Anda di halaman 1dari 48

BAB I

I. IDENTITAS
 Nama : Tn. W
 Usia : 51 Tahun
 Jenis Kelamin : Laki-Laki
 Pekerjaan : Wiraswasta
 Alamat : tawangsari sukoharjo
 Status : Menikah
 Agama : Islam
 Suku : Jawa
 Tanggal masuk : 6 Juli 2017
 Tanggal Pemeriksaan : 10 Juli 2017
II. ANAMNESIS

A. Keluhan
Utama

•Demam 3 hari
B. Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien datang dengan keluhan demam, lemas, dan sesak.
Demam dirasakan sejak 3 hari yang lalu, sebelumnya pada
hari senin tanggal 3 juli 2017 pasien dtang ke IGD demgan
keluhan yang sama dan membaik dengan pengobtan yang
diberikan. Pasien mauk kembali ke IGD pada hari kamis
tanggal 6 Juli 2017 dengan keluhan demam, lemas, dan
sesak. Sesak disertai batuk dirasakan berdahak, dahak
kadang sulit dikeluarkan,kadang dikeluarkan berwarna
putih kental sekitar lebih dari 2 bln lalu. Selain itu pasien
mengeluh nyeri dada yang dirasakan jika pasien batuk
• Pasien juga mengeluh keringat dingin yang dirasakan
terutama pada malam hari,mudah lelah, badan dirasa
sumer-sumer ,pusing. Pasien juga mengalami
penurunan berat badan, dalam tiga bulan terakhir.

• Pasien mengatakan tidak terdapat keluhan pilek, nyeri menelan,


mimisan, gusi berdarah, riwayat perdarahan lain, mual, muntah,
nyeri perut, serta tidak terdapat benjolan di leher, ketiak,
maupun selangkangan. Buang air besar 1x sehari, konsistensi
lunak seperti hari-hari biasanya. Buang air kecil lancar, tidak
terdapat rasa nyeri dan perih saat berkemih.Keluarga pasien
mengakui tidak ada keluarga yang menderita keluah serupa
tetapi ada tentangga yang mengakui menderita flek paru dan
sering berinteraksi dengan pasien. Istri pasien mengakui bahwa
pasien sedang dalam pengobatan flek paru sejak 2 bulan
terakhir dan mengkonsumsi obat DM sejak 3 bulan yang lalu.
C. Riwayat Penyakit Dahulu

 Riwayat keluhan serupa : disangkal


 Riwayat asma :disangkal
 Riwayat alergi :disangkal
 Riwayat OAT : diakui
 Riwayat batuk darah : disangkal
 Riwayat merokok : diakui
 Riwayat gula tinggi : diakui
 Riwayat hipertensi : disangkal
D. Riwayat Penyakit Keluarga

 Riwayat keluhan serupa : disangkal


 Riwayat asma : disangkal
 Riwayat alergi : disangkal
 Riwayat OAT : diakui
 Riwayat hipertensi : diakui
 Riwayat diabetes melitus : diakui
E. Riwayat
F. Riwayat Alergi
Psikososial
• Makan dan • Alergi makanan
minum teratur, dan obat-obatan
pasien mengaku disangkal
sebagai perokok
aktif, keluarga
mengaku pasien
sering olah raga
H. Anamnesis Sistem
Sistem Cerebrospinal : pusing (+),kejang (-)

Sistem Cardiovascular : pucat (+), akral dingin (+), kebiruan (-),


nyeri dada (+), berdebar-debar (+)

Sistem Respirasi : sesak nafas (+), batuk berdahak (+),riwayat


batuk darah(-), pilek (-), nafas cuping hidung (+)

Sistem Gastrointestinal : mual (-), muntah (-), makan/minum baik,


BAB (+), sulit menelan (-)
Sistem urogenital : BAK (+) berwarna kuning jernih.

Sistem Muskuloskeletal : kesemutan (-), kelemahan anggota


gerak (-) ,otot atrofi (-/-), tungkai bengkak (-/-)

Sistem Integumental : ruam (-), gatal (-), keringat dingin


malam hari (+)
III. Pemerikasaan Fisik
A. Status Generalis
 Keadaan umum : Sedang
 Kesadaran : Composmentis
 Tekanan Darah : 80/60 mmHg
 Suhu : 36,8°C
 Nadi : 110 x/menit
 Pernapasan : 38x/menit
 BB : 55 kg
 TB : 170cm
B. Status Lokalis

Kepala Rambut Mata Hidung

• normocephal • Rambut • konjungtiva • deformitas (-


putih uban anemis /-), secret (-/-)
sebagian (+/+), sklera epistaksis (-/-
ada yang ikterik (-/-), ), nafas cuping
hitam tidak ada hidung (+),
hitam, ikal, luka. Edema tidak ada luka
sukar palpebra (-/-
dicabut
Telinga Mulut Leher

• deformitas (-/- • deformitas (-), • pembesaran


),keluar cairan stomatitis (-), tiroid (-),
(-/-),hiperemis sianosis (-), pembesaran
(-/-),cerumen (- kering (-), limfonodi (-),
/-), nyeri tekan lembab (-), gusi masa
(-/-), tidak ada berdarah (-), abnormal (-),
luka. papil lidah kaku kuduk
atrofi (-), (-), deviasi
pharyngitis (-), trakea (-),
tidak ada luka tidak ada
baik dari luka.
mulut, gusi,
gigi, dan lidah
Thoraks
1. Jantung

Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi

• Ictus • Ictus cordis • dalam • terdengar


teraba di SIC bunyi
cordis V, linea batas jantung I/II
tidak midclavicular normal murni
tampak is sinistra, regular,BJ III
tidak kuat (-),bising
angkat jantung (-)
Heart rate
:110x/menit
Kanan Depan Kiri

Simetris , retraksi (-) Inspeksi Simetris, retraksi (-)

Ketinggalan gerak (-), Ketinggalan gerak (-),


2. PARU-PARU
fremitus (+) sama Palpasi fremitus (+)(↓)

Sonor Perkusi Sonor

Suara dasar vesikuler↓ Suara dasar vesikuler


(+), wheezing (+), rhonki (+)wheezing (+), rhonki (+)
(+) Auskultasi
Kanan Belakang Kiri

Simetris Simetris
Inspeksi

Ketinggalan gerak (-), Ketinggalan gerak (-),


fremitus (+) sama Palpasi fremitus (+)(↓)

Sonor Sonor
Perkusi

Suara dasar vesikuler (+), Suara dasar vesikuler (↓),


wheezing (+), rhonki (+) Auskultasi wheezing (+), rhonki (+)
3. Abdomen
 Inspeksi :Terlihat sejajar dengan dada, sikatrik
(-), purpura (-), massa (-), distended (-)
 Auskultasi : Peristaltik (+)12 x/ menit, bunyi
tambahan (-)
 Perkusi : Timpani (+)
 Palpasi : Nyeri tekan (-),pekak beralih (-),
hepatomegali (-), splenomegali (-)

4. Ekstremitas : edema (-/-), akral dingin, clubbing


finger (-)
3. Abdomen
Inspeksi Auskultasi Perkusi Palpasi

• Terlihat • Peristaltik • Timpani (+) • Nyeri tekan


sejajar (+)12 x/ (-),pekak
dengan menit, bunyi beralih (-),
dada, tambahan (-) hepatomegal
sikatrik (-), (- )
purpura (-), splenomegal
massa (-), (-)
distended (-)
4. Ekstremitas

edema (-/-), akral dingin, clubbing


finger (-)
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Foto Thorax : tampak semiopak inh


omogen batas tidak tegas diapek,
perihiler di perikardial bilateral, terutama
dextra dengan air bronchogram (+).TB
Pulmo bilateral aktif terutama dextra
2. Pemeriksaan BTA
3. Pemeriksaan GDS
Tanggal pemeriksaan GDS
 3. GDS
6 juli 2017 295

8 Juli 2017 246

9 Juli 2017 222


4. Pemeriksaan gram

Ditemukan bakteri bentuk


kokkus gram negatif
5. Pemeriksan lab dan elektrolit
6. PEMERIKSAAN LAB
6. Diagnosis

Diagnosis kerja :
•Pnumonia dengan
Tuberkulosis Paru BTA(+3)
7. Tatalaksana
A. Non Farmakologi
 Edukasi pasien :
 Menjaga obat Tb diminum secara teratur.
 Meminta dukungan keluarga untuk mengingatkan minum obat
 Makan dengan cukup dan bergizi, terutama yang
banyakmengandung protein
 Istirahat yang cukup dan menghindari stres
 Menjaga lingkungan rumah supaya memiliki sirkulasi udara dan
cahaya matahariyang cukup
 Untuk fase intensif 2 bulan pertama, kuman TB sangat menular,
hindari anak- anak, bayi, balita supaya tidak tertular
 Memakai masker
B. Farmakologi
 Meropenem inj 3x1
 Inj Levofloxasim 1x750/24 jam
 MP inj 3x 62,5/24 jam
 Omeprazol inj 2x1
 Ondancetron inj 2x1
 Flumisil inj 3x1
 Nebu + ventolin + pulmicord /8 jam
 Codein 3x10
 Ambroksol 3x1
 Ulsafat syr 3x1
 Salbutamol 3x2
 Curcuma 3x1
 Neurobion iv 1x1
 KSR
 RA : tutafusin 20tpm
 Nacl 3% 16 tpm
 Albumin
 OAT (R/H/Z/E/) ½
Definisi

Secara kinis pneumonia


didefinisikan sebagai suatu
peradangan paru yang
disebabkan oleh mikroorganisme
(bakteri, virus, jamur, parasit).
ETIOLOGI
Bakteri Pneumonia dibagi menjadi dua bakteri
penyebabnya yaitu
Typical organism
Penyebab pneumonia berasal dari gram positif berupa :
 Streptococcus pneumonia
 Staphylococcus aureus
 Enterococcus (E. faecalis, E faecium)
Penyebab pneumonia bakteri gram negatif dibawah
adalah :
 Pseudomonas aeruginosa
 Klebsiella pneumonia
 Haemophilus influenza
2. Atipikal organisme
• Bakteri : Mycoplasma sp., chlamedia sp.
Legionella sp.
• Virus : Virus influenza yang menyebar
melalui droplet, cytomegalivirus , herpes
simplex virus, varicella zooster virus.
• Fungi : Candida sp. , Aspergillus sp. ,
Cryptococcus neoformans
Epidemiologi

Di rumah sakit pneumonia usia lanjut insidensnya tiga kali


lebih besar daripada penderita usia muda.

Sekitar 38 orang pneumonia usia lanjut yang didapat di


masyarakat, 43% diantaranya disebabkan oleh Streptococcus
pneumoniae, Hemophilus influenzae dan virus influenza B.

Pneumonia menjadi penyebab 1 dari 5 kematian pada anak


balita.

Streptococcus pneumoniae merupakan bakteri yang sering


menyerang bayi dan anak-anak di bawah usia 2 tahun.
1. Berdasarkan klinis dan
KLASIFIKASI
epidemiologis
• Pneumonia komuniti (community-acquired
pneumonia)
• Pneumonia nosokomial (hospital-acqiured
pneumonia / nosocomial pneumonia)
• Pneumonia aspirasi
• Pneumonia pada penderita
Immunocompromised pembagian ini penting
untuk memudahkan penatalaksanaan
2. Berdasarkan bakteri
penyebab
• Pneumonia bakterial / tipikal
• Pneumonia atipikal, disebabkan
Mycoplasma, Legionella dan Chlamydia
• Pneumonia virus
• Pneumonia jamur predileksi terutama
pada penderita dengan daya tahan lemah
(immunocompromised)
3. Berdasarkan predileksi infeksi
• Pneumonia lobaris. Pneumonia yang terjadi
pada satu lobus atau segmen kemungkinan
sekunder disebabkan oleh obstruksi bronkus
misalnya : pada aspirasi benda asing atau
proses keganasan
• Bronkopneumonia. Ditandai dengan bercak-
bercak infiltrat pada lapangan paru
• Pneumonia interstisial
PATOGENESIS
Pada pneumonia mikroorganisme biasanya
masuk secara inhalasi atau aspirasi.
• Secara inhalasi terjadi pada infeksi virus,
mikroorganisme atipikal, mikrobakteria atau
jamur. Kebanyakan bakteri dengan ukuran 0,5 -2,0
m melalui udara dapat mencapai bronkus terminal
atau alveoli dan selanjutnya terjadi proses infeksi.
• Bila terjadi kolonisasi pada saluran napas atas
(hidung, orofaring) kemudian terjadi aspirasi ke
saluran napas bawah dan terjadi inokulasi
mikroorganisme, hal ini merupakan permulaan
infeksi dari sebagian besar infeksi paru.
MANIFESTASI KLINIS
Gejala khas adalah demam

Menggigil

Berkeringat

batuk (baik non produktif atau produktif)

sakit dada karena pleuritis dan sesak

pasien lebih suka berbaring pada sisi yang sakit dengan lutut tertekuk karena nyeri

Takipneu

kenaikan atau penurunan taktil fremitus

perkusi redup sampai pekak menggambarkan konsolidasi atau terdapat cairan pleura

Ronki

suara pernafasan bronkial

pleural friction rub.


PENATALAKSANAAN

Dalam mengobati penderita


pneumonia perlu diperhatikan
keadaan klinisnya. Bila
keadaan klinis baik dan tidak
ada indikasi rawat dapat
dirawat dirumah.
Penderita yang tidak dirawat di
RS:
Istirahat ditempat tidur, bila
panas tinggi di kompres

Minum banyak

Obat-obat penurunan panas,


mukolitik, ekspektoran

Antibiotika
Penderita yang dirawat di Rumah
Sakit, penanganannya di bagi 2 :
Penatalaksanaan Umum

• Pemberian Oksigen
• Pemasangan infuse untuk rehidrasi dan koreksi
elektrolit
• Mukolitik dan ekspektoran, bila perlu dilakukan
pembersihan jalan nafas
• Obat penurunan panas hanya diberikan bila
suhu > 400C, takikardi atau kelainan jantung.
• Bila nyeri pleura hebat dapat diberikan obat
anti nyeri.
Pengobatan Kausal

• Dalam pemberian antibiotika


pada penderita pneumonia
sebaiknya berdasarkan MO
(Mikroorganisme) dan hasil uji
kepekaannya,
PROGNOSIS

Secara umumnya prognosis adalah


baik, tergantung dari kuman penyebab
dan penggunaan antibiotika yang tepat
serta adekuat. Perawatan yang baik
dan intensif sangat mempengaruhi
prognosis penyakit pada penderita
yang dirawat.
Komplikasi

Abses paru

Empiema

Perikarditis

Meningitis
Penutup
• Pneumonia adalah peradangan pada paru-
paru dan bronkiolus yang disebabkan oleh
bakteri, jamur ,virus, atau aspirasi karena
makanan atau benda asing.

• Penyakit Tuberculosis merupakan penyakit


infeksi bakteri yang menular dan disebabkan
oleh Mycobacterium Tuberculosis (MTB) yang
ditandai dengan pembentukan granuloma
pada jaringan yang terinfeksi
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai