Anda di halaman 1dari 21

DIABETES MELITUS TIPE-1 PADA

WAKTU BULAN PUASA


RAMADHAN
1
Pendahuluan

- Epidemiology of Diabetes and Ramadan 1422/2001 (EPIDIAR)


study  12.243 orang dengan diabetes dari 13 negara Islam, 43
persen dari pasien dengan tipe 1 diabetes, memperkirakan di
seluruh dunia lebih dari 50 juta orang dengan diabetes puasa selama
Ramadan
- Peningkatan insiden hipoglikemia berat 7.5 kali lipat selama bulan
Ramadhan pada pasien dengan diabetes tipe 2
2
Diabetes Mellitus (DM) tipe-1

- Kelainan sistemik akibat terjadinya gangguan metabolisme


glukosa yang ditandai oleh hiperglikemia kronik
- Kerusakan sel β pankreas baik oleh proses autoimun
maupun idiopatik
3

Diagnosis Diabetes Melitus :


Memenuhi salah satu kriteria

Gejala klasik
Kadar glukosa 2
diabetes dengan Kadar GDP ≥
jam postprandial HbA1c > 6.5%
kadar GDS ≥ 200 126 mg/dL
≥200 mg/dL
mg/dL
4
TATA LAKSANA

Pemberian insulin

Pengaturan makan, olahraga, edukasi

Pemantauan mandiri
5

RISIKO
- Hipoglikemia

- Hiperglikemia

- KAD

- Dehidrasi dan trombosis


6

Kelompok pasien DM tipe-1 yang berisiko tinggi

RIWAYAT - Sedang sakit HbA1c > 8


- Sedang hamil atau
- Hipoglikemia berat melahirkan
- Ketoasidosis - Menjalani dialisis
diabetik kronis
- Koma hiperglikemik
hiperosmolar

Dalam 3 bulan terakhir


7

Rekomendasi anak dan remaja DM tipe-1

Nutrisi : - Konsumsi makanan ↑karbohidrat pada saat berbuka dalam jumlah besar, dihindari
- Sahur makan makanan yang mengandung karbohidrat kompleks, mendekati akhir sahur
- Banyak minum

Aktivitas fisik: - Aktivitas fisik seperti biasa sebaiknya tetap dilakukan


- Olahraga berat sebaiknya dihindari

Pemantauan : - Bila kadar GDS tinggi ≥250 mg/dL


- Keton urin sebaiknya diperiksa
8
Batalkan puasa bila:

- Kadar glukosa darah ≤70 mg/dL (4 mmol/L) atau mengalami


gejala dan tanda hipoglikemia.

- Kadar glukosa darah >300 mg/dL (16,6 mmol/L) atau bila ≥250
mg/dL (14 mmol/L) dengan keton positif.

- Sedang sakit.
9
TATALAKSANA  EDUKASI

- Gula darah harus dipantau oleh pasien di rumah


- Deteksi dini hipoglikemia, hiperglikemia, dehidrasi, harus
dijelaskan dengan tatalaksana kedaruratan kondisi tersebut
- Intensitas kegiatan fisik harus dibatasi
10
TATALAKSANA  EDUKASI Pre-Ramadhan

• Harus dilakukan setidaknya 1 – 2 bulan sebelum


Ramadhan.
• Pemeriksaan laboratorium harus dilakukan.
• Anak-anak yang tidak dapat menjalankan puasa dianjurkan
untuk tidak diperbolehkan puasa
11
EDUKASI  Status Nutrisi

• Anak-anak harus dianjurkan untuk makan makanan yang mengandung


karbohidrat kompleks, karena sifatnya lambat untuk dicerna dapat berlangsung
hingga 8 jam. Makanan dikonsumsi sedekat mungkin dengan waktu akhir sahur.

• Selama berbuka makanan tinggi karbohidrat dan lemak dianjurkan untuk tidak
dikonsumsi secara berlebihan.

• Buah dengan indeks glikemik yang rendah, sayuran, kacang, yoghurt dan sereal
dimasukkan dalam diet.
12
EDUKASI  Aktivitas Fisik

• Aktivitas fisik harus dijaga tidak boleh berlebihan.

• Latihan berat selama jam puasa harus dihindari.

• Shalat Tarawih dianggap sebagai bagian dari program latihan sehari-hari.


12
EDUKASI  Kadar Gula Darah

• Ada pandangan dimana tes darah dan pemberian obat parenteral


termasuk insulin dilarang selama puasa Ramadhan. Para ulama yang
berpendapat bahwa tes darah glukosa dan pemberian insulin tidak
membatalkan puasa.
• Pentingnya pemantauan berkala harus ditekankan kepada pasien dan
orang tua mereka.
• Glukosa darah lebih dari 270 mg/dL (15 mmol/L), urin harus diperiksa.
13
Rekomendasi penyesuaian regimen insulin
1. Regimen Insulin Basal Bolus
◦ Menurunkan dosis insulin basal 10-20% dari dosis semula.
◦ Bila kadar glukosa darah >250 mg/dL (14 mmol/L), dosis koreksi insulin sebaiknya
diberikan.
◦ Menggunakan penghitungan karbohidrat untuk makanan yang dimakan agar
disesuaikan dengan dosis insulin.
14
Rekomendasi penyesuaian regimen insulin
2. Regimen Insulin Dua Dosis
◦ Saat Iftar insulin yang diberikan adalah kombinasi insulin kerja pendek dan kerja
menengah dengan dosis sama dengan dosis pagi hari sebelum berpuasa.
◦ Saat sahur insulin yang diberikan hanya insulin kerja pendek dengan dosis 0,1-0,2
U/kg.

3. Regimen Insulin Tiga Dosis


◦ Dua dosis insulin kerja pendek sebelum Iftar dan Sahur, dan 1 dosis insulin kerja
menengah saat tengah malam/sebelum tidur.
15
Pemantauan glukosa darah teratur dan sering sebaiknya dilakukan

- Sebelum Iftar dan 3 jam setelahnya, dan sebelum dan 2 jam


sesudah sahur.
Hal ini diperlukan untuk menyesuaikan dosis insulin dan
mencegah hipoglikemia dan hiperglikemia setelah makan.
16

Terapi dengan Pompa Insulin


◦ Pompa insulin dapat membantu mengontrol gula darah selama puasa dan infus “continuous”
insulin dapat disesuaikan seketika untuk menghindari hipoglikemia dan perlunya untuk
membatalkan puasa.
◦ Pasien dpaat menjalankan puasa dengan mengendalikan dan menyesuaikan tingkat kecepatan
infus basal insulin.
◦ Makan selama periode berpuasa di bulan Ramadan mungkin memiliki efek psikologis negatif
pada pasien terutama remaja, yang mungkin merasa malu untuk membatalkan puasa mereka
pada saat memiliki gejala hipoglikemia.
◦ Pompa insulin dapat membantu mereka merasa lebih percaya diri.
17

Target Glukosa Darah


18
KASUS:

• Anak Laki-laki, 8 tahun, 26 kg sudah terdiagnosa dengan DM


Tipe 1, GDS: 150 mg/dL, HbA1c : 5.1, Tidak sedang sakit, ingin
menjalakan puasa

1. Dosis insulin harian : 1 IU/hr  26 IU


2. Basal bolus : 75% x 26 IU  20 IU
3. Basal 40 % : (30%) x 26 IU 8 IU
4. Bolus 60 % : 60 % x 26 IU  16 IU
3x Porsi makan
Sahur 5 IU
Buka Puasa 6 IU
Post Tarawih 5 IU

Anda mungkin juga menyukai