Anda di halaman 1dari 6

Vol 33, No 2 J Indian Acad Forensic Med

(April-June 2011)

Laporan Kasus

Diatom: Perannya Pada Kasus Tenggelam


R. K. Punia

Abstrak:
Tenggelam adalah bentuk asfiksi dikarenakan aspirasi cairan ke saluran
pernafasan yang disebabkan seseorang terendam dalam air atau cairan lainnya dan
sebagian besar adalah kasus kecelakaan. Pertanyaan utama dalam kasus tubuh yang
diambil dari air adalah apakah individu itu hidup saat dia memasuki air karna tubuh
yang ditemukan dalam air tidak selalu berarti orang ini telah tenggelam. Kematian
karena tenggelam sulit ditentukan dan sering didiagnosis dengan menghilangkan
semua penyebab potensial kematian lainnya. Diatom ditemukan dalam tubuh
korban tenggelam dapat berfungsi sebagai bukti yang menguatkan diagnosis
penyebab kematian. Dapat dipastikan apakah tenggelam adalah ante-mortem atau
post-mortem. Tes diatom berperan sebagai satu-satunya tes penyaringan langsung
untuk kasus tenggelam. Kasus ini adalah salah satu contoh di mana keberadaan
diatom membantu dalam mencapai keputusan tenggelam ante mortem.
Kata kunci: Tenggelam, Mati, Diatom, Sumsum Tulang

Pendahuluan:
Tenggelam adalah bentuk asfiksia karena aspirasi cairan ke saluran udara
yang disebabkan oleh perendaman dalam air atau cairan lain dan paling sering
terjadi karena kecelakaan. Pertanyaan utama dalam kasus tubuh yang ditemukan
dalam air adalah apakah individu tersebut masih hidup pada saat dia memasuki air.
Bukti-bukti, penampilan eksternal seperti cutis anserina, washer woman feet dan
temuan internal seperti emphysema aqueosum dan buih dalam saluran udara hingga
bronkial terminal memberikan dasar bukti untuk diagnosis tenggelam ante mortem.
Penemuan diatom dan penerapannya dalam diagnosis tenggelam telah
meningkatkan bukti menguatkan untuk kasus tenggelam. Kasus saat ini adalah
Vol 33, No 2 J Indian Acad Forensic Med
(April-June 2011)

salah satu contoh di mana adanya diatom telah membantu keputusan tenggelam ante
mortemir tenggelam.

RIWAYAT KASUS
Polisi membawa mayat seorang pria berusia 21 tahun ke kamar mayat SMS
Hospital Jaipur untuk otopsi. Ditemukan riwayat orang ini pergi ke pesta kolam
renang di sebuah rumah pertanian di pinggiran Jaipur. Didapatkan adanya minuman
beralkohol di dalam pesta.
Dia berenang dan minum minuman alcohol berulang-ulang. Kemudian
ketika dia menyelam ke kolam, dia tidak muncul kembali. Saat itulah teman-
temannya panik dan melompat untuk menyelamatkannya dari kolam. Dengan
segera mereka membawanya ke Emergency Hospital SMS dan memberi tahu
kepada kenalannya sepanjang perjalan. Orang itu dinyatakan tewas di IGD dan
mayatnya dibawa ke kamar jenazah. Saat kerabatnya tiba, mereka menduga adanya
kejanggalan karna almarhum adalah perenang dan kecil kemungkinan dia
tenggelam di kolam renang. Juga ada lecet di dahi sehingga meningkatkan
kemungkinan kekerasan dan perendaman dalam air. Mereka meminta pihak
berwenang untuk melakukan otopsi. Setelah prosedur pemeriksaan rutin, Dewan
yang terdiri dari Personil Forensik yang termasuk penulis, dan seorang ahli bedah
ditugaskan.

PEMERIKSAAN EKSTERNAL
Subyek adalah pria dewasa berusia 21 tahun. Rigor mortis terdapat pada
seluruh tubuh dan post-mortem staining terdapat pada bagian belakang tubuh. Mata
dan mulut sebagian terbuka dan kuku dan bibir berwarna kebiruan. Abrasi
berukuran 1 X 1 cm pada dahi depan berwarna kemerahan.

PEMERIKSAAN INTERNAL
Semua organ internal utuh dan kongesti. Pada pembukaan laring dan trakea
menunjukkan sedikit cairan berbusa yang bercampur dengan partikel warna pucat
dan bahan semi cair yang kecoklatan. Kedua paru-paru edema dengan buih bernoda
Vol 33, No 2 J Indian Acad Forensic Med
(April-June 2011)

darah pada peremasan paru-paru. Selaput lendir lambung adalah kongesti dan berisi
sekitar 50ml bahan semi cair kecoklatan. Jeroan untuk analisis kimia rutin
dipertahankan bersama dengan Kandung kemih sebagai analisa narkotika. Sampel
darah untuk analisis kimia racun umum diambil. Sampel terpisah dengan pengawet
Natrium fluorida juga diawetkan untuk estimasi alkohol kualitatif dan kuantitatif.
Sepotong sternum disimpan untuk pemeriksaan diatom.
Pada laporan akhir, hasil histopatologi dari viscera hanya menunjukkan
kongesti. Pemeriksaan kimia mengungkapkan adanya Morfin pada visera dan
Ethylalcohol dalam konsentrasi 103.5mg / 100ml. Diatom terdeteksi dalam
potongan sternum dan sampel kontrol air diambil dari tempat ditemukannya tubuh
almarhum. Diatom ditemukan dalam sumsum tulang dan sampel air yang. Di dalam
visera serta air kontrol, sifat dari diatom ditemukan hampir serupa. Pendapat
terakhir tentang penyebab kematian disimpulkan karena ‘asfiksia’ sebagai akibat
dari tenggelam dengan efek kumulatif dari aspirasi pada isi gaster dan efek alkohol
dan morfin.

DISKUSI
Tenggelam adalah bentuk asfiksia karena aspirasi cairan ke saluran udara yang
disebabkan oleh perendaman dalam air atau cairan lain. Perendaman komplit tidak
diperlukan untuk menyebabkan tenggelam.[1] Pemeriksaan post-mortem
tenggelam, adalah salah satu masalah inforensik yang paling sulit. Meskipun ada
beberapa tanda khas tenggelam yang diketahui, masih sulit untuk menentukan
kematian karna tenggelam.[4] Karena itu seseorang harus mengajukan pertanyaan-
pertanyaan ini:
 Tenggelam sadar (misalnya, bukan perenang, bunuh diri)
 Tenggelam tidak sadar (misalnya dipukuli, kecelakaan berselancar)
 Kematian Mendadak (misalnya stroke jantung)
 Sudah Mati (misalnya menghilangkan tubuh agar tidak diketahui) [3]
Kematian karena tenggelam sulit untuk ditentukan dan sering didiagnosis
dengan menghilangkan semua penyebab kematian lainnya. Tes diatom merupakan
satu-satunya tes langsung untuk tenggelam.
Vol 33, No 2 J Indian Acad Forensic Med
(April-June 2011)

Diatom adalah kelompok utama ganggang, dan merupakan salah satu jenis
fitoplankton yang paling umum. Kebanyakan diatom adalah uniseluler, meskipun
mereka dapat ditemukan sebagai koloni dalam bentuk filamen atau pita. Ciri khas
sel diatom adalah mereka terbungkus dalam dinding sel unik yang terbuat dari silika
(hydrated silicondioxide) yang disebut frustule. Frustule ini memiliki bentuk yang
beragam, tetapi biasanya terdiri dari dua sisi asimetris dengan pemisah diantranya.
Bukti fosil menunjukkan bahwa diatom berasal selama atau sebelum Periode
Jurasik awal. Diatom adalah alat yang populer untuk memantau kondisi lingkungan,
dan umumnya digunakan dalam studi kualitas air. Ada lebih dari 200 genera diatom
hidup, dan diperkirakan bahwa ada sekitar 100.000 spesies. Diatom tersebar luas
dan dapat ditemukan di laut, air tawar, dalam tanah dan pada permukaan basah.
Diatom umumnya berukuran 2-200μm, dan tersusun dari dinding sel yang terdiri
dari silika. Dinding yang sangat keras ini memiliki pola-pola yang dibentuk oleh
pori-pori, ribs, minutes spine, marginal ridges dan elevasi; semua yang dapat
digunakan untuk menggambarkan genera dan spesies. Selnya sendiri terdiri dari
dua bagian, masing-masing mengandung pelat datar esensial, atau katup dan
marginal connecting, atau girdle band. [3]
Diatom ditemukan di dalam tubuh korban tenggelam dapat berfungsi sebagai
bukti yang menguatkan dalam diagnosis penyebab kematian. Dapat dipastikan
apakah tenggelam terjadi ante-mortem atau post mortem. Diatom tidak selalu ada
di semua kasus yang tenggelam tetapi jika ada dan terdapat pada organ yang jauh
dengan jumlah yang banyak pasti memberikan bukti positif yang mendukung
tenggelam ante-mortem. Ada banyak kontroversi tentang keandalan tes diatom.
Banyak penulis tidak menganggap ini sebagai metode yang tidak berguna. Pendapat
mereka adalah diatom tidak hanya diinhalasi melalui air, tetapi juga dapat melalui
udara karena diatom juga dapat ditemukan di udara dan dari sana diatom dapat
masuk ke sistem pernapasan. Tapi studi terdahulu membentuk pandangan bahwa
tes diatom sangat dapat diandalkan dalam memastikan kasus tenggelam ante-
mortem atau postmortem dengan mengambil setiap aspek dengan perhatian besar
dan observasi yang tajam. Kesimpulan yang pasti dapat ditarik jika perhatian yang
tepat dalam menghindari kontaminasi dan dengan mengetahui semua spesifikasi
Vol 33, No 2 J Indian Acad Forensic Med
(April-June 2011)

yang diperlukan tes diatom, dapat memberikan bantuan yang besar dalam
penyelidikan kasus tenggelam. [2]
Menurut kriteria ini, diatom yang ditemukan dalam darah dan organ korban
(seperti tulang paha), harus sama. Hal ini untuk menolak keberatan banyak ahli
patologi yang menyatakan bahwa diatom ada di mana-mana di jaringan manusia.
Peneliti telah menemukan diatom seperti partikel dalam sirkulasi hepato-portal
yang menunjukkan bahwa mereka mungkin telah masuk melalui air atau makanan.
Diatom kemudian akan didistribusikan di antara jaringan tubuh selama kehidupan
orang tersebut.[2] Sejumlah metode dijelaskan untuk digesti jaringan untuk isolasi
diatom dengan kerusakan minimum pada frustules. Sampel jika dilihat di bawah
Scanning Electron Microscope mungkin memberikan hasil terbaik. Tidak
diragukan lagi tes diatom telah menjadi penanda yang sangat baik dalam diagnosis
kasus tenggelam, tetapi entah bagaimana itu juga dapat digunakan lebih potensial
dalam kasus-kasus di mana tubuh yang ditemukan dipertanyakan apakah dari
tempat tenggelam atau di darat. Hal ini penting untuk penyelidikan medico legal.

Referensi:
1 Dixit P.C: Textbook of Forensic Medicine & Toxicology, Pee-Pee Publishers
and Distributors, New Delhi, 307-316.
2 Singh R, Singh R, Kumar S, Thakar M.K: Forensic Analysis of Diatoms- A
Review, Anil Aggrawal's Internet Journal of Forensic
3 Medicine and Toxicology [serial online], 2006; Vol. 7, No. 2 (July - December
2006) Published July 10, 2006, (Accessed: February 17,2011)
4 Rohn EJ, Frade PD: The role of Diatoms in medico-legal investigations II: a
case for the development and testing of new modalities applicable to the diatom
test for drowning, Forensic Examiner, The, Winter, 2006.
5 Reddy KSN: The Essentials of Forensic Medicine & Toxicology, K Suguna
Devi, Hyderabad, Tentyninth edition, 2010, 326-337.
Vol 33, No 2 J Indian Acad Forensic Med
(April-June 2011)

Anda mungkin juga menyukai