Anda di halaman 1dari 3

Ukuran Frekuensi Penyakit

Berikut ini beberapa ukuran-ukuran epidemilogi:


1) Frekuensi penyakit
Perhitungan frekuansi penyakit dimaksudkan untuk menilai keadaan penyakit suatu populasi
tertentu. Penggunaan nilai absolut sering menimbulkan kesalahan penilaian terutama bila
membandingkan keadaan penyakit antara dua atau lebih kelompok penduduk atau antara dua
waktu tertentu.
2) Rasio dan Proporsi
Data yang terkumpul masih merupakan data kasar yang perlu diolah untuk dianalisa dan ditarik
kesimpulan. Agar data morbiditas dan mortalitas dapat digunakan untuk membandingkan maka
data absolut diubah menjadi data relative. Dalam epidemiologi, ukuran yang banyak digunakan
dalam menentukan morbiditas dan mortalitas adalah angka, rasio dan proporsi
a) RASIO
Rasio merupakan nilai relatif yang dihasilkan dari perbandingan dua nilai kuantitatif yang
pembilangnya tidak merupakan bagian dari penyebut.
Misal : sebuah nilai kuantitatif A dan nilai kuantitatif lain adalah B, maka rasio kedua nilai
tersebut adalah A/B
Contoh : pada suatu kejadian luar biasa keracunan makanan terhadap 22 orang penderita dan 12
diantaranya adalah anak anak, maka rasio anak terhadap orang dewasa adalah
12/10 = 1,2
b) PROPORSI
Proporsi ialah perbandingan dua nilai kuantitatif yang pembilangnya merupakan bagian dari
penyebut
Pada proporsi, perbandingan menjadi : A/ (A +B). pada contoh diatas proporsi menjadi
12/(12+10) =0,6
Bila proporsi dikalikan 100 disebut persen (%) sehingga presentase pada contoh diatas menjadi
60 %.
3) Rate
Nilai rate dalam epidemiologi menunjukkan besarnya peristiwa yang terjadi terhadap jumlah
keseluruhan penduduk dimana peristiwa tersebut berlangsung dalam batas waktu tertentu
Dengan demikian ada tiga unsur utama dalam penentuan nilai rate yaitu : jumlah mereka yang
terkena peristiwa, kelompok penduduk dimana peristiwa itu terjadi, serta batas waktu tertentu
yang berkaitan dengan kejadian tersebut.
4) Insidensi
Batasan untuk angka insidensi ialah proporsi kelompok individu yang terdapat dalam penduduk
suatu wilayah atau negara yang semula tidak sakit dan menjadi sakit dalam kurun waktu tertentu
Pembilang pada proporsi tersebut adalah kasus baru
5) Prevalensi
Merupakan frekuensi penyakit lama dan baru yang berjangkit di masyarakat disuatu tempat/
wilayah, negara pada waktu tertentu
Bila prevalensi ditentukan pada suatu saat misalnya Juli 1993, maka disebut sebagai point
prevalence rate
Apabila ditentukan selama satu periode waktu tertentu misalnya 1 januari 1993 sampai 31
Desember 1993, maka disebut sebagai periode prevalence rate

6) Manfaat Insiden Dan Prevalens


a) Insiden
Dapat menunjukkan keberhasilan program pencegahan penyakit
Banyak digunakan dalam penelitian untuk mencari adanya asosiasi sebab akibat
Mengadakan perbandingan antara berbagai populasi dengan pemaparan yang berbeda
Untuk mengukur besarnya resiko yang ditimbulkan oleh determinan tertentu.
b) Prevalensi
Menggambarkan tingkat keberhasilan program pemberantasan penyakit
Penyusunan perencanaan pelayanan kesehatan
Menyatakan banyaknya kasus yang dapat di diagnosis
7) Hubungan Antara Insiden Dan Prevalensi
Angka prevalensi dipengaruhi oleh tingginya insiden dan lamanya sakit
Lamanya sakit ialah periode mulai di diagnosanya penyakit sampai berakhirnya penyakit yaitu
sembuh, mati atau kronis
Bila pengobatan penyakit hanya dapat menghindarkan kematian, tetapi tidak menyembuhkan
8) Incidence Risk/Cumulative Incidence
Probabilitas dari seorang yang tidak sakit untuk menjadi sakit selama periode waktu tertentu,
dengan syarat orang tersebut tidak mati oleh karena penyebab lain.
Risiko ini biasanya digunakan untuk mengukur serangan penyakit yang pertama pada orang
sehat tersebut.
Misalnya : Insidens penyakit jantung mengukur risiko serangan penyakit jantung pertama pada
orang yang belum pernah menderita penyakit jantung.
CI = Jumlah kasus baru/jumlah populasi pada permulaan periode
Baik pembilang maupun penyebut yang digunakan dalam perhitungan ini adalah individu yang
tidak sakit pada permulaan periode pengamatan, sehingga mempunyai risiko untuk terserang.
Kelompok individu yang berisiko terserang ini disebut population at risk atau populasi yang
berisiko.
Ciri dari Incidence Risk :
a) Berbentuk proporsi
b) Tidak memilik satuan
c) Besarnya berkisar antara 0 dan 1
Contoh :
a) Attack rate (risk) keracunan setelah makan tempe bongkrek
b) Risiko kejang demam sejak lahir hingga usia 6 tahun
c) Angka kematian kasus (case fatality rate = risk) untuk tuberculosis
Dokter puskesmas mempunyai kasus suatu warga keracunan makanan pada dusun setelah
jamuan makan (syukuran). Populasi penduduk pada dusun tersebut 500 rang, jumlah penduduk
yang hadir pada acara syukuran 100 orang. Sampai hari pertama orang yang mengalami gejala
keracunan adalah 25 orang. Berapa risiko keracunan makanan pada penduduk tersebut selama 1
hari?
Jawaban: CI = 25/100 = 0,25 dalam 1 hari
9) Insidence rate/ insidence density
Insidens rate dari kejadian penyakit adalah potensi perubahan status penyakit per satuan waktu,

relative terhadap besarnya populasi individu yang sehat pada waktu itu.
Menyatakan suatu jumlah kasus baru per orang-waktu
ID = Jumlah kasus baru penyakit/(jumlah orang X waktu)
Ciri Dari Insidens Density
a) Mempunyai satuan, yaitu per waktu. Tanpa satuan ini insidens density kehilangan maknanya.
b) Besarnya berkisar antara 0 sampai tak terhingga
Contoh: :
Pada suatu daerah dengan jumlah penduduk tgl 1 Juli 2005 sebanyak 100.000 orang semua
rentan terhadap penyakit Diare ditemukan laporan penderita baru sebagai berikut : bulan januari
50 orang, Maret 100 orang, Juni 150 orang, September 10 orang dan Desember 90 orang.
IR = ( 50+ 100+150+10 +90) /100.000 X 100 % = 0,4 %
10) Prevalence Risk (Period Prevalence)
Period Prevalens yaitu proporsi populasi yang sakit pada satu periode tertentu.
Contoh : Pada suatu daerah penduduk pada 1 Juli 2005 100.000 orang, dilaporkan keadaan
penyakit A sebagai berikut:
Januari 50 kasus lama dan 100 kasus baru. Maret 75 kasus lama dan 75 kasus baru, Juli 25 kasus
lama dan 75 kasus baru; Sept 50 kasus lama dan 50 kasus baru dan Des. 200 kasus lama dan 200
kasus baru.
Period Prevalens rate :
(50+100) +(75+75)+(25+75)+(50+50)+(200+200) /100.000 X 100 % = 0,9 %
11) Prevalence Rate (Point Prevalence)
Point Prevalens, yaitu probabilitas dari individu dalam populasi berada dalam keadaan sakit
pada satu waktu tertentu.
Rumus prevalence rate :
(Jumlah orang yg menderita suatu penyakit/Populasi at risk) X 1000
Contoh :
Satu sekolah dengan murid 100 orang, kemarin 5 orang menderita penyakit campak, dan hari ini
5 orang lainnya menderita penyakit campak.
Prevalence rate = 10/100 x 1000 = 100

Anda mungkin juga menyukai