0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
70 tayangan17 halaman
Pemeriksaan diatom pada korban diduga tenggelam digunakan untuk menentukan apakah korban masih bernafas saat berada di dalam air dengan menganalisis kehadiran diatom dalam jaringan tubuh. Pemeriksaan ini membantu menentukan penyebab kematian tetapi hasil negatif tidak mengesampingkan kemungkinan tenggelam.
Pemeriksaan diatom pada korban diduga tenggelam digunakan untuk menentukan apakah korban masih bernafas saat berada di dalam air dengan menganalisis kehadiran diatom dalam jaringan tubuh. Pemeriksaan ini membantu menentukan penyebab kematian tetapi hasil negatif tidak mengesampingkan kemungkinan tenggelam.
Pemeriksaan diatom pada korban diduga tenggelam digunakan untuk menentukan apakah korban masih bernafas saat berada di dalam air dengan menganalisis kehadiran diatom dalam jaringan tubuh. Pemeriksaan ini membantu menentukan penyebab kematian tetapi hasil negatif tidak mengesampingkan kemungkinan tenggelam.
Di susun Oleh : Indah sabrina (13174048) Muhammad Deniansa (13174047)
Pembimbing : dr. Netty Herawati M.Ked(for)
Sp.F ABSTRACT Tenggelam adalah suatu bentuk sufokasi berupa korban terbenam dalam cairan dan cairan tersebut terhisap masuk ke jalan napas sampai alveoli paru-paru Diatom (tumbuhan air) pada air yang terhirup ketika korban tenggelam masuk melalui alveoli dan pembuluh darah tersebar keseluruh tubuh. Adanya diatom pada jenasah yang diduga mati tenggelam menunjukkan bahwa korban masih sempat bernafas saat masih didalam air. Pemeriksaan diatome pada korban diduga tenggelam merupakan prosedur rutin yang harus dilakukan. Hasil pemeriksaan yang positif pada pemeriksaan diatom sangat membantu, tetapi hasil yang negatif tidak memastikan bahwa korban tidak meninggal dikarenakan tenggelam. Terdapat beberapa cara pemeriksaan diatom, dari yang paling sederhana menggunakan sediaan basah mikroskopis, hingga tingkat molekuler (DNA), tiap-tiap jenis pemeriksaan memiliki akurasi dan tingkat keberhasilan yang berbeda beda. DEFINISI dan morfologi diatom Diatom kelompok besar dari alga plankton yang termasuk paling sering ditemui. Diatom sendiri merupakan fitoplankton yang termasuk dalam kelas Bacillariophyceae. Ia terdapat dimana saja, dari tepi pantai hingga ke tengah samudra. Pelekatan diatom biasanya karena tumbuhan ini mempunyai semacam gelatin (Gelatinous extrusion) yang memberikan daya lekat pada benda atau substrat . Diatom akan sangat tergantung pada pola arus dan pergerakan massa air baik itu secara horizontal maupun vertical . Gambar 1: Beberapa bagian penting pada sel diatom sentric (centric diatom) (A) dan pada diatom penat (pennate diatom) (B)
Gambar 2: Citra Scanning Electron Microscope
(SEM) menunjukkaan diatom Cyclotella Steligera dengan ornamentasi berpola simetris radial Gambar 3: Achnanthes sp. (kiri) Amphipleura sp. (kanan) contoh diatom di perairan air tawar.
Gambar 4: Anomoeneis sp. (atas) Biddulphia
sp. (bawah) contoh diatom di perairan air tawar. Gambar 5: Cosconodius sp, salah satu contoh diatom di perairan air tawar.
Gambar 6: Cyclotella sp. contoh diatom di
perairan air tawar.
Gambar 7: Surirella sp. contoh diatom di
perairan air tawar. Dari beberapa literature yang ada dapat disimpulkan macam-macam spesies dari diatom yang paling sering ditemukan pada organ-organ tubuh manusia yang diduga meninggal karena tenggelam. Berikut adalah rangkuman dari spesies diatom yang sering di temukan di dalam organ tubuh: Tabel 1: spesies diatom yang sering ditemukan berdasar Organ Tubuh Spesies Diatom yang Sering digunakan paru Achnanthes minutissima, Cyclotella cyclopuncta, Fragilaria brevistriata, Navicula etc Sumsum tulang Stephanodicus parvus, Navicula, Diatoma and fragments of Synedra ulna Hepar Achnanthes minutissima, Cocconeis placentula, Fragilaria ulna var. acus, Navicula lanceolata etc. Ginjal Achnanthes biasolettiana, N. seminulum etc. Usus Halus Achnanthes minutissima, Cyclotella cyclopuncta, Gomphonema minutum etc Doudenum Asterionella Formosa, Cyclotella comensis, Gomphonema pumilum and Nitzscia pura etc. Mekanisme tenggelam dalam air tawar: a. Air tawar akan dengan cepat diserap dalam jumlah besar sehingga terjadi hemodilusi yang hebat sampai 72% yang berakibat terjadinya hemolisis. b. Oleh karena terjadi perubahan biokimiawi yang serius, dimana kalium dalam plasma meningkat dan natrium berkurang, juga terjadi anoksia dalam miokardium. c. Hemodilusi menyebabkan cairan dalam pembuluh darah dan sirkulasi berlebihan, terjadi penurunan tekanan sistole dan dalam beberapa menit terjadi fibrilasi ventrikel. d. Jantung untuk beberapa saat masih berdenyut dengan lemah, terjadi anoksia cerebri yang hebat, hal ini menerangkan mengapa kematian terjadi dengan cepat. Mekanisme tenggelam dalam air asin: a. Terjadi hemokonsentrasi, cairan dari sirkulasi tertarik keluar sampai 42% dan masuk kedalam jaringan paru sehingga terjadi edema pulmonum yang hebat dalam waktu relatif singkat. b. Pertukaran elektrolit dari asin kedalam darah mengakibatkan meningkatnya hematokrit dan peningkatan kadar natrium plasma. c. Vibrilasi ventrikel tidak terjadi, tetapi terjadi anoksia pada miokardium dan disertai peningkatan viskositas darah akan menyebabkan payah jantung. d. Tidak terjadi hemolisis melainkan hemokonsentrasi, tekanan sistolik akan menetap dalam beberapa menit. Temuan Makroskopis pada korban tenggelam Pemeriksaan luar: Tidak ada yang patognomonis untuk drowning, fungsinya hanya menguatkan. Hanya beberapa penemuan memperkuat diagnosa drowning antara lain: kulit basah, dingin dan pucat. Lebam jenazah biasanya sianotik, kecuali bila air sangat dingin maka lebam jenazah akan berwarna pink. Kadang terdapat cutis anserina pada lengan, paha dan bahu. Ini disebabkan suhu air dingin yang menyebabkan kontraksi m. Erector pilorum. Buih putih halus pada mulut dan hidung, sifatnya lekat (cairan kental dan berbuih). Kadang terdapat cadaveric spasme pada tangan dan kotoran dapat tergenggam. Bila berada cukup lama pada air, kulit telapak tangan dan kaki akan mengeriput dan pucat. Kadang terdapat luka berbagai jenis pada yang tenggelam di pemandian atau yang meloncat dari tempat tinggi yang dapat merobek paru, hati, otak atau iga Pemeriksaan dalam:
Jalan nafas berisi buih, kadang ditemukan lumpur, pasir,
rumput air, diatom, dll. Terjadi karena adanya kompresi terhadap septum interalveoler atau oleh karena terjadinya fase konvulsi akibat kekurangan oksigen. Paru-paru membesar, mengalami kongesti dan mempunyai gambaran seperti marmer sehingga jantung kanan dan vena-vena besar dilatasi. Bila paru masih fresh, kadang dapat dibedakan apakah ini tenggelam dalam air tawar atau asin. Banyak cairan dalam lambung. Perdarahan telinga bagian tengah (dapat ditemukan pada kasus asfiksia lain). Pemeriksaan Khusus Pada Tenggelam Pemeriksaan khusus yang dapat dilakukan pada kasus tenggelam adalah: Percobaan getahparu (Longsap proof), Pemeriksaan darah secara kimia (Gettler test), Tes Destruksi & analisa isi lambung, Pemeriksaan histopatolgi jaringan paru, Menentukan berat jenis plasma (BJ plasma). Pemeriksaan Diatom (Destruction Test) Cara melakukan pemeriksaan diatome yaitu: 1. Ambil potongan jaringan sebesar 2-5 gram (hati, ginjal, limpa dan sumsum tulang). 2. Potongan jaringan tersebut dimasukkan 10 mL asam nitrat jenuh, 0,5 ml asam sulfat jenuh. 3. Kemudian dimasukkan lemari asam sampai semua jaringan hancur. 4. Warna jaringan menjadi hitam oleh karena karbonnya. 5. Ditambahkan natrium nitrat tetes demi tetes sampai warna menjadi jernih. 6. Kadang-kadang sifat cairan asam sehingga sukar untuk melakukan pemeriksaan, oleh karena itu ditambahkan sedikit NaOH lemah (sering tidak dilakukan oleh karena bila berlebihan akan menghancurkan chitine). 7. Kemudian dicuci dengan aquadest. Lalu dikonsentrasikan (seperti telur cacing), disimpan/diambil sedikit untuk diperiksa, diteteskan pada deck gelas lalu keringkan dengan api kecil. 8. Kemudian ditetesi oil immersion dan diperiksa dibawah mikroskop. (Apuranto, 2010) Interprestasi hasil pemeriksaan Ada beberapa faktor yang memungkinkan terjadinya false negatif pada pemeriksaan diatom pada jenasah mati tenggelam yaitu rendahnya jumlah diatom pada tempat tenggelam, jumlah air yang terhirup sedikit dan berkurangnya jumlah diatom selama pembuatan preparat. Beberapa peneliti juga berusaha menentukan batas minimum diatom pada media tenggelam untuk bisa membuat adanya diatom pada organ tertutup. Spesies diatom yang ditemukan pada jaringan yang tidak cocok dengan spesies diatom yang ada pada air tempat jenasah tersebut ditemukan, menurut Ludes dan Coste dapat diklasifikasikan sebagai kontaminasi diatom.
Kontaminasi Antemortem Komtaminasi Postmortem
Penyerapan diatom pada Berdasarkan penelitian yang dilakukan gastrointestinal mungkin terjadi oleh Ludes dan Coste menyatakan sebagai akibat dari makan bahwa penetrasi diatom pada post makanan sepert salad dll yang mortem mungkin terjadi selama adanya masih terdapat diatom didalamnya perendaman tubuh jenasah pada atau pada minuman, karena pada tekanan hidrostatik yang tinggi. beberapa negara penduduknya Penelitian lain yang dilakukan oleh minum air yang berasal dari sungai Koseki menyatakan bahwa tulang yang maupun sumur. Berdasarkan direndam dalam jangka waktu lama penelitian yang dilakukan oleh dapat membuat suatu kesalahan dalam Splitz, Koseki dan Foged menentukan sebab kematian karena menyebutkan bahwa diatom dapat diatom dapat masuk melalui foramen juga terhirup saat merokok nutricium atau pori-pori yang lain apabila daun tembakau masih terdapat diatom. Kesimpulan Pemeriksaan diatome pada korban diduga tenggelam merupakan prosedur rutin yang harus dilakukan. Adanya diatom pada jenasah yang diduga mati tenggelam menunjukkan bahwa korban masih sempat bernafas saat masih didalam air. Hasil pemeriksaan yang positif pada pemeriksaan diatom sangat membantu, tetapi hasil yang negatif tidak memastikan bahwa korban tidak meninggal dikarenakan tenggelam.