Pembimbing :
KRH. dr. H. Djoko Sindhusakti Widyodiningrat, Sp.THT - KL (K), MBA., MARS.,
M.Si, Audiologist
Dr. dr. H. Iwan Setiawan Adji, Sp. THT – KL
dr. Dimas Adi Nugroho, Sp. THT-KL
Diajukan Oleh :
KEPANITERAAN KLINIK
ILMU PENYAKIT TELINGA HIDUNG TENGGOROKAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
LAPORAN KASUS
OTITIS EKSTERNA DIFUSA TIPE MALIGNA AURICULA DEXTRA
Yang diajukan oleh :
Munafiah, S. Ked J510170060
Telah disetujui dan disahkan oleh bagian Program Pendidikan Profesi Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada tanggal.................................................
Pembimbing I
KRH. dr. H. Djoko Sindhusakti Widyodiningrat, Sp.THT - KL (K), MBA., MARS., M.Si,
Audiologist
(.............................................)
Pembimbing II
Dr. dr. H. Iwan Setiawan Adji, Sp. THT – KL
(.............................................)
Pembimbing III
dr. Dimas Adi Nugroho, Sp. THT – KL
(………………………………)
BAB I
PRESENTASI KASUS
STATUS PASIEN
I. Identitas Pasien
1. Nama : Ny. S
2. Umur : 67 tahun
3. Alamat : Karanganyar
4. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
5. Status Perkawinan : Menikah
6. Tgl masuk : 30 November 2018
7. No. Rekam Medis : 2903XX
B. Kondisi Medik
1. Kepala : Normocephal, Conjungtiva Anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-), Pupil
isokhor (3mm/3mm), Sianosis (-)
2. Leher : Leher simetris, retraksi suprasternal (-), deviasi trachea (-), massa (-),
JVP (-), Pembesaran Kelenjar Limfe (-)
3. Thorax :
Paru-paru
Inspeksi : Kelainan bentuk dada (-), gerak dada kanan dan kiri simetris,
pelebaran vena superficial (-), benjolan/massa (-), sikatriks (-).
Palpasi : Tidak terdapat ketinggalan gerak antara pulmo dekstra dan sinistra.
Perkusi : Suara paru sonor/sonor, paru dalam batas normal
Auskultasi : Suara dasar vesicular (+), tidak ada suara tambahan.
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi : Suara jantung redup, batas jantung dalam batas normal.
Auskultasi : Bunyi jantung 1, 2 murni regular terdengar pada SIC 1 dan 2 linea
parasternal sinistra et dekstra.
Abdomen
Inspeksi : Perut buncit (-), Ascites (-), Distended (-), sikatriks (-)
Auskultasi : Suara peristaltik (normal), suara tambahan (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar teraba, lien tidak teraba, ginjal tidak teraba,
defans muskular (-)
Perkusi : Timpani (+)
4. Extremitas : clubbing finger (-), deformitas (-), edema ekstremitas (-)
C. Status Lokalis
1. Hidung
a.Pemeriksaan
Hidung Kanan Hidung Kiri
Hidung
Hidung luar Bentuk normal, hiperemi Bentuk normal, hiperemi
(-), deformitas (-), nyeri (-), deformitas (-), nyeri
tekan (-), krepitasi (-) tekan (-), krepitasi (-)
b. Rinoskopi Anterior
Vestibulum nasi Normal, ulkus (-) Normal, ulkus (-)
Cavum nasi Bentuk (normal), Bentuk(normal), hiperemia
hiperemia (-) (-)
Meatus nasi Mukosa hiperemis (-), Mukosa hiperemis (-),
media sekret (-), massa berwarna sekret (-), massa berwarna
putih mengkilat (-). putih mengkilat (-).
c. Rinoskopi posterior
1) Concha superior dalam batas normal
2. Rongga mulut dan tenggorokan
Bibir & Mukosa bibir dan mulut basah, berwarna merah muda
mulut
Warna mukosa gusi merah muda, hiperemi (-), karies (+) pada
Geligi molar 1 kanan atas
Lidah Tidak ada ulkus, pseudomembrane (-)
Uvula Bentuk normal, hiperemi (-), edema (-), pseudomembran (-)
Palatum Ulkus (-), hiperemi (-)
mole
Mukosa Mukosa hiperemi (-)
faring
Tonsila Kanan: T1, Hiperemi (-), detritus (-), kripte melebar (-)
palatina Kiri: T1, Hiperemi (-), detritus (-), kripte melebar (-)
MT intak
Cone of
light (+)
VI. Terapi
Medikamentosa :
Inj. Cefotaxime 1gr/12 jam
Inj. Santagesik 1amp/8 jam
Drip neurosanbe 1amp/12 jam
Non medikamentosa
Obat cuci telinga H2O2 3%
VII. Edukasi
- Hindari air masuk ke telinga ketika mandi
- Menjaga kebersihan telinga dan tidak mengorek-ngorek telinga dengan benda
tajam
- Menjelaskan bahwa penyakit ini merupakan penyakt infeksi sehingga dengan
penanganan yang tepat dapat disembuhkan tetapi bila dibiarkan dapat
mengakibatkan hilangnya pendengaran serta komplikasi lainnya
VIII. Prognosis
Quo ad vitam : bonam
Quo ad sanam : bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Telinga luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai
membran timpani. Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit.
Liang telinga berbentuk huruf S, dengan rangka tulang rawan pada
sepertiga bagian luar, sedangkan dua pertiga bagian dalam rangkanya
terdiri dari tulang. Panjangnya kira-kira ± 2,5 - 3cm.2
Lapisan kulit liang telinga luar lebih tebal pada bagian tulang
rawan dari pada bagian tulang. Pada liang telinga rulang rawan tebalnya
0,5 – 1 mm, terdiri dari lapisan epidermis dengan papillanya, dermis dan
subkutan merekat dengan perikondrium. Epidermis dari liang telinga
bagian tulang rawan biasanya terdiri dari 4 lapis yaitu sel basal, skuamosa,
sel granuler dan lapisan tanduk.
Perdarahan
Arteri-arteri dari daun telinga dan liang telinga luar berasal dari
cabang temporal superfisial dan aurikular posterior dari arteri karotis
eksternal.
Sistem limfatik
b. Telinga Tengah
Persarafan
Fisiologi
2.4 Definisi
Otitis eksterna difus dikenal dengan swimmer ear (telinga perenang) atau
telinga cuaca panas (hot weather ear) adalah infeksi pada 2/3 dalam liang
telinga akibat infeksi bakteri yang menyebabkan pembengkakan stratum
korneum kulit sehingga menyumbat saluran folikel. 2
2.5 Epidemiologi
2.6 Etiologi
· Udara
Udara yang hangat dan lembab lebih memudahkan kuman dan jamur
mudah tumbuh.
· Trauma
Trauma ringan misalnya mengorek-ngorek telinga dengan benda tumpul
seperti cotton bud merupakan faktor predisposisi terjadinya otitis eksterna.
· Berenang
Terutama jika berenang pada air yang tercemar. Air kolam renang
menyebabkan maserasi kulit dan merupakan sumber kontaminasi yang
sering dari bakteri
2.7 Patofisiologi
Gejala klinis yang terjadi pada pasien dengan otitis eksterna difusa antara
lain: 4,6
Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada tahap
awal dari otitis eksterna difusa dan sering mendahului terjadinya rasa sakit
dan nyeri tekan daun telinga.
Rasa sakit di dalam telinga bisa bervariasi dari yang hanya berupa rasa
tidak enak sedikit, perasaan penuh di dalam telinga, perasaan seperti terbakar
hingga rasa sakit yang hebat, serta berdenyut. Meskipun rasa sakit sering
merupakan gejala yang dominan, keluhan ini juga sering merupakan gejala
sering mengelirukan. Kehebatan rasa sakit bisa agaknya tidak sebanding
dengan derajat peradangan yang ada. Ini diterangkan dengan kenyataan
bahwa kulit dari liang telinga luar langsung berhubungan dengan periosteum
dan perikondrium, sehingga edema dermis menekan serabut saraf yang
mengakibatkan rasa sakit yang hebat. Lagipula, kulit dan tulang rawan 1/3
luar liang telinga bersambung dengan kulit dan tulang rawan daun telinga
sehingga gerakan yang sedikit saja dari daun telinga akan dihantarkan ke kulit
dan tulang rawan dari liang telinga luar dan mengkibatkan rasa sakit yang
hebat dirasakan oleh penderita otitis eksterna. Nyeri terutama ketika daun
telinga ditarik, nyeri tekan tragus, dan ketika mengunyah makanan. Rasa
gatal dan nyeri disertai pula keluarnya sekret encer, bening sampai kental
purulen tergantung pada kuman atau jamur yang menginfeksi. Pada jamur
biasanya akan bermanifestasi sekret kental berwarna putih keabu-abuan dan
berbau.
Kurang pendengaran mungkin terjadi pada akut dan kronik dari otitis
eksterna akut. Edema kulit liang telinga, sekret yang sorous atau purulen,
penebalan kulit yang progresif pada otitis eksterna yang lama, sering
menyumbat lumen kanalis dan menyebabkan timbulnya tuli konduktif.
Keratin yang deskuamasi, rambut, serumen, debris, dan obat-obatan yang
digunakan ke dalam telinga bisa menutup lumen yang mengakibatkan
peredaman hantaran suara.
· Kulit MAE edema dan hiperemis merata sampai ke membran timpani dengan
sekret pada CAE. Jika terjadi edema CAE yang hebat, membran timpani dapat
tidak tampak.
· Nyeri tekan tragus (+)
· Nyeri tarik auricula (+)
· Adenopati regional yang nyeri tekan 7
Menurut MM. Carr secara klinik otitis eksterna terbagi :
2.10Penatalaksanaan
Otitis eksterna difusa harus diobati dalam keadaan dini sehingga dapat
menghilangkan edema yang menyumbat liang telinga. Dengan demikian,
biasanya perlu disisipkan tampon berukuran ½ x 5 cm kedalam liang telinga
mengandung obat agar mencapai kulit yang terkena. Setelah dilumuri obat,
tampon kasa disisipkan perlahan-lahan dengan menggunakan forsep aligator.
Penderita harus meneteskan obat tetes telinga pada kapas tersebut satu hingga
dua kali sehari. Dalam 48 jam tampon akan jatuh dari liang telinga karena
lumen sudah bertambah besar. Polimiksin B dan colistemethate merupakan
antibiotik yang paling efektif terhadap Pseudomonas dan harus menggunakan
vehiculum hidroskopik seperti glikol propilen yang telah diasamkan bahan
kimia lain, seperti gentian violet 2% dan perak nitrat 5% bersifat bakterisid
dan bisa diberikan langsung ke kulit liang telinga. Setelah reaksi peradangan
berkurang, dapat ditambahkan alcohol 70% untuk membuat liang telinga
bersih dan kering. 4
2.11 Komplikasi
· Perikondritis
· Selulitis
· Dermatitis aurikularis 4
2.12 Prognosis
Otitis eksterna adalah suatu kondisi yang dapat diobati biasanya sembuh
dengan cepat dengan pengobatan yang tepat. Paling sering, otitis ekserna dapat
dengan mudah diobati dengan tetes telinga antibiotik. Otitis eksterna kronis yang
mungkin memerlukan perawatan lebih intensif. Otitis eksterna biasanya tidak
memiliki komplikasi jangka panjang atau serius.
BAB III
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
Dari pemeriksaan fisik telinga ditemukan telinga kanan nyeri tekan tragus
(+), nyeri tarik auricula (+), CAE sempit, hiperemis (+), edema (+), KGB regional
membesar (-). Telinga kiri dalam batas normal
Otitis eksterna merupakan peradangan liang telinga akut maupun kronis yang
disebabkan infeksi bakteri, jamur, dan virus. Faktor yang mempermudah radang
telinga luar ialah perubahan pH di liang telinga menjadi basa, keadaan udara yang
lembab dan hangat, serta faktor predisposisi yaitu trauma ringan ketika mengorek
telinga.
Otitis ekterna difusa mengenai kulit liang telinga bagian dua pertiga dalam.
Tampak kulit liang telinga hiperemis dan edema yang tidak jelas batasannya.
Bakteri penyebabnya yang tersering adalah Pseudomonas.
Gejala otitis eksterna difusa adalah nyeri tekan tragus, liang telinga sangat
sempit, kadang kelenjar getah bening regional dapat membesar, dan tedapat nyeri
tekan.
2. Soepardie EA, Iskandar N, Bashirudin J, Restuti RD, editor. Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. Jakarta: FK UI. 2008.