A. IDENTITAS PASIEN
Masuk Rumah Sakit
Keluar Rumah Sakit
No RM
: 150598
Nama
: Ny. E
Usia
: 30 tahun 9 bulan 7 hari
Pendidikan : SMA
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
Suku / bangsa: Indonesia / Jawa
Alamat
: Ngembalrejo, 08/01 Bae, Kudus
GIIPIA0 ; Hamil 38 minggu
B. ANAMNESIS
Diambil dari : Autoanamnesis, Ny E,
Tanggal : 02 Juni 2012, Pukul: 08.00 WIB
LANJUTAN
Riwayat Haid :
Menarche : 14 tahun
Siklus Haid : 28 hari, teratur
Lama Haid : 10 hari
HPHT : 05 September 2011
HPL
: 12 Juni 2012
LANJUTAN
Riwayat Obstetri
Riwayat KB
LANJUTAN
Riwayat Penyakit Dahulu :
DM (-), ginjal (-), jantung (-), hipertensi (-),
asma (-), alergi obat (-)
C. PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS (01 Juni 2012)
Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan Umum
: Tampak sakit ringan
Tinggi badan
: 155 cm
Berat badan: 60 kg
IMT
: 25
Tekanan darah : 110/ 70 mmHg
Nadi : 88 kali / menit
Suhu : 36 C
Pernapasan : 24 kali / menit,
jenis thoracoabdominal
Kepala
Mata
: mesocephal
: konjunctiva anemis (-/-),
sklera ikterik (-/-)
THT
Paru-paru
Abdomen
Genitalia eks.
Ekstremitas :
Atas
: edema -/-
Bawah
Palpasi
Leopold I: TFU = 3 jari di bawah processus
xyphoideus
Teraba keras, bulat, melenting,
ballottement (-)
Leopold II
: Teraba keras, memanjang pada
bagian kanan,
Leopold III : Teraba bagian besar, lunak,
bulat, melenting, ballottement (+)
Leopold IV : konvergen
TBJ
: His
: 1 x dalam 10 menit (jarang)
Auskultasi
Denyut jantung janin (+) 12-12-12, total
144x/ menit, Teratur.
VT
belum ada pembukaan; KK (+), portio
tebal
Bagian bawah janin kepala, V
masih tinggi
PuKa
Ubun-ubun
PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM RUTIN
Darah Rutin pada tanggal 01 Juni 2012
Waktu Periksa Pukul 20.07 WIB
Eosinofil %
4.5 (H)
Netrofil Segmen % 73.3 (H)
Limfosit %
13.9 (L)
Monosit %
8.1 (H)
RDW
16.7 (H)
LED
60/80 (H)
E. DIAGNOSIS
Diagnosis kerja :
GII PI A0, 30 tahun, Hamil 38 minggu aterm
F. SIKAP
Tindakan
Terminasi kehamilan : Pro SC dengan cara Sectio caecarea
trans profunda (cito)
Edukasi pasien
Beritahu keadaan yang terjadi
Memberitahukan dan menjelaskan keadaan janin
Beritahu tindakan yang akan dilakukan
Ibu miring kiri untuk sirukulasi darah ibu lebih baik
sehingga janin mendapat aliran yang baik.
Bed rest
G. PROGNOSIS
PROGNOSIS
Power
: dubia ad malam karena his tidak
adekuat
Passage : dubia, (curiga panggul sempit,
dengan riwayat SC tahun 2007
Passanger
: Dubia jika dilakukan
pervaginam,
Ad bonam jika dilakukan
perabdominam (sectio caecaria)
H. FOLLOW UP
01 Juni 2012 21.35 WIB
Pasien di operasi di kamar operasi
Dilakukan anestesi spinal
Diagnosa post op : Bekas SC dan adhesi
Lahir bayi perempuan, BB 3300 gram,
panjang 47 cm, APGAR Score 10-10-10
(LAPORAN OPERASI TERLAMPIR)
Instruksi post op :
Amoxan
3 x 1 gram IV
Alinamin (Mengandung / ml :
Fursultiamine HCI/Thiamini
tetrahydrofurfuryl disulfidum hydrochloridum
2,73 mg (sesuai dengan basanya TTFD 2-5
m9)
2 x 1 ampul IV
Vit C
1 x 1 gram IV
Tradyl (Tramadol HCl)
2 x 1 ampul IV
Cek HB post operasi
LABORATORIUM RUTIN
Darah Rutin pada tanggal 02 Juni 2012
Waktu Periksa Pukul 00.06 WIB
Suhu 36.60C,
Nadi 84x/menit,
RR 20x/menit
Flatus (-)
VU : tidak teraba
A : PI A0, 21 tahun
Post OP SC atas indikasi bekas SC dan adhesi
hari 1
P:
Observasi KU, TTV
Puasa
Cek urine
Teruskan pengobatan
URINE
Urine Lengkap pada tanggal 02 Juni 2012
Waktu Periksa Pukul 23.11 WIB
Suhu 36,80C,
Nadi 84x/menit,
RR 20x/menit
Flatus (+)
VU : tidak teraba
A : PI A0, 21 tahun
Post OP SC atas indikasi bekas SC dan adhesi hari 2
P:
Observasi KU, TTV
Boleh makan, minum
Bactecyn2 x 1 tablet
Pospargin
2 x 1 tablet
Zegavit 1 x 1 tablet
Alinamin 2 x 1 tablet
Tradyl1 x 1 ampul
Vitamin C
1 x 1 ampul
Alinamin 1 x 1 ampul
Amoxan 1 x 1 ampul
Suhu 36,40C,
Nadi 88x/menit,
RR 20x/menit
Flatus (+)
VU : tidak teraba
A : PI A0, 21 tahun
Post OP SC atas indikasi bekas SC dan adhesi hari 3
P:
Observasi KU, TTV
Ganti balut
Boleh pulang
Teruskan pengobatan
SECTIO CAESARIA
A. DEFINISI
Jenis
Seksio sesarea Klasik : pembedahan secara
Sanger
Seksio sesarea transperitoneal profunda
(supra cervicalis = lower segmen caesarean
section)
Seksio sesarea diikuti dengan histerektomi
(caesarean hysterectomy = seksio
histerektomi)
Seksio secara ekstraperitoneal
Seksio secara vaginal
B. INDIKASI
Indikasi Ibu :
Panggul sempit absolute
Tumor-tumor jalan lahir yang menimbulkan
obstruksi
Stenosis serviks/vagina
Plasenta previa
Disproporsi sefalopelvik
Ruptura uteri membakat
Indikasi janin :
Kelainan letak
Gawat janin
C. PROSEDUR
Teknik Seksio Sesarea Klasik
Mula-mula dilakukan desinfeksi pada dinding perut dan
lapangan operasi dipersempit dengan kain suci hama
Pada dinding perut dibuat insisi mediana mulai dari atas
simfisis sepanjang 12 cm sampai bawah umbilicus
lapis demi lapis sehingga kavum peritoneal terbuka
Dalam rongga perut di sekitar rahim dilingkari dengan
kasa laparotomi
Dibuat insisi secara tajam dnegan pisau pada segmen
bawah rahim (SBR), kemudian diperlebar secara sagital
dengan gunting
Setelah kavum uteri terbuka, selaput ketuban
dipecahkan. Janin lahir dengan meluksir kepala dan
mendorong fundus uteri. Setelah janin lahir seluruhnya,
tali pusat dijepit dan dipotong diantara kedua penjepit
Kelebihan :
Mengeluarkan janin dengan cepat
Tidak mengakibatkan komplikasi kandung kemih
tertarik
Sayatan bisa diperpanjang proksimal atau distal
Kekurangan
Infeksi mudah menyebar secara intra abdominal
karena tidak ada reperitonealis yang baik
Untuk persalinan yang berikutnya lebih sering
terjadi rupture uteri spontan
SC ismika atau profundal (low servical dengan
insisi pada segmen bawah rahim)
Teknik Seksio-histerektomi
Setelah janin dan plasenta dilahirkan dari rongga
rahim, dilakukan hemostasis pada insisi dinding rahim,
cukup dengan jahitan jelujur atau simpul
Untuk memudahkan histerektomi, rahim boleh
dikeluarkan dari rongga pelvis
Mula-mula ligamentum rotundum dijepit dengan cunam
Kocher dan cunam Oschener kemudian dipotong
sedekat mungkin dengan rahim, dan jaringan yang
sudah dipotong diligasi dengan benang catgut khromik
no O. Bladder flap yang telah dibuat pada waktu seksio
sesarea transperitoneal profunda dibebaskan lebih jauh
ke bawah dan lateral. Pada ligamentum latum belakang
dibuat lubang dengan jari telunjuk tangan kiri di bawah
adneksa dari arah belakang. Dengan cara ini ureter
akan terhindar dari kemungkinan terpotong
D. KOMPLIKASI
Kemungkinan yang timbul setelah dilakukan operasi ini
antara lain :
1. Infeksi puerperal ( Nifas )
Ringan, dengan suhu meningkat dalam beberapa hari
Sedang, suhu meningkat lebih tinggi disertai dengan
dehidrasi dan perut sedikit kembung
Berat, peritonealis, sepsis dan usus paralitik
2. Perdarahan
Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka
Perdarahan pada plasenta
3. Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung
kemih bila peritonealisasi terlalu tinggi
4. Kemungkinan rupture tinggi spontan pada kehamilan
berikutnya