Anda di halaman 1dari 47

PENGUKURAN FREKUENSI

MASALAH KESEHATAN
DAN PENYAKIT
Pengantar
Perioritas kesmas disusun berdasarkan:
• keadaan seriusnya penyakit ,
• dampak bagi mereka yang terkena serta bagi masyarakat, dan
• kemampuan melakukan perubahan penyakit.
• Penilaian menjelaskan frekuensi penyakit , Proporsi, Rasio dan Rate.
• Morbiditas diartikan keadaan akhir dari proses fisiologi
• dalam bentuk penyakit,
• keadaan luka dan gangguan fisik lainnya,
• Keadaan kelemahan / ketidak mampuan atau cacat.
Pengantar
Selain berarti jumlah kejadian, dapat pula berarti :
• Periode waktu selama seseorang menderita, atau lamanya masa
sakit.
• Kasus adalah kejadian / penyakit yang menjadi objek pengamatan
• Kasus merupakan frekuensi penyakit dalam populasi yang
digunakan untuk menghitung frekuensi kejadian penyakit.
• Kriteria untuk menentukan kasus akan sangat berpengaruh terhadap
nilai frekuensi kejadian penyakit
Proporsi, Rasio dan Rate
• Proporsi adalah perbandingan antar bagian terhadap jumlah
seluruhnya ( pembilang termasuk dalam penyebut).
• Nilai proporsi biasanya digunakan nilai persen .
Jumlah kejadian dalam kelompok tertentu
Proporsi = k

Jumlah seluruh kejadian yang diamati


• Pada perhitungan proporsi, k biasanya sebesar 100 sehingga
menghasilkan nilai persentasi.
Penderita penyakit jantung yang dirawat di RSU Provinsi X
Kelompok Umur Jumlah
N0 Dalam Tahun Penderita % Pendewrita

01 0 - 15 10 5.0 %
02 16 - 30 45 22.5 %

03 31 - 45 90 45.0 %

04 46 – 60 35 17.5 %

05 61 + 20 10.0 %

JUMLAH 200 100 %

Melihat data pada tabel di atas apakah insidensi rate penyakit jantung dapat dikatakan
tertinggi pada kelompok umur 31 – 45 tahun?
Proporsi, Rasio dan Rate
Rasio: perbandingan antara dua nilai, dengan membagi
variable terhadap yang lainnya.
• Angka pembilang dan penyebut tidak harus berhubungan
Jumlah kejadian atau orang pada satu kelompok
Rasio =

Jumlah kejadian atau orang pada kelompok lainnya.


• Rasio dengan hasi 1 : 1
• Contoh :
• Rasio jenis kelamin (rasio laki-laki / wanita)
• Rasio rumah sakit dengan jumlah penduduk.
Proporsi, Rasio dan Rate
• Rate adalah perbandingan suatu kejadian dengan jumlah
penduduk yang mempunyai risiko kejadian tersebut
• Rate digunakan untuk menyatakan dinamika dan kecepatan
kejadian tertentu dalam masyarakat
• Rate memberi kondisi yang komparabel, yakni dapat untuk
membandingkan frekwensi kejadian secara lebih komparabel :
• frekwensi kejadian penyakit di populasi dari waktu ke waktu
• frekwensi penyakit antara satu populasi dengan populasi lain
• frekwensi kejadian penyakit diantara sub populasi
Proporsi, Rasio dan Rate
Jumlah kejadian/kasus dalam waktu tertentu (a)
Rate = k
Jumlah populasi berisiko pada waktu tersebut (a+b)
a. Rate adalah proporsi yang melibatkan pembilang dan penyebut
b. Mereka yang berada dalam pembilang adalah bagian dari kelompok
pada penyebut
• Yang dimaksud dengan populasi yang berisiko adalah orang-orang
yang memiliki kerentanan terhadap penyakit tertentu.
• Pelaporan jumlah kasus saja tanpa memperhitungkan populasi yang
berisiko hanya untuk menciptakan kesan besarnya masalah kesehatan.
Proporsi, Rasio dan Rate
• Kegunaan rate dalam epidemiologi :
1. menghitung rate kejadian merupakan suatu hal yang
paling penting dalam peneilitian epidemiologi
2. dengan menghitung rate, informasi tadi dapat digunakan
untuk :
• memformulasikan dan membuktikan hipotesis
• mengidentifikasikan faktor risiko dan penyebab
• membandingkan secara komparabel frekwensi kejadian
diantara populasi
Proporsi, Rasio dan Rate
Rate memberi informasi yang lebih lengkap karena mengandung
informasi tetang
• jumlah kejadian
• jumlah populasi dari mana kejadian terjadi
• periode waktu kejadian terjadi
Terdapat tiga bentuk rate yaitu:
a. rate kasar yang menampilkan seluruh populasi
b. rate spesifik yang menampilkan hanya sebagian dari populasi,
misalnya age-spesific rate atau sex-specific rate
c. rate terstandardisasi, yang membandingkan antara dua atau lebih
kelompok populasi.
Pengukuran Morbiditas
1. Insidensi adalah semua penderita baru yagn terdaftar pada satu
satuan waktu tertentu.
Rumus perhitungan incidence rate sebagai berikut:

Jumlah kasus baru pada waktu tertentu


IR = x 10
Jumlah populasi berisiko waktu tersebut
• Satuan incidence rate ini selalu melibatkan satuan waktu, misalnya
kasus per 10n per hari, per minggu, per bulan, atau per tahun
Pengukuran Morbiditas
2. Prevalensi
Prevalensi adalah semua orang di populasi yang memiliki penyakit
pada titik atau periode waktu tertentu.
Terdapat dua jenis prevalensi yaitu prevalensi titik dan prevalensi
periode
• Rumus prevalensi titik (point prevalence rate) adalah sebagai
berikut:
Jumlah semua penderita pada titik waktu tertentu
Pt = x 10n
Jumlah populasi berisiko pada waktu sama
Pengamatan Prevalensi
• Selain itu, ada juga yang disebut dengan prevalensi periode
(period prevalence) yaitu jumlah orang yang memiliki penyakit
pada periode waktu tertentu, dibagi dengan jumlah population at
risk pada periode waktu tersebut.
Prevalensi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor , antara lain:
1. Keparahan penyakit (penyakit yang penderitanya meninggal
dalam waktu yang singkat akan memiliki prevalensi yang
rendah)
2. Durasi penyakit (semakin pendek durasinya, prevalensi semakin
rendah pula)
3. Jumlah kasus baru yang meningkat akan meningkatkan
prevalensi
Pengamatan Prevalensi
Dengan demikian, prevalensi akan meningkat ketika:
1. Durasi penyakit semakin panjang
2. Usia hidup pasien memanjang tanpa pengobatan
3. Peningkatan kasus baru/insidensisi
4. Migrasi masuk kasus atau migrasi keluar orang sehat
6. Migrasi masuk orang yang rentan
7. Perbaikan fasilitas diagnosis (peningkatan pelaporan kasus)
Pengamatan Prevalensi
Sementara itu, prevalensi akan menurun bila:
1. Durasi penyakit lebih pendek
2. Case Fatality rate (CFR) penyakit tinggi (CFR akan
dibahas di bagian berikutnya)
3. Penurunan jumlah kasus baru (penurunan insidensi)
4. Migrasi masuk orang sehat
5. Migrasi keluar kasus-kasus
6. Peningkatan tingkat kesembuhan kasus.
Pengamatan Prevalensi
Bias pada perhitungan prevalensi dapat terjadi karena:
• Pengaruh urutan waktu, yang mana lebih dahulu.
• Perubahan kasus dalam perjalanan waktu karena meninggal,
sembuh, meninggalkan populasi, disamping kasus baru yang
masuk dalam waktu tertentu.
• Penyakit dengan durasi lama cukup baik untuk pengamatan
prevalensi.
• Prevalensi yang sering digunakan adalah per 100 penduduk atau
per 1000 penduduk.
Kegunaan Prevalensi & Insidensi
1. Membuat prediksi kejadian penyakit masa datang yang
bertalian dengan insidensi masa lalu.
2. Prevalensi yang merupakan gambaran probabilitas
tentang kasus yang telah mengalami tes diagnostik untuk
melihat ketepatan diagnostik.
3. Untuk analisis perbandingan dalam epidemiologi antara
kejadian penyakit pada kelompok yang berbeda.
Perkiraan insidensi (kasus baru) dibutuhkan untuk studi
faktor penyebab penyakit dan untuk memonitor usaha
pencegahan.
INSIDENSISI PREVALENSI

Jumlah kasus baru sebuah Jumlah kasus yang ada pada suatu
Nominator penyakit pada periode waktu tertentu waktu (titik waktu atau periode waktu
tertentu)

Denominator Populasi berisiko Populasi berisiko


- Apakah kejadian tersebut - Ada atau tidak adanya penyakit
merupakan kasus baru - Periode waktu bersifat berbeda
Fokus - Waktu onset (mulainya beda/berubah, tetapi lebih
gejala) penyakit merupakan snapshot atau
potret pada suatu waktu
- Menunjukkan risiko - Menghitung kemungkinan
seseorang untuk menjadi sakit populasi menjadi sakit pada
- Terutama untuk mengukur periode waktu penelitian
kondisi penyakit akut, tetapi dapat - Berguna untuk mempelajari
Kegunaan beban penyakit kronis dan
juga digunakan untuk penyakit dampaknya terhadap
kronis. pelayanan Kesehatan
- Lebih berguna pada penelitian
penyebab penyakit
Angka Serangan
• Angka serangan primer (khusus penyakit menular) adalah
jumlah penderita baru suatu penyakit tertentu pada waktu
tertentu terhadap jumlah populasi yang berisiko terhadap
penyakit tersebut pada waktu yang sama.
• Besarnya satuan biasanya dalam bentuk persen.
• Manfaat angka serangan adalah untuk memperkirakan
derajat serangan atau penularan penyakit dalam suatu
populasi tertentu.
• Tingginya angka serangan menunjukkan tingginya tingkat
kemampuan penularan penyakit tersebut dalam masyarakat.
Angka Serangan
• Juga menunjukkan tingkat kekebalan komunitas (herd imunity)
populasi tersebut atau tingkat perlindungan masyarakat terhadap
penyakit tersebut (cakupan imunisasi penyakit tersebut)
Jumlah penderita baru pada suatu waktu tertentu
Angka Serangan (AR) = xk
Jumlah penduduk yang berisiko pada waktu yang sama
Perhitungan angka serangan tersebut pada awal kejadian disebut angka
serangan primer dan biasanya populasi berisiko adalah mereka yang
belum pernah mendapatkan perlindungan sebelumnya (beum pernah
divaksinasi untuk penyakit yang sama).
Angka Serangan
• Apabila ditemukan suatu penyakit menular yang baru terjadi dalam suatu
masyarakat tertentu, dilakukan usaha pencarian semua kasus baru serta
dilakukan pula usaha pencegahan ./ penanggulangan.
• Semua kasus baru yang ditemukan selama satu masa tunas digolongkan
dalam kelompok kasus baru serangan pertama.
• Hal ini berarti semua penderita ketularan dari kasus pertama atau kasus
indeks.
• Biasanya kalau kasus indeks ditemukan, dapat dilakukan penelusuran
daerah /lokasi populasi sumber pernularan.
• Apabila setelah usaha pencegahan dan penanggulangan dilaksanakan dan
masih ada kasus baru setelah satu masa tunas penyakit, maka semua kasus
baru tersebut (setelah masa tunas) dianggap sebagain kasus sekunder,.
Angka Serangan
• Untuk hal tersebut maka angka serangan dari kasus baru sekunder ini
disebut angka serangan sekunder.
• Angka serangan sekunder dapat meberikan informasi keberhasilan
usaha perncegahan penyakit tersebut selama masa tunas pertama
wabah.
• Populasi berisiko disini adalah mereka tidak terlindungi jadi tidak
termasuk mereka yang sudah penderita pada serangan pertema dan
mereka yang sudah dilindungi dengan vaksinasi/imunisasi.
Jumlah kasus baru yang muncul setelah satu masa tunas
ASS. = xk
Jumlah populasi yang berisiko pada waktu yang sama
Perhitungan Morbiditas
Ada dua jenis utama pengukuran penyakit, yaitu insidensisi dan prevalensi dan keduanya
berhubungan dengan jumlah kasus
Nilai Perhitungan Pembilang Penyebut
Proporsi Incidensi
(angka serangan atau Jumlah kasus baru suatu penyakit dalam Jumlah penduduk pada awal interval waktu
angka risiko) interval waktu tertentu tersebut

Angka serangan Jumlah kasus baru diantara mereka yang


Jumlah mereka yang mengalami kontak
Sekunder kontak
Angka (rate)Incidensi
(atau angka orang waktu Jumlah kasus baru penyakit tertentu Jumlah orang waktu dari pengamatan atau
/ person-time rate) selama suatu interval waktu terentu rata-rata populasi selama interval waktu

Point prevalensi Jumlah seluruh kasus (baru atau yang


Populasi pada titik waktu yang sama,.
lama) pada suatu titik waktu tertentu
Prevalensi Periode Jumlah populasi rata rata atau jumlah
Jumlah seluruh kasus (baru dan lama )
populasi pada pertengahan interval waktu
selama suatu periode waktu tertentu
tersebut
ANGKA MORTALITAS
Pengantar
• Pengukuran mortalitas membutuhkan ketepatan dalam:
• Kelompok orang yang diukur (populasi target)
• Jenis peristiwa yang akan diukur (jenis kematian)
• Penentuan interval waktu
• Perbedaan pada setiap butir di atas akan menyebabkan
banyak perbedaan ukuran kependudukan terhadap kematian.
• Mengingat bahwa angka mortalitas merupakan angka
insidensi kematian, maka yang perlu dierhatikan pada
pengukuran mortalitas adalah penyebut.
Pengukuran Mortalitas
• Dibandingkan dengan data morbiditas, data kematian
biasanya lebih lengkap dan tersedia.
• Penyebab kematian tertinggi dapat mengalami perubahan
dari tahun ke tahun.
• Pola kematian yang berubah ini dapat menunjukkan
beberapa hal, antara lain:
• perubahan dalam kondisi lingkungan,
• pergantian dari penyakit akut ke penyakit kronis, dan
• adanya penduduk usia lansia yang menjadi subyek penyakit
degeneratif.
Pengukuran Mortalitas
• Kalkulasi dari rate :
Jumlah kejadian pada satu waktu tertentu
Rate = xk
Jumlah rata-rata penduduk pertengahan tahun
• Data surveilens sering hanya memberi informasi tentang data
numerator saja dalam bentuk angka kasar
• Angka kasar hanya menggambarkan jumlah kejadian
Tidak memperhatikan:
• jumlah populasi dari mana kejadian terjadi
• distribusi karakteristik demografis di populasidari mana kejadian
terjadi
Pengukuran Mortalitas
• Rate memberi informasi yang lebih lengkap karena mengandung
informasi tetang :
•jumlah kejadian
•jumlah populasi dari mana kejadian terjadi
•periode waktu kejadian terjadi
• Rate memberi kondisi yang komparabel yakni dapat untuk
membandingkan frekuensi kejadian secara komparabel :
• frekuensi kejadian di populasi dari waktu ke waktu
• frekuensi kejadian antara satu populasi dengan populasi lain
• frekuensi kejadian diantara sub populasi
Pengukuran Mortalitas
Kegunaan rate dalam epidemiologi :
• menghitung rate kejadian merupakan suatu hal yang yang
paling penting dalam peneilitian epidemiologi
• dengan menghitung rate, informasi tadi dapat digunakan untuk
• memformulasikan dan membuktikan hipotesis
• mengidentifikasikan faktor risiko dan penyebab
• membandingkan secara komparabel frekwensi kejadian diantara
populasi
Crude, Specific, and Standardized Rate dapat dihitung dari
• seluruh populasi atau
• subpopulasi yang ada di populasi besar
Pengukuran Mortalitas
• Crude rate (Angka Umum) : dihitung dari seluruh populasi
• contoh : crude death rate (CDR)
Ʃ seluruh kematian selama interval waktu tertentu
CDR =
Ʃ populasi rata-rata selama interval waktu yang sama
• Angka Spesifik (Specific rate) : dihitung dari subpopulasi
contoh : angka kematian umur khusus (age specific death rate ASDR)

Ʃ kematian kelompok usia tertentu dlm waktu tertentu


ASDR =
Ʃ populasi rata-rata kelompok usia tertentu dlm interval

waktu yang sama


CDR (Angka Kematian Kasar ) populasi A dan B
Populasi Kematian dan Tingkat Kematian per 1000 Populasi pada
Komunitas A dan B
Jumlah Tingkat Kematian (Death
Komunitas Populasi Kematian
Rate) per 1000

A 6.100 67 11,0

B 12.200 290 23,8


Pengukuran Mortalitas
• Mengingat penyebut merupakan populasi yang dinamis
(meninggal, lahir, dan migrasi) maka konsep “jumlah tahun hidup
orang” (person years lived) sering digunakan untuk menyatakan
besarnya jumlah penduduk yang mengalami risiko kematian.
• Menghitung jumlah tahun hidup pada jumlah penduduk yang
besar dibutuhkan waktu yang cukup lama, maka dilakukan
perkiraan (asumsi) bahwa jumlah perubahan terjadi secara merata
selama periode waktu yang ingin diketahui
• Berdasarkan hal tersebut maka jumlah orang yang hidup pada
pertengahan tahun (1 Juli ) merupakan perkiraan yang baik
terhadap jumlah tahun hidup orang .
Pengukuran Mortalitas
• Jumlah penduduk tersebut disebut jumlah penduduk pertengahan
tahun.
• Pada populasi yang jumlahnya cukup kecil bila tidak tersedia data
jumlah pertengahan tahun, dapat digunakan jumlah penduduk 1
Januari tahun lalu ditabah 1 Januari tahun sekarang dibagi dua.
Angka kematian (Mortality rate)
• Angka kematian pada hakikatnya hampir sama dengan angka
kejadian (incidence rate), hanya saja yang dimaksud disini
adalah insidensi kematian.
• Seperti dalam penjelasan mengenai macam-macam bentuk rate
(kasar, spesifik, dan terstandardisasi), angka kematian juga dapat
memiliki tiga bentuk.
Pengukuran Mortalitas
• Angka kematian kasar (CDR/Crude Death Rate) adalah : banyaknya
orang yang meninggal pada suatu tahun dibagi jumlah penduduk
pada pertengahan tahun tersebut.
Jumlah seluruh kematian dalam satu tahun
CDR = x 10ⁿ
Jumlah penduduk pada pertengahan tahun)
Biasanya CDR dinyatakan pada setiap 1000 orang (10³)
• CDR adalah angka kasar karena risiko kematian untuk setiap
kelompok penduduk tidak sama untuk semua variabel.
• Namun demikian, meskipun angkanya bersifat kasar, tetapi CDR
sudah umum dipakai diseluruh dunia.
Pengukuran Mortalitas
Mengapa?
1. Mudah dihitung dengan cepat, sehingga bisa segera diinformasikan ke
masyarakat
2. Dapat memberi kesimpulan awal mengenai tingkat kematian dan dapat diketahui
pula kecenderungannya
3. Dapat digunakan menyelidiki fluktuasi kematian pada waktu tertentu
4. Tidak membutuhkan data kematian berdasarkan kriteria tertentu.

Namun demikian, CDR memiliki pula beberapa kelemahan antara lain:


1. Tidak menggambarkan kematian berdasarkan kriteria / variabel tertentu
2. Hasilnya merupakan angka rata-rata , sedangkan tingkat kematian antara
kelompok dalam populasi kemungkinan berbeda beda.
3. Kurang aman untuk tujuan komparasi atau perbandingan, sehingga harus hati-
hati
Pengukuran Mortalitas
• Angka kematian umur khusus (Age Specific Death Rate atau
ASDR )
Jumlah kematian umur tertentu
ASDR = x 10ⁿ
Jumlah penduduk umur yang sama pertengahan tahun
Di : Jumlah kematian penduduk kelompok umur i
Pi : Jumlah penduduk tengah tahun kelompk umur tersebut
k : konstanta (1000)
• Untuk membandingkan tingkat kematian antara daerah satu dengan
daerah yang lain, jika hanya menggunakan angka kematian kasar
akan memberikan informasi yang tidak benar.
Pengukuran Mortalitas
• Hal tersebut bisa menimbulkan kekeliruan karena usia merupakan
salah satu determinan dari kematian yang sangat penting, dan
komposisi usia penduduk tiap daerah bisa jadi berbeda beda
sehingga harus diperhitungkan.
• Pengukuran angka kematian spesifik usia dapat melakukannya
(memperhitungkan perbedaan usia tersebut).
Akan tetapi, angka yang tunggal juga bisa dihasilkan bila perbedaan
usia di antara penduduk telah disesuaikan.
Inilah yang disebut dengan age-adjusted rates atau age standardized
rate.
Selain usia, angka kematian spesifik kategori yang lain misalnya
angka kematian spesifik penyebab, angka kematian spesifik jenis
kelamin, dan lain-lain.
Pengukuran Mortalitas
Angka kematian spesifik penyebab menjelaskan penyebab kematian
yang spesifik, misalnya kanker paru atau penyakit jantung.
1. Angka kematian sebab khusus adalah jumlah kematian karena
penyebab khusus tertentu dalam suatu populasi yang berisiko.
Rumus untuk perhitungan angka kematian akibat penyebab khusus
perhitungan tahunan (Cause Spesific Death Rate):

Ʃ kematian akibat penyebab tertentu selama 1 tahun

pada populasi yang berisiko


CSDT = xk
Ʃ penduduk berisiko pada pertengahan tahun)
Pengukuran Mortalitas
2. Angka kematian proporsional (AKP)
Kematian dalam sebuah populasi digambarkan sebagai angka
kematian proporsinal (AKP) yang merupakan sebuah rasio, yaitu
rasio antara jumlah kematian dari kasus penyakit tertentu per 100
atau 1000 total kematian.
Ʃ kematian kasus penyakit dalam waktu tertentu
AKP = xk
Ʃ semua kematian yang terjadi pada waktu yang sama
Umpamanya jumlah seluruh kematian semua sebab adalah 10.000 dan
jumlah kematan tuberkulosis sebesar 150 kematian.
AKP tuberkulosis = 150/10.000= 15 per seribu kematian.
Pengukuran Mortalitas
3. Angka kematian khusus yakni kematian pada satu kelompok khusus
penduduk .
Angka kematian bayi(AKB) atau Infant Mortality Rate jakni jumlah
kematian bayi usia < 1 tahun dibagi jumlah kelahiran hidup.
Ʃ kematian anak usia < 1 thn dlm waktu 1 tahun
AKB = x 1000
Ʃ kelahiran hidup pada tahun yang sama
Mengingat angka ini merupakan rate insidensi kematian maka penyebut
adalan bayi yang berisiko untuk meninggal yaitu bayi lahir hidup,.
Pengukuran Mortalitas
Angka kematian neonatus yakni kematian bayi yang baru lahir sampai
usia 28 hari.
Ʃ kematian bayi umur < 28 hari pada tahun tertentu
AKN = xk
Ʃ kelahiran hidup pada tahun yang sama
• Angka ini berhubungan dengan status kesehatan ibu hamil / bersalin
serta proses pertolongan persalinan.
Pengukuran Mortalitas
4. Angka kematian anak balita yakni kematian anak usia 1-4 tahun
dalam kurun 1 tahun.
Angka ini didasarkan pada kesepakatan International dimana
penyebutnya juga digunakan jumlah kelahiran hidup (merupakan
nilai yang sudah tersedia dan disepakati)
Angka kematian balita (anak usia 1 – 4 tahun)
Ʃ kematian anak 1-4 tahun) dalam waktu 1 tahun
AKABA = x 1000
Ʃ kelahiran hidup pada tahun yang sama
Pengukuran Mortalitas
5. Angka kematian ibu
Yang dimaksud dengan kemtian ibu adalah jumlah ibu yang meninggal
dalam proses reproduksi.
Untuk menentukan standar angka kematian ibu (AKI) maka
penyebutnya juga digunakan angka kelahiran hidup.
Ʃ kematian ibu dalam proses reproduksi
dalam kurun waktu 1 tahun
AKI = x 1000
Ʃ kelahiran hidup pada tahun yang sama
Dalam perhitungan ini penyebut digunakan angka kelahiran hidup yang
ditentukan dengan kesepakatan, seperti halnya pada angka kematian
balita.
Pengukuran Mortalitas
6. Angka kematian kasus (Case fatality) dilakukan untuk
mengukur tingkat keparahan penyakit.
• Case fatality ini sering juga disebut sebagai Case Fatality
Ratio atau Case Fatality Rate (CFR).
• Case fatality merupakan proporsi dari kasus yang
meninggal akibat penyakit tertentu pada periode waktu
tertentu.
• Biasanya Case Fatality ini dinyatakan dalam bentuk
persentase yang menghitung rate antara jumlah kematian
karena sebab khusus dibagi jumlah penderita sebab yang
sama pada tahun tertentu.
Pengukuran Mortalitas
Ʃ kematian kasus yang terdiagnosis periode
waktu tertentu
CFR (%) = x 100
Ʃ seluruh kasus yang terdiagnosis pada periode
waktu yang sama
Contohnya bila selama bulan Januari-Juli 2012 terdiagnosis
50 kasus Demam berdarah Dengue (DBD) dan terdapat 5
kasus meninggal, maka case fatalitnya adalah 10%.
Pengukuran Mortalitas
• Penyebab kematian tertinggi dapat mengalami perubahan dari
tahun ke tahun.
• Kini, peringkat terbesar penyebab kematian teratas dunia menurut
WHO adalah penyakit jantung iskemik, stroke, infeksi saluran
pernafasan bawah, dan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
dan terakhir adalah covid 19. .
• Pola kematian yang berubah ini dapat menunjukkan beberapa hal,
antara lain perubahan dalam kondisi lingkungan, pergantian dari
penyakit akut ke penyakit kronis, dan adanya penduduk usia lansia
yang menjadi subyek penyakit degeneratif.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai