Disusun oleh:
Berlian
102119087
Pembimbing
Dr.Ahmad Khuwailid, Sp.OG
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia-Nya sehingga Paper ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya dengan judul
“PERDARAHAN UTERUS ABNORMAL”.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dara cara penulisannya, penggunaan tata bahasa, dan dalam
penyajiannya sehingga penulis menerima saran dan kritik konstruktif dari semua pihak.
Namun terlepas dari semua kekurangan yang ada, semoga dapat bermanfaat bagi
pembacanya.
Penulis tak lupa pula mengucapkan terima kasih kepada dr. Ahmad khuwailid,
Sp.OG yang telah membimbing dan mengarahkan kami dalam menyelesaikan refarat ini.
Penulis juga berterima kasih kepada rekan-rekan yang telah bekerja sama membantu
menyusun paper ini.
Akhirnya semoga paper ini dapat bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan,
khususnya di bidang kedokteran. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, Aamiin
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULIAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1
2
dengan pasti tapi biasanya dijumpai pada sindroma polikistik ovarii, obesitas,
imaturitas dari poros hipotalamik-hipofisis-ovarium, misalnya pada masa
menarche, serta ganguan stres bisa mengakibatkan manifestasi penyakit ini.
A. Definisi
penyakit sistemik, atau kanker. Diagnosis dan manajemen dari perdarahan uterus
abnormal saat ini menjadi sesuatu yang sulit dalam bidang ginekologi. Pasien
mungkin tidak bisa melokalisir sumber perdarahan berasal dari vagina, uretra, atau
rektum. Pada wanita menyusui, komplikasi kehamilan harus selalu dipikirkan, dan
perlu diingat adanya dua keadaan sangat mungkin terjadi secara bersamaan (misal
pendarahan uterus abnormal yang telah terjadi lebih dari 3 bulan. Kondisi
ini biasanya tidak memerlukan penanganan yang segera seperti PUA akut.
haid yang terjadi diantara 2 siklus haid yang teratur. Pendarahan dapat
3
4
terjadi kapan saja atau dapat juga terjadi di waktu yang sama setiap siklus.
Klasifikasi utama PUA berdasarkan FIGO dapat dilihat pada bagan 2Sistem
klasifikasi ini telah disetujui oleh dewan eksekutif FIGO sebagai sistem
penyebab PUA yang dapat dinilai dengan berbagai teknik pencitraan dan
struktur penyebab PUA yang tidak dapat dinilai dengan teknik pencitraan
atau histopatologi.
PUA terkait dengan penggunaan hormon steroid seks eksogen, AKDR, atau
Keterangan:
a. Polip (PUA-P)
b. Adenomiosis (PUA-A)
e. Coagulopathy (PUA-C)
g. Endometrial (PUA-E)
Perdarahan dari uterus, tuba, dan ovarium disebabkan oleh kelainan pada:
a. Serviks uteri, seperti polipus servisis uteri, erosio porsionis uteri, ulkus pada
porsio uteri, karsinoma servisis uteri.
b. Korpus uteri, seperti polip endometrium, abortus iminens, abortus sedang
berlangsung, abortus inkompletus, mola hidatidosa, koriokarsinoma,
subinvolusio uteri, karsinoma korporis uteri, sarkoma uteri, mioma uteri.
c. Falopii, seperti kehamilan ektoplik terganggu, radang tuba, tumor tuba.
d. Ovarium, seperti radang ovarium, tumor ovarium.
2. Sebab-sebab fungsional
Perdarahan dari uterus yang tidak ada hubungannya dengan sebab organik,
dinamakan perdarahan disfungsional. Perdarahan disfungsional dapat terjadi pada
setiap umur antara menarche dan menopause. Tetapi , kelainan ini lebih sering
dijumpai sewaktu masa permulaan dan masa akhir fungsi ovarium. Dua pertiga dari
wanita-wanita yang dirawat di rumah sakit untuk perdarahan disfungsional berumur
diatas 40 tahun, dan 3% dibawah 20 tahun. Sebetulnya dalam praktek banyak
9
dijumpai pula perdarahan disfungsional dalam masa pubertas, akan tetapi karena
keadaan ini biasanya dapat sembuh sendiri, jarang diperlukan perawatan di rumah
sakit.
C. Patologifisologi
Schröder pada tahun 1915, setelah penelitian histopatologik pada uterus dan
ovarium pada waktu yang sama, menarik kesimpulan bahwa gangguan perdarahan
yang dinamakan metropatia hemoragika terjadi karena persistensi folikel yang
tidak pecah sehingga tidak terjadi ovulasi dan pembentukan korpus luteum.
Akibatnya, terjadilah hiperplasia endometrium karena stimulasi estrogen yang
berlebihan dan terus–menerus.
Penjelasan ini masih dapat diterima untuk sebagian besar kasus-kasus
perdarahan disfungsional.Akan tetap penelitian menunjukkan pula bahwa
perdarahan disfungsional dapat ditemukan bersamaan dengan berbagai jenis
endometrium, yakni endometrium atrofik, hiperplastik, proliferatif, dan sekretoris,
dengan endometrium jenis nonsekresi merupakan bagian terbesar.
Bila pada masa pubertas kemungkinan keganasan kecil sekali dan ada
harapan bahwa lambat laun keadaan menjadi normal dan siklus haid menjadi
ovulatoar, pada seorang wanita dewasa dan terutama dalam masa pramenopause
dengan perdarahab tidak teratur mutlak diperlukan kerokan untuk menentukan
ada tidaknya tumor ganas.
Perdarahan disfungsional dapat dijumpai pada penderita-penderita dengan
penyakit metabolik, penyakit endokrin, penyakit darah, penyakit umum yang
menahun, tumor-tumor ovarium, dan sebagainya.1,5 Akan tetapi, disamping itu,
terdapat banyak wanita dengan perdarahan disfungsional tanpa adanya penyakit-
penyakit tersebut diatas. Dalam hal ini stress yang dialami dalam kehidupan
sehari-hari, baik didalam maupun di luar pekerjaan, kejadian-kejadian yang
mengganggu keseimbangan emosional seperti kecelakaan, kematian dalam
keluarga, pemberian obat penenang terlalu lama, dan lain-lain, dapat
menyebabkan perdarahan anovulatoar. Biasanya kelinan dalam perdarahan ini
hanya untuk sementara waktu saja.
E. Diagnosis
Pembuatan anamnesis yang cermat penting untuk diagnosis. Perlu
ditanyakan bagaimana mulainya perdarahan, apakah didahului siklus yang pendek
atau oleh oligomenorea/amenorea, sifat perdarahan (banyak atau sedikit-sedikit,
sakit atau tidak), lama perdarahan, dan sebagainya. Pada pemeriksaan umum perlu
diperhatikan tanda-tanda yang menunjuk ke arah kemungkinan penyakit metabolik,
penyakit endokrin, penyakit menahun, dan lain-lain. Kecurigaan terhadap salah
satu penyakit tersebut hendaknya menjadi dorongan untuk melakukan pemeriksaan
dengan teliti ke arah penyakit yang bersangkutan. Pada pemeriksaan ginekologik
perlu dilihat apakah tidak ada kelainan-kelainan organik, yang menyebabkan
perdarahan abnormal (polip, ulkus, tumor, kehamilan terganggu). Dalam hubungan
dengan pemeriksaan ini, perlu diketahui bahwa di negeri kita keluarga sangat
keberatan dilakukan pemeriksaan dalam pada wanita yang belum kawin, meskipun
kadang-kadang hal itu tidak dapat dihindarkan. Dalam hal ini dapat
13
F. Penanganan
1. Estrogen dalam dosis tinggi, supaya kadarnya dalam darah meningkat dan
perdarahan berhenti. Dapat diberikan secara intramuskulus dipropionas estradiol
2,5 mg, atau benzoas estradiol 1,5 mg, atau valeras estradiol 20 mg. Keberatan
terapi ini ialah bahwa setelah suntikan dihentikan, perdarahan timbul lagi.
2. Progesteron : pertimbangan disini ialah bahwa sebagian besar perdarahan
fungsional bersifat anovulatoar, sehingga pemberian progesteron mengimbangi
pengaruh estrogen terhadap endometrium. Dapat diberikan kaproas hidroksi-
progesteron 125 mg, secara intramuskulus, atau dapat diberikan per os sehri
norethindrone 15 mg atau asetas medroksi-progesterone (Provera) 10 mg, yang
dapat diulangi. Terapi ini berguna pada wanita dalam masa pubertas.
Kecuali pada wanita dalam masa pubertas, terapi yang paling baik ialah dilatasi
dan kerokan. Tindakan ini penting, baik untuk terapi maupun diagnosis. Dengan
terapi ini banyak kasus perdarahan tidak terulang lagi. Apabila ada penyakit
metabolik, penyakit endokrin, penyakit darah, dan lain-lain yang menjadi sebab
perdarahan, tentulah penyakit itu harus ditangani.
Jenis perdarahan
Akut Kronis
Hematologi
Hb<8gr% Hb?gr%
HEMATOLOGI
ABNORMAL NORMAL
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. H
Usia : 47 Thn
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wirausaha
No.RM : 083481
IDENTITAS SUAMI/WALI
Nama : Tn. B
Usia : 30 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Wirausaha
17
II.ANAMNEIS
Telaah :
RPT :-
RPK :-
RPO :-
RAO :-
Riwayat Menstruasi
Disminore :+
19
Fluor albus :-
Lainya :-
Riwayat kebiasaan
Nafsu makan :-
BB turun :-
merokok :-
alkohol :-
Lama kawin :-
Kemandulan :-
vaginimus :-
libido :-
dyspareunia :-
KB :-
anemia :-
hipertensi :-
penyakit ginjal :-
rematik :-
diabetes :
tuberculosis :
penyakit lainnya :
riwayat operasi :
riwayat abortus :
Status Present
TD : 80/60 mmhg
Nadi : 108x/i
Pernapasan : 24x/i
Suhu : 36,3 c
TB : 156 cm
BB : 88 Kg
Status Generalisata
medial
Status Obstetri
Pemeriksaan Luar
Portio : Licin
Erosi :-
Ectropion :-
laserasi :-
ovula :-
polip :-
leukoplaki :-
schiller test :-
Endomtritis
Mioma uteri
adenomiosis
Hasil Laboratorium
V. DIAGNOSIS KERJA