Di susun oleh :
KELOMPOK I
1.
2.
3.
4.
5.
(713.6.2.0472)
(713.6.2.0473)
(713.6.2.0476)
(713.6.2.0469)
(713.6.2.0493)
Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa,berkat rahmat dan karunia Nya kami
dapat menyelesaikan tugas makalah keperawatan kelautan ini yang berjudul ASUHAN
KEPERAWATAN PADA PASIEN TENGGELAM dengan tepat waktu.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
membantu kami, sehingga kami merasa lebih ringan dan lebih mudah menyusun makalah ini.
Kami menyadari bahwa teknik penyusunan dan materi yang kami sajikan masih
kurang sempurna.Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang mendukung dengan
tujuan untuk menyempurnakan makalah ini.
Penyusun
Kelompok I
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Tenggelam adalah suatu peristiwa dimana terbenamnya seluruh atau sebagian tubuh
ke dalam cairan. Pada umumnya tenggelam merupakan kasus kecelakaan, baik secara
langsung maupun karena ada faktor-faktor tertentu seperti korban dalam keadaan mabuk atau
dibawah pengaruh obat, bahkan bisa saja dikarenakan akibat dari suatu peristiwa
pembunuhan (Idries, 1997).
Setiap tahun, sekitar 150.000 kematian dilaporkan di seluruh dunia Akibat tenggelam,
dengan kejadian tahunan mungkin lebih dekat ke 500.000. Beberapa negara terpadat di dunia
gagal untuk melaporkan insiden hampir tenggelam. Ini, menyatakanbahwa banyak kasus
tidak pernah dibawa keperhatian medis, kejadian di seluruh dunia membuatpendekatan akurat
yang hampir mustahil (Shepherd, 2009).
Berdasarkan data statistik yang diambil dari halaman website e-medicine, satu pertiga
daripada korban mati akibat tenggelam pernah mengikuti pelatihan berenang. Walaupun
tenggelam terjadi kepada kedua jenis kelamin, golongan lelaki adalah tiga kali lebih sering
mati akibat tenggelam berbanding golongan wanita. Di Indonesia, kita tidak banyak
mendengar berita tentang anak yang tenggelam di kolam renang sesuai dengan keadaan sosial
ekonomi di Indonesia tetapi mengingat keadaan Indonesia yang dikelilingi air, baik lautan,
danau maupun sungai, tidak mustahil jika banyak terjadi kecelakaan dalam air seperti hanyut
dan tenggelam yang belum diberitahukan dan ditanggulangi dengan sebaik-baiknya. Hampir
setiap saat, terutama pada saat musim liburan, di objek wisata laut. Banyak terjadi kasus
wisatawan yang tenggelam, karena akibat air pasang atau kecerobohan diri wisatawan
tersebut. Selain itu, kasus tenggelam yang lainnya adalah akibat buruknya transportasi laut
diIndonesia.
Untuk bisa mengetahui serta memperkirakan cara kematian mayat yang
terendam dalam air, diperlukan pemeriksaan autopsi luar dan autopsi dalam pada tubuh
korban serta pemeriksaan tambahan lain sebagai penunjang seperti pemeriksaan getah paru
untuk penemuan diatome danbercak paltouf di permukaan paru, pemeriksaan histopatologi
dan penentuan berat jenis plasma untuk menemukan tanda intravital tersebut. Hal tersebut
tidak mudah,
terutama bagi mayat yang telah lama tenggelam, atau pada mayat yang tidak lengkap, atau
hanya ada satu bagian tubuhnya saja.
Pada pemeriksaan mayat terendam dalam air perlu ditentukan apakah korban masih
hidup saat tenggelam yang terdapat tanda intravital, tanda kekerasan dan sebab kematiannya.
Apabila semua ini digabungkan dapat memberikan petunjuk kepada kita untuk
memperkirakan cara kematiannya. Tanda intravital yang ditemukan pada korban bukan
merupakan tanda pasti korban mati akibat tenggelam. Terdapat delapan tanda intravital yang
dapat menunjukkan korban masih hidup saat tenggelam. Tanda tersebut adalah ditemukannya
tanda cadaveric spasme, perdarahan pada liang telinga, adanya benda asing (lumpur, pasir,
tumbuhan dan binatang air) pada saluran pernapasan dan pencernaan, adanya bercak
paltoufdi permukaan paru, berat jenis darah pada jantung kanan dan kiri, ada ditemukan
diatome, adanya tanda asfiksia, dan ditemukannya mushroom-like mass (Kerr, 1954).
Sedangkan tanda pasti mati akibat tenggelam ada limayaitu terdapat tanda asfiksia,
diatome pada pemeriksaan getah paru, bercak paltoufdi permukaan paru, berat jenis darah
yang berbeda antara jantung kiri dan kanan dan mushroom-like mass (Kerr, 1954). Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan dengan adanya penelitian ini pihak forensik dan
masyarakat umum bisa langsung mengenali kematian tenggelam dan dapat membedakannya
dengan tenggelam akibat kecelakaan atau tenggelam karena pembunuhan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan yang di maksud tenggelam ?
2. Apa Penyebab Tenggelam ?
3. Bagaimana Klasifikasi Tenggelam ?
4. Bagaimana Manifestasi Klinis tenggelam ?
5. Bagaimana Kondisi Umum dan Faktor Resiko Pada Kejadian Korban Tenggelam ?
6. Bagaimana Komplikasi Tenggelam ?
7. Bagaimana Kegawatdaruratan Pada Pasien Tenggelam ?
8. Bagaimana Penanganan Pertama Pada Pasien Tenggelam ?
9. Bagaimana Penanganan Klinik ?
10. Bagaimana Penatalaksanaan medis ?
11. Bagaimana ASKEP kasus Pada Korban Tenggelam ?
C.
a.
Tujuan
Tujuan Umum Pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN TENGGELAM
Tenggelam adalah orang yang berhenti bernafas hanya mempunyai waktu 4 menit
KlASIFIKASI TENGGELAM
Berdasarkan Kondisi Paru-Paru Korban
1. Typical Drawning
Keadaan dimana cairan masuk ke dalam saluran pernapasan korban saat korban
tenggelam.
2. Atypical Drawning
a) Dry Drowning
Keadaan dimana hanya sedikit bahkan tidak ada cairan yang masuk ke dalam saluran
pernapasan.
b) Immersion Syndrom
Terjadi terutama pada anak-anak yang tiba-tiba terjun ke dalam air dingin ( suhu <
20C ) yang menyebabkan terpicunya reflex vagal yang menyebabkan apneu,
bradikardia, dan vasokonstriksi dari pembuluh darah kapiler dan menyebabkan
terhentinya aliran darah koroner dan sirkulasi serebaral.
c) Submersion of the Unconscious
Sering terjadi pada korban yang menderita epilepsy atau penyakit jantung khususnya
coronary atheroma, hipertensi atau peminum yang mengalami trauma kepala saat
masuk ke air .
d) Delayed Dead
Keadaan dimana seorang korban masih hidup setelah lebih dari 24 jam setelah
diselamatkan dari suatu episode tenggelam.
b.
TENGGELAM
Onyekwelu (2008), menguraikan bebrapa faktor yang meningkatkan resiko terjadinya
tenggelam yakni :
1. Pria lebih beresiko untuk mengalami kejadian tenggelam terutama dengan usia 18-24
2.
3.
4.
5.
tahun
Kurang pengawasan terhadap anak terutama yang berusia 5 tahun kebawah
Tidak memakai pelampung ketika menjadi penumpang angkutan air
Kondisi air melebihi kemampuan perenang, arus kuat dan air yang sangat dalam
Ditenggelamkan dengan paksa oleh orang lain dengan tujuan membunuh, kekerasan
atau permainan diluar batas.
F.
KOMPLIKASI TENGGELAM
Menurut Levin, dkk. (1993), beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada keadaan near
drowning adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Ensefalopi Hipoksik
Tenggelam Sekunder
Pneumonia aspirasi
Fibrosis interstisial pulmoner
Disrimia ventricular
Gagal ginjal
Infeksi
Nekrosis pankreas
5.
menelan banyak cairan. Air yang tertelan, aspirasi paru, cairan intravena yang diberikan
selama resusitasi dapat menimbulkan perubahan keadaan cairan dan elektrolit. Aspirasi air
laut dapat menimbulkan perubahan elektrolit dan perubahancairan karena tingginya kadar Na
dan Osmolaritasnya. Hipernatremia dan hipovolemia dapat terjadi setelah aspirasi air laut
yang banyak. Sedangkan aspirasi air tawar yang banyak dapat mengakibatkan hipervolemia
dan hipernatremia. Hiperkalemia dapat terjadi karena kerusakan jaringan akibat hipoksia
yang luas.
H. PENANGANAN PERTAMA PADA PASIEN TENGGELAM
1.
Prinsip pertolongan di air :
1)
2)
3)
4)
2.
Penanganan Korban
1) Pindahkan penderita secepat mungkin dari air dengan cara teraman.
2) Bila ada kecurigaan cedera spinal satu penolong mempertahankan posisi kepala, leher
dan tulang punggung dalam satu garis lurus. Pertimbangkan untuk menggunakan
papan spinal dalam air, atau bila tidak memungkinkan pasanglah sebelum menaikan
penderita ke darat.
3) Buka jalan nafas penderita, periksa nafas. Bila tidak ada maka upayakan untuk
memberikan nafas awal secepat mungkin dan berikan bantuan nafas sepanjang
4)
5)
6)
7)
8)
9)
perjalanan.
Upayakan wajah penderita menghadap ke atas.
Sampai di darat atau perahu lakukan penilaian dini dan RJP bila perlu.
Berikan oksigen bila ada sesuai protokol.
Jagalah kehangatan tubuh penderita, ganti pakaian basah dan selimuti.
Lakukan pemeriksaan fisik, rawat cedera yang ada.
Segera bawa ke fasilitas kesehatan.
3.
Pernapasan Berhenti
Penyebab berhentinya pernafasan yang sering dijumpai adalah :
1)
2)
3)
4)
5)
Tenggorokan tersumbat
Lidah atau cairan kental yang menyumbat tenggorokan pada orang yang tidak sadar.
Tenggelam,tercekik oleh asap, atau karena keracunan.
Pukulan yang keras pada kepala atau dada.
Serangan jantung
Orang akan meninggal dalam waktu 4 menit jika ia tidak dapat bernafas. Jika seseorang
berhenti bernafas , segera lakukan pernafasan mulut ke mulut.
Pernafasan mulut ke mulut :
Langkah 1 :
Keluarkan setiap benda yang menyumbat di dalam mulut atau tenggorokan. Tarik
lidahnya keluar, jika ada lendir dalam tenggorokan, bersihkanlah dengan cepat.
Langkah 2 :
Baringkan penderita dengan muka menengadah,donggakan kepala ke belakang , dan
tarik rahangnya ke depan.
Langkah 3 :
Pijitlah hidungnya dengan jari agar lubang hidung tertutup. Buka mulutnya lebarlebar dan tutuplah mulutnya dengan mulut anda, lalu hembuskan udara kuat-kuat kedalam
paru-parunya supaya dadanya mengembang. Berhenti sebentar untuk membiarkan udaraa
keluar, lalu hembuskan kembali. Ulangi perbuatan ini sebanyak 15 kali per menit.
Pada bayi yang baru lahir, lakukan ini dengan sangat hati-haati sebnyak 25 kali per
menit. Lakukan terus pernafasan mulut ke mulut sampai orang tersebut dapat bernafas
sendiri, atau sampai kematiannyaa tidak diragukan lagi. Kadang-kadang ini harus dilakukan
selama 1 jam atau lebih.
I.
PENANGANAN KLINIK
Tersedianya sarana bantuan hidup dasar dan lanjutan ditempat kejadian merupakan
hal yang sangat penting karena beratnya cedera pada sistem saraf pusat tidak dapat dikaji
dengan cermat pada saat pertolongan diberikan. Pastikan keadekuatan jalan napas,
pernapasan dan Sirkulasi. Cedera lain juga harus dipertimbangkan dan perlu tidaknya
hospitalisasi ditentukan berdasarkan keparahan kejadian dan evaluasi klinis. Pasien dengan
gejala respiratori, penurunan saturasi oksigen dan perubahan tingkat kesadaran perlu untuk
dihospitalisasi. perhatian harus difokuskan pada oksigenasi, ventilasi, dan fungsi jantung.
Melindungi sistem saraf pusat dan mengurangi edema serebri merupakan hal yang sangat
penting dan berhubungan langsung dengan hasil akhir.
J.
PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Pastikan keadekuatan ABC ( Airway, Breathing, Circulation ).
2. Pertimbangkan cedera lain selain pada pernafasan saat tenggelam.
3. Lakukan hospitalisasi jika terdapat; gangguan respiratori, penurunan saturasi oksigen,
serta perubahan tingkat kesadaran.
4. Observasi pemberian oksigenasi, ventilasi, serta fungsi jantung.
5. Pemberian obat-obatan; vekuronium (untuk otot skeletal paralis), furosemid/ lasix
(untuk diuresis, manitol/ manitor (untuk mengendalikan hipertensi intrakarnial dan
untuk sedasi.
BAB III
ASKEP KASUS
An.R laki-laki berusia 17 tahun di bawa ke igd rumah sakit dengan keluhan utama
tenggelam (drowning) di kolam renang.orang tua klien mengatakan pasien tenggelam 20
menit yang lalu,saat di angkat dari kolam renang pasien dalam kondisi tidak sadarkan diri.
Pada pemeriksaan fisik di dapatkan pasien tampak lemah,kesadaran GCS E2,V2,M3
tekanan darah 90/50 mmhg,nadi 140x/menit,frekuensi nafas 28x/menit,saluran oksigen
80%,suhu tubuh 34,7 c, mukosa bibir pasien tanpak sianosis,terdengar suara berkumur
(gargling),auskultasi paru terdengar rhonki kasar,ekstermitas pasien tanpak keriput dan
dingin.
1. PENGKAJIAN
A. Biodata klien :
Nama : An.r
Umur :17tahun
Pekerjaan: Pelajar
Jenis kelamin: Laki-laki
B. Keluhan utama:
ibu klien mengatakan pasien tidak sadarkan diri
C. Riwayat penyakit sekarang:
ibu klien mengatakan An.R tenggelam di kolam renang selama 20 menit dan tidak
sadarkan diri saat di kaji pasien tanpak lemah kesdaran gcs e2,v3,m3, mukosa bibir
tanpak sianosis.
D. Riwayat penyakit masa lalu:
ibu klien mengatakan pasien sebelumnya tidak pernah mengalami kejadian tenggelam
E. Pemeriksaan fisik:
keadaan umum : Lemah
TD
: 90/50 mmHG
Nadi : 140x/menit
RR
: 28x/menit
Suhu : 34,7 c
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Gangguan pertukaran gas b/d penurunan oksigen dalam udara inpsirasi
2) Penurunan curah jantung b/d gangguan fungsi jantung ditandai dengan td rendah, nadi
cepat, sianosis
3. INTERVENSI
Dx : Gangguan pertukaran gas b/d penurunan oksigen dalam udara inpsirasi
1. Kaji bunyi paru : frekuensi nafas , kedalaman, usaha, produksi sputum sesuai
dengan indicator dari penggunaan alat penunjang yang efektif.
2. Pantai O2 dan catat TTV
3. Pantai status mental (tingkat kesadaran)
Dx : Penurunan curah jantung b/d gangguan fungsi jantung ditandai dengan td rendah,
nadi cepat, sianosis
1. Memantau dan catat TD, TTV, adanya sianosis, status pernafasan dan status
mental
2. Mengkaji toleransi aktifitas pasien dengan memperhatikan awal nafas pendek,
nyeri atau pusing
3. Memberikan ionformasi untuk teknik penurunan stress dan relaksasi otot progresif
4. Mengobservasi dan catat tanda tanda TIK
5. Mengkolaborasi dengan dokter
5. EVALUASI
1. Anak kembali ketingkat fungsi neurologic
2. Distress pernafasan berkurang atau hilang sama sekali
3. Mempertahankan perfusi yang adekuat, dan TTV berada dalam batas normal
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tenggelam adalah orang yang berhenti bernafas hanya mempunyai waktu 4 menit
untuk tetap hidup. Mati tenggelam adalah sebagai kematian karena asfiksia akibat tenggelam.
Meurut Levin,dkk. (1993) terdapat banyak penyebab tenggelam antara lain adalah
1. Tergagguanya kemampuan fisik akibat pengaruh obat-obatan
2. Ketidakmampuan akibat hipotermia, syok, cedera atau kelelahan.
3. Ketidakmampuan akibat penyakit akut ketika berenang.
B.
SARAN
Penanganan kegawatdaruratan korban tenggelam sebaiknya memastikan terlebih
dahulu kesadaran, system pernapasan, denyut nadi, dan proses observasi dan interaksi yang
konstan dengan korban.
DAFTAR PUSTAKA
Rinaraka.2012.Kegawatdaruratan(online),
(http://rinaraka.blogspot.com/2012/11/kegawatdaruratan-korban-tenggelam.html, diakses 6
september 2014).
Trihatala.2012.Askep
Klien
dengan
Kasus
Anak
Tenggelam
(online),
(http://trihatala.blogspot.com/2012/11/askep-klien-dengan-kasus-anak-tenggelam.html,
diaskses 6 septmber 2014)
Anonim.2014. Respiratory (online),
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21606/5/Chapter%20I.pdf,diakses 6
september 2014)
PERAN ANGGOTA
Pencari Nara Sumber (Materi) : Laily Nurwita Wulandari & Mardiyana Yunida Putri
Ngedit : Susanto, Jono Kurnianto & Moh. Anwari
Penyaji : Mardiyana Yunida Putri