Anda di halaman 1dari 49

Kematian Pada Kasus Tenggelam

Dosen Pembimbing : AKBP dr.Ratna Relawati, Sp.


KF.,M.Si.Med
Residen Pembimbing : dr.Wian Pisia Anggreliana

Disusun Oleh

Monica Cynthia Dewi

11.2014.121

FK UKRIDA

Rence Pietersz

Vivi Silfia 11.2014.066 FK UKRIDA

Suli Intan 11.2015.147 FK UKRIDA

Elang Rangga Wiguna 1420221114 FK UPN

Asih Setya Waryani

11.2014.109 FK UKRIDA

1420221112 FK UPN

Latar Belakang Masalah

Di seluruh dunia, kasus tenggelam adalah


kasus kematian terbanyak ke 2 dan ke 3
yang menimpa anak-anak dan remaja.

Di indonesia kasus tersering :


tenggelamnya wisatawan di objek wisata,
dan kasus tenggelam lainnya adalah akibat
buruknya transportasi laut di Indonesia.

Epidemiologi

Sumber : dailymail.co.uk

Sumber : www.boat-ed.com

Tujuan
1. Tujuan Umum:
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang
kasus-kasus tenggelam terutama dalam bidang forensik
2. Tujuan Khusus:
1. Mengetahui tentang tenggelam
2. Mengetahui perbedaan mati tenggelam di air asin
dan air tawar
3. Mengetahui tanda-tanda kematian akibat
tenggelam
4. Mengetahui penatalaksanaan guna mencegah
kematian akibat tengggelam

Perumusan Masalah
Permasalahan-permasalahan yang akan diangkat dalam
referat ini adalah :
Apa

itu kematian akibat tenggelam?

Apa

itu perbedaan tenggelam di air asin dan air tawar?

Pemeriksaan

apa yang perlu dilakukan terhadap

jenazah tenggelam?
Apa

saja penyulit dalam pemeriksaan terhadap

jenazah tenggelam?
Apa

saja penatalaksanaan untuk mencegah kematian

akibat tenggelam?

Manfaat Aplikatif

Manfaat Teoritis

Definisi Tenggelam

Kematian akibat mati lemas (asfiksia)


disebabkan masuknya cairan ke dalam
saluran pernapasan.

Budiyanto A, Wibisana W, Siswadi S, et all. Buku Ilmu Kedokteran


Forensik. Bagian Kedokteran Forensik Universitas Indonesia.

Istilah Tenggelam

Tahapan Tenggelam

Fase- fase dalam tenggelam dibagi menjadi :

Sebab Kematian

Cara Kematian pada Korban Tenggelam


1.

1.
2.

Kecelakaan
Anak : kolam renang, galian tanah
Faktor lain : mabuk, serangan epilepsi
Bunuh Diri
Pembunuhan

Perubahan Posisi pada Korban Tenggelam

Mekanisme Tenggelam di Air Tawar

Mekanisme Tenggelam di Air Asin

Air Tawar

Air Asin

Ukuran paru normal/kolaps, lebih


ringan

Paru besar, kadang overlapping

Paru relative kering

Paru basah

Warna paru merah pucat

Warna ungu kebiruan, licin

Krepitasi +

Krepitasi -

Busa banyak dikeluarkan

Busa sedikit, cairan banyak

Meninggal dalam waktu 5 menit

Meninggal dalam 5-10 menit

Profil darah :
-BJ 1,005
-Hipotonik
-Hemodilusi
-Hipervolemi
-Hiperkalemi
-Hiponatremi
-Hipoklorida

Profil darah :
-BJ 1,05959 1,60
-Hipertonik
-Hemokonsentrasi
-Hipovolemi
-Hipokalemi
-Hipernatremi
-Hiperklorida

Klasifikasi Kasus Tenggelam


Klasifikasi Berdasarkan Lokasi Tenggelam
Air tawar
Air asin/ air laut

Klasifikasi Berdasarkan Mekanisme


Kematian

Wet drowning
Dry drowning
Secondary drowning
Immersion syndrome

Diagnosis Tenggelam

Jika mayat masih segar (belum ada


pembusukan), diagnosis melalui :
Pemeriksaan luar
Pemeriksaan dalam
Pemeriksaan laboratorium : Histologi jaringan,
destruksi jaringan, BJ + Kadar elektrolit darah
Jika mayat sudah membusuk :
Adanya diatom yang banyak pada paru-paru,
lebih pasti jika ada diatom pada ginjal, otot
skelet, sumsum tulang

Pemeriksaan Forensik Pada Kasus


Tenggelam

Lebam mayat (livor mortis)

Hasil dari pembekuan Oksihemoglobin.

Pembusukan

Kulit berwarna kehijauan atau merah gelap

Schaumfilzfroth

Paling bermakna
Busa pada mulut atau hidung atau keduanya

Petekie atau Tardeu spot

Akibat bendungan pembuluh darah sistemik


pembuluh darah pecah di jaringan ikat
longgar
Sklera bola mata atau mukosa mulut
Salah satu tanda mati lemas

Cutis Anserina (Fenomena goosefleshkulit angsa)

Spasme musculi erector vili yang disebabkan


rigor mortis
Dapat juga ditemukan pada mayat yang tidak
tenggelam

Kelainan
ditandai
dengan
adanya
penebalan,
pengeriputan, dan pemucatan
warna kulit.
Terjadi akibat adanya inhibisi
cairan ke dalam kutis.
Awal pada ujung jari, berlanjut
di
area
telapak
tangan,
punggung
tangan,
telapak
kaki, punggung kaki, hingga di
siku dan lutut.

Washer-woman
hands
(maserasi)

Glove-like fashion and Stocking-like


fashion

Terkelupasnya kulit yang telah mengalami


maserasi, terutama pada kulit tangan dan
kaki.
Hilangnya lapisan pigmen kulit perubahan
warna kulit salah persepsi : salah
menentukan ras dari warna kulit.

Cadaveric spasm

Reaksi intravital, sebagaimana pada korban


tenggelam, di genggaman tangannya dapat
ditemukan benda-benda air, seperti rumput
laut, dahan, atau batu.
Menunjukan bahwa waktu korban masih hidup
saat tenggelam.

Luka-luka pada daerah wajah, tangan,


dan tungkai bagian depan

Luka-luka ini terjadi akibat persentuhan


korban dengan dasar sungai, benda-benda
keras disekitar sungai, atau bekas gigitan
binatang laut.

Pemeriksaan Dalam

Busa Halus

Busa halus disertai benda asing


(pasir,tumbuh-tumbuhan air) dalam saluran
pernapasan (trakea dan percabangannya) dan
paru.

Paru tampak overdistanded

Seperti balon, lebih berat, hingga menutupi


kandung jantung.
Pada pengirisan : keluar cairan dalam jumlah
yang banyak dari paru
Edema dan kongensti paru Gambaran paruparu emphysema aquosum atau
emphysema hydroaerique.

Paru tampak pucat dengan diselingi


bercak-bercak merah

Pada pengirisan : Tampak banyak cairan


merah kehitaman bercampur buih keluar dari
penampang tersebut.
Normal : keluar cairan bercampur busa
tersebut baru tampak setelah dipijat dengan
dua jari.

Bercak Paltauf

Bercak-bercak perdarahan akibat robekannya


penyekat alveoli (polsin).

Bendungan darah sistemik

organ visceral seperti ginjal, hati, otak, dan


limpa mengalami edema.

Volume lambung dapat membesar

Berisi air, lumpur, dan benda-benda asing dari


perairan.
Air dan substansi-substansi asing tersebut
dapat berada dalam lambung karena tertelan
oleh korban saat berusaha untuk bernafas.

Perdarahan di area telinga tengah


dan selula etmoidalis

Penetrasi air melalui tuba eustachius


Peningkatan tekanan kapiler dan vena secara
tiba-tiba menyebabkan pecahnya pembuluh
darah di area ini.

Sinus-sinus berisi cairan

Ditemukan sinus-sinus berisi cairan,


terutama sellula etmoidalis dan sinus
sphenoidalis.
Terjadi karena saat tenggelam korban
berusaha bernafas secara kuat, air akan
masuk ke rongga mulut dan hidung,
Dapat menyebabkan air terhisap ke bagian
atas rongga hidung mengisi sinus-sinus.

Pemeriksaan Penunjang Tenggelam

Organ tubuh
Paru-paru

Spesies yang sering ditemukan


Achnanthes

minutissima,

Cyclotella

cyclopuncta, Fragilaria brevistriata, Navicula dll


Sumsum
tulang
Hati

Stephanodicus parvus, Navicula, Diatoma and


fragments of Synedra ulna
Achnanthes minutissima, Cocconeis placentula,
Fragilaria ulna var. acus, Navicula lanceolata dll

Ginjal
Lambung

Achnanthes biasolettiana, N. seminulum dll


Achnanthes

minutissima,

Cyclotella

cyclopuncta, Gomphonema minutum dll


Usus

Asterionella

Formosa,

Cyclotella

comensis,

Gomphonema pumilum and Nitzscia pura dll

Tenggelam pada air tawar seperti kolam, danau, sungai dan kanal
ditemukan Navicula pupula, N. cryptocephara, N. graciloides, N.
meniscus, N. bacillum, N. radiosa, N. simplex, N. pusilla,
Pinnularia mesolepta, P. gibba, P. braunii, Nitzscia mesplepta,
Mastoglia smithioi, Cymbella cistula, Camera lucida, Cymbella
cymbiformis Cocconeis diminuta
Pinnularia borealis:

air tawar yang dingin,


Pinnularia
capsoleta: pada air
tawar yang dangkal.

Selama proses monitor


air sungai yang
berterusan yang paling
sering ditemukan adalah
Navicula, Diatoma,
Nitzschia,
Stephanodicus,
Fragilaria,
Gomphonema,
Gyrosigma, Melosira,
Achnanthes, Amphora,
Cocconeis, Cyclotella,

Pertolongan Pertama pada Korban


Tenggelam yang Hidup

Basic Life Support

Aquatic Rescue
Rescue breathing
Chest compression
Automated External Defibrilation
Regurgitation during resuscitation

Advanced Life Support

Airway and breathing


Circulation and defibrillation

Pertolongan Pertama pada Korban


Tenggelam
yang Hidup
Basic Life Support

Aquatic Rescue

Rescue breathing

Menyelamatkan korban dengan memperhatikan


keselamatan diri sendiri,
jika bisa tidak perlu masuk ke dalam air.
Alat bantu
Berikan 10-15 nafas bantuan selama kurang lebih 1 menit.

Chest compression

Letakkan korban pada permukaan yang rata


Pastikan korban tidak responsive dan tidak dapat bernafas
normal
RJP rasio 30 : 2
Monitoring hemodinamik selama resusitasi cairan.

Pertolongan Pertama pada Korban


Tenggelam yang Hidup

Advanced Life Support

Airway and breathing


Oksigen

aliran tinggi
Pulse oximetry
Intubasi trakea awal dan ventilasi terkontrol bila gagal
merespon terhadap tatalaksana awal atau yang
mengalami penurunan kesadaran
SaO2 94-98%.

Circulation and defibrillation


Jika

suhu inti tubuh <30 derajat celcius defibrilasi


maksimal 3 kali
Resusitasi cairan suhu inti tubuh > 30 derajat celcius.
Monitoring hemodinamik selama resusitasi cairan.

KESIMPULAN DAN SARAN


Tenggelam
merupkan
salah
satu
kecelakaan yang dapat brujung pada
kematian jika terlambat mendapatkan
pertolongan.
Jumlah air yang dapat mematikan ialah
bila air dihirup oleh paru-paru sebanyak 2
liter untuk orang dewasa dan sebanyak 3040 mililiter untuk bayi.
Berdasarkan lokasi tenggelam dapat
diklasifikasikan ke dalam air tawar atau asin,
dimana tiap lokasi memberikan ciri yang
khas dalam identifikasi seorang jenazah.

Anda mungkin juga menyukai