Ilmu: dr.
Forensik
Pembimbing
Ratna Relawati,
Sp.KF
Kelompok B
24 November 2015
RS Bhayangkara - Semarang
Unfamiliar Terms
Cutis anserina
Kaku mayat yang terjadi pada otot
erektor pili, yaitu otot pada akar
rambut
Gambaran seperti kulit angsa/kulit
berbintil-bintil.
Dapat terjadi pada kasus korban
tenggelam (faktor suhu lingkungan
yang rendah).
Identifikasi Masalah
1. Apakah bayi ini meninggal karena dibekap
atau karena ditenggelamkan ke dalam sungai?
2. Kenapa ditemukan luka lecet di sekujur tubuh
terutama di lutut, kepala dan siku?
3. Kenapa ditemukan busa halus pada hidung
dan mulut disertai cutis anserina?
4. Bagaimana dapat menilai bayi ini lahir mati
atau lahir hidup?
5. Pemeriksaan lanjutan apa yang mungkin untuk
dilakukan?
Curah Pendapat
1. Diduga
bayi
ini
meninggal
karena
ditenggelamkan, karena didapatkan dari ciri
ciri
kasus
yang
meninggal
akibat
ditenggelamkan yaitu: didapatkan busa halus
pada hidung, mulut dan cutis anserina
2. Luka lecet didapatkan akibat terbentur benda
benda di sungai dan posisi bayi baru lahir
masih dalam posisi fleksi ekstremitas seperti
dalam kandungan, serta luka lecet pada
kepala akibat terbentur dasar sungai saat
bayi ditenggelamkan.
Mind Mapping
Definisi
Pemeriks
aan
Jenis
Tenggel
am
Sebab
Kematia
n
Spasme
Vagal
Laring
Refleks
Pengaruh air
yang masuk
paru
Cara
Kemati
an
Etiopatofisio
logi
Wet
Drownin
g
Vagal
Refleks
Learning Objectives
1. Menjelaskan definisi tenggelam.
2. Menjelaskan jenis-jenis kasus tenggelam.
3. Menjelaskan sebab kematian pada kasus
tenggelam.
4. Menjelaskan cara kematian pada kasus
tenggelam.
5. Menjelaskan pemeriksaan pada kasus
tenggelam.
Learning Objectives 1
Menjelaskan definisi
tenggelam
Clara Petrisiela
FK UNTAR
Definisi Tenggelam
Learning Objectives 2
Menjelaskan jenis jenis
kasus tenggelam
Jenis-jenis Kasus
Tenggelam
Clara Petrisiela
FK UNTAR
DiMaio VJ, DiMAio D. Death by drowning. DiMaio VJ, DiMaio D, editors. In: Forensic pathology second edition. USA: CRC Press
LLC: 2001
Learning Objectives 3
Menjelaskan sebab kematian
pada kasus tenggelam
Agatha A
FK UII
Lesa Y.L
FK UII
Pathophysiology
Lesa Y.L
FK UII
Bloo
d
18/07/16
Lung Tissue
Bloo
d
Lung Tissue
Mellisa
FK UII
plasma me.
Anoxia miokardium tanpa VF, viskositas darah me
payah jantung.
Hemokonsentrasi sistolik menetap beberapa menit.
DiMaio VJ, DiMAio D. Death by drowning. DiMaio VJ, DiMaio D, editors. In: Forensic pathology second edition. USA:
CRC Press LLC: 2001
VBudiyanto A, Widiatmaka W, Sudiono S, Munim TWA, Sidhi. Hertian S, dkk. Ilmu Kedokteran Forensik FKUI ; 1997
Dr.Abdul Munim Idris Sp.F. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Proses Penyidikan. Jakarta: Sagung Seto
Pathophysiology
Mellisa
FK UII
18/07/16
Bloo
Lung
Lindsay M Stewart. Lecture of Advocacy Project: Drowning
d
Tissue
Prevention. University of Nevada School of Medicine. July,
2012.
Mellisa
FK UII
Air asin
tipe IIB
Kadar
NaCl
Buih
Jantung kanan
Jantung kiri
Benda Air
18/07/16
Learning Objectives 4
Menjelaskan cara kematian
pada kasus tenggelam
Enggar A.F
FK UII
Kecelakaan :
Peristiwa tenggelam karena kecelakaan
sering terjadi karena korban jatuh ke laut
danau atau sungai. Pada anak-anak
kecelakaan yang sering menjadi penyebab
kecelakaan itu antara lain karena mabuk
atau mendapat serangan epilepsi
18/07/16
Enggar A.F
FK UII
Pembunuhan :
Peristiwa
bunuh
diri
dengan
menjatuhkan diri ke dalam air sering
kali terjadi. Kadang-kadang tubuh
pelaku diikat dengan benda pemberat
agar supaya tubuh dapat tenggelam.
Sudah tentu bukan pekerjaan yang
mudah untuk membedakan tenggelam
karena bunuh diri dengan pembunuhan
Enggar A.F
FK UII
Bunuh diri :
banyak cara yang digunakan, seperti misalnya
melemparkan korban ke laut atau memasukan
kepalanya ke bak dalam bak berisi air. Dari segi
patologik saja sulit dapat membedakan apakah
peristiwa tenggelam itu akibat pembunuhan atau
bunuh diri. Pemeriksaan di tempat kejadian
membantu. Jika benar karena pembunuhan perlu
di teliti apakah korban di tenggelamkan ke dalam
air ketika ia masih hidup atau sesudah di bunuh
lebih dahulu dengan cara lain
Learning Objectives 5
Menjelaskan pemeriksaan
pada kasus tenggelam
Fitriyani
FK UNTAR
Nucthy
FK UNSWAGATI
Pemeriksaan Luar
Nucthy
FK UNSWAGATI
Gambaran
kulit
angsa
(goose-flesh,
cutis
anserina) terjadi selama interval antara
kematian somatik dan seluler. Perubahan postmortal o.k rigor mortis pada Mm.Erector pili.
Cutis anserina tdk memiliki nilai sebagai kriteria
diagnostik!!!
Busa halus putih berbentuk jamur (mushroomlikemass) pada mulut/ hidung/keduanya.
Aspirasi
cairan
ke
sal.nafas
stimulus
pembentukan
mukus
bercampur
dengan
surfaktan & air terkocok saat upaya pernafasan
hebat.
Proses pembusukan merusak busa pseudoform
kemerahan dari darah & gas pembusukan.
18/07/16
Try
FK UII
Petechial
hemmorhages
perdarahan
berbintik pd kedua kelopak mata, terutauma
bagian bawah.
Pria genitalia membesar, ereksi atau semiereksi yang sering dijumpai semi-ereksi.
Lidah memar/ bekas gigitan, tanda korban
berusaha untuk hidup,atau tanda sedang
terjadi epilepsi.
Cadaveric spasm jarang. Makna: berusaha
untuk
tidak
tenggelam,
menggegam
batu/ranting, korban masih dlm keadaan
hidup saat terbenam.
18/07/16
Try
FK UII
Try
FK UII
Cadaveric
spasm
Cutis Anserina
Washer
womans hand
Buih
halus
TRY
FK UII
Tardieu Spot di
Jantung
TRY
FK UII
18/07/16
Imam
FK UII
Pemeriksaan dalam
Imam
FK UII
Pemeriksaan dalam
Imam
FK UII
Imam
FK UII
Selva Awandari
FK UNTAR
Pleura
merah, bintik perdarahan o.k
kompresi pada septum inter alveoli/
fase konvulsi karena kurang O2.
Selva
Awandari
FK UNTAR
Kongesti laring
paru yang sangat mengembang,
menutupi perikardium, tampak jejas
tulang iga, kenyal.
18/07/16
http://ksumsc.com/download_center/Archive/3rd/428/Foren
sic/Female/10Drowning%20(Immersion).ppt
Selva Awandari
FK UNTAR
Paru
18/07/16
Putu
FK UNSWAGATI
Tes konfirmasi
Cara:
- memeriksa air dari paru paru atau lambung secara
mikroskopik
- pemeriksaan destruksi paru paru.
18/07/16
Tes konfirmasi
Putu
FK UNSWAGATI
18/07/16
Tes konfirmasi
Putu
FK
UNSWAGAT
I
18/07/16
Pemeriksaan Diatom
Mely Ekajayanti
FK UII
Diatom
Alga bersel satu dgn dinding terdiri dari
silikat (SiO2) yg tahan panas asam kuat
dari kelas bacillariophyciae dimana alga
sendiri mempunyai 1500 species.
mempunyai skeleton frustule yang
menggantikan sitoplasma dan membuat
silica yang keras
Dijumpai di air tawar, laut, sungai air
sumur dan udara
Farrugia, A., Bertrand, L., 2011. Diagnostic of
Drowning in Forensic Medicine. Forensic MedicineFrom Old Problem to New Chalenggis.
Morfologi Diatome
Verma, 2013
Mely Ekajayanti
FK UII
Mely Ekajayanti
FK UII
18/07/16
http://ksumsc.com/download_center/Archive/3rd/428/Foren
sic/Female/10Drowning%20(Immersion).ppt
Mely Ekajayanti
FK UII
Vinayak, V., Vichar, M., Goyal, MK., 2012. Diatom Fingerprinting to Ascertain Death in
Drowning Cases. J Forensic Res 2013, 4:5
Mely Ekajayanti
FK UII
http://ksumsc.com/download_center/Archive/3rd/428/Foren
sic/Female/10Drowning%20(Immersion).ppt
Mely Ekajayanti
FK UII
Diatomae
cukup
relevan
tidak
ditemukannya diatomae tidak dapat
menyingkirkan bahwa kematian korban
bukan karena tenggelam.
Isi lambung
sebagai penunjang, isi
pasir, lumpur, binatang dan tumbuhan air.
18/07/16
Analisis Diatomae
Mely Ekajayanti
FK UII
18/07/16
Mely Ekajayanti
FK UII
4. Tes Lainnya :
Tes isi lambung
Sebagai penunjang, isi pasir,
binatang
dan tumbuhan air.
Tes toksikologi
lumpur,
18/07/16
http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-5%20DIATOM%20_fiish_.pdf
Mely Ekajayanti
FK UII
18/07/16
http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-5%20DIATOM%20_fiish_.pdf
Mely Ekajayanti
FK UII
Pemeriksaan DNA
Metode lain dalam pengidentifikasian
diatom adalah dengan amplifikasi DNA
ataupun RNA diatom pada jaringan
manusia, analisa mikroskopis pada bagian
jaringan, kultur diatom pada media, dan
spectrofluophotometry untuk menghitung
klorofil dari plankton di paru-paru
18/07/16
http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-5%20DIATOM%20_fiish_.pdf
Daftar pustaka
E.F. van Beeck, C.M. Branche, D. Szpilman, J.H. Modell, &
J.J.L.M. Bierens (2005),A new definition of drowning:
towards documentation and prevention of a global public
health
problem83, Bulletin of the World Health
Organization (published 11 November 2005), pp.801880,
retrieved19 July2012
Dahlan S., 2000. Ilmu kedokteran Forensik. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro : Semarang.
Idris M., Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Binarupa
Aksara Publisher : Tangerang.
Budiyanto, Arif et all., 1997. Ilmu Kedokteran Forensik.
Bagian
Kedokteran
Forensik
Fakultas
Kedokteran
Universitas Indonesia : Jakarta.
Daftar pustaka
Farrugia, A., Bertrand, L., 2011. Diagnostic of
Drowning in Forensic Medicine. Forensic MedicineFrom
Old
Problem
to
New
Chalenggis.
http://www.who.int/bulletin/volumes/83/11/vanbeec
k1105abstract/en/ (diakses 24 November 2015
Verma, Kapil, 2013. Role of Diatoms in the World of
Forensic Site. J Forensic Res 4: 181, hal 1-4
Vinayak, V., Vichar, M., Goyal, MK., 2012. Diatom
Fingerprinting to Ascertain Death in Drowning
Cases. J Forensic Res 2013, 4:5