PENDAHULUAN
A. Pengertian Truma
Pengertian trauma (injury) dari aspek medikolegal sedikit berbeda dengan
pengertian medis. Pengertian medis menyatakan trauma atau perlukaan adalah
hilangnya kontuinitas jaringan. Dalam perngertian medikolegal trauma adalah
pengetahuan tentang alat atau benda yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan seseorang.
Trauma merupakan hal yang biasa dijumpai dalam kasus forensik. Trauma
dalam bidang forensik sudah dikenal sejak lama. Pada masa Persia kuno telah
dikenal tingkat atau kualifikasi luka dan pemeriksaan yang dilakukan pada orang-
orang yang mengalami perlukaan. Aquillia (572 SM) menulis tentang perlukaan
yang dapat mematikan dan pendapat medis dalam menaksir kegawatannya. Bohn
(1970) adalah orang yang pertama kali membedakan luka ante mortem dan post
mortem.
Trauma merupakan salah satu penyebab kematian, baik kematian yang
mendadak atau tidak. Untuk itu, diperlukan pengetahuan yang teliti apakah
perlukaan pada seseorang dapat berakibat fatal atau tidak, dan ini merupakan poin
penting untuk membantu proses peradilan.
Trauma dikelompokkan berdasarkan sifatnya menjadi trauma mekanik, fisika dan
kimia
Dalam sebuah penelitian, jumlah data secara keseluruhan yang berasal
dan 33 provinsi di Indonesia adalah 972.317 responden. Adapun untuk responden
yang pernah mengalami cedera selama kurun waktu 12 bulan terakhir sebanyak
77.248 orang. Responden bisa mempunyai jawaban lebih dan satu penyebab
cedera selama kurva waktu 12 bulan tersebut. Dan jumlah tersebut tiga proporsi
penyebab cedera terbesar yaitu jatuh sebanyak 45.987 orang (59,6%), kecelakaan
lalu lintas sekitar 20.829 orang (27%), dan terluka benda tajam/tumpul Sebesar
144.127 orang (18,3 %).
B. KLASIFIKASI TRAUMA
Ditinjau dari sudut kepentingan, luka dapat diklasifikasikan berdasarkan:
Etiologi
1. Trauma Mekanik
a. Kekerasan Tumpul
1. Luka memar (bruise,contusion)
2. Luka lecet (abration)
3. Luka robek (laceration)
4. Patah tulang pergeseran sendi (fraktur,dislocation)
b. Kekerasan tajam
1. Luka sayat (incised wound)
2. Luka tusuk,tikam (punctured wound)
3. Luka bacok (chopped wound)
c. Luka tembak (fire arm wound)
2. Luka thermis (suhu)
1. Temperatur panas
Terpapar suhu panas (heat stroke, heat exhaustion, heat
cramp)
Benda panas (luka bakar dan scald)
2. Temperatur dingin
Terpapar dingin (hipothermia)
3. Efek local (frost bite)
3. Luka kimiawi
1. Zat korosif
2. Zat iritatif
4. Luka listrik, radiasi, ledakan, dan petir
TRAUMA TUMPUL
Secara definisi bahwa trauma tumpul ( blunt force trauma ) adalah suatu
ruda paksa yang diakibatkan oleh benda tumpul pada permukaan tubuh yang
mengakibatkan luka
Trauma tumpul dapat disebabkan oleh benda-benda yang mempunyai
permukaan tumpul seperti batu, kayu, martil, kepalan tinju dan sebagainya,
dimana termasuk juga jatuh dari tempat yang tinggi, kecelakaan lalu lintas, luka
tembak dan lain-lain.
Secara umum bahwa ketiga jenis luka yang ada yaitu luka lecet, luka memar dan
luka robek memiliki arti yang cukup penting dalam ilmu kedokteran kehakiman,
walaupun nilai klinisnya kurang begitu penting.
Kepentingan itu didasari atas :
1. Menentukan arah trauma
2. Menentukan kuat ringannya tenaga trauma
3. Menentukan penyebab luka, apakah kecelakaan, bunuh diri atau dibunuh
(perkelahian )
4. Menentukan penyebab kematian
5. Menentukan berat ringannya keadaan pasien
6. Menentukan secara kasar benda penyebab luka
7. Menentukan secara kasar lokasi / tempat kejadian berlangsung.
Kombinasi dari luka lecet, memar dan laserasi
Luka lecet, memar dan laserasi dapat terjadi bersamaan. Benda yang sama
dapat menyebabkan memar pada pukulan pertama, laserasi pada pukulan
selanjutnya dan lecet pada pukulan selanjutnya. Tetapi ketiga jenis luka tersebut
dapat terjadi bersamaan pada satu pukulan.
Fraktur
Fraktur adalah suatu diskontinuitas tulang. Istilah fraktur pada bedah
hanya memiliki sedikit makna pada ilmu forensik. Pada bedah, fraktur dibagi
menjadi fraktur sederhana dan komplit atau terbuka.
Terjadinya fraktur selain disebabkan suatu trauma juga dipengaruhi
beberapa faktor seperti komposisi tulang tersebut.
c. Perdarahan Subarakhnoid
Nontraumatik:
Ruptur aneurisma pada arteri yang memperdarahi otak
Perdarahan intraserebral akibat stroke yang memasuki subarakhnoid
Traumatik:
Trauma langsung pada daerah fokal otak yang akhirnya menyebabkan
perdarahan subarachnoid
Trauma pada wajah atau leher dengan fraktur pada tulang servikal yang
menyebabkan robeknya arteri vertebralis
Robeknya salah satu arteri berdinding tipis pada dasar otak yang
diakibatkan gerakan hiperekstensi yang tiba-tiba dari kepala.
d. Perdarahan subarachnoid
Perdarahan subarakhnoid ringan yang terlokalisir dihasilkan dari tekanan
terhadap kepala yang disertai goncangan pada otak dan penutupnya yang
ada di dalam tengkorak. Tekanan dan goncangan ini menyebabkan
robeknya pembuluh-pembuluh darah kecil pada lapisan subarakhnoid, dan
umumnya bukan merupakan perdarahan yang berat. Apabila tidak
ditemukan faktor pemberat lain seperti kemampuan pembekuan darah
yang buruk, perdarahan ini dapat menceritakan atau mengungkapkan
tekanan trauma yang terjadi pada kepala.
Tipe perdarahan subarakhnoid traumatik yang akan dibicarakan kali ini
merupakan tipe perdarahan yang massif. Perdarahan ini melibatkan dasar
otak dan meluas hingga ke sisi lateral otak sehingga serupa dengan
perdarahan yang berhubungan dengan aneurisma pada arteri besar yang
terdapat di dasar otak.Akan tetapi, pada pemeriksaan yang cermat dan
teliti, tidak ditemukan adanya aneurisma, sedangkan arteri vertebralis tetap
intak. Penyebab terjadinya perdarahan diduga akibat pecahnya pembuluh
darah berdinding tipis pada bagian bawah otak, serta tidak terdapat
aneurisma. Terdapat 2 bukti, meskipun tidak selalu ada, yang bisa
mendukung dugaan apakah kejadian ini murni dimulai oleh trauma
terlebih dahulu. Bukti pertama yaitu adanya riwayat gerakan hiperekstensi
tiba-tiba pada daerah kepala dan leher, yang nantinya dapat menyebabkan
kolaps dan bahkan kematian.
- Leher : Leher depan dijumpai luka lecet sejajar dengan garis tengah
tubuh dengan panjang satu koma lima sentimeter, lebar satu
sentimeter.Leher belakang luka lecet……………………………………...
1.8, 1.7, 1.6, 1.5, 1.4, X , X, 1.1 2.1, 2.2, 2.3, 2.4, 2.5, 2.6, 2.7, 2.8
3.8. 3.7, 3.6, 3.5, 3.4, 3.3, 3.2, 3.1 4.1, 4.2, 4.3, 4.4, 4.5, 4.6, 4.7, 4.8
-
BAB III
PEMBAHASAN
Telah dilakukan pemeriksaan terhadap sesosok mayat, dikenal, Perempuan
dari hasil pemeriksaan penyebab kematian korban oleh karena pecah tulang
kepala berkeping - keping disertai keluarnya sebagian besar jaringan otak yang
menyebabkan perdarahan yang banyak.
Pada kasus Kecelakaan Lalulintas yang menyebabkan kematian ada pada
undang –undang No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
(UU LLAJ) yang digolongkan menjadi 3 yakni :
a. Kecelakaan Lalu Lintas ringan, merupakan kecelakaan yang
mengakibatkan kerusakan kendaraan dan/atau barang.
b. Kecelakaan Lalu Lintas sedang, merupakan kecelakaan yang
mengakibatkan luka ringan dan kerusakan kendaraan dan/atau
berang.
c. Kecelakaan Lalu Lintas berat, merupakan kecelakaan yang
mengakibatkan korban meninggal dunia atau luka berat
Dalam Kasus ini Pelaku dapat dikenakan pasal 359 KUHP :
“ Barangsiapa karena kesalahannya (kelalaiannya) menyebabkan orang
lain mendapat luka-luka berat, diancam dengan pidana penjara paling lama
lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun.
BAB IV
KESIMPULAN