Anda di halaman 1dari 8

PEMERIKSAAN PENUNJANG KORBAN

TENGGELAM
1. Diatom atau pemeriksaan destruksi atau metode digesti asam

• Diatom merupakan fitoplankton yang termasuk dalam kelas


Bacillariophyceae (Anugrah, 2008). Ia terdapat dimana saja,
dari tepi pantai hingga ke tengah samudra.

• Pemeriksaan diatome merupakan pemeriksaan gold standard


untuk menegakkan diagnosis kematian akibat tenggelam
Pemeriksaan diatom bertujuan :

• Memastikan apakah seseorang tersebut mati karena tenggelam /


bukan
• Mengetahui, apakah orang tersebut masih hidup sewaktu
tenggelam
• Mengetahui lokasi tempat tenggelamnya mayat sebelum
meninggal, dengan cara membandingkan diatom yang terdapat di
tubuh korban dengan diatom air tempat mayat tersebut ditemukan
atau diduga sebagai tempat mati tenggelam.
Patofisiologi orang yang mati tenggelam bisa ditemukan
diatom di dalam tubuhnya melalui media air, ketika orang yang
masih hidup tenggelam ke dalam air yang mengandung diatom
maka sebagian diatom akan masuk ke dalam paru-paru, lambung,
system peredaran darah serta organ-organ dalam lainnya seperti
otak, ginjal, hati, dan sum-sum tulang. Sesudah dilakukana
otopsi, sampel dari organ-organ tersebut dapat dicerna dengan
asam kuat untuk melarutkan jaringan lunak, sehingga
meninggalkan skleton yang resisten dan ini dapat diidentifikasi di
bawah mikroskop
Metode Tes Diatom

• Untuk mengambil diatom dari tubuh seseorang dapat melalui


sampel seperti hati, ginjal, sumsum tulang, otak, darah, juga paru -
paru.
• Untuk mengisolasi diatom, Metode yang biasa digunakan yaitu
dengan menggunakan bahan kimia (biasanya dengan melarutkan
organ dengan asam nitrat), sedangkan metode lainnya misalnya
menggunakan metode enzim pencernaan, ultrasonic radiation, dan
physical method.
• Pada keadaan korban sudah sedemikian busuknya yaitu korban
dimana baik kulit maupun organ-organ telah hancur, maka
pemeriksaan diatom diambil dari sumsum tulang panjang dan
selanjutnya dilakukan proses yang sama
Untuk keadaan jasad yang sudah membusuk dan tidak bisa
teridentifikasi dengan pemeriksaan luar , maka baru dilakukan tes
diatom atau pemeriksaan destruksi atau metode digesti asam , yaitu
dengan cara :
• Ambil jaringan paru sebanyak 150-200 gram, bersihkan lalu
masukkan ke dalam labu Erlenmeyer, masukkan H2SO4
• Panaskan dengan api yang kecil sampai mendidih sehingga
semuanya hancur betul. pekat sampai menutup seluruh jaringan
paru dan biarkan selama 24 jam sehingga seluruh jaringan paru
hancur dan seperti bubur hitam.
• Tuangkan ke dalamnya beberapa tetes HNO3
• Cairan disentrifuge selama 15 menit dengan kecepatan 2000-4000
rpm. pekat, sampai warnanya kuning jernih.
• Sedimennya (endapan) dicuci dengan akuades kemudian
disentrifuge lagi. Sedimennya (endapan) dilihat dibawah mikroskop
2. Tes Getah Paru

Tes getah paru merupakan pemeriksaan korban tenggelam


untuk jasad yang ditemukan belum didapatkan keadaan yang
membusuk atau bahkan masih cukup baru.
Cara :
• Permukaan paru disiram dengan air bersih, iris bagian perifer
• Ambil sedikit cairan perasan dari jaringan perifer paru
• Taruh pada gelas objek kemudian tutup dengan kaca penutup dan
lihat dengan mikroskop
• Dicari apakah terdapat diatom, ganggang, atau plankton lainnya
Interpretasi hasil

Pemeriksaan diatom dikatakan positif bila dari sediaan


paru-paru dapat ditemukan diatom sebanyak 4-5 per lapang
pandang besar (LPB) atau 10-20 per satu sediaan atau bila dari
sumsum tulang sebanyak 1 per lapang pandang besar (LPB).

Pada skenario
Tes destruksi asam pada jaringan otot didapatkan 5 diatom
perlapang pandang, Tes getah paru didapatkan 2 diatom dan
benda – benda air. Hasil tersebut menunjukan bahwa korban
meninggal karena tenggelam.

Anda mungkin juga menyukai