Anda di halaman 1dari 23

Oleh

dr.Rahmawati
Supervisor
dr. Guntur bumi Nasution
Pendahuluan

Asfiksia adalah gangguan pertukaran udara


pernafasan --> oksigen darah berkurang (hipoksia)
disertai dengan peningkatan karbondioksida
(hiperkapnia) ---> organ tbh << O2 (hipoksia hipoksik) -->
kematian.
Tenggelam (drowning) adalah salah satu penyebab
terjadinya asfiksia yang juga sering ditemukan pada
kasus-kasus forensik. Kematian akibat tenggelam
kadang-kadang sulit ditegakkan bila tidak ada tanda-
tanda yang dapat dijumpai baik pada pemeriksaan luar
maupun pemeriksaan dalam (autopsi).
Tenggelam (Drawning)

Kematian akibat mati lemas (asfiksia)


disebabkan masuknya cairan ke dalam
saluran pernafasan. Sebenarnya istilah
tenggelam harus pula mencakup proses
yang terjadi akibat terbenamnya korban
dalam air yang menyebabkan kehilangan
kesadaran dan mengancam jiwa.
JENIS-JENIS TENGGELAM DAN
PENYEBAB KEMATIAN
 Wet drowning. cairan masuk ke dalam saluran
pernafasan setelah korban tenggelam.
 Dry drowning. cairan tidak masuk ke dalam saluran
pernafasan akan tetapi kematian disebabkan karena
spasme laring.
 Secondary drowning. Terjadi gejala beberapa hari
setelah korban tenggelam (dan diangkat dari dalam air)
dan korban meninggal akibat komplikasi (terutama pada
tenggelam dalam air laut)
 Immersion syndrom. Korban tiba-tiba meninggal setelah
tenggelam dalam air dingin akibat reflek vagal. Alkohol
dan makan terlalu banyak merupakan faktor pencetus
Berdasarkan tempat/
lokasi
Tenggelam dalam air tawar

Fibrilasi
ventrikel, TD
--> kematian
o/k anoksia
otak (5’)
Tenggelam dalam air asin
Mekanisme kematian pada korban tenggelam
 Asfiksia akibat spame laring
 Asfiksia akibat gagging dan choking
 Reflek vagal
 Fibrilasi ventrikel (dalam air tawar)
 Edema pulmoner (dalam air asin)
Pemeriksaan mayat
1. Menentukan identitas korban :
 Pakaian dan benda-benda milik korban
 Warna dan distribusi rambut dan identitas lain
 Kelainan atau deformitas dan jaringan parut
 Sidik jari
 Pemeriksaan gigi
2. Apakah korban hidup sebelum tenggelam :
 Pemeriksaan diatom
 membandingkan kadar kloride dalam darah jantung kiri
& kanan
 benda asing dalam paru & sal. pernafasan
Penyulit alamiah yg mempercepat kematian

 Immersion --> kematian t’jd dg cepat o/k sudden


cardiac arrest (cairan masuk ke sal. Pernafasan
bg atas.
 Air dalam paru2 & lambung (-) --> kematian
seketika o/k spasme glotis --> cairan dg mudah dpt
masuk.
Pemeriksaan Luar jenazah
 Mayat dalam keadaan basah, mungkin berlumuran pasir,
lumpur dan benda-benda asing lainnya yang terdapat
dalam air, kalau seluruh tubuh terbenam dalam air.
 Busa halus pada hidung dan mulut
 Kutis anserina pada kulit, akibat kontraksi otot erektor
pilli karena rangsang dinginnya air. Gambaran seperti ini
kadang kala dapat juga akibat rigor mortis pada otot
tersebut
 Washer woman hand, disebabkan inhibisi cairan ke dalam
kutis dan biasanya membutuhkan waktu yang lama.
 Cadaveric spasme
 Luka-luka lecet pada siku, jari tangan, lutut dan kaki
akibat gesekan pada benda-benda dalam air.
Pemeriksaan bedah mayat
 Busa halus dan benda asing (pasir, tumbuh-tumbuhan air)
dalam saluran pernafasan (trakhea dan percabangannya)
 Paru-paru membesar seperti balon, lebih berat sampai
menutupi kandung jantung. Pada pengirisan banyak keluar
cairan. Kejadian ini terutama terjadi pada kasus
tenggelam di air laut.
 Petekie sedikit sekali karena kapiler terjepit diantara
septum inter alveolar. Mungkin terdapat bercak-bercak
perdarahan yang disebut bercak paltauf akibat robeknya
penyekat alveoli.
 Petekie sup pleural dan bula emfisema jarang terjadi dan
ini bukan merupakan tanda khas tenggelam tetapi mungkin
disebabkan usaha respirasi.
 Dapat juga ditemukan paru-paru yang biasa karena
cairan tidak masuk ke dalam alveoli atau cairan sudah
masuk ke dalam aliran darah (melalui proses inhibisi),
ini dapat terjadi pada kasus tenggelam di air tawar
 Otak, ginjal, hati dan limfa mengalami pembendungan
 Lambung dapat sangat membesar, berisi air, lumpur
dan sebagainya yang mungkin pula terdapat dalam
usus halus
Pemeriksaan laboratorium
 Pemeriksaan Diatom

achnanthes sp amphipleura sp
Diatom merupakan tumbuhan/pankton/alga air uniseluler
dengan dinding terdiri dari silikat (SiO2) yang tahan panas
dan asam kuat yang berperan sebagai penghasil oksigen
terbanyak di dalam air. ada sekitar 10.000 species dan 174
genom dari diatom dengan berbagai ukuran antara 1- 500
μm. Diatom umumnya ditemukan di perairan seperti danau,
bendungan, sungai, laut dan sebagainya. Akan tetapi
jumlahnya dapat rendah ataupun tinggi di masing-masing
tempat tergantung kepada iklim perairan tersebut.
Mekanisme Diatome memasuki aliran
darah
Outcome of the
Drowning Diatoms
test
a = true positive + +
b = false positive - +
c = False negative + -
d = True negative - -
Table showing the concept of false positive and
false negative tests

Diagnosa pemeriksaan diatom dapat menjadi positif bila


ditemukan 20 diatoms / 100 µl dari sediaan yang diambil
dari jaringan paru (Ludes et al. 1996)
Pemeriksaan diatom biasanya dilakukan pada jaringan
paru yang merupakan organ terdekat dari jalan masuk
dan merupakan jarak tempuh terpendek dari aliran
diatom bersama aliran darah korban yang masih hidup
sewaktu tenggelam. Akan tetapi hal ini biasanya
dilakukan jika mayat masih segar. Bila mayat telah
membusuk, pemeriksaan diatom dilakukan dari jaringan
ginjal, otot skelet atau sum-sum tulang paha untuk
menghindari hasil positif palsu o/k adanya penyerapan
abnormal jika korban t’lalu lama m’busuk di air. begitu
juga hati dan limpa dapat memberikan hasil positif palsu
karena adanya penyerapan abnormal dari saluran
pencernaan
Pemeriksaan destruksi
(digesti asam) pada paru
Ambil jaringan perifer paru sebanyak 100 gram,
masukkan ke dalam labu kjeldahl + asam H2SO4 pekat
sampai jaringan paru terendam, diamkan lebih kurang
setengah hari agar jaringn hancur. Kemudian dipanaskan
dalam lemari asam sambil diteteskan asam nitrat pekat
sampai terbentuk cairan yang jernih, dinginkan dan
cairan di sentrifuge. Sedimen yang terjadi ditambah
dengan aquabides, sentrifuge kembali dan kemudian
dilihat dengan mikroskop. Pemeriksaan diatom positif
bila pada jaringan paru ditemukan diatom cukup banyak
(4-5/LPB) atau 10-20 per satu sediaan, atau pada sum-
sum tulang cukup ditemukan hanya satu
Pengambilan sampel untuk memeriksa
adanya diatom pada sum-sum tulang
Pemeriksaan getah paru

 Permukaan paru disiram dengan air bersih, iris


bagian perifer, ambil sedikit cairan perasan dari
jaringan perifer paru, taruh pada gelas objek,
tutup dengan kaca penutup dan lihat dengan
mikroskop.
 Hasil pemeriksaan dari dua teknik di atas
dibandingkan dengan pemeriksaan diatom pada air
tempat korban tenggelam, dan jika korban
tenggelam di tempat tersebut, maka diatom yang
ditemukan akan menunjukkan jenis yang sama.
Sumber : Rajvinder Singh, Rajinder Singh, Mukesh Kumar
Thakar
Department of Forensic Science, Punjabi University,
Patiala-147002

Achnanthes minutissima, Cyclotella cyclopuncta,


1. Paru
Fragilaria brevistriata, Navicula etc.
Stephanodicus parvus, Navicula, Diatoma and
2. Sum-sum tulang
fragments of Synedra ulna.
Achnanthes minutissima, Cocconeis placentula,
3. Hati
Fragilaria ulna var. acus, Navicula lanceolata etc.
4. Ginjal Achnanthes biasolettiana, N. seminulum etc.
Achnanthes minutissima, Cyclotella cyclopuncta,
5. Abdomen
Gomphonema minutum etc.
Asterionella Formosa, Cyclotella comensis, Gomphonema
6. Duodenum
pumilum and Nitzscia pura etc.
beberapa jenis spesies dan ukuran
diatom
Kesimpulan
Kematian akibat tenggelam kadang-kadang sulit
ditegakkan bila tidak ada tanda-tanda yang dapat
dijumpai baik pada pemeriksaan luar maupun
pemeriksaan dalam (autopsi). Pada mayat yang masih
segar (belum terjadi pembusukan, maka diagnosis
kematian akibat tenggelam dapat dengan mudah
ditegakkan melalui pemeriksaan yang teliti dari :
Pemeriksaan luar, pemeriksaan dalam, Pemeriksaan
laboratorium berupa histologi jaringan, destruksi
jaringan dan berat jenis serta kadar elektrolit darah.
Bila mayat telah membusuk, maka diagnosis kematian
akibat tenggelam dibuat berdasarkan adanya diatom
yang cukup banyak pada paru-paru, yang bila disokong
oleh adanya diatom pada ginjal, otot skelet atau diatom
pada sum-sum tulang, maka diagnosis akan menjadi pasti.

Anda mungkin juga menyukai