FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TELAAH JURNAL
Forensic significance in
the cases of drowning
deaths: An elaborative
DISUSUN OLEH:
Nia Anggreni 11120212083
Pembimbing:
Dr. dr. Hj. Annisa, S.H, Sp.FM, M.Kes
Abstrak
Tenggelam adalah bentuk asfiksia yang disebabkan oleh perendaman/perendaman
tubuh di dalam air atau cairan lain yang terjadi karena aspirasi cairan ke saluran udara
dan sebagian besar tidak disengaja. Pertanyaan utama yang muncul dalam kasus tubuh
yang diambil dari air adalah apakah orang tersebut masih hidup pada saat ia memasuki
air. Jika mayat ditemukan di air tidak berarti bahwa orang tersebut telah tenggelam.
Temuan eksternal dan internal tubuh diperlukan dalam penyelidikan medikolegal
kematian akibat tenggelam. Tenggelam sulit untuk ditentukan dan sering didiagnosis
dengan menghilangkan potensi penyebab kematian lainnya sedangkan tes diatom
signifikan untuk analisis akhir kematian akibat tenggelam. Diatom yang ditemukan di
dalam tubuh dapat berfungsi sebagai bukti yang menguatkan dalam diagnosis penyebab
kematian akibat tenggelam. Dapat dipastikan apakah korban tenggelam ante-mortem
atau post-mortem. Tes diatom dianggap sebagai satu-satunya alat untuk memeriksa
kasus tenggelam. Studi ini menyoroti beberapa poin spesifik untuk menyeret hasil
konklusif dalam investigasi kematian akibat tenggelam.
PENDAHULUAN
Tenggelam adalah asfiksia di alam yang mencegah masuknya udara ke paru-paru melalui inhalasi cairan ke
saluran udara yaitu hidung dan mulut.
Dalam kasus tenggelam kematian disebabkan oleh kerusakan otak ireversibel yang terjadi perkembangan anoksia
serebral ireversibel dan hipoksia. Beberapa fase telah dijelaskan selama proses tenggelam, pertama fase
menahan napas, diikuti dengan inspirasi tak sadar, terengah-engah dan kehilangan kesadaran.
Pada jenazah yang ditemukan dari kematian akibat tenggelam, masih menjadi tantangan untuk memastikan
kematian karena tidak adanya temuan post mortem yang khas. Dalam keadaan ini keberadaan diatom hanyalah
metode skrining yang dapat diandalkan dan menandakan sidik jari mikroba dari waktu dan tempat. terjadinya
tenggelam. Tes diatom ini merupakan pemeriksaan yang sangat penting untuk menentukan bahwa tenggelam itu
bersifat antemortem atau postmortem.
Investigasi kematian tenggelam dalam otopsi
1. Temuan eksternal
1. Tengkorak & Saraf Tulang Belakang (Otak harus diekspos dalam setiap kasus, saraf tulang belakang tidak perlu
diperiksa kecuali dalam kasus cedera pada tulang belakang/sumsum tulang belakang), kulit kepala, tengkorak,
meninges dan pembuluh, otak/berat otak, vertebra & tulang belakang sumsum tulang belakang.
3. Leher, kondisi jaringan leher tiroid, tulang hyoid, laring dan trakea.
4. Thorax, dinding dada, tulang rusuk/sternum dan tulang rawan, pleura/ rongga pleura, berat paru-paru,
5. Abdomen, peritoneum, retro peritoneum, perut dan isinya, usus halus dan isinya/panjang usus kecil, usus besar
dan isinya/panjang usus besar, hati dan kandung empedu/berat hati, limpa/berat limpa, pankreas/pankreas berat,
ginjal berat.
Kematian Tenggelam dapat berupa Pembunuhan, Bunuh Diri, dan Kecelakaan (Gbr. 1 hingga 6). Jika Penyebab Kematian ditemukan karena
asfiksia akibat tenggelam, maka sampel akan diawetkan untuk uji diatom lebih lanjut. Dilema penyelidik bunuh diri, pembunuhan atau kecelakaan
Secara tradisional diatom dibagi dalam dua bentuk yang berbeda: diatom
sentris (Centrales), yang simetris radial, dan diatom pennate, yang simetris
bilateral (Pennales), tetapi ini selanjutnya diklasifikasikan menjadi tiga kelas:
diatom sentris (Coscinodiscophyceae), diatom pennate tanpa raphe
(Fragilariophyceae), dan pennate diatom dengan raphe (Bacillariophyceae).
Diatom adalah organisasi uniseluler, tetapi beberapa membentuk koloni.
Ekstraksi diatom
Untuk mendeteksi diatom, studi perbandingan spesies diatom dalam sampel air dan
sampel organ harus diselesaikan dan hasilnya akan dikorelasikan
• Metode destruksi asam yang menggunakan asam nitrat (HNO3) dan Hidrogen peroksida (H2HAI2)
untuk ekstraksi diatom.
• Metode pencernaan enzimatis menggunakan proteinase K, ATL Buffer dan 5N HCl oleh Qiagen
yang efektif dan mempermudah ekstraksi diatom dari kasus dugaan tenggelam. Metode ini tidak
terlalu memakan waktu dan tidak terlalu melelahkan.
• Metode baru yang disebut Microwave DigestionVacuum Filtration Automated Scanning Electron
Microscopy (MD-VF Auto SEM) dengan destruksi gelombang mikro dan filtrasi vakum juga kami
kembangkan untuk pengujian diatom.
• Fluorimetri adalah teknik yang juga digunakan untuk isolasi diatom dari sampel jaringan
berdasarkan sifat luminescent. Dalam metode ini penanda fluoresen khusus dapat membedakan
diatom dari sampel air yang dikumpulkan di tempat kejadian dan dari jaringan tubuh pada mayat
yang tenggelam.
Kesimpulan
Penentuan penyebab kematian sulit dalam kasus tenggelam. Padahal otopsi forensik
diperlukan untuk mengetahui temuan eksternal dan internal selama investigasi. Oleh karena itu,
temuan ini tidak dapat menyimpulkan tenggelam sebagai penyebab kematian tanpa uji konfirmasi
diatom apakah ada atau tidak dan jika ada maka penemuan spesies juga penting. Seorang
petugas medis forensik akan mengumpulkan sampel (misalnya, jaringan dan tulang) untuk analisis
forensik lebih lanjut dalam kasus tenggelam terkait dan hasil penyusunan semua pemeriksaan
dapat dicapai dan tes diatom signifikan dalam kasus tenggelam. Di masa depan beberapa metode
dan teknologi canggih seperti teknik biologi molekuler digabungkan dan dapat digunakan untuk
pengenalan diatom.
TERIMAKASIH