Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN KASUS

OPERASI SECTIO CAESARIA


ATAS INDIKASI BEKAS SC
Pembimbing : dr. Wahyu Jatmika, Sp.OG

MELIAN ANITA- 11.2011.119

A. IDENTITAS PASIEN
Masuk Rumah Sakit
Keluar Rumah Sakit

: 01 Juni 2012 pukul 19.52


: 04 Juni 2012 pukul 14.00

No RM
: 150598
Nama
: Ny. E
Usia
: 30 tahun 9 bulan 7 hari
Pendidikan : SMA
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Ibu rumah tangga
Suku / bangsa: Indonesia / Jawa
Alamat
: Ngembalrejo, 08/01 Bae, Kudus
GIIPIA0 ; Hamil 38 minggu

B. ANAMNESIS
Diambil dari : Autoanamnesis, Ny E,
Tanggal : 02 Juni 2012, Pukul: 08.00 WIB

Keluhan Utama : perut terasa kencang sejak 1 hari


yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang


1 hari SMRS, OS mengalami perut terasa mules dengan
intensitas jarang.
5 jam SMRS, OS pergi ke bidan untuk kontrol perutnya
yang mulai terasa mules walaupun dengan intensitas
jarang. Kemudian dirujuk ke RSMR atas indikasi bekas
SC.

LANJUTAN
Riwayat Haid :
Menarche : 14 tahun
Siklus Haid : 28 hari, teratur
Lama Haid : 10 hari
HPHT : 05 September 2011
HPL
: 12 Juni 2012

Riwayat Perkawinan : 1 x, umur 24 tahun,


lamanya 6 tahun

LANJUTAN
Riwayat Obstetri

Riwayat KB

: ikut KB 3 bulan selama 4tahun

Riwayat ANC : 7 kali dengan Bidan;


5 kali dengan Dokter

LANJUTAN
Riwayat Penyakit Dahulu :
DM (-), ginjal (-), jantung (-), hipertensi (-),
asma (-), alergi obat (-)

Riwayat Penyakit Keluarga :


DM (-), ginjal (-), jantung (-), hipertensi (-),
asma (-), alergi obat (-)

C. PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS (01 Juni 2012)
Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan Umum
: Tampak sakit ringan
Tinggi badan
: 155 cm
Berat badan: 60 kg
IMT
: 25
Tekanan darah : 110/ 70 mmHg
Nadi : 88 kali / menit
Suhu : 36 C
Pernapasan : 24 kali / menit,
jenis thoracoabdominal

Kepala

Mata

: mesocephal
: konjunctiva anemis (-/-),
sklera ikterik (-/-)

THT

: dalam batas normal,


pembesaran kelenjar tiroid (-),
pembesaran kelenjar limfe (-)

Jantung : BJ I dan II reguler, gallop - , murmur -

Paru-paru

: Suara nafas vesikuler, ronkhi -/-,


wheezing -/-

Abdomen

Genitalia eks.

Ekstremitas :

: hepar dan lien tidak teraba


: dalam batas normal

Atas

: edema -/-

Bawah

: varices -/-, edema kaki -/-

Turgor Kulit : baik

STATUS OBSTETRI (01 Juni 2012)


Inspeksi
Kepala
: mesocephal, chloasma gravidarum (-)
Payudara : pembesaran payudara (+),
pengeluaran ASI(-), hiperpigmentasi areola
mammae (+),
Papila mammae menonjol (+), striae livide dan
striae albicans (-)
Perut
: Membuncit membujur, linea nigrae
(+), striae livide (-), striae albicans (-)
Vulva : PPV (-)

Palpasi
Leopold I: TFU = 3 jari di bawah processus
xyphoideus
Teraba keras, bulat, melenting,
ballottement (-)
Leopold II
: Teraba keras, memanjang pada
bagian kanan,
Leopold III : Teraba bagian besar, lunak,
bulat, melenting, ballottement (+)
Leopold IV : konvergen

TBJ
: His
: 1 x dalam 10 menit (jarang)
Auskultasi
Denyut jantung janin (+) 12-12-12, total
144x/ menit, Teratur.

VT
belum ada pembukaan; KK (+), portio
tebal
Bagian bawah janin kepala, V
masih tinggi
PuKa
Ubun-ubun

PEMERIKSAAN PENUNJANG
LABORATORIUM RUTIN
Darah Rutin pada tanggal 01 Juni 2012
Waktu Periksa Pukul 20.07 WIB

Eosinofil %
4.5 (H)
Netrofil Segmen % 73.3 (H)
Limfosit %
13.9 (L)
Monosit %
8.1 (H)
RDW
16.7 (H)
LED
60/80 (H)

E. DIAGNOSIS
Diagnosis kerja :
GII PI A0, 30 tahun, Hamil 38 minggu aterm

Anak I hidup intrauterine


Letak kepala, V
masih tinggi, PuKa
Belum inpartu

F. SIKAP

Pemeriksaan VT untuk mengetahui kemajuan


persalinan
Observasi KU, HIS, DJJ, pengeluaran
pervaginam, penurunan kepala, Bundle ring
Infus RL 20 tetes per menit
Cukur
Pasang kateter
Informed consent

Tindakan
Terminasi kehamilan : Pro SC dengan cara Sectio caecarea
trans profunda (cito)

Edukasi pasien
Beritahu keadaan yang terjadi
Memberitahukan dan menjelaskan keadaan janin
Beritahu tindakan yang akan dilakukan
Ibu miring kiri untuk sirukulasi darah ibu lebih baik
sehingga janin mendapat aliran yang baik.
Bed rest

G. PROGNOSIS
PROGNOSIS
Power
: dubia ad malam karena his tidak
adekuat
Passage : dubia, (curiga panggul sempit,
dengan riwayat SC tahun 2007
Passanger
: Dubia jika dilakukan
pervaginam,
Ad bonam jika dilakukan
perabdominam (sectio caecaria)

H. FOLLOW UP
01 Juni 2012 21.35 WIB
Pasien di operasi di kamar operasi
Dilakukan anestesi spinal
Diagnosa post op : Bekas SC dan adhesi
Lahir bayi perempuan, BB 3300 gram,
panjang 47 cm, APGAR Score 10-10-10
(LAPORAN OPERASI TERLAMPIR)

Instruksi post op :
Amoxan
3 x 1 gram IV
Alinamin (Mengandung / ml :
Fursultiamine HCI/Thiamini
tetrahydrofurfuryl disulfidum hydrochloridum
2,73 mg (sesuai dengan basanya TTFD 2-5
m9)
2 x 1 ampul IV
Vit C
1 x 1 gram IV
Tradyl (Tramadol HCl)
2 x 1 ampul IV
Cek HB post operasi

LABORATORIUM RUTIN
Darah Rutin pada tanggal 02 Juni 2012
Waktu Periksa Pukul 00.06 WIB

Hb 10.5 (L) g/dl

02 Juni 2012 18.00 WIB


S : Nyeri bekas jahitan
O : Tekanan darah 130/80 mmHg,

Suhu 36.60C,

Nadi 84x/menit,

RR 20x/menit

Keadaan Umum baik

Kesadaran Compos mentis

Flatus (-)

TFU : 1 jari diatas umbilikus

VU : tidak teraba

ASI : belum keluar

PPV : (+) Ganti 2 pembalut

A : PI A0, 21 tahun
Post OP SC atas indikasi bekas SC dan adhesi
hari 1
P:
Observasi KU, TTV
Puasa
Cek urine
Teruskan pengobatan

URINE
Urine Lengkap pada tanggal 02 Juni 2012
Waktu Periksa Pukul 23.11 WIB

Benda Keton (+)


Eritrosit
4-6
Leukosit
5-6

03 Juni 2012 18.00 WIB


S : Nyeri bekas jahitan
O : Tekanan darah 120/80 mmHg,

Suhu 36,80C,

Nadi 84x/menit,

RR 20x/menit

Keadaan Umum baik

Kesadaran Compos mentis

Flatus (+)

TFU : 1 jari diatas umbilikus

VU : tidak teraba

ASI : belum keluar

PPV : (+) Ganti 1 pembalut

A : PI A0, 21 tahun
Post OP SC atas indikasi bekas SC dan adhesi hari 2
P:
Observasi KU, TTV
Boleh makan, minum
Bactecyn2 x 1 tablet
Pospargin
2 x 1 tablet
Zegavit 1 x 1 tablet
Alinamin 2 x 1 tablet
Tradyl1 x 1 ampul
Vitamin C
1 x 1 ampul
Alinamin 1 x 1 ampul
Amoxan 1 x 1 ampul

04 Juni 2012 08.00 WIB


S : Keluhan (-)
O : Tekanan darah 120/70 mmHg,

Suhu 36,40C,

Nadi 88x/menit,

RR 20x/menit

Keadaan Umum baik

Kesadaran Compos mentis

Flatus (+)

TFU : sejajar umbilikus

VU : tidak teraba

ASI : belum keluar

PPV : (+) Ganti 1 pembalut dengan flek

A : PI A0, 21 tahun
Post OP SC atas indikasi bekas SC dan adhesi hari 3
P:
Observasi KU, TTV
Ganti balut
Boleh pulang
Teruskan pengobatan

SECTIO CAESARIA

A. DEFINISI

Suatu persalinan buatan, dimana janin


dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding
perut dan dinding rahim dengan syarat rahim
dalam keadaan utuh serta berat janin diatas
500 gram.

Jenis
Seksio sesarea Klasik : pembedahan secara
Sanger
Seksio sesarea transperitoneal profunda
(supra cervicalis = lower segmen caesarean
section)
Seksio sesarea diikuti dengan histerektomi
(caesarean hysterectomy = seksio
histerektomi)
Seksio secara ekstraperitoneal
Seksio secara vaginal

B. INDIKASI
Indikasi Ibu :
Panggul sempit absolute
Tumor-tumor jalan lahir yang menimbulkan
obstruksi
Stenosis serviks/vagina
Plasenta previa
Disproporsi sefalopelvik
Ruptura uteri membakat

Indikasi janin :
Kelainan letak
Gawat janin

Pada umumnya seksio sesarea tidak dilakukan


pada :
Janin mati
Syok, anemia berat, sbeelum diatasi
Kelainan congenital berat (monster)

C. PROSEDUR
Teknik Seksio Sesarea Klasik
Mula-mula dilakukan desinfeksi pada dinding perut dan
lapangan operasi dipersempit dengan kain suci hama
Pada dinding perut dibuat insisi mediana mulai dari atas
simfisis sepanjang 12 cm sampai bawah umbilicus
lapis demi lapis sehingga kavum peritoneal terbuka
Dalam rongga perut di sekitar rahim dilingkari dengan
kasa laparotomi
Dibuat insisi secara tajam dnegan pisau pada segmen
bawah rahim (SBR), kemudian diperlebar secara sagital
dengan gunting
Setelah kavum uteri terbuka, selaput ketuban
dipecahkan. Janin lahir dengan meluksir kepala dan
mendorong fundus uteri. Setelah janin lahir seluruhnya,
tali pusat dijepit dan dipotong diantara kedua penjepit

Plasenta dilahirkan secara manual. Disuntikkan


10 U oksitosin ke dalam rahim secara intramural
Luka insisi SAR dijahit kembali
Lapisan I : endometrium bersama miometrium
dijahit secara jelujur benang catgut kromik
Lapisan II : hanya miometrium saja dijahit
secara simpul (berhubung otot SAR sangat tebal)
dengan catgut khromik
Lapisan III : perimetrium saja, dijahit secara
simpul dengan benang catgut biasa
Setelah dinding rahim selesai dijahit, kedua
adneksa dieksplorasi
Rongga perut dibersihkan dari sisa-sisa darah
dan akhirnya luka dinding perut dijahit

Indikasi Seksio Sesarea Klasik


Bila terjadi kesukaran dalam memisahkan
kandung kencing untuk mencapai segmen
bawah rahim, misalnya karena adanya
perlekatan-perlekatan akibat pembedahan
seksio sesarea yang lalu, atau adanya tumortumor di daerah segmen bawah rahim
Janin besar dalam letak lintang
Plasenta previa dengan insersi plasenta di
dinding depan segmen bawah rahim

Teknik Seksio Sesarea Transperitoneal Profunda


Mula-mula dilakukan desinfeksi pada dinding perut
dan lapangan operasi dipersempit dengan kain suci
hama
Pada dinding perut dibuat insisi mediana dari atas
simfisis sampai di bawah umbilicus lapis demi lapis
sehingga kavum peritonei terbuka
Dalam rongga perut di sekitar rahim dilingkari
dengan kasa laparotomi
Dibuat bladder-flap, yaitu dengan menggunting
peritoneum kandung kencing (plika vesikouterina) di
depan segmen bawah rahim (SBR) secara melintang.
Plika vesikouterina ini disisihkan secara tumpul kea
rah samping dan bawah, dan kandung kencing yang
telah disisihkan ke arah bawah dan samping
dilindungi dengan speculum kandung kencing

Dibuat insisi pada segmen bawah rahim 1 cm di


bawah irisan plika vesikouterina tadi secara
tajam dengan pisau bedah 2 cm, kemudian
dipelebar melintang secara tumpul dengan
kedua jari telunjuk operator. Arah insisi pada
segmen bawah rahim dapat melintang
(transversal) sesuai cara Kerr; atau membujur
(sagital) sesuai cara Kronig
Setelah kavum uteri terbuka, selaput ketuban
dipecahkan, janin dilahirkan dengan meluksir
kepalanya. Badan janin dilahirkan dengan
mengait kedua ketiaknya. Tali pusat dijepit dan
dipotong, plasenta dilahirkan secara manual. Ke
dalam otot rahim intra mural disuntikkan 10 U
oksitosin

Luka dinding rahim dijahit


Lapisan I : dijahit jelujur, pada endometrium
dan miometrium
Lapisan II : dijahit jelujur hanya pada
miometrium saja
Lapisan III : dijahit jelujur pada plika
vesikouterina
Setelah dinding rahim selesai dijahit, kedua
adneksa dieksplorasi
Rongga perut dibersihkan dari sisa-sisa darah
dan akhirnya luka dinding perut dijahit

Kelebihan :
Mengeluarkan janin dengan cepat
Tidak mengakibatkan komplikasi kandung kemih
tertarik
Sayatan bisa diperpanjang proksimal atau distal
Kekurangan
Infeksi mudah menyebar secara intra abdominal
karena tidak ada reperitonealis yang baik
Untuk persalinan yang berikutnya lebih sering
terjadi rupture uteri spontan
SC ismika atau profundal (low servical dengan
insisi pada segmen bawah rahim)

Teknik Seksio-histerektomi
Setelah janin dan plasenta dilahirkan dari rongga
rahim, dilakukan hemostasis pada insisi dinding rahim,
cukup dengan jahitan jelujur atau simpul
Untuk memudahkan histerektomi, rahim boleh
dikeluarkan dari rongga pelvis
Mula-mula ligamentum rotundum dijepit dengan cunam
Kocher dan cunam Oschener kemudian dipotong
sedekat mungkin dengan rahim, dan jaringan yang
sudah dipotong diligasi dengan benang catgut khromik
no O. Bladder flap yang telah dibuat pada waktu seksio
sesarea transperitoneal profunda dibebaskan lebih jauh
ke bawah dan lateral. Pada ligamentum latum belakang
dibuat lubang dengan jari telunjuk tangan kiri di bawah
adneksa dari arah belakang. Dengan cara ini ureter
akan terhindar dari kemungkinan terpotong

Melalui lubang pada ligamentum latum ini, tuba


Falopii, ligamentum utero-ovarika, dan
pembuluh darah dalam jaringan tersebut
dijepit dengan 2 cunam Oschener lengkung dan
di sisi rahim dengan cunam Kocher. Jaringan di
antaranya kemudian digunting dengan gunting
Mayo. Jaringan yang terpotong diikat dengan
jahitan transfiks untuk hemostasis dengan
catgut no 0.
Jaringan ligamentum latum yang sebagian besar
adalah avaskular dipotong secara tajam ke arah
serviks. Setelah pemotongan ligamentum latum
sampai di daerah serviks, kandung kencing
disisihkan jauh ke bawah dan samping

Pada ligamentum kardinale dan jaringan paraservikal


dilakukan penjepitan dnegan cunam Oshener lengkung
secara ganda, dan pada tempat yang sama di sisi rahim
dijepit dengan cunam Kocher lurus. Kemudian jaringan di
antaranya digunting dengan gunting Mayo. Tindakan ini
dilakukan dalam beberapa tahap sehingga ligamentum
kardinale terpotong seluruhnya. Puntung ligamentum
kardinale dijahit transfiks secara ganda dnegan benang
catgut khromik no 0
Demikian juga ligamentum sakro-uterina kiri dan kanan
dipotong dengan cara yang sama, dan diligasi secara
transfiks dengan benang catgut khromik no 0.
Setelah mencapai di atas dinidng vagina serviks, pada sisi
depan serviks dibuat irisan sagital dengan pisau, kemudian
melalui insisi tersebut dinding vagina dijepit dengan cunam
Oschener melingkari serviks dan dinding vagina dipotong
tahap demi tahap. Pemotongan dinding vagina dapat
dilakukan dengan gunting atau pisau. Rahim akhirnya dapat
diangkat

Puntung vagina dijepit dengan beberapa cunam


Kocher untu hemostasis. Mula-mula puntung
kedua ligamentum kardinale dijahitkan pada
ujung kiri dan kanan puntung vagina, sehingga
terjadi hemostasis pada kedua ujung puntung
vagina. Puntung vagina dijahitkan secara jelujur
untuk hemostasis dengan catgut khromik.
Puntung adneksa yang telah dipotong dapat
dijahitkan digantungkan pada puntung vagina,
asalkan tidak terlalu kencang. Akhirnya puntung
vagina ditutup dengan retro-peritonealisasi
dengan menutupkan bladder-flap pada sisi
belakang puntung vagina
Setelah rongga perut dibersihkan dari sisa darah,
luka perut ditutup kembali lapis demi lapis

D. KOMPLIKASI
Kemungkinan yang timbul setelah dilakukan operasi ini
antara lain :
1. Infeksi puerperal ( Nifas )
Ringan, dengan suhu meningkat dalam beberapa hari
Sedang, suhu meningkat lebih tinggi disertai dengan
dehidrasi dan perut sedikit kembung
Berat, peritonealis, sepsis dan usus paralitik
2. Perdarahan
Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka
Perdarahan pada plasenta
3. Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung
kemih bila peritonealisasi terlalu tinggi
4. Kemungkinan rupture tinggi spontan pada kehamilan
berikutnya

Anda mungkin juga menyukai