3rd ed,

Lippincot William&Wilkins; Philadelpihia 2004: 369-72

3. Cuckow.P.M, Frank.J.D : Torsion of the testis, BJU International 2000; 86

(3) : 349

4. Cranston. Torsion of the testicle. In Oxford textbook of surgery.Oxford University

Press 2002.

5. Linda J. Vorvick, MD, MEDEX Northwest Division of Physician Assistant

Studies, University of Washington School of Medicine. 2010.

6. Vishal. Endocrine Physiology. 2nd Ed. McGrawHill. 2007.

7. Ringdahl E, Teague L. Testicular torsion. Am Fam Physician. Nov

15;74(10):1739-43.2006.

8. Rupp.T.J : testicular Torsion, Department of Emergency Medicine, Thomas

Jefferson University. December.2006.

9. Favorito LA, Cavalcante AG, Costa WS, Anatomic aspects of epididymis

and tunica vaginalis in patients with testicular torsion, International braz j

urol, vol.30 no.5, Sept./Oct. 2004

10. Minevich E, McQuiston LT, Division of Pediatric Urology, University of

Cincinnati. September. 2010.

25
11. Sjamsuhidajat, R dan Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi 2. Jakarta:

EGC. 2005.

12. Reynard.J : Torsion of the testis and testicular appendages. In: Reynard.J,

Brewster.S, Biers.S (eds), Oxford Handbook of Urology, Oxford University

Press, New York: 452.2006.

13. Kass EJ, Lundak BL: The acute scrotum. Pediatr Clin North Am

1997;44:1251.

14. Sabiston. Textbook of Surgery : The Biological Basis of Modern Surgical

Practice. Edisi 16.USA: W.B Saunders companies.2002

15. Lonergan GJ, Children's Hospital of Austin, Washington, DC. Mei. 2007.

26

Anda mungkin juga menyukai