1.

Shepherd
- Penelitian pada bayi aterm dan prematurmenunjukkan bahwa posisi tengkurap
menyebabkan perubahan fungsi kardiovaskular seperti peningkatan denyut jantung dan
menurunnya tekanan darah.
- Posisi tidur merupakan bagian penting dari terciptanya lingkungan tidur yang aman pada
bayi aterm. Tidur tengkurap secara signifikan meningkatkan risikio Sudden Infant Death
Syndrome (SIDS) dan risikonya meningkat empat kali pada bayi prematur.
- Tidur tengkurap berhubungan dengan menurunnya tekanan darah, gangguan otomatisasi
jantung dan berkurangnya oksigenasi ke jaringan otak.

2. Engler
- Penelitian menunjukkan pada kelompok ASI, 56% ibu melaporkan iritabilitas paroksismal
dengan skala serangan 5 (rentang nilai 1-10) dan frekuensi rata-rata 4.8 kali per minggu.
Kelompok susu formula, 72.5% ibu melaporkan iritabilitas paroksismal dengan skala
serangan 6.4 dan frekuensi 5.9 kali per minggu.
- Kelompok ASI memiliki rerata 9.2 jam per malam dibandingkan dengan kelompok susu
formula 8.5 jam per malam. Keluhan sering terbangun di malam hari pada kelompok ASI
1.88 per malam dibandingkan pada kelompok susu formula sebesar 1.49 kali per malam.
- ASI mengandung melatonin dengan pola sirkadian, menyerupai kadar melatonin di darah
dan saliva. Kadar hormone melatonin meningkat saat malam dengan puncaknya sekitar jam
3 dinihari dan kemudian tidak terdeteksi sepanjang hari. Hal ini tidak didapatkan pada
pemberian susu formula.

3. McDowall
- Owen dkk melaporkan bahwa orangtua yang berpendidikan berhubungan dengan kebiasaan
tidur anak yang baik, seperti memulai tidur lebih awal/ tidak larut malam, bangun tidur
teratur, tidur tanpa ditemani orang dewasa, dan tidak menggunakan televisi di kamar tidur.

4. Tikotzky
- Pola asuh orangtua memegang peranan penting dalam terbentuknya kebiasaan tidur anak.
- Pola asuh orangtua dipengaruhi oleh faktor stress, toleransi terhadap rasa sedih dan
orangtua yang bercerai.
- Perilaku tidur dapat dibentuk dan lebih mudah bila dilakukan sebelum usia 6 bulan.