Anda di halaman 1dari 32

Tenggelam adalah suatu bentuk asfiksia berupa

korban terbenam dalam cairan dan cairan tersebut


terhisap masuk ke jalan napas sampai alveoli paruparu.
Pada pemeriksaan jenazah yang diduga tenggelam
perlu diketahui :

kondisi korban meninggal sebelum atau setelah masuk air


tempat jenazah ditemukan meninggal di air tawar atau

asin
adakah antemortem injury
adanya sebab kematian wajar atau keracunan
sebab kematiannya.

1.
2.

Pemeriksaan luar dan dalam


Pemeriksaan penunjang :
a. Pemeriksaan getah paru (swab test)
diatom
b. Destruction test diatom
c. Pemeriksaan darah kimiawi (Gettler test)
kadar chlorida jantung kanan & kiri
d. Analisis getah lambung
d. Histopatologi jaringan paru
e. Penentuan berat jenis plasma jantung kiri &
kanan (Durlacher test)

Algae mikroskopik uniselular atau kolonial.


Dinding sel: struktur kompleks silica, klorofil,
diatomin (pigmen coklat).
Kelas Bacillariophyceae.
Menskresikan frustula, skeleton luar yang keras
seperti silika. Tahan terhadap panas dan asam.
15 ribu spesies diatom.
Ukuran 2 micron-1 mm, sebagian besar 10-80
microns.
Diameter hingga 60 micron dapat masuk ke sirkulasi
pulmo saat tenggelam.
Skeleton diatom dapat dikenali sebagai struktur yang
simetris secara aksial atau radial.

Persiapan bahan untuk analisa diatom meliputi :


contoh air dari dugaan lokasi tenggelam
contoh jaringan dari hasil otopsi korban
jaringan yang dihancurkan untuk mengumpulkan diatom
konsentrasi diatom
analisa mikroskopis.
Pengumpulan bahan dilakukan semenjak penemuan jenazah, dari air
permukaan dan dalam, menggunakan 1 hingga 1,5 L tempat steril disimpan
pada suhu 4C, di dalamnya disimpan bahan-bahan dari korban dugaan
tenggelam yang diambil dengan cara steril, kebanyakan berasal dari paruparu, ginjal, otak, dan sumsum tulang.
Bila orang masih hidup pada waktu tenggelam aspirasi dan ada usaha
tetap bernafas kerusakan bronkioli/bronkus terdapat jalan dari
diatome untuk masuk ke dalam tubuh

Diatom dapat memperjelas diagnosis penyebab kematian,


apakah korban tenggelam ante-mortem ataukah postmortem. Diatom tidak selalu ditemukan di semua kasus
tenggelam, tetapi jika didapatkan pada organ-organ dalam
jumlah banyak, hal ini dapat mempertegas diagnose
tenggelam antemortem (Singh, 2006).
Hingga saat ini pemeriksaan diatom masih menjadi gold
standard pada korban diduga tenggelam.

Hasil pemeriksaan destruksi asam dikatakan


positif apabila dibawah mikroskop ditemukan
4-5 diatom/LPB paru, 10-20 diatom/satu
sediaan paru dan/atau 1 diatom pada sediaan
sumsum tulang.

Sampel : potongan
sternum dan paru
kanan-kiri
Timbangan
Larutan H2SO4
Larutan nitrat
Labu destruksi 4
buah
Pipet tetes 2 buah

Lemari asam
Alat sentrifugasi
Glass slide
Mikroskop

Larutan asam sulfat 50 cc

Larutan nitrat 50 cc
Tabung Elenmeyer

Sampel
Potongan paru

Potongan sternum

Paru kanan: 7,39 gr

Paru kiri: 6,73 gr

Sternum I: 5,08 gr

Sternum 2: 5,39 gr

H2SO4 25 cc

Nitrat 25 c

H2SO4 25 cc

Nitrat 25 cc

Diamkan 24 jam
hingga lisis

Diamkan 24 jam
hingga lisis

Diamkan 24 jam
hingga lisis

Diamkan 24 jam
hingga lisis

Nitrat hingga
jernih

H2SO4 hingga
jernih

Nitrat hingga
jernih

H2SO4 hingga
jernih

Sentrifugasi
Ambil supernatan
Tambahkan akuades
Ambil dengan pipet, teteskan di glass slide
Amati di bawah mikroskop

Hasil pemeriksaan diatom dengan metode


destruksi asam pada sampel ini positif.
Hal ini didasarkan bahwa ditemukan 1
diatom dalam sampel paru dan adanya 2
diatom pada sampel sternum.
Sampel paru lebih mudah didestruksi
daripada sampel sternum.
Cairan filtrat akhir lebih jernih pada
pemberian nitrat terlebih dahulu kemudian
ditambahkan asam sulfat.

Anda mungkin juga menyukai