Anda di halaman 1dari 6

Peran Dokter Pada Pemeriksaan TKP

Taufik Suryadi1, Rasyid Ali Natio2, Duma Sarah2, Saftharini Daramiana2


1
SMF Ilmu Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala
2
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala
Email : taufik.suryadi.ts@gmail.com

Abstrak

Pada dasarnya menangani pasien bukan menjadi satu-satunya tugas seorang dokter karena
dokter juga bisa dipanggil untuk menjadi seorang saksi ahli pada kasus-kasus tindakan pidana.
Peranan seorang dokter untuk membantu tindak keadilan merupakan salah satu aspek yang
cukup penting. Dewasa ini telah cukup banyak kasus kejahatan yang berujung pada kematian.
Dalam hal tersebut maka pihak kepolisian akan datang meminta bantuan ke pihak forensik
antara lain dalam bentuk autopsi untuk meneliti sebab kematian dari mayat atau mencari tahu
identitas korban. Di beberapa negara telah digunakan jasa seorang dokter forensik sebagai
salah satu tenaga ahli di tempat kejadian perkara.
Kata kunci: bantuan dokter, tempat kejadian perkara.

Abstract

Basically treating patients is not the only role of a doctor because the doctors can also be called
to serve in court of justice, therefore, serving the law is one of the most important aspects of a
good doctor. In this era, a lot of criminal cases leading to death can be found. Concerning death
cases, the law enforcement have to consult the Forensic Department. The request might come in
the form of an autopsy which is to figure out the cause of death or the identity of the victim. In
certain places, it is common to use a forensic doctor as a specialist in crime scene area.

Keywords: doctor’s role, crime scene.


I. Pendahuluan menyelesaikan proses-proses tersebut dan
dapat menghapus kemungkinan pelaku
Pada dasarnya, pekerjaan dokter
untuk lari dan bersembunyi dari hukum.
forensik dimulai pada saat mayat dibawa ke
ruang autopsi, tetapi tidak menutup
II. Dokter di TKP
kemungkinan bila seorang dokter forensik
Keahlian medis penting dalam
ataupun seorang dokter umum dipanggil dan
menginvestigasi kematian, dimulai dengan
memulai pekerjaanya di tempat kejadian
pemeriksaan badan dan mengumpulkan
perkara. Beberapa negara di dunia banyak
bukti-bukti di TKP, kemudian dilanjut
yang telah menggunakan jasa seorang dokter
dengan anamnesis, pemeriksaan fisik,
forensik sebagai salah satu tenaga ahli di
pemeriksaan lab untuk ditegakan diagnosis.
tempat kejadian perkara. Dewasa ini di
Tujuan utama adalah menyediakan bukti
Indonesia sudah banyak terjadi pembunuhan
objektif yang dapat menentukan waktu dan
dengan mengunakan senjata tajam, namun
cara kematian agar keadilan dapat ditegakan.
tenaga ahli dari pihak kedokteran sangatlah
Dokter mendapatkan posisi legal melalui
jarang ditemukan di tempat kejadian perkara
surat dari lembaga hukum (Legal Institute
Tentu saja dengan bantuan tenaga
yaitu Pengadilan, Kejaksaan, danPolisi)
kedokteran forensik, pihak berwajib dapat
yang meminta dokter untuk memeriksa
mengetahui penyebab kematian korban,
seseorang yang telah mempunyai status
sehingga pihak penyidik dapat mengetahui
hukum tertentu: tersangka, terdakwa, saksi,
senjata yang digunakan pelaku dan bukan
dan penggugat. Proses penegakan hukum
tidak mungkin dengan semua bukti yang ada
dan keadilan merupakan suatu usaha ilmiah
membuat pihak penyidik dapat menangkap
dan bukan sekedar common-sense, non-
atau mengungkapkan pelaku sebenarnya,
scientific belaka. Dengan demikian di dalam
Proses penyelesaian semua langkah di atas
penyelesaian perkara pidana yang
membutuhkan waktu yang lebih lama,
menyangkut tubuh, kesehatan dan nyawa
sehingga dengan menggunakan jasa seorang
manusia; seperti kasus pembunuhan,
dokter forensik di lapangan atau dalam hal
penganiayaan, kejahatan seksual, perbuatan
ini di tempat kejadian perkara dapat
yang menyebabkan kematian atau
memperpendek waktu yang digunakan untuk
perlukaan; Ilmu kedokteran Forensik
berperan penting dan mutlak diperlukan. pemeriksaan di tempat kejadian perkara
Baik ilmu kedokteran forensik, dalam kejahatan.
penyidikan perkara tindak pidana yang
- Bilamana pihak penyidik mendapat
menyangkut tubuh, kesehatan dan nyawa
laporan bahwa suatu tindak pidana
manusia dalam garis besarnya dapat dibagi
yang menyangkut nyawa manusia
menurut tahapan-tahapan sebagai
(mati), telah terjadi maka pihak
berikut,yaitu;
penyidik dapat minta bantuan dari
• Pada pemeriksaan tempat kejadian perkara.
dokter untuk nmelakukan
•Pada pemeriksaan korban, baik
pemeriksaan di tempat kejadian
pemeriksaan terhadap korban yang telah
perkara tersebut (dasar hukum: Pasal
menjadi mayat maupun pada pemeriksaan
120 KUHAP; pasal 133 KUHAP).
korban kejahatan seksual, penganiayaan, dan
- Bila dokter menolak datang ke tempat
lain-lain.
kejadian perkara, maka pasal 224 KUHP,
• Pada saat dilakukan rekonstruksi suatu
dapat dikenakan kepadanya, dokter
kejahatan dan interogasi
tersebut harus selalu ingat untuk tidak
melakukan tindakan-tindakan yang dapat
III. Pemeriksaan Di TKP
merubah, mengganggu atau merusak
Berdasarkan pemeriksaan, olah TKP
keadaan di tempat kejadian tersebut;
tipe kematian dibagi atas:
walaupun sebagai kelanjutan dari
• Kecelakaan pemeriksaan itu dokter harus
• Bunuh diri mengumpulkan segala benda bukti
(trace evidence), yang ada kaitannya
• Pembunuhan
dengan manusia; air mani yang terdapat
• Kematian mendadak
pada pakaian, sisa obat dan makanan,
• Susah identifikasi yang pada dasarnya tindakan tersebut

• Bencana alam akan merusak keadaan/keaslian tempat

Agar proses penyidikan dapat berjalan kejadian itu sendiri.

lancar, maka penyidik dan dokter perlu - Dengan demikian, sebelum dokter
mengetahui bagaimana cara penanganan melakukan pemeriksaan maka tempat
yang seharusnya bila mereka melakukan tersebut haruslah diamankan (dijaga
keasliannya), oleh petugas, dan dilakukan pada death scene. Metode
diabadikan dengan membuat foto atau pencarian barang bukti: 5 macam metode,
sketsa keadaan di TKP, sebelum para yaitu: stripmethod, double strip or grid
petugas menyentuhnya. method, spiral method, zone method dan
- Sebelum dokter datang ke TKP, ada wheel method.
beberapa hal yang harus dicatat Tindakan yang dapat dikerjakan oleh dokter
mengingat akan kepentingannya yaitu: adalah :
1. Siapa yang meminta datang ke TKP . Menentukan apakah korban masih hidup
(otoritas), bagaimana permintaan tersebut atau telah tewas, bila masih hidup, upaya
sampai ke tangan dokter, dimana TKP, serta terutama ditujukan untuk menolong jiwanya;
saat permintaan tersebut diajukan. hal yang berkaitan dengan kejahata, dapat
2
2. Minta informasi secara global tentang ditunda untuk sementara.
kasusnya, dengan demikian dokter dapt 2. Bila korban telah tewas tentukan
membuat persiapan seperlunya. perkiraan saat kematian, dari penurunan
3. Perlu diingat motto: “to touch as little as suhu, lebam mayat, kaku mayat dan
possible and to displace nothing”; ia tidak perubahan post mortal lainnya; perkiraan
boleh menambah atau mengurangi barang- saat kematian berkaitan dengan alibi dari
barang yang ada di TKP, dokter tidak boleh para tersangka,
sembarangan membuang puntung rokok, 3. Tentukan identitas atau jati diri dari
perlengkapan jangan sampai tertinggal, korban, baik secara visual, pakaian,
jangan membuang air kecil di kamar perhiasan, dokumen, medis dan dari gigi;
mandi/wc, karena dengan melakukan hal pemeriksaan serologi, sidik jari dan ekslusi
tersebut benda-benda bukti dapat hanyut dan di lakukan di laboratorium, jati diri korban
hilang terbawa air. dibutuhkan untuk memulai penyidikan, oleh
TKP primer adalah tempat dimana karenabiasanya ada korelasi antara korban
insiden terjadi atau tempat dengan barang dan pelaku, pelaku umumnya telah
bukti terbanyak. TKP sekunder adalah mengenal siapa korban,
3
tempat dimana beberapa barang bukti dapat 4. Tentukan jenis luka dan jenis kekerasan
ditemukan. Jika terdapat korban mati di TKP serta perkiraan sebab kematiannya, jenis
maka disebut death scene. Tugas pertama luka dan jenis kekerasan dapat memberi
adalah menentukan apakah kejadian informasi perihal alat atau senjata yang
dipakaiserta perkiraan proses terjadinya merasa lebih baik dalam menangani
kejahatan tersebut, hal mkana berguna kasuskasus yang berbau medis.
dalam interograsi dan rekonstruksi; dengan
Daftar Pustaka
diketahui jenis senjata, pihak penyidik dapat
melakukan pencarian secara lebih terarah. 1. Dorland, WA Newman. Kamus

5. Buat sketsa keaadaan di TKP secara kedokteran Dorland. Jakarta :

sederhana dan dapat memberi gambaran penerbit buku kedokteran EGC,

posisi korban dikaitan dengan situasi 2006.

terdapat di TKP, 2. Budiyanto, Arif, et al. Ilmu

6. Cari dan kumpulkan benda-benda bukti Kedokteran Forensik. Jakarta:

yang ada kaitannya dengan korban ( sampel Universitas Indonesia, 1997. 3.

biologis), guna pemeriksaan di laboratorium, Magister Teknik Informatika UII.

7. Bila terdapat genangan atau bercakbercak Anis: Pengertian Forensik dan

darah, lakukan penafsiran dan buat Kriminalistik [Anis's Blog]. Nodate

penafsirannya, [cited 2014 des 15]. Avaiable from:

8. Bila manghadapi kasus yang berkaitan https://anissusilaabadi.wordpress.co

dengan kejahatan seksual yang diikuti m/p engertian-forensik-dan-

dengan penganiayaan atau pembunuhan, kriminalistik/

pemeriksaan ditunjukan untuk mencari 3. Darmabrata W, Nurhidayat AW,

bercak air mani yang tertinggal di TKP. Psikiatri Forensik. Jakarta: Penerbit

Tempat kejadian dinyatakan tertutup oleh Buku Kedokteran EGC, 2003.

karena mungkin sewaktu-waktu masih 4. Idries AM, Budiningsih Y, Mallo JF,

diperlukan bahan bukti lain. Atmadja DS, Dundu AE, Kristanto


E, et al. Pedoman Praktis Ilmu

IV. Kesimpulan Kedokteran Forensik Bagi Praktisi


5. Abdulassalam HR, Desasfuyanto.
Dari semua penjelasan diatas dapat
Buku Pintar Forensik (pembuktian
disimpulkan secara umum bahwa peran
ilmiah). Jakarta: PTIK press Jakarta,
dokter di tempat kejadian perkara sangatlah
2014.
penting, dan dengan adanya bantuan dari
pihak kedokteran maka para penyidik dapat

Anda mungkin juga menyukai