Anda di halaman 1dari 3

Paru

Mikroskopik Paru

Setelah paru-paru dikeluarkan dengan teknik tanpa sentuh, dilakukan fiksasi dengan
larutan formalin 10%. Sesudah 12 jam, dibuat irisan-irisan melintang untuk memungkinkan
cairan fiksatif meresap dengan baik ke dalam paru. Setelah difiksasi selama 48 jam, kemudian
dibuat sediaan histopatologi. Biasanya dibuat pewarnaan HE dan bila paru telah membusuk
digunakan pewarnaan Gomori atau Ladewig.

Tanda khas untuk paru bayi belum pernah bernafas adalah adanya tonjolan (projection),
yang berbentuk seperti bantal (cushion-like) yang kemudian akan bertambah tinggi dengan dasar
menipis sehingga tampak seperti gada (club-like). Pada permukaan ujung bebas projection
tampak kapiler yang berisi banyak darah. Tanda khas untuk paru bayi yang belum bernafas yang
sudah membusuk, dengan pewarnaan Gomori atau Ladewig, tampak serabut-serabut retikuler
pada permukaan dinding alveoli berkelok-kelok seperti rambut keriting, sedangkan pada
projection berjalan dibawah kapiler sejajar dengan permukaan projection dan membentuk
gelung-gelung terbuka (open loops). Pada paru bayi baru lahir mati mungkin juga ditemukan
tanda inhalasi cairan amnion yang luas karena asfiksi intrauterin.

Pemeriksaan Diatom

Alga (ganggang) bersel satu dengan dinding terdiri dari silikat (SiO2) yang tahan panas
dan asam kuat. Diatom ini dapat dijumpai dalam air tawar, air laut, sungai, air sumur dan udara.
Bila seseorang mati karena tenggelam, maka cairan bersama diatom akan masuk ke dalam
saluran pernapasan atau pencernaan, kemudian diatom akan masuk ke dalam aliran darah melalui
kerusakan dinding kapiler pada waktu korban masih hidup dan tersebar ke seluruh jaringan.

Pemeriksaan diatom dilakukan pada jaringan paru segar. Bila mayat telah membusuk,
pemeriksaan diatom dilakukan dari jaringan ginjal, otot skelet atau sumsum tulang paha.
Pemeriksaan diatom pada hati dan limpa kurang bermakna sebab berasal dari penyerapan
abnormal dari saluran pencernaan terhadap air minum atau makanan.
Pemeriksaan Destruksi (Digesti Asam)

Pada Paru Ambil jaringan paru sebanyak 100 gram, masukkan ke dalam labu Kjeldahl
dan tambahkan asam sulfat pekat sampai jaringan paru terendam, diamkan kurang lebih setengah
hari agar jaringan hancur. Kemudian dipanaskan dalam lemari asam sambil diteteskan asam
nitrat pekat samapi terbentuk dan cairan dipusing dalam centrifuge.

Sedimen yang terjadi ditambah dengan akuades, pusing kembali dan hasilnya dilihat
dengan mikroskop. Pemeriksaan diatom positif bila pada jaringan paru ditemukan diatom cukup
banyak, 4-5/LPB atau 10-20 per satu sediaan; atau pada sumsum tulang cukup ditemukan hanya
satu.

Pemeriksaan Getah Paru

Permukaan paru disiram dengan air bersih, iris bagian perifer, ambil sedikit cairan
perasan dari jaringan perifer paru, taruh pada kaca objek, tutup dengan kaca penutup dan lihat
dengan mikroskop. Selain diatom dapat pula terlihat ganggang atau tumbuhan jenis lainnya

Pemeriksaan Kimia Darah

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui kadar NaCl dalam darah sehingga dapat
diketahui apakah korban meninggal di air tawar atau air asin. Darah yang diambil adalah darah
dari jantung jenazah. Pada peristiwa tenggelam di air tawar ditemukan tanda-tanda asfiksia,
kadar NaCl jantung kanan lebih tinggi dari jantung kiri dan adanya buih serta benda-benda air
pada paru-paru. Tenggelam jenis ini disebut tenggelam tipe II A. Sedangkan pada peristiwa
tenggelam di air asin terjadi gangguan elektrolit dan ditemukan adanya tandatanda asfiksia,
kadar NaCl pada jantung kiri lebih tinggi dari pada jantung kanan dan ditemukan buih serta
benda-benda air pada paru-paru. Tenggelam jenis ini disebut tenggelam tipe II B.

Mata
Uji Nalorfin
Untuk mendeteksi seseorang apakah ia pecandu atau bukan, dapat diketahui melalui Uji
Nalorfin. Pemberian Nalorfin pada pecandu morfin akan memperlihatkan midriasis dan gejala
putus obat lainnya. Tetapi bila midriasis tidak terjadi, maka belum tentu ia bukan pecandu.
Caranya : Ukur diameter pupil dengan pupilometer dan lakukan pemeriksaan ini di dalam ruang
khusus yang tidak dipengaruhi cahaya. Pemeriksaan dilakukan lagi 30 menit setelah diberikan 3
mg Nalorfin subkutan.

Lambung
Pada pemeriksaan lambung sampel yang diambil adalah cairan lambung. Pemeriksaan cairan
lambung dapat mendeteksi adanya keracunan contohnya akibat keracunan sianida. Teknik yang
dapat dilakukan antara lain :

Reaksi Prussian Blue (Biru Berlin).


Isi lambung/ jaringan didestilasi dengan destilator. 5 ml destilat + 1 ml NaOH 50 % + 3
tetes FeSO4 10% rp + 3 tetes FeCl3 5%, Panaskan sampai hampir mendidih, lalu dinginkan dan
tambahkan HCl pekat tetes demi tetes sampai terbentuk endapan Fe(OH)3, teruskan sampai
endapan larut kembali dan terbentuk biru berlin.

Cara Gettler Goldbaum.


Dengan menggunakan 2 buah flange (‘piringan’), dan diantara kedua flange dijepitkan
kertas saring Whatman No. 50 yang digunting sebesar flange. Kertas saring dicelupkan ke dalam
larutan FeSO4 10% rp selama 5 menit, keringkan lalu celupkan ke dalam larutan NaOH 20%
selama beberapa detik. Letakkan dan jepitkan kertas saring di antara kedua flange. Panaskan
bahan dan salurkan uap yang terbentuk hingga melewati kertas saring ber-reagensia antara kedua
flange. Hasil positif bila terjadi perubahan warna pada kertas saring, menjadi biru.

Anda mungkin juga menyukai