Pendahuluan
Bila jenazah ditemukan di dalam atau di pinggir laut, danau, sungai, atau
penampungan air maka kita harus mempertimbangkan kemungkinan jenazah
tersebut mati akibat tenggelam. Kemungkinan tenggelam juga harus kita
pertimbangkan bila jenazah ditemukan dalam keadaan kepala berada di dalam
air, seperti ember atau bak mandi.
Namun harus diingat bahwa belum tentu jenazah tersebut mati akibat
tenggelam. Bisa saja jenazah tersebut sudah dalam keadaan mati sebelum
masuk ke air.
Penyebab seseorang tenggelam bisa karena kecelakaan, pembunuhan atau
bunuh diri. Beberapa
Definisi
Tenggelam adalah gangguan sistem pernapasan akibat berada di dalam atau di
bawah permukaan air.1
Kematian akibat tenggelam adalah kematian akibat submersi di dalam cairan
dan mekanisme tenggelam akut adalah hipoksemia dan anoksia serebral
ireversibel.2
Fase Tenggelam
Umumnya tenggelam dibagi menjadi empat fase:3, 4
1. Menahan napas sampai tidak kuat lagi.
2. Aspirasi cairan ke dalam saluran napas atau tertelan ke saluran cerna.
3. Aspirasi cairan berhenti karena anoksia serebral.
4. Anoksia serebral menjadi ireversibel.
Mekanisme Kematian
1. Refleks vagal
Refleks vagal bisa terjadi saat cairan terinhalasi, menyebabkan peningkatan
resistensi perifer jalan napas, vasokonstriksi paru, hipertensi paru,
komplians paru menurun, dan penurunan rasio ventila-perfusi7.
2. Asfiksia
Asfiksia pada kasus tenggelam bisa disebabkan oleh spasme laring atau pun
edema paru.
3. Fibrilasi ventrikel
Fibrilasi ventrikel disebabkan oleh hipoksia dan hemodilusi, dan pada
akhirnya jantung akan berhenti berdenyut karena kelelahan.
Penutup
Kesimpulan kematian yang disebabkan oleh tenggelam jarang hanya ditentukan
oleh temuan otopsi, namun juga berdasarkan pemeriksaan, penyelidikan dan
penyidikan polisi, dan pemeriksaan laboratorium.
Daftar Pustaka
1. Van Beeck, E. F., Branche, C. M., Szpilman, D., Modell, J. H., and
Bierens, J. J. L. M., A new definition of drowning: towards documentation
and prevention of a global public health problem, Bulletin of the World
Health Organization, 2005, pp. 801-880.
2. DiMaio, D. J., DiMaio, V. J. M., Drowning, Forensic pathology, Elsevier,
Amsterdam, 1989, pp. 357-365.
3. Farrugia, A., et Ludes, B., Diagnostic of Drowning in Forensic Medicine,
Forensic Medicine - From Old Problems to New Challenges, 2011, p 1.
4. Harle, L., Drowning, PathologyOutlines.com, 2012,
http://www.pathologyoutlines.com/topic/forensicsdrowning.html. Diakses
pada 1 Januari 2015.
5. Ludes, B., Fornes, P., Drowning, Forensic Medicine: Clinical and
Pathological Aspects, Greenwich Medical Media, 2003, pp. 247-257.
6. Paul, S. (ed), "Wilderness medicine", Wilderness and Environmental
Medicine, Mosby, St. Louis, 1995, pp. 12141219.
7. Rao, D., Drowning, www.forensicpathologyonline.com/E-
Bokk/asphyxia/drowning. Diakses pada 1 Januari 2015.
8. Jeanmonod, R., Staub, C., Mermillod, B., The reliability of cardiac
haemodilution as a diagnostic test of drowning, Forensic Sci Int ed 52,
1992, pp. 171-180.
9. Claridge, J., Drowning and Forensics,
http://www.exploreforensics.co.uk/drowning.html. Diakses pada 1 Januari 2015.
10. Piette, M. H. A., De Letter, E. A., Drowning: Still a difficult autopsy
diagnosis, 2004, dipresentasikan di 8th Cross Channel Conference, Bruges,
Belgia, pada 20-24 April 2004.
11. Siver, P. A., Lord, W. D., and McCarthy, D. J., "Forensic Limnology: The
Use of Freshwater Algal Community Ecology to Link Suspects to an
Aquatic Crime Scene in Southern New England", Journal of Forensic
Sciences, JFSCA, 1994, pp. 847853.
12. Hasle, G. R., Syvertsen, E. E., Steidinger, K. A., Tangen, K., (1996-01-25).
"Marine Diatoms", Identifying Marine Diatoms and Dinoflagellates,
Academic Press, 1996, pp. 5-385.
13. De la Grandmaison, L. G., Paraire, F., Place of pathology in the forensic
diagnosis of drowning, http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/14752383.
Diakses pada 1 Januari 2015.
14. Ludes, B., Coste, M., Tracqui, A., Mangin, P., Continuous river monitoring
of the diatoms in the diagnosis of drowning, Forensic Sci ed 41, 1996, pp.
425-428.
15. Verma, K., Role of Diatoms in the World of Forensic Science, Forensic
Res ed 4, 2013, p. 181.