Anda di halaman 1dari 30

Epidemiologi Deskriptif

Burhannudin Ichsan
Bagian Kesehatan
Masyarakat/Kedokteran Komunitas
FK UMS Surakarta

Angka Insidensi (Incidence Rate)


(Bustan, 2012)
Definisi: angka insidensi adalah suatu
ukuran frekuensi kejadian kasus baru
penyakit dalam suatu populasi tertentu
selama suatu periode waktu tertentu
Rumus: X/Y x k
X: jumlah orang-orang dalam suatu
populasi yang ditetapkan (ditetapkan
menurut waktu, tempat, dan orang) yang
sakit karena sebab tertentu selama
interval waktu tertentu

Y: jumlah orang-orang dalam populasi tertentu


selama selama interval tertentu yang sama
dalam mana kasus terjadi. Biasanya besar
populasi pada pertengahan interval waktu
diambil sebagai ukuran populasi yang ditetapkan
k: suatu nilai tertentu, biasanya 100.000. Tetapi
nilai 100, 1000, 10.000 atau bahkan 1.000.000
sering pula diberikan. Pemilihan nilai k biasanya
dibuat sehingga angka terkecil diperoleh dalam
seri yg mempunyai hanya satu digit sebelah kiri
titik desimal ( di mana dihasilkan angka yang
kecil: 4,2/100 bukan 0,42/1.000; 9,6/100.000
bukan 0,96/1.000.000

Semua nilai-nilai ini dapat saja


dipakai, tetapi siapapun yg
menyajikan data haruslah
membuatnya jelas tentang nilai k
yang dipakai, baik dengan
menuliskannya pada kepala kolom di
mana angka itu disajikan atau
menuliskannya di samping angka
perhitungan: 5/100, 7/1.000,
1,2/10.000, atau 4,3/100.000

Dalam praktek epidemiologi, jalan yg paling


sering dipakai untuk mengukur luasnya atau
frekuensi di mana suatu penyakit infeksi
terjadi adalah dg angka insidensi
Suatu populasi yg mempunyai angka
insidensi yg lebih tinggi dibanding populasi
yang lain dikatakan menjadi mempunyai
peluang yg lebih tinggi untuk
sakit/mengalami peristiwa dibanding
populasi lain itu
Populasi pertama disebut kelompok peluang
tinggi (high risk) relatif terhadap populasi
kedua

Masa jeda khusus (specified interval) dari waktu yg paling


umum adalah tahun kalender, tetapi masa jeda lainnya pun
dpt dipergunakan sepanjang batas waktunya dapat
ditentukan
Angka insidensi sering dikacaukan dengan angka prevalensi
Keduanya memang serupa tetapi sangat berbeda dan harus
dibedakan ketika melakukan perhitungan
Perbedaannya adalah: dalam angka prevalensi, pembilang
(x) meliputi tidak hanya jumlah orang yg sedang sakit (kasus
baru) selama masa jeda khusus tetapi juga mereka yg telah
sakit sebelum masa jeda khusus itu dan tetap sakit (kasus
lama) selama beberapa waktu dari interval itu
Dg kata lain pembilang dari angka prevalensi meliputi semua
orang yg sakit karena sebab tertentu (atau pada suatu titik
waktu tertentu) tanpa menghiraukan kapan sakit dimulai
Pembilang dari angka insidensi hanya terdiri dari orang yg
sakit pada awal dan selama masa jeda tertentu

Contoh angka insidensi

Pada tahun 2005, sebanyak 412 kasus penyakit


tertentu dilaporkan terjadi di kota berpenduduk
212.000. Berapa angka insidensi per 100.000
penduduk di kota itu selama tahun tersebut?
Jawab: angka insidensi: 412/212.000 x 100.000=
194,3/100.000
Diketahui pula bahwa 19 dari kasus ini wanita
berumur di bawah 10 tahun. Pada waktu itu
jumlah penduduk wanita di bawah 10 tahun
adalah 19.080. Berapakah angka insidensi khusus
umur-jenis kelamin selama tahun itu di kota?
Jawab: angka insidensi: 19/19.080 x 100.000=
99,6/100.000

Angka serangan (attack rate)


Attack rate sebetulnya adalah suatu incidence rate, tetapi pada
attack rate, risiko seseorang untuk mendapatkan penyakit
berlangsung dalam waktu yg singkat karena faktor penyebab
penyakit tersebut hanya bereaksi dalam tempo yg singkat,
misalnya pada keracunan makanan (Lapau, 2013)
Incidence rate selalu dinyatakan dlm hubungan dengan periode
waktu tertentu seperti bulan, tahun dan seterusnya. Apabila
penduduk berada dlm ancaman diserangnya penyakit hanya
untuk waktu terbatas (seperti halnya dlm epidemi suatu
penyakit infeksi), maka periode waktu terjadinya kasus baru
adalah sama dg lamanya epidemi. Incidence rate pada suatu
epidemi disebut attack rate (Sutrisna, 2010)
Definisi attack rate: angka serangan adalah angka insidensi,
biasanya dinyatakan dlm persen dan diterapkan terhadap
populasi tertentu yg sempit dan terbatas pada suatu periode,
misalnya dalam suatu wabah (epidemi) (Noor, 2014; Bustan
2012).

Attack rate (Noor 2014; Bustan 2012)

Rumus angka serangan adalah:


Angka serangan =x/y x (k)
x= sama dengan pada angka insiden
y = sama dengan pada angka
insiden
k = hampir selalu = 100, meskipun
mungkin 1.000. Jika k sama dengan
100, angka serangan dpt dinyatakan
baik sebagai jumlah kasus per 100
penduduk maupun sebagai persen
(%)

Attack rate (Noor 2014; Bustan 2012)

Contoh:
Dlm suatu letusan (outbreak) yg
melibatkan 26 kasus penyakit x, 7
kasus wanita dan 19 lelaki. Dalam
kelompok di mana terjadi letusan
ada 9 orang wanita dan 87 lelaki.
Berapakah serangan di antara
masing-masing jenis kelamin dan
Jenis kelamin Jumlah kasus Jumlah orang
seluruh
anggota
kelompok?
Laki-laki
19
87
Wanita

Jumlah

26

96

Attack rate (Noor 2014; Bustan 2012)

Perhitungan:
Angka serangan laki-laki = 19/87 x
100=21,8
Angka serangan wanita = 7/9 x 100 = 77,8
Angka serangan seluruhnya = 26/96= 27,1
Dari contoh di atas menunjukkan bahwa
angka total serangan diperoleh dengan
membagi jumlah kasus seluruhnya dengan
jumlah seluruh orang, tdk dg menjumlahkan
angka serangan dari masing-masing jenis
kelamin

Case fatality rate


Case fatality rate= jumlah orang yang mati oleh
karena penyakit A dalam periode waktu
tertentu/jumlah penderita dengan penyakit A dalam
periode waktu yg sama x C (Beaglehole, 1993 disitasi
Lapau, 2013)
Case fatality rate menggambarkan keganasan
(fatality) suatu penyakit sehingga menyebabkan
kematian (Lapau, 2013)
Bila case fatality rate penyakit A lebih tinggi
daripada penyakit B, berarti bahwa penyakit A lebih
fatal daripada penyakit B (Lapau, 2013)
Bila case fatality rate penyakit A di RS C lebih rendah
dari RS D, berarti pelayanan pengobatan peny A di
RS C lebih berhasil dibanding RS D (Lapau, 2013)

Case fatality rate (Noor, 2014)

Case fatality rate merupakan ukuran


beratnya suatu jenis penyakit dalam
menimbulkan kematian
Case fatality rate= jumlah penderita
yg meninggal akibat suatu penyakit
tertentu/jumlah seluruh penderita
penyakit tersebut x 100%
Angka ini biasanya dihitung dalam
persen
Jangka waktu yang digunakan
biasanya dg mengacu seperti pada

prevalensi
Point prevalence rate
Period prevalence rate

Point prevalence rate

point prevalence adalah jumlah kasus individu yg


mengalami suatu penyakit, kondisi, atau
kesakitan pada satu titik waktu yg spesifik
(jumlah kasus yg ada pada satu titik waktu)
Point prevalence mengukur keberadaan suatu
penyakit, kondisi pada satu titik waktu yang
singkat, secara teoretis menghentikan waktu
semenit, sejam, atau sehari, dan menghitung
kasus penyakit yang ada
Rumus point prevalence rate

(Timmreck,

Point prevalence rate


Adalah jumlah kasus yang ditemukan pada suatu titik tertentu dibagi dengan
populasi berisiko pada suatu waktu tertentu dikali konstante (Bustan, 2012)
Titik waktu tertentu ini biasanya dalam minggu atau bulan pengamatan atau
penelitian dilakukan (Bustan, 2012)
Jika dikatakan prevalence rate maka biasanya yang dimaksud adalah point
prevalence rate ini (Bustan, 2012)
Nilai prevalensi ini dapat diperoleh dari suatu penelitian cross sectional (Bustan,
2012)
Misalnya: suatu penelitian cross sectional pada tahun 1995 dilakukan di Bone
mengenai penduduk usia 40 sampai 70 tahun, hendak diketahui berapa point
prevalence rate CHD pada tahun 1995 itu. Telah diperiksa 2.216 penduduk usia
tersebut dan didiagnosis sebanyak 130 CHD sehingga point prevalence rate
(PPR) adalah 130/2.216 x 1.000 = 58,6 per 1.000 (Bustan, 2012)

Point prevalence rate (Omran, 1974 disitasi Lapau, 2013)

Dalam hal penyebut semestinya


population at risk, tetapi point
prevalence rate didapatkan bila
dilakukan survei dalam masyarakat
Karena sulit menentukan population
at risk dalam masyarakat maka
dalam point prevalence rate
penyebut adalah penduduk saja
Jadi point prevalence rate sering
bukan suatu rate yang tepat

Period prevalence rate


Period prevalence rate adalah banyaknya kasus yg
ditemukan pada suatu periode waktu tertentu dibagi
dengan besarnya populasi yang diamati. Periode
waktu di sini biasanya setahun atau lebih (Bustan,
2012)

Rumus Period prevalence rate menurut Omran


(1974) disitasi Lapau (2013) :

Menurut Lapau (2013), Period prevalence rate juga sering


buka merupakan rate yang tepat puka

Period prevalence rate

Timmreck (2014)

Rate yang berhubungan dengan kematian (Noor, 2014)

Angka kematian adalah suatu ukuran


frekuensi terjadinya kematian dalam suatu
populasi tertentu selama suatu masa jeda
tertentu
Angka kematian dapat dihitung berdasarkan
populasi secara umum (crude death rate),
dapat pula didasarkan pada segmen
penduduk tertentu (specific death rate)
seperti segmen umur, jenis kelamin,
kelompok etnis dan segmen penduduk
lainnya

x = banyaknya orang dalam suatu


populasi tertentu, selama suatu jeda waktu
tertentu yang (1) mati oleh semua jenis
penyebab (angka kasar/crude rate), atau
(2) mati oleh sebab tertentu (angka khusus
penyebab/cause specific rate)
y = sama dengan angka prevalensi;
banyaknya orang dalam populasi tertentu
selama waktu jeda tertentu
k = biasanya dinyatakan bernilai 1.000 jika
x meliputi kematian dari semua penyebab.
Nilai 100.000 dipakai jika x menunjukkan
kematian oleh sebab khusus
(Noor, 2014)

Angka kematian berbeda dengan angka kesakitan. Angka


kematian mengukur frekuensi kematian, sedangkan angka
kesakitan/insiden mengukur frekuensi penyakit
Populasi dan masa jeda tertentu yang dipakai dlm
menghitung angka kematian umumnya sama dengan
dalam angka kesakitan
Angka kematian dapat dibuatkan khusus penyebab dg
membatasi x untuk orang yang mati oleh penyebab khusus
Angka kematian dapat dibuatkan khusus dg membatasi y
untuk populasi kelompok umur tertentu dan x terhadap
orang mati dalam kelompok umur tersebut
Angka kematian dapat dibuatkan khusus jenis kelamin
dengan membatasi y pada jenis kelamin tertentu dan x
pada banyaknya orang yg mati dalam kelompok itu
(Noor, 2014)

Contoh

Dalam kota berpenduduk 212.000 ada


1.900 orang mati dalam setahun, 4
diantaranya oleh sebab penyakit y.
Berapakah angka kematian kasar per
1.000? Berapa angka kematian khusus
penyebab penyakit y per 100.000?
Angka kematian kasar= 1.900/212.000 x
1.000=9,0 kematian per 1.000 penduduk
Angka kematian khusus penyebab=
4/212.000 x 100.000 = 1,9 kematian per
100.000 penduduk
(Noor, 2014; Bustan, 2012)

Beberapa angka kematian yg perlu diketahui


Angka kematian umu (CDR) = jumlah seluruh kematian dalam
setahun/jumlah penduduk pertengahan tahun
Angka kematian khusus
Angka kematian bayi (IMR)= jumlah kematian bayi (umur < 1 tahun)
dalam satu tahun/jumlah kelahiran hidup tahun yg sama
Angka kematian neonatal (NMR) = jumlah kematian neonatus (umur<29
hari) dlm 1 tahun/jumlah kelahiran hidup tahun yg sama
Perinatal mortality rate/angka kematian perinatal = jumlah kematian
perinatal dalam satu tahun/jumlah seluruh kelahiran tahun yg sama
(perinatal adalah janin dalam kandungan usia 28 minggu samapi bayi
usia 1 minggu)
Angka kematian ibu (MMR) = jumlah kematian ibu karena proses
reproduksi dalam satu tahun/jumlah kelahiran hidup tahun yang sama
Angka kematian sebab khusus (SCDR)= jumlah kematian karena satu
sebab tertentu dalam satu tahun/jumlah penduduk pertengahan tahun
Angka kematian pada penyakit tertentu (CFR)= jumlah kematian karena
penyakit tertentu/jumlah penderita penyakit tersebut pada periode yang
sama
(Noor, 2014)

Proporsi
Definisi= distribusi proporsi adalah suatu persen
(yakni, proporsi dari jumlah peristiwa-peristiwa
dalam kelompok data yang mengenai masingmasing kategori (atau subkelompok) dari kelompok
itu
Rumus yg dipakai dlm menghitung proporsi adalah:
persen = x/y x k
x = banyaknya peristiwa atau orang, dll, yang
terjadi dalam kategori tertentu atau subkelompok
dari kelompok yang lebih besar.
y = jumlah peristiwa atau orang, dll, yang terjadi
dalam semua kategori dari kelompok data tsb
k = selalu sama dengan 100
(Bustan, 2012)

Proporsi
Proporsi umumnya dipakai dalam keadaan di mana tidak
mungkin menghitung angka insidensi; karena itu proporsi
bukan suatu rate dan dia tidak dapat menunjukkan perkiraan
peluang keterpaparan atau infeksi, kecuali jika banyaknya
orang di mana peristiwa dapat terjadi adalah sama pada
setiap sub kelompok. Tetapi biasanya hal ini tidak terjadi.
Karena x dan y berada pada tempat yang sama, berbagai
persen dalam kelompok data yg ada dapat dan seharusnya
saling ditambahkan bersama semua kategori data, dan
jumlah harus menjadi 100%.
Sedangkan angka (rate) kalau dijumlahkan tidaklah demikian
Interpretasi dari proporsi adalah : dari jumlah frekuensi di
mana suatu jenis peristiwa tertentu terjadi, kejadiannya
dinyatakan dalam persen dari berbagai sub kelompok utama
(Bustan, 2012).

Contoh

Suatu letusan mengenai 26 kasus


penyakit x, 7 wanita dan 19 laki-laki.
Jumlah orang-orang dari masingmasing jenis kelamin berada dalam
kelompok yg tidak diketahui. Berapa
proporsi
Jenis kelaminkasus
kasus menurut
total gender?
Lelaki

19

73,1

Wanita

26,9

Jumlah

26

100,0

Persen lelaki : 19/26=73,1%


Persen wanita : 7/26 = 26,9 %

Ratio
Definisi: ratio adalah suatu pernyataan frekuensi nisbi kejadian
suatu peristiwa terhadap peristiwa lainnya, mislanya jumlah anak
kelas 6 yg telah diimunisasi dibandingkan dg jml anak kelas 6 yg
tdk diimunisasi pada sekolah tertentu
Rumus ratio adalah
Ratio = x/y x k
x = banyaknya peristiwa atau orang yang mempunyai satu atau
lebih atribut tertentu
y = banyaknya peristiwa atau orang yg mempunyai satu atau
lebih atribut tertentu, tetapi dalam hal berbeda atributnya dg
anggota x
k=1
Karena k = 1, rumus ratio dapat disederhanakan menjadi rasio =
x/y = x : y

(Bustan, 2012)

Ratio

Populasi dan masa jeda (atau titik waktu)


dari data yg dipakai haruslah
tertentu/khusus, persis untuk angka/rate.
Umumnya nilai x dan y dibagi oleh baik
nilai x maupun nilai y sehingga salah satu
nomor dalam ratio menjadi sama dengan
1,0
Contoh: suatu serangan penyakit mengenai
ada 19 lelaki dan 7 wanita. Berapakah ratio
kasus laki-laki terhadap kasus wanita?
Jawab : 19:7 = 2,7: 1

Daftar pustaka
Bustan, N. 2012. Pengantar Epidemiologi.
Jakarta: Rineka Cipta.
Lapau, B. 2013. Prinsip dan Metode
Epidemiologi. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Noor, N.N. 2014. Epidemiologi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sutrisna, B. 2010. Pengantar Metode
Epidemiologi. Jakarta: Dian rakyat.
Timmreck, T.C. 2014. Epidemiologi, Suatu
Pengantar. Jakarta: EGC (Terjemah).

Anda mungkin juga menyukai