PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tindak pidana/ kejahatan telah setua umur manusia, pelaku berusaha menutup
Sebelum pembuktian ilmiah diterapkan dalam sistem peradilan, berbagai cara tahayul
dan kekerasan digunakan oleh para penegak hukum dalam peradilan untuk
mendasarkan pada informasi saja, penyidikan sering tidak memperoleh bukti material
sehingga pembuktian akan menjadi sia-sia. Oleh karena itu, penyidik mulai beralih
untuk memperoleh data yang ada di tempat kejadian dan mencari informasi dari para
pengembangan data dasar ilmiah dari tempat kejadian perkara sebagai bahan
penyidikan baru muncul kurang lebih seratus tahun yang lalu. Beberapa tokoh
menemukan antropometri tubuh, Francis Galton dengan identifikasi sidik jari dan
masih banyak lagi, hingga akhirnya Hans Gross menyatakan bahwa rekonstruksi
peristiwa kejahatan dapat dilakukan dengan methode ilmiah. Pendapat inilah yang
Tempat Kejadian Perkara (TKP) adalah tempat ditemukannya benda bukti atau
tempat terjadinya peristiwa kejahatan atau yang diduga kejahatan menurut suatu
Page 1
kesaksian.(2) Pemeriksaan Tempat Kejadian Perkara (TKP) merupakan hal yang sangat
penting dalam suatu investigasi. Berhasil atau tidaknya suatu penyelidikan sangat
kejadian yang melanggar hukum serta pola pikir yang mengikutinya untuk
secara retrograde dari apa yang diketahui untuk mengungkapkan apa yang tidak
diketahui, sehingga dari faktor yang diketahui dapat ditegakkan suatu kebenaran.(1)
Pada kasus kematian yang wajar, pemeriksaan TKP tidak perlu dilakukan.
Namun, dibutuhkan suatu kepekaan untuk mendeteksi suatu tindak kriminal. Karena
harus diingat juga bahwa kematian yang nampaknya wajar bisa saja merupakan hasil
dari suatu kriminalitas. Maka suatu kematian harus dianggap sebagai sesuatu yang
tidak wajar sampai bukti-bukti yang ada menyatakan sebaliknya. Kira-kira 20 persen
sebab dan cara kematiannya dan kira-kira separuhnya disebabkan oleh tindak
kekerasan. Dalam menentukan wajar atau tidaknya suatu kematian, peran dari seorang
mengungkap kasus dari sudut kedokteran forensik. Pada dasarnya, semua dokter dapat
ilmu kedokteran adalah lebih baik jika dokter ahli forensik atau dokter kepolisian yang
hadir.(1)
penyidik dan dokter. Selain itu, kunci keberhasilan penyidikan juga terletak pada
pemeriksaan di TKP. Penanganan yang baik, tepat, cermat dan dilaksanakan secara
membuat jelas perkara yang dihadapi. Oleh karena itu, dokter dan penyidik perlu
pemeriksaan di TKP.
KUHAP pasal 7
Ayat (1) penyidik sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat (1) huruf a karena
(h) mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungan dengan pemeriksaan
perkara. (4)
Pihak penyidik yang mendapatkan laporan telah terjadi suatu tindak pidana, dapat
1. Dalam hal penyidik mengangap perlu, ia dapat minta pendapat orang ahli atau
2. Ahli tersebut mengangkat sumpah atau mengucapkan janji dimuka penyidik maka
kecuali bila disebabkan harkat dan martabat, pekerjaan atau jabatan yang
Page 3
mewajibkan ia menyimpan rahasia dapat menolak untuk memberikan keterangan
yang diminta.(4)
“ Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik
luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak
Bila dokter menolak untuk datang ke tempat kejadian perkara, sanksi yang dikenakan
“ Barang siapa dipanggil sebagai saksi, ahli atau juru bahasa menurut undang-undang
dipenuhinya, diancam:
2. Dalam perkara lain, dengan pidana penjara paling lama 6 bulan.” (4)
Perlu diingat bahwa peranan dokter di TKP adalah untuk membantu penyidik.
Dengan demikian diketahuilah bahwa pemeriksaan dokter di TKP atas diri korban
bertujuan untuk mendapatkan data yang akurat dalam tempo yang singkat dan
melakukan beberapa tes lapangan, yang berguna bagi pihak penyidik agar ia dapat
menentukan strategi serta langkah yang tepat untuk dapat membuat jelas dan terang
Page 4
Beberapa bukti yang harus dikumpulkan dalam kegiatan TKP
BAB II
TEMPAT KEJADIAN PERKARA
Page 5
Tempat Kejadian Perkara (TKP) adalah tempat ditemukannya benda bukti atau
tempat terjadinya peristiwa kejahatan atau yang diduga kejahatan menurut suatu
kesaksian.(2) Tempat korban pertama kali ditemukan disebut sebagai TKP pertama
(primary scene), yang bukan selalu merupakan tempat dimana sesungguhnya peristiwa
tersebut telah terjadi. Jadi dalam kasus pembunuhan, kadang-kadang masih dapat
ditemukan lokasi lain dimana barang bukti penting lain dapat ditemukan.
Tempat lain yang perlu dan bahkan sering banyak memeberikan informasi serta barang
bukti adalah rumah kediaman tersangka.(1) Dasar pemeriksaan yang dilakukan adalah
4.bagaimana terjadinya.
meninggalkan kesan atau bekas oleh bukti-bukti dari pada korban tersangka dan
TKP Korban
Segitiga locard
pengetahuan, logika dan hukum, dimana proses ini biasanya berlangsung lama dan
sangat melelahkan. Penyidikan ini melibatkan dokumentasi dari tempat kejadian dan
pengumpulan barang bukti yang mungkin dapat memberikan petunjuk mengenai apa
yang terjadi dan tersangkanya. Tidak ada dua TKP yang sama persis, tidak ada barang
bukti yang sama persis karena itu, tidak ada suatu pendekatan investigasi yang sama
Tindakan pertama yang dilakukan di TKP biasanya dikerjakan oleh polisi yang
pengaduan dari masyarakat tentang adanya tindak pidana. Kegiatan yang dilakukan
maupun korban.
polisi).
1. membuat batas TKP seluas mungkin, baru kemudian dipersempit kalau perlu.
2. mengevaluasi TKP atas dasar lokasi dimana tubuh korban ditemukan, adanya
barang-barang bukti lain, keterangan saksi dan batas-batas yang sudah ada.
Page 7
Upaya pengamanan perlu dilakukan sedini mungkin untuk mencegah dan
melindungi barang-barang bukti agar tidak hilang, berubah karena pengaruh cuaca dan
baik berdiri sendiri atau bersama-sama dapat mengakibatkan TKP berantakan dan
tidak mungkin dibenahi kembali. Cuaca merupakan salah satu faktor yang perlu
mendapat perhatian karena adanya barang bukti yang mudah berubah atau hilang,
misalnya cairan tubuh, residu, merupakan barang-barang bukti yang akan hilang oleh
karena hujan. Selain itu para penonton atau bahkan anggota polisi sendiri merupakan
kontaminator yang perlu diwaspadai. Tindakan pertama di TKP ini penting karena
yang dilakukan oleh petugas polisi pertama.(1) Dokter harus selalu memperhatikan
1. Siapa yang meminta dokter datang ke TKP, bagaimana permintaan tersebut sampai
seperti membuang puntung rokok, membuang air kecil di kamar mandi, meletakan
sesuatu dari luar TKP ke dalam TKP dengan sembarangan dan lain-lain.
4. Dokter sebaiknya membuat foto atau sketsa dengan baik karena kemungkinan ia
akan diajukan sebagai saksi selalu ada. Foto atau sketsa tersebut harus memenuhi
stendar sehingga antara dokter dan penyidik tidak akan terjadi penafsiran yang
Bila ada permintaan penyidik ke TKP, maka seorang dokter akan menghadapi 2 aspek,
Page 8
Dengan demikian peralatan yang perlu dibawa adalah :
a. Perangkat pertolongan pertama korban, seperti tensi, stetoskop dan alat kesehatan
termasuk obat-obatan untuk kedaruratan medis (jika diketahui masih ada korban
hidup di TKP).
b. Perangkat TKP aspek kedokteran forensik, seperti pinset anatomi, skalpel, loupe,
sarung tangan karet bedah, sarung tangan lapangan, thermometer, kertas saring,
pipet, senter, meteran, penggaris, botol plastik (untuk spesimen), amplop, lak, tali
rami, buku catatan, alat tulis, NaCl 0,9%, Formalin, kamera, kompas.(9)
BAB III
PENGOLAHAN TKP
A. TINDAKAN DI TKP
telah terjadi bari bukti-bukti yang didapatkan di TKP.(1) Ada beberapa profesi yang
biasanya dilibatkan dalam penyelidikan TKP, yaitu polisi yang biasanya datang
kejadian supaya tidak ada barang bukti yang rusak. Pihak lain yang biasanya
Page 9
mendokumentasikan TKP dan mengumpulkan bukti-bukti fisik. Dalam kasus-kasus
tertentu, dapat pula melibatkan specialist (entomologis, ahli forensic), detektif dan
3. Penanganan korban.
Pengamatan umum ini penting, karena pada tahap ini penyidik mendapat
meyakinkan bahwa teori dari kasus yang sedang dihadapi sesuai dengan pengamatan
tubuh diantara objek yang tidak bergerak terhadap objek-objek lain yang ada di TKP.
Dengan sketsa, penyidik dapat menggambarkan secara singkat apa yang perlu dan
menyingkirkan hal-hal yang tidak perlu tampak di foto. Oleh karena itu sketsa
merupakan diagram yang spesifik, selektif, sederhana dan jelas. Tanpa sketsa, foto
tidak selalu dapat memberikan gambaran yang pasti perbandingan letak suatu objek
dengan yang lain. Hal ini disebabkan oleh karena efek distorsi maupun perspektif dari
kamera. Oleh karena itu, sketsa selalu merupakan suplemen berita acara dan foto.
Manfaat dari sketsa adalah sangat berguna untuk menyegarkan daya ingat penyidik,
saksi, maupun tersangka yang kooperatif sehingga dapat memberikan pengertian yang
Page 10
lebih jelas kepada penuntut umum maupun hakim tentang sesuatu yang kelihatannya
komplek, merekam gambaran dari keadaan TKP dan merekam barang-barang bukti.
Foto berfungsi mengabadikan setiap barang bukti relevan yang diketemukan dan
Selain itu dapat digunakan sebagai pengganti barang bukti yang secara fisik tidak
dapat dihadirkan di sidang. Fungsi lain dari foto adalah sebagai penyegar daya ingat
siapa saja yang berkepentingan terhadap tindak pidana yang telah terjadi. Agar foto
yang terlatih. Fotografi TKP secara umum dibagi menjadi dua, gambaran umum dan
diragukan hidup atau mati. Pada setiap korban hidup atau diragukan kehidupannya,
agar tidak terdapat barang bukti yang tercecer dan catat hal-hal yang diungkapkan
korban. Setibanya di rumah sakit berikan penjelasan secukupnya pada petugas rumah
sakit. Dokter sebaiknya melakukan koordinasi dengan dokter rumah sakit tentang
hal-hal yang dapat membantu pengumpulan barang bukti, terutama pada luka-tembak
Page 11
dimana anak peluru merupakan suatu bukti, yang amat penting. Kalau ditemukan anak
peluru, perlu dijaga agar tidak sampai tergores, rusak atau hilang.(10)
dan dapat mengadakan pemeriksaan dengan lebih tenang. Bila dianggap perlu untuk
memeriksa korban, penyidik dapat meminta bantuan dokter untuk datang di TKP
dengan tujuan untuk memperkirakan berapa lama korban meninggal, sebab, cara dan
pola kematiannya ataupun hal-hal lain yang dianggap perlu guna kepentingan
penyidikan.(8)
singkat untuk mengetahui keterlibatannya dalam tindak pidana yang telah terjadi.
meliputi identitas, kesehatan tubuh, tanda kekerasan, kesehatan jiwa, adanya barang
bukti lain yang masih terdapat pada tubuh tersangka dan lain pemeriksaan yang
dianggap perlu. Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan terharap tersangka,
Dalam kasus tertentu, penyidik akan meminta bantuan petugas kesehatan untuk
mendapatkan barang bukti yang masih melekat pada tubuh korban : pakaian yang
dikenakan dengan lumuran darah, lubang tembak atau robekan akibat tusukan benda
tajam. Untuk melepas baju korban, pakaian ini seharusnya tidak disobek atau
digunting begitu saja, melainkan sebaiknya digunting pada bagian-bagian yang masih
utuh. Barang bukti lain seperti luka-luka pada tubuh sebaiknya dicatat dan dijelaskan
dengan rinci tentang apa yang dilihat, bila mungkin dipotret sebelum dilakukan
Page 12
yang menderita luka akibat kekerasan, pada hakekatnya dokter diwajibkan untuk dapat
Dengan demikian pada pemeriksaan luka yang ditemukan pada mayat, hal- hal yang
a. Jenis luka
Pada setiap kejahatan hampir selalu ada barang bukti (trace evidance) yang
tertinggal. Barang bukti tersebut jika diteliti dengan memanfaatkan berbagai macam
disiplin ilmu kedokteran forensik (forensic science) maka tidak mustahil kejahatan itu
dapat terungkap. Dalam pengumpulan barang bukti dari TKP, penyidik mempunyai
mengidentifikasi pelaku, menjaga barang bukti untuk analisa lebih lanjut serta sebagai
alat bukti di pengadilan. Oleh karena itu pada kasus-kasus tindak pidana yang
dilakukan terhadap manusia perlu dicari sebanyak mungkin barang bukti medik, baik
yang berasal dari korban maupun dari pelaku. Barang bukti medik yang berasal dari
tubuh korban akan lebih banyak memberikan informasi seputar proses terjadinya
kejahatan, sedangkan yang berasal dari tubuh pelaku akan menunjukkan informasi
identitasnya.(8,9)
Page 13
Salah satu tugas dokter di tempat kejadian perkara (TKP) adalah
darah, air mani, rambut, jaringan tubuh, air liur dll. Sedangkan barang bukti medis
adalah racun, jarum suntik, obat-obatan, dll. Selalu gunakan prosedur pencegahan
bahaya atau infeksi dalam pengumpulan sampel biologis. Pastikan untuk memakai
sarung tangan, pakaian pelindung, masker dan atau kacamata pelindung jika situasi
mengharuskan (11,12)
pengambilan barang bukti secara umum. Perlu diingat moto “to touch as little as
possible and to displace nothing”, yaitu tidak boleh menambah atau mengurangi
benda-benda yang ada di TKP. Dokter tidak boleh membuang barang sembarangan di
karena semua itu dikhawatirkan akan menghilangkan barang-barang bukti yang lain.
Beberapa tindakan lain yang dapat mempersulit penyidikan seperti memegang setiap
benda di TKP tanpa sarung tangan, mengganggu bercak darah, membuat jejak baru
Peralatan yang sebaiknya juga dibawa saat pemeriksaan di TKP adalah sarung
tangan, kamera, film berwarna dan hitam putih (untuk ruangan gelap), lampu kilat,
lampu senter, lampu ultraviolet, alat tulis, tempat menyimpan barang bukti berupa
amplop atau kantung plastik, pinset, skalpel, jarum, tang, kaca pembesar, termometer
rektal, termometer ruangan, sarung tangan, kapas, kertas saring serta alat tulis (spidol)
untuk memberikan label pada barang bukti. Label pada barang bukti harus dituliskan
tentang jenis barang bukti, lokasi penemuan, saat penemuan dan keterangan lain yang
diperlukan.(2) Keterangan itu dapat berupa penjelasan lengkap mengenai barang bukti,
Page 14
jika ada nomor serinya maka harus ditulis juga, tidak lupa inisial penyidik yang
Proses pengumpulan biasanya akan dimulai dari barang bukti yang paling
rapuh atau paling mudah hilang. Pertimbangan khusus dapat diberikan pada barang
bukti yang perlu untuk segera dipindahkan. Pengumpulan barang bukti bisa
juga bisa terus dilakukan jika penyidik menemukan barang-barang bukti baru yang
Sebagian besar barang bukti disimpan dalam wadah kertas seperti paket,
amplop dan kantung. Benda cair dapat dikirim dalam wadah yang tidak mudah pecah
dan tidak mudah bocor, seperti tabung reaksi kering. Barang bukti bekas terbakar
(arson) disimpan dalam kaleng logam bersih dan kedap udara. Hanya barang bukti
berupa serbuk dalam jumlah banyak yang disimpan dalam kantung plastik. Barang
bukti yang lembab dan basah (darah, tanaman, dll) dapat disimpan dalam wadah
plastik saat di tempat kejadian untuk dikirim ke tempat pemeriksaan hanya jika waktu
pengiriman kurang dari dua jam. Hal ini untuk mencegah kontaminasi dari barang
bukti yang lain. Setelah tiba di lokasi yang aman, barang bukti tersebut harus dibuka
dari wadahnya dan dikeringkan di udara. Barang bukti dapat disimpan kembali dalam
wadah kertas yang kering. Barang bukti yang lembab tidak boleh disimpan dalam
wadah plastik atau kertas lebih dari dua jam. Keadaan lembab memungkinkan
Barang bukti yang berupa bercak kering di atas dasar keras harus dikerok dan
dimasukkan ke dalam amplop atau kantung plastik. Bercak pada kain harus diambil
seluruhnya atau apabila bendanya besar digunting dan dimasukkan ke dalam amplop
Page 15
dalam kantung plastik. Mayat yang ditemukan dibungkus dengan plastik atau kantong
plastik khusus mayat (kantong mayat) setelah sebelumnya diabadikan letak dan
posisinya serta pemeriksaan sidik jari oleh penyidik. Kedua tangan mayat juga
sebaiknya dibungkus plastik sebatas pergelangan tangan. Setiap barang yang bisa
saling mengontaminasi harus disimpan secara terpisah. Wadah harus ditutup dan
diamankan untuk mencegah percampuran dalam proses pengiriman. Mayat dan barang
bukti biologis atau medis, termasuk obat atau racun dikirim ke Instalasi Kedokteran
Forensik atau ke Rumah Sakit Umum setempat untuk pemeriksaan lanjutan. Apabila
Setiap jenis barang bukti mempunyai nilai yang khusus dalam penyidikan.
Nilai ini harus selalu disimpan dalam ingatan penyidik ketika melakukan penyidikan
di TKP. Sebagi contoh, ketika melakukan penyidikan di TKP penyidik harus lebih
memprioritaskan untuk mencari sidik jari yang bagus dari pada mengumpulkan serat
baju yang tertinggal. Karena sidik jari dapat mengidentifikasi secara tepat orang yang
pernah berada di TKP, sedangkan serat baju bisa berasal dari siapa saja yang
mengenakan baju yang berbahan sama. Dalam kondisi khusus mungkin saja
mengumpulkan serat baju menjadi lebih penting karena ada dalam jumlah banyak
pada tubuh korban serta tidak ditemukan sidik jari di TKP. Lebih baik mengumpulkan
lebih banyak barang bukti dari pada kurang. Penyidik seringkali hanya mempunyai
baiknya.(12)
Page 16
)
Beberapa contoh kegiatan olah TKP seperti pengambilan gambar untuk identifikasi, sketsa
lokasi dan pengamanan dari barang bukti serta pengambilan sampel bukti
BAB IV
METHODE PENCARIAN BARANG BUKTI
Page 17
Untuk mendapatkan barang bukti yang diperlukan di dalam proses penyidikan dikenal
5 methode/ cara yang sistematik, yaitu : (7,11,13)
1. Strip methode.
Tempat kejadian di periksa dari 1 jalur ke jalur berikutnya. Caranya: 3 orang
petugas masing-masing berdampingan yang satu dengan yang lain dalam jarak yang
sama dan tertentu (sejajar) kemudian bergerak serentak dari sisi lain di tempat
kejadian perkara. Apalagi dalam gerak tersebut sampai di ujung sisi lebar yang lain
maka masing-masing berputar ke arah semula. Methode ini baik untuk daerah yang
berlerang.
Strip methode
4. Zone methode.
Penggeledahan mengikuti daerah kuadran dengan membagi daerah tempat
kejadian pada beberapa kuadran. Caranya: Luasnya tempat kejadian perkara di bagi
menjadi 4 bagian, dari tiap bagian dibagi-bagi menjadi 4 bagian. Jadi masing-masing
bagian 1/ 16 dari luas tempat kejadian perkara seluruhnya. Untuk tiap-tiap 1/ 16
bagian tersebut di tunjuk 2 sampai 4 orang petugas untuk menggeledahnya. Methode
ini baik untuk perkarangan, rumah atau tempat tertutup.
Zone methode
5. Wheel methode.
Methode pemeriksaan yang dimulai pusat menuju keluar. Caranya: Beberapa
orang petugas bergerak bersama-sama ke arah luar dimulai dari titik tengah tempat
kejadian, dimana masing-masing petugas menuju ke arah sasarannya sendiri-sendiri
sehingga merupakan arah delapan penjuru angin, methode ini baik untuk ruangan
(hall).
Page 19
Wheel methode
Cara dan methode tersebut di atas tentu sudah diketahui oleh penyidik, perlu juga
diketahui oleh dokter yang melakukan pemeriksaan di TKP agar tidak merubah/ merusak
keaslian keadaan TKP. Pada dasar kesemua methode tersebut, diharapkan dapat memeriksa
setiap ruang bagian dari TKP dengan secermat dan seteliti mungkin. Dengan menghindari
kemungkinan terlewatinya 1 bukti sekecil apapun yang sangat bermakna untuk mengungkap
kasus yang ada di TKP tersebut.
BAB V
MENENTUKAN IDENTITAS
ATAU JATI DIRI KORBAN
Page 20
Menentukan identifikasi manusia merupakan salah satu tugas kepolisian dalam
berbagai upaya mengenal seseorang baik hidup ataupun mati dengan menggunakan
berbagai sarana ilmu untuk mengetahui siapa sebenarnya orang tersebut. Dalam
perkara pidana, mengenali siapa korban merupakan hal yang mutlak harus dilakukan.
Dengan mengetahui siapa korban tentu akan terbuka jalan untuk mengenal siapa
mereka sering dapat ditemukan siapa pelaku tindak pidana yang dicari. Maka
merupakan suatu tindakan yang dapat mengakibatkan dituntutnya seorang yang tidak
bersalah dengan tidak dikenalnya atau tidak teridentifikasi korban berarti sangat tipis
kemungkinan untuk menduga atau mencari siapa pelakunya. Dalam masalah non
pidana, orang hilang karena melarikan diri, tidak mengenal diri karena kelainan jiwa,
hilang atau mati karena bencana, masyarakat akan minta bantuan polisi untuk
kepentingan korban dan keluarga. Kebutuhan ini berkaitan dengan adat dan agama,
pernikahan, asuransi ataupun harta waris. Biodata yang tersimpan dengan baik dan
biodata tidak ada sama sekali, kawan atau keluarga merupakan sumber informasi yang
baik untuk mengetahui ciri-ciri khusus seseorang yang mengenalnya. Pada jenazah
yang sangat rusak, mengalami pembusukan yang lanjut, penentuan identitas masih
mati berdasarkan beberapa ciri khas yang terdapat pada orang tersebut. Identifikasi
Page 21
1. Identifikasi komparatif yaitu apabila tersedia selain data postmortem juga data
diperiksa dan dicatat ciri-ciri identitasnya, serentak dengan upaya pencarian orang
yang dilaporkan hilang oleh kerabatnya. Apabila diketahui ada orang hilang maka ciri-
ciri yang diketahui pada korban sewaktu masih hidup (data antemortem) dibandingkan
dengan ciri-ciri yang ditemukan pada tubuh korban (data postmortem). Dalam
Karena data tentang siapa saja yang diduga menjadi korban dapat diperoleh dari
passenger list atau laporan dari masyarakat atau penduduk yang kehilangan
kerabatnya. Data identitas yang dikumpulkan terdiri dari data yang non-medis dan
1. Data yang mendukung pengenalan secara visual seperti wajah, pakaian, perhiasan,
dengan medis yaitu sidik jari dan properti (kepemilikan) tertentu seperti hearing
warna kulit, warna dan struktur rambut, ciri tubuh yang khas (cacat, tatto, tahi
faktor identifikasi yang determinan (primer), sedangkan data medis, properti dan ciri
fisik harus kombinasi setidaknya dua jenis untuk dianggap sebagai ciri identitas yang
Page 22
pasti (sekunder). Akan tetapi bisa saja suatu properti atau ciri fisik tertentu sedemikian
B. DNA
deoxyribonucleic acid), adalah sejenis asam nukleat yang tergolong biomolekul utama
penyusun berat kering setiap organisme. Di dalam sel, DNA umumnya terletak di
dalam inti sel. Secara garis besar, peran DNA di dalam sebuah sel adalah sebagai
materi genetik artinya, DNA menyimpan cetak biru bagi segala aktivitas sel. Ini
Materi genetik yang berupa asam nukleat baik DNA (Deoxy-ribose Nucleic
Acid) mengandung tiga komponen, yaitu : 1) basa (purin dan pirimidin) 2) gula
(deoksiribosa) dan 3) fosfat. Basa purin yang terdapat pada DNA, yaitu Adenine [A]
dan Guanine [G] sedangkan basa pirimidin DNA adalah Cytocine [C] dan Thymine
[T]. Kedua unsur basa tersebut (purin dan pirimidin) akan berpasangan membentuk
kode-kode genetik pada DNA melalui ikatan hidrogen (A akan berpasangan dengan T
dan G dengan C. Unsur gula dan fosfat akan membentuk struktur DNA. DNA memiliki
struktur rantai ganda, struktur DNA lebih stabil bila dibandingkan dengan RNA.(16)
Page 23
DNA biasanya didapatkan dari berbagai sumber, seperti pakaian dalam, bekas
jilatan, puntung rokok, bekas gelas minum atau pada sumber lain yang memungkinkan
adanya sel manusia menempel. Bisa juga didapat dari ceceran darah, air mani atau
kelenjar ludah yang biasa menempel pada suatu barang tertentu. Sidik jari DNA dapat
dilakukan hanya dengan menggunakan sejumlah kecil tanda bukti seperti jaringan,
rambut, darah atau cairan lain dari tubuh. Sidik jari DNA adalah suatu proses
perbandingan. DNA dari kriminal harus dibandingkan dengan DNA sampel tersangka.
Spesimen yang baik untuk perbandingan jumlahnya satu ml dan darah harus
diperlakukan dengan bahan kimia ethylene diamnine tetraacetic acid (EDTA) untuk
Pengiriman Sampel
batu.
Nenek
Anak ♀ / ♂
mitokondria (mtDNA), terletak pada matriks semi cair di bagian paling dalam
Page 24
mitokondria. Satu mitokondria dapat mengandung puluhan mtDNA. Sistem genetik
mitokondria mirip dengan bakteri, berupa molekul sirkuler yang tahan eksonuklease.
Berbeda dengan DNA inti yang diturunkan dari kedua orang tua, mtDNA hanya
diwariskan secara maternal atau dari ibu. Keseluruhan mitokondria anak diturunkan
dari ibu karena hanya sel telur yang membawa mitokondria saat melebur dengan
sperma. Sel telur memiliki 100.000 mitokondria, sedangkan sperma hanya 50-100 di
penurunan mtDNA. Genom mitokondria diturunkan selama ratusan ribu tahun tanpa
ada persilangan dengan genom mtDNA ayah. Dengan demikian, mutasi yang
diwariskan dapat dilacak pada satu garis keturunan maternal. Karakteristik ini
Penelitian tentang penurunan mtDNA telah banyak dilakukan dan terbukti mtDNA
secara lestari diwariskan pada tujuh keturunan. Analisis menggunakan DNA inti
memiliki akurasi yang tinggi karena dirujuk pada DNA inti kedua orangtua (diploid).
Kelemahan metode ini adalah bila salah satu atau kedua orangtua tidak ada.
Penggunaan DNA inti saudara seayah-ibu, anak, paman dan bibi atau kakek dan nenek
ketiga atau saudara sepupu, tidak dapat digunakan. Selain DNA inti, DNA mitokondria
(mtDNA) telah digunakan dalam bidang forensik dan menjadi barang bukti di
pengadilan Amerika dan Eropa. Kelebihan utama penggunaan mtDNA adalah jumlah
molekulnya yang mencapai ribuan dalam satu sel sehingga memungkinkan dilakukan
analisis dari sampel yang sangat sedikit, misalnya cairan tubuh, akar atau batang
rambut bahkan tulang dan fosil tulang. Kelemahan penggunaan mtDNA adalah
Page 25
B.1 Teknik Pemeriksaaan DNA antara lain :
diinginkan secara in vitro (di luar tubuh makhluk hidup). Prinsip PCR diilhami
oleh proses penggandaan DNA yang terjadi secara alamiah dalam tubuh
makhluk hidup, yang kita kenal dengan istilah replikasi. Pada proses PCR,
hasil fotokopi tidak lain merupakan primer yang diperpanjang oleh enzim
DNA polimerase, ketika menempel pada salah satu untai templat DNA
jumlah molekul DNA target yang memadai. Di samping templat DNA dan
proses PCR. Saat awal ditemukan PCR, para peneliti “agak dibuat repot”
karena harus menambahkan enzim DNA polimerase pada setiap siklus. Hal
tersebut disebabkan enzim yang dipakai waktu itu tidak stabil pada suhu tinggi.
Sedangkan dalam proses PCR, terdapat tahapan yang harus dilakukan pada
suhu tinggi. Oleh karena itu, penemuan enzim DNA polimerase yang stabil
Page 26
1. Pertama, denaturasi. Proses ini bertujuan untuk membuka ikatan rangkap
pasangan basa nitrogen dengan ikatan rangkap tiga dalam struktur double
Makin tinggi proporsi (G+C), makin tinggi suhu yang dibutuhkan untuk
denaturasi DNA.(19)
2. Kedua, annealing, yaitu penempelan primer kepada untai DNA yang telah
artian harus tepat. Jika suhu terlalu tinggi, penempelan primer menjadi
tidak diinginkan.(19)
pada tahap ini terjadi reaksi polimerisasi yang dikatalisis enzim, maka suhu
siklus yang kita inginkan. Penentuan jumlah siklus PCR bergantung kepada
target jumlah copy molekul DNA yang ingin dihasilkan. Secara teoritis, jumlah
molekul DNA yang dihasilkan dari proses PCR adalah berbanding lurus secara
Page 27
eksponensial dengan jumlah siklus PCR (2 pangkat “n”, n= jumlah siklus).
Sebagai gambaran, jika kita merancang 20-30 siklus dan menggunakan enzim
taq polymerase sebagai katalis, lebih dari satu juta copy molekul DNA dapat
Sampel DNA yang disimpan pada suatu wadah, lalu suatu enzim yang
penambahan enzim ini agar setiap DNA terpotong pada lokasi-lokasi tertentu.
Oleh karena DNA bersifat unik (memiliki ciri-ciri khusus yang saling berbeda)
pada setiap individu, maka enzim tersebut akan memotong DNA setiap sampel
pada lokasi-lokasi yang unik pula. Enzim pemecah akan memotong setiap
menempatkan setiap sampel potongan DNA pada sebuah gel. Gel tersebut
dialiri listrik. Arus listrik yang terjadi akan mendorong setiap potongan DNA.
Potongan yang pendek akan bergerak lebih cepat dari pada potongan yang
lebih panjang. Pada akhir proses, seluruh DNA akan terurut berdasarkan atas
Page 28
panjang setiap potongan. Karena potongan DNA ini terlalu kecil untuk diamati,
digunakan sinar-X untuk menghasilkan sebuah citra foto. Citra foto yang
dihasilkan ini akan berbentuk garis-garis seperti pada bar code yang sering kita
Garis-garis inilah yang disebut sebagai sidik jari DNA. Sebagai langkah
pamungkas, dilakukan pembandingan antara pola DNA dari TKP dengan pola
DNA dari sel darah orang-orang yang dicurigai sebagai tersangka. Jika terdapat
kesamaan pola, dapat dipastikan dialah sang pelaku dengan tingkat kesalahan
satu pada beberapa miliar kasus. Mengingat rumitnya proses yang harus
dilalui, proses tes RFLP ini akan memakan waktu beberapa minggu sebelum
Proses RFLP
Keuntungannya tes atau uji DNA dalam ilmu biologi molekuler atau lebih
tepatnya disebut dengan sidik jari DNA lebih akurat karena hasil uji DNA sama dengan
sidik jari yang sebenarnya seperti yang dibubuhi pada kartu identitas. Tidak ada orang
yang memiliki sidik jari yang sama di dunia. Para ahli forensik telah membuat
perhitungan statistik yang sangat akurat dan ditemukan bahwa kemungkinan sidik jari
DNA yang sama adalah satu dalam satu miliar orang, sehingga dapat dikatakan bahwa
Page 29
bukti DNA dalam dunia kriminal lebih akurat dari pada saksi mata dalam
diagnostik yang didasarkan pada teknik molekuler bukanlah sesuatu yang mudah,
yang harus dilalui, proses tes DNA ini akan memakan waktu beberapa minggu
C. SIDIK JARI
identitas personal dengan tepat amat penting dalam penyidikan karena adanya
adanya atau impressi secara tak sengaja yang ditinggalkan dari alur-alur
tonjolan kulit jari pada sebuah permukaan, tanpa melihat apakah sidik tersebut
terlihat atau tak terlihat pada waktu tersentuh. Teknik memproses secara
elektronik, kimiawi dan fisik dapat digunakan untuk melihat residu sidik laten
yang tak terlihat yang ditimbulkan dari sekresi kelenjar ekrin yang berada di
macam lipid) walaupun impressi tersebut terkontaminasi dengan oli, darah, cat,
tinta, dll.(2)
Page 30
B Patent prints (Sidik jari Paten)
Sidik ini ialah impressi dari alur-alur tonjolan kulit dari sumber yang
tak jelas yang dapat langsung terlihat mata manusia dan disebabkan dari
transfer materi asing pada kulit jari ke sebuah permukaan. Karena sudah dapat
langsung dilihat sidik ini tidak butuh teknik-teknik enhancement dan diambil
Sidik plastik adalah impressi dari sentuhan alur-alur tonjolan kulit jari
alur-alut tersebut secara detail. Contoh umum: pada lilin cair, deposit lemak
pada permukaan mobil. Sidik-sidik seperti ini dapat langsung dilihat, tapi
laten yang tak tampak dari sekongkolan pelaku mungkin juga terdapat pada
harus dilaksanakan.(2)
C.2 Klasifikasi
didefinisikan sebagai tempat pertemuan dari 3 garis dermal yang membuat sudut
Page 31
Triradii pada ujung jari tangan
Galton (1892) mengklasifikasikan tipe sulur ujung jari tangan menjadi 3 pola yaitu
(21,22,23)
:
a. Busur/ Arcus (arch) adalah pola dermatoglifi yang tidak mempunyai triradii
b. Sinus/ Loop (L) mempunyai satu triradii, berbentuk lengkung yang dibedakan
menjadi Ulna Loop (UL) lengkung menghadap ke ulna dan Radial Loop (RL)
c. Pusar/ Vortek/ Whorl (W) mempunyai dua triradii dikenal dengan vorteks atau
Sidik jari berkaitan dengan suku bangsa, dimana pada keturunan Afrika
cenderung memiliki pola sidik jari arch, bangsa Eropa berpola whorl, sedangkan pada
Page 32
a. Tipe pola busur/ arcus sederhana (gambar A) yang tidak mempunyai triradius dan
b. Tipe pola sinus ulnar (gambar C) dan tipe pola sinus radial (gambar D) yang
c. Tipe pola pusaran/ vortex spiral (gambar E), tipe pola pusaran/ vortex konsentris
Ma
A B C D
E F G
Keterangan gambar :
Gambar A: Arcus/ busur sederhana yang tidak mempunyai triradius.
Gambar B: Arcus/ busur tented yang mempunyai 1 buah triradius.
Gambar C: Tipe pola sinus ulnar.
Gambar D: Tipe pola sinus radial yang masing-masing mempunyai 1 buah
Triradius.
Gambar E: Tipe pola pusaran/ vortex spiral.
Gambar F: Tipe pola pusaran/ vortex konsentris.
Gambar G: Tipe pola pusaran/ vortex ganda/ campuran yang masing-masing
mempunyai 2 buah triradius.
Pembentukan Sidik Jari pada manusia, sulur epidermal ujung jari mulai
terbentuk pada 8 minggu setelah konsepsi dan selesai secara lengkap kira-kira pada
minggu ke 16. Pola sulur ini tetap dipertahankan seumur hidup tanpa perubahan dan
Page 33
dapat digunakan untuk menentukan identitas seseorang dan membantu menegakkan
diagnosis penyakit genetik. Pola sulur yang telah terbentuk secara penuh, tidak akan
mengalami perubahan sepanjang hidup. Hanya kerusakan secara mekanik yang dapat
mengubah pola yang sudah terbentuk. Pembentukan pola sulur terjadi pada masa kritis
saat awal kehamilan dan menghasilkan perbedaan pola pada setiap individu.
Perbedaan pola sulur yang terdapat pada ujung jari laki-laki dan perempuan
dipengaruhi oleh tingkat hormon seksual dan hormon pertumbuhan pada saat
kehamilan. Perbedaan pola dermatoglifi merupakan ciri khas pada setiap individu,
sering dipergunakan sebagai alat untuk identifikasi personal dalam penyelidikan suatu
kejahatan. Setiap individu memiliki pola sidik jari yang berbeda dengan perbandingan
1 banding 2 milyard.(26,27)
Cara pengangkatan sidik jari yang paling sederhana adalah dengan metode
dusting (penaburan bubuk). Biasanya metode ini digunakan pada sidik jari paten/ yang
tampak dengan mata telanjang.(5) Sidik jari laten biasanya menempel pada lempeng
aluminium, kertas, atau permukaan kayu. Agar dapat tampak, para ahli dapat
menggunakan zat kimia, seperti lem (sianoakrilat), iodin, perak klorida dan ninhidrin.
(10)
Lem sianoakrilat digunakan untuk mengidentifikasi sidik jari dengan cara
tertutup, misalnya stoples. Dalam stoples tersebut, ditaruh juga permukaan benda yang
diduga mengandung sidik jari yang telah diolesi minyak. Tutup rapat stoples.
permukaan benda berminyak yang diduga mengandung sidik jari. Semakin banyak
Page 34
Cara lainnya dengan menggunakan iodin. Iodin dikenal sebagai zat
pengoksidasi. Jika dipanaskan, iodin akan menyublim, yaitu berubah wujud dari padat
menjadi gas. Kemudian, gas iodin ini akan bereaksi dengan keringat atau minyak pada
sidik jari. Reaksi kimia ini menghasilkan warna cokelat kekuning-kuningan. Warna
yang dihasilkan tidak bertahan lama sehingga harus segera dipotret agar dapat
didokumentasikan.(8) Zat kimia lain yang biasa digunakan adalah perak nitrat dan
larutan ninhidrin. Jika perak nitrat dicampurkan dengan natrium klorida, akan
dihasilkan natrium nitrat yang larut dan endapan perak klorida. Keringat dari pelaku
mengandung garam dapur (natrium klorida, NaCl) yang dikeluarkan melalui pori-pori
kulit. Pada praktiknya, larutan perak nitrat disemprotkan ke permukaan benda yang
diduga tersentuh pelaku. Setelah 5 menit, permukaan benda akan kering dan perak
nitrat pun terlihat. Lalu, sinar terang atau ultra violet yang disorotkan ke permukaan
benda akan membuat sidik jari yang mengandung perak nitrat terlihat. Seperti halnya
iodin, warna yang dihasilkan tidak bertahan lama sehingga harus segera dipotret agar
dengan minyak dan keringat menghasilkan warna ungu. Jika jari pelaku kejahatan
mengandung minyak atau keringat, lalu tertempel pada permukaan benda, sidik
jarinya akan terlihat dengan cara menyemprotkan larutan ninhidrin. Setelah dibiarkan
selama 10-20 menit, akan tampak warna ungu. Proses ini dapat dipercepat dengan
lainnya yang biasa digunakan, teknik MXRF mempunyai beberapa kelebihan. MXRF
dapat mengidentifikasi sidik jari yang tidak dapat diidentifikasi metode lain.(8)
Page 35
Setiap warga negara Republik Indonesia dan siapapun yang memerlukan untuk
kepentingan apapun harus dimbil Sidik jarinya pada Kartu Sidik Jari AK-23
Pada kesepuluh kolom Sidik Jari dilaksanakan dengan cara “Rolled Impression”. Pada
kolom Empat jari bersama tangan kanan dan kiri dilaksanakan dengan cara “Plaint
Impression”.(20) Pengambilan sidik jari gunanya untuk pendataan serta Filing &
Recording dalam rangka memperbanyak atau memperkaya Database sidik jari guna
identitas dan catatan kriminil seseorang. Pengambilan sidik jari juga diambil menurut
standar rutin. Permukaan ruas pertama jari sampai persendian yang bawah dilumuri
dengan tinta kemudian digulingkan dari sisi luar ke dalam pada kertas yang yang
sudah dilapisi, sehingga menghasilkan cetakan dari seluruh ujung jari. Untuk tiap-tiap
jari dilakukan dengan cara yang sama secara terpisah, dan cetakan sepuluh jari
ditempatkan pada kolom yang terpisah. Ujung-ujung jari dari tiap tangan ditempelkan
pada kertas secara serentak tanpa bergeser sehingga diperoleh cetakan yang seperti
A Stamping Kit
Adalah seperangkat alat yang terdiri dari Roller, Tinta, Plat kaca atau stenless
stell, alat penjepit kartu AK-23, yang sangat bermanfaat dan praktis untuk
Page 36
Kartu ini dibuat atau dicetak dengan kertas karton/tebal warna
Kartu sidik jari AK-24 juga sudah dibakukan (standard) di Polda-Polda. Dibuat
dicetak dengan kertas karton/ tebal warna putih licin dengan ukuran: 7 x 13
vertifikasi kartu AK-23. Artinya setelah kartu sidik jari AK-23 tersebut sudah
terisi rekaman sidik jari, harus dibubuhi rumus dan rumus dibuatkan kartu
tiknya (AK-24).
D Tinta Daktiloskopi
Tinta khusus Daktiloskopi adalah sejenis tinta cetak hitam yang dicampur
dengan minyak khusus sehingga tinta cepat kering. Gunanya adalah untuk
E Roller
Adalah alat yang dibuat dari sepotong karet bulat berdiameter ± 2 cm panjang
± 5-6 cm. Kegunaannya adalah meratakan tinta pada plat kaca dengan gerakan
F Magnifier/ Loop
Page 37
yaitu kaca pembesar yang digunakan untuk merumus sidik jari atau untuk
berikut :
sidik jari.
G Sinyalemen
Adalah ciri-ciri khusus pada seseorang yang harus dituangkan pada urutan
kolom data-data karu sidik jari AK-23. Kegunaannya adalah apabila seseorang
mengetahui suatu tindak pidana di lapangan tahu di TKP, bisa mengenal atau
Terdapat juga berbagai macam alat yang berhubungan dengan sidik jari yang
a. Fingerprint Magnifier
Kegunaannya adalah sebagai alat untuk melakukan proses pemeriksaan sidik jari.
sidik jari.
Page 38
Kegunaannya adalah sebagai alat untuk mengembangkan sidik jari latent pada
dokumen/ kertas yang berpori dengan menggunakan yodium kristal atau Super
Glue.
Kegunaannya adalah sebagai alat untuk mengembangkan sidik jari latent kertas
Kegunaannya adalah sebagai alat untuk mengembangkan sidik jari latent pada
permukaan yang kasar seperti kulit jeruk atau yang tidak bisa dikembangkan
D. IDENTIFIKASI GIGI
pada suatu peristiwa hukum. Kedokteran gigi forensik merupakan ilmu bantu dalam
rangka menetapkan suatu barang bukti dalam suatu kejadian.Gigi merupakan salah
satu sarana identifikasi yang dapat dipercaya (sukar dibantah), khususnya bila
rekaman data gigi dan rontgen foto gigi atau model cetakan gigi semasa hidup pernah
1) Gigi adalah bagian terkeras pada tubuh manusia, yang komposisi bahan organik
dan airnya sedikit sekali. Sebagian besar kandungan gigi terdiri atas bahan
Page 39
2) Gigi terlindung karena berada dalam rongga mulut dan dilingkupi oleh basahnya
air liur. Dengan demikian, gigi baru menjadi lapuk pada suhu 200 oC dan baru
(1972) kemungkinan dua orang identik data gigi dan mulutnya adalah satu dalam
dua miliar, sehingga hampir mustahil ada dua orang yang sama kondisi giginya.
Itu karena rata-rata manusia mempunyai 32 gigi dengan bentuk yang jelas,
ada 160 permukaan gigi dengan variasi keadaan, mulai dari baik sampai rusak,
5) Identifikasi gigi bisa mengetahui umur, ras, jenis kelamin, golongan darah, dan
2) Dokter gigi pun belum tentu melakukan penyimpanan data gigi yang tertata.
musibah, tidak dapat diperoleh data gigi yang tepat. Untuk itu, PDGI (Persatuan
Dokter Gigi Indonesia) atau Departemen Kesehatan RI, perlu diimbau agar
menganjurkan para dokter gigi kita untuk mempunyai rekaman data gigi pasien yang
lengkap dan baik sesuai standar internasional (Odontogram Interpol) di klinik masing-
masing.(29,30)
Pemeriksaan ini meliputi pencatatan data gigi (Odontogram) dan rahang yang
Page 40
gigi dan rahang. Odontogram memuat data tentang jumlah, bentuk, susunan, tambalan,
a. Umur :
Pada anak dengan memeriksa pola pertumbuhan. Pada dewasa dengan metode
b. Golongan darah :
Dengan teknik dilusi matrik organik jaringan pulpa (selain rambut dan tulang).
c. Penentuan ras :
Menentukan ras berdasarkan gigi dan rahang tidak dapat diandalkan meskipun
Ras Mongoloid :
incisors).
satu rahang bawah dan sering terdapat pada suku Pima Indians.
Enamel pearls, nodul enamel pada akar molar. Sering terlihat pada
Page 41
Ras Kaukasoid :
50%).
parabola.
Ras Negroid :
lingual.
lingual.
Bentuk dan ukuran gigi pada wanita berbeda dengan pria, terutama pada gigi
seri atas. Bentuk lengkung rahang juga berbeda. Menurut Anderson, diameter
mesio-distal pada laki-laki lebih besar dari 6,7 mm dan diameter mesio-distal
Page 42
pada perempuan kurang dari 6,7 mm. Jenis kelamin juga dapat diperiksa dari
e. Perkiraan kebiasaan
jarum, jepitan rambut, pipa (abrasi incisal), paparan polutan : pekerja pom
f. Ciri-ciri khas
tambalan emas, protesa gigi, mesiodens dan lain-lain. Identifikasi terhadap ciri
1.Periode gigi sulung/ gigi tidak tetap/ early dentition (usia 6 bulan-6 tahun).
Dimulai oleh gigi sulung depan bawah pada umur kurang lebih 6-8 bulan sampai
usia 2 tahun. Gigi pada anak berjumlah 20 buah, terdiri dari 4 gigi incisivus 1, 4 gigi
incisivus 2, 4 gigi caninus dan 4 gigi molar 2. Waktu pertumbuhan gigi sulung :
Page 43
Pada periode pergantian, gigi sulung digantikan oleh gigi tetap sehingga dalam
rongga mulut terdapat campuran gigi sulung dan tetap. Gigi sulung berwarna putih
kebiruan karena rongga pulpanya besar, bentuk gigi kecil, pada mixed dentition gigi
sulung mudah goyang dan banyak kerusakan seperti karies, aberasi dll. Sedangkan
gigi tetap berwarna putih kekuningan karena rongga pulpanya kecil, bentuk gigi
besar, pada mixed dentition gigi tetap tidak goyang dan tidak terdapat kerusakan
E IDENTIFIKASI TOFOGRAFI
2. Jika tersedia, gunakan kamera digital agar lebih mudah menyimpan dan penyebar
luasan foto.
Page 44
Seluruh tubuh korban, tampak depan.
Seluruh wajah.
Hal yang menjadi ciri khas yang dapat membedakan dengan yang lain.
2. Foto harus diambil dekat dengan tubuh korban, dalam pengambilan gambar wajah,
gambar.
dimaksud.
Page 45
• Close up → terlihat detail korban.
Bila foto telah diambil, catat data-data berikut bersamaan dengan nomor identitas
(32)
korban menggunakan form di Annex 1 :
dll).
4. Tanda-tanda spesifik pada kulit (tato, jaringan parut, tanda lahir) atau adanya
Bila dalam suatu bencana banyak keluarga yang datang menyerahkan foto
wajah anggota keluarga yang hilang, maka foto-foto yang masuk ini dapat
dibandingkan dengan temuan tengkorak. Prosedur ini dikenal sebagai Skull to Photo
Superimpotition. Namun bila tidak ada data-data yang cukup mengenai orang hilang
merupakan pekerjaan yang sulit karena memperkirakan wajah seseorang ketika hidup
berdasarkan gambaran tengkoraknya. Walaupun tidak ada ilmu pasti hasil rekonstruksi
ini seringkali tidak jauh berbeda dari keadaan sebenarnya.(33) Identifikasi tidak terbatas
menggunakan sisa tulang yang ditemukan namun akan menjadi penting dalam
penentuan bila pada satu orang terdapat dua gambar atau lebih, perbandingan antar
foto ini memerlukan beberapa jenis foto yang diambil pada waktu dan kondisi yang
berbeda.
A Skull-to-Photo Superimposition
Page 46
Prosedur ini dilakukan dengan menumpukkan foto korban hilang
kecocokan yang masih harus ditunjang dengan bukti lain. Namun bila dengan
penumpukan foto menunjukkan perbedaan yang nyata seperti posisi mata atau
panjang hidung, atau ukuran dagu, maka foto tersebut dapat dieliminasi
B Rekonstruksi wajah
dilakukan sejak tahun 1895. Semenjak itu walaupun belum ada ilmu pasti
dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu gambar 2 dimensi atau pahatan 3 dimensi
Page 47
Rekonstuksi wajah 2 dimensi Rekonstruksi wajah 3
dimensi
F IDENTIFIKASI RANGKA
bukan kuburan sering merupakan korban mati tidak wajar karena tindak pidana,
dimana pelaku baik dengan sengaja atau tidak bertujuan menghilangkan bukti. Proses
kematian dari mayat yang ditemukan tersebut. Walaupun demikian dengan berbagai
upaya ilmiah dalam bidang kedokteran, anthropologi, kedokteran gigi dan seniman
termasuk perkiraan wajah pada waktu masih hidup. Tergantung dari kelengkapan
tulang belulang dan kerusakan jaringan serta barang bukti lain yang ditemukan di
perkiraan umur korban waktu meninggal, jenis kelamin, ras, tinggi, hal-hal khusus
yang ada pada waktu hidup seperti kidal, pincang, kelainan tulang, penyakit-penyakit
tertentu dan dalam beberapa kasus dapat diketahui sebab kematian korban.(33)
Antropologi forensik merupakan salah satu cabang ilmu yang masuk dalam
identifikasi forensik. Definisi dari antropologi forensik itu sendiri adalah identifikasi
Page 48
dari sisa hayat manusia yang jaringan lunaknya telah hilang sebagian atau seluruhnya
sehingga tinggal kerangka, dalam konteks hukum. Dalam antropologi forensik, proses
identifikasi rangka manusia dimulai dengan identifikasi ras, lalu dilanjutkan dengan
identifikasi jenis kelamin kemudian identifikasi umur dan diakhiri dengan identifikasi
tinggi badan. ketebalan, ukuran dan umur penulangan (osifikasi). Setiap manusia
memiliki 190 tulang dan tulang ini dibedakan menjadi tulang panjang, pendek, pipih
dan tidak teratur. Tulang panjang kita dapati pada tangan dan kaki seperti humerus,
radius, ulna, femur, tibia dan fibula. Tulang pendek meliputi tulang belikat/klavikula,
metacarpal dan metatarsal (jari tangan dan kaki). Tulang pipih terdapat pada tulang-
tulang atap tengkorak seperti frontal, parietal, dan occipital. Tulang tidak teratur
Karakter tulang Laki-laki Perempuan
Ukuran secara umum Besar Kecil
Rigi supra orbitalis Lebih menonjol Lebih halus, datar
Proccesus Sedang-besar Kecil-sedang
mastoideus
Regio occipital Terdapat tanda perlekatan otot Tidak terdapat tanda
perlekatan otot
Eminensia frontalis Kecil Besar
Eminensia parietal Kecil Besar
Orbita Persegi dengan tepi tumpul Bulat dengan tepi tajam
Dahi Membentuk slope, kurang Vertical
membulat
Tulang pipi Berat, menonjol kelateral Kecil, ramping
Palatu Besar, lebar, bentuk U Kecil, parabolic
Condylus occipitalis Besar Kecil
Mandibula Besar, simphysis tinggi, ramus Kecil, simphysis rendah
lebar dan ramus lebih kecil
Bentuk dagu Bentuk U Bentuk V
Sudut gonial Membentuk sudut Vertical
Gonial flare Menonjol Datar
adalah tulang vertebra dan basis cranii. Penentuan jenis kelamin dapat diperoleh
berdasarkan penemuan tulang yang ada. Jenis tulang yang dapat digunakan dalam
menentukan jenis kelamin, yaitu tulang kranium, tulang panggul, tulang dada, tulang
panjang, dan tulang rahang. Tetapi tulang selain kranium kadangkala tumpang tindih
Page 49
Penentuan jenis kelamin berdasarkan tulang kepala menurut Krogmann(1986)
Washburn dan Krogmann (1962) menyatakan bahwa hanya dengan memeriksa tulang
panggul tanpa pemeriksaan lain, dapat ditentukan jenis kelamin pada sekitar 90%
kasus.
Tulang dapat digunakan untuk membedakan ras : Kaukasoid, Negroid dan Mongoloid.
Page 50
Penilaian Ras Kaukasoid Ras Negroid Ras Mongoloid
Appertura nasalis Sempit Lebar Bentuk bulat,
berukuran
medium
Ramus assendens os ”pinched” Slented Lebar, vertikal
mandibula
BAB VI
BARANG BUKTI BIOLOGIS
Page 51
A. DARAH
Di antara berbagai cairan tubuh, darah merupakan yang paling penting karena
merupakan cairan biologik dengan sifat-sifat potensial lebih spesifik untuk golongan
manusia tertentu. Tujuan utama pemeriksaan darah forensik sebenarnya adalah untuk
yang ditemukan di Tempat Kejadian Perkara (TKP) pada obyek-obyek tertentu (lantai,
meja, kursi, karpet, senjata dan sebagainya), manusia dan pakaiannya dengan darah
korban atau darah tersangka pelaku kejahatan.(9) Alat dan perlengkapan pengambilan
sampel darah adalah.(34) : Duk steril, benang steril (threads), kaca obyek, air bersih
(distilled water), scalpel, pisau skalpel sekali pakai, gunting kecil, penjepit kecil
(tweezers).
Pada kasus tindak pidana, bercak darah sering ditemukan di TKP. Apabila
ditemukan bercak darah, maka hal pertama yang perlu diperhatikan adalah letak
bercak darah untuk mengetahui bagaimana posisi korban saat menerima luka dan
untuk mengetahui dari mana darah tersebut berasal. Kedua perlu diperhatikan bentuk
atau gambaran bercak darah untuk mengetahui bagaimana cara darah menempel pada
obyek dan dari mana darah berasal.(1) Pemeriksaan laboratoris dilakukan untuk
membuktikan bercak tersebut benar darah atau bukan, menentukan darah manusia atau
hewan, menentukan jenis golongan darah jika darah tersebut berasal dari manusia,
Keterangan gambar :
1. Tabrakan dengan kecepatan tinggi, seperti tembakan senjata, energy kinetik yang
di timbulkan memecah darah menjadi tetesan yang lebih kecil.
2. Serangan dengan kecepatan sedang, seperti pukulan di kepala.
3. Sebuah sapuan bisa berasal dari tangan yang penuh darah, yang menyentuh di
dinding yang bersih.
4. Sebuah sekaan bisa berasal dari tangan yang bersih, yang menyentuh genangan
darah.
5. Tetesan berbentuk seperti bola saat menetes, saat jatuh lurus kebawah, pada
kondisi jatuh dari jarak jauh bisa mencapai 7,5 meter / detik. darah yang jatuh
sangat cepat dan memantul kesegala arah akan menghasilkan bentuk “mahkota”.
6. Darah yang mendarat di sebuah sudut akan menghasilkan bentuk oval, arah
dengan kecepatan tinggi, membentuk aliran kecil setelah bentuk oval. tetesan itu
seperti berudu. Panah menunjukkan arah gerakan.
Page 53
Dalam menganalisa bercak darah, laboratorium kriminal pada masa kini telah
Menganalisa protein, enzim dan antigen dalam darah. Substansi ini sangat mudah
terdegradasi daripada DNA dan jenis pemeriksaan ini memerlukan sejumlah besar
sampel dalam kondisi bagus untuk hasil yang optimal. Jenis pemeriksaan ini
Analisa langsung pada sekuensi DNA tertentu yang terdapat dalam sel darah putih.
DNA lebih sulit terdegradasi daripada protein, enzim dan antigen. Tes RFLP DNA
biasanya dapat mengidentifikasi personal secara statistik (satu dari beberapa juta
Metode ini juga memerlukan sejumlah besar sampel untuk memperoleh hasil yang
signifikan.
Analisa pada sekuensi DNA tertentu yang telah disalin berkali-kali sampai pada
batas jumlah yang dapat dideteksi. PCR dapat bekerja baik pada sampel yang
yang salah. Satu-satunya cara munculnya hasil yang salah adalah karena
Pada masa sekarang, pengadilan tidak mengakui barang bukti darah dapat
berhubungan secara meyakinkan dengan individu. Pengadilan lebih percaya pada sidik
jari, jejas gigitan, patahan kuku dan tulisan tangan. Jika hasil pemeriksaan DNA
digunakan dalam pengadilan, maka bisa menjadi alat bukti yang berhubungan dengan
individu dengan derajat ketepatan yang tinggi. Sebenarnya, analisa RFLP DNA
dikenal dengan sebutan “sidik jari DNA”. Pengadilan membuat peraturan bahwa hasil
pemeriksaan DNA hanya bisa diberikan dalam bahasa statistik. Seorang ilmuwan
forensik tidak bisa bersaksi bahwa bercak darah yang ditemukan berasal dari individu
secara spesifik. Dia dapat bersaksi berdasarkan studi populasi, hanya satu orang dalam
beberapa juta atau milyar yang mempunyai profil DNA yang khas. Dia bisa bersaksi
Selain itu darah dapat mengidentifikasi berdasarkan golongan darah dengan mengikuti hukum Mendel Antigen dan Antibody yang terdapat dalam
Page 55
A Bercak Darah Kering
Jika benda yang terkena noda darah berukuran kecil dan mudah diangkut,
1 Keuntungannya adalah :
2 Kerugiannya adalah :
Jika benda yang terkena noda darah terlalu besar dan sulit diangkut ke
Daerah yang tidak terkena noda juga harus dipotong jika ada, kemudian
Page 56
penyimpanan yang besar. Kerugiannya penyidik harus menentukan bagian
mana yang harus diambil dan sebagian material terlalu sulit atau keras
untuk dipotong.
Tempelkan selotip sidik jari (jangan sampai menyentuh sisi lengket selotip
Tekan sambil menggeser bagian selotip yang tidak lengket dengan ujung
darah seperti mengangkat sidik jari dan tempatkan pada penutup vinyl
untuk dianalisa). Proses ini bisa diulang beberapa kali pada noda yang
sama jika diperlukan. Berikan label pada noda dan kemas dalam amplop
Gunakan alat yang bersih dan tajam untuk mengerok bercak darah ke
dalam wadah kertas. wadah tersebut diberi label dan dimasukkan dalam
amplop kertas. jangan gunakan wadah plastik karena listrik statis akan
Page 57
menampung kerokan, kerokan mudah sekali hilang kecuali dengan teknik
benang di atas bercak darah, hingga noda dapat terserap ke dalam kapas.
udara lalu kemas dalam wadah kertas dan masukkan ke dalam amplop.
Keuntungan teknik ini adalah noda darah berkonsentrasi pada area yang
katun muslin (kain katun tipis). Duk harus dididihkan dengan air bersih dan
benang.
a. Jika benda yang kena bercak darah kecil dan mudah dimuat, kemas dalam
Page 58
kontaminasi. Bawa ke tempat yang aman dan keringkan di udara. Kemas
tambahan kerja bagi ahli serologi dan benda yang besar memerlukan
b. Jika benda terlalu besar dan tidak mudah diangkut, serap bercak dengan
duk katun muslin seperti di atas. Kemas dalam wadah kertas dan langkah
apakah bercak merah itu benar-benar darah atau bukan. Pada kasus di mana
bercak darah tidak bisa terlihat dengan jelas, seperti pada kondisi ketika pelaku
kejahatan telah menghapus bercak darah atau senjata yang digunakan telah
dicuci, maka kita bisa menggunakan Luminol test. Luminol adalah cairan
kimia yang jika dikenakan pada bercak darah, meskipun bercak itu sudah
sangat tipis akan menyebabkan bercak darah itu berpendar dalam gelap. Teknik
ini sudah lazim digunakan oleh ahli forensik, biasanya mereka akan
darah dan dengan segera bisa dilihat luminesensi berwarna biru pucat.
Meskipun teknik ini sudah populer, tetapi memiliki beberapa kelemahan, yaitu:
maka harus terlihat seperti darah pada umumnya. Bercak darah juga
Page 59
harus terdapat dalam jumlah yang cukup untuk confirmatory test dan
genetic markers test. Ini memerlukan bercak darah yang terlihat dengan
mata telanjang. Reaksi luminol adalah tes yang paling baik untuk tes
penyaringan. Tetapi jika bercak sudah sangat tipis, sehingga hanya bisa
dilihat dengan luminol, maka selanjutnya tidak bisa lagi dilakukan tes
dengan ion tembaga, bahan dari tembaga, bahan dari besi, dan ion
d. Karena luminol adalah water based (berbahan dasar cair), maka bisa
darah. Ketika sedang mencari bercak darah di TKP, khususnya darah yang
untuk mencari jejak darah. Bercak darah tidak mudah dihilangkan, bercak
Page 60
menghilangkannya. Darah juga cenderung mengalir ke retakan lantai,
terhadap TKP dengan cahaya yang terang biasanya penyidik dapat menemukan
bercak tersebut.
cairan asam sehingga terbentuk warna biru cerah. Tes tersebut bisa dilakukan
pada bercak yang kecil dengan cara mengusap bercak menggunakan kertas
bercak yang memberikan hasil positif saja yang diperiksa lebih lanjut.
lebih aman kini sudah mulai digunakan secara bertahap. Di antara tes itu
manusia dan bukan darah binatang. Metode pemeriksaan pada tahap ini bisa
menggunakan :
a. Tes Serologik
Page 61
b. Tes Kimiawi
menggunakan mikroskop.
c. Spektroskopik
produk dari hemoglobin sehingga tercipta suatu pola spektrum warna yang
d. Mikroskopik
Terutama digunakan untuk memeriksa bercak darah yang masih baru atau
segar sehingga bisa dibedakan dengan melihat bentuk dan inti sel darah
yang ditemukan.
yang kita temukan. Ini penting untuk melihat kesesuaian apakah bercak yang
ditemukan berasal dari korban atau dari orang lain. Penentuan golongan darah
adalah sistem ABO. Penentuan golongan darah bisa dilakukan pada sampel
darah segar maupun yang telah mengering, bahkan yang masih menempel pada
pakaian korban. Selain dari cairan darah bisa ditentukan juga golongan darah
seseorang dari cairan tubuhnya seperti air liur dan sperma, pemeriksaan ini
a. Membuktikan adanya alkohol, morfin atau zat psikotropika lain pada darah pelaku
Page 62
b. Membuktikan tindak pidana perzinahan yang mengakibatkan lahirnya anak dari
a. Menentukan golongan darah korban untuk dicocokkan dengan bercak darah yang
ditemukan di TKP.
b. Menentukan sebab kematian jika dicurigai ada unsur keracunan dalam proses
kematiannya.
Mintalah ahli patologi untuk mengambil sampel darah langsung dari jantung
saat otopsi kemudian dimasukkan ke dalam tabung berisi asam sitrat dan larutan
dekstrosa (untuk pemeriksaan DNA). Dalam kasus tertentu jika tidak didapatkan darah
yang cair, mintalah ahli patologi untuk mengambil potongan hati, tulang dan atau
jaringan otot yang dalam untuk diperiksa. Jika korban masih hidup dan akan dilakukan
prosedur transfusi, maka pastikan untuk mengambil sampel darah sebelum transfusi
(biasanya sudah menjadi prosedur tetap di rumah sakit). Teknik pengambilan sampel
darah pada penentuan golongan darah tidak spesifik dari tempat-tempat tertentu.
Tetapi untuk pengambilan sampel untuk pemeriksaan alkohol perlu diambil dari
pembuluh darah balik tepi (vena perifer) terutama vena femoralis. Bila ada kecurigaan
keracunan zat-zat lain perlu diambil darah dari jantung dan vena perifer, ini
sebaiknya disimpan dalam suhu 4oC di dalam refrigerator dengan penambahan sedikit
Page 63
A.4 Test Untuk Memastikan Cairan Darah Atau Bukan
1 Reaksi Benzidine
Hemoglobin-hidrogen-peroksida H2O-On
Reagensia benzidine di buat dari : larutan jenuh Kristal benzidine dalam asam
Cara Pemeriksaan
Bercak yang diduga bercak darah di gosok dengan kertas saring, bercak yang
Interprestasi:
Hasil positif pada reaksi benzidin adalah timbul warna biru gelap pada kertas
Skema Reaksi :
mengeluarkan cahaya (luminenscense), test ini dapat untuk test penyaring, oleh
Page 64
campuran 100 mg 3-aminophthalhydrazide dan 5 gram sodium karbonat dalam
sodium perborate.
Cara pemakaian
Objek yang akan di periksa disemprot dengan reagensia, oleh karena yang
sehingga test ini kurang sensitive. Uji Takayama dan Teichmann didasarkan
pada pembentukan Kristal yang khas yang terjadi dari percampuran antara
Cara pemeriksaan
Uji Takayama : seujung jarum bercak kering di letakkan pada gelas objek,
ditambahkan 1 butir Kristal NaCL dan 1 tetes asam asetat glacial, tutup kaca
dengan kaca penutup dan di panaskan. Uji yang positif akan terlihat secara
coklat.(11)
4 Test Precipitin
Page 65
Uji precipitin terlebih dahulu harus di buat serum anti-manusia (human anti
darah manusia. Darah kelinci kemudian diambil dan serum yang mengandung
(human anti serum). Dengan cara yang sama dapat dibuat serum anti binatang-
binatang lain. Uji precipitin merupakan uji yang spesifik untuk menentukan
species, apakah bercak berasal dari manusia, anjing, kucing dll. Akan tetapi
Cara pemeriksaan :
Satu gram darah kering atau 1 cm2 bercak di ekstraksi dengan larutan garam
dalam tabung reaksi lalu ditambah ekstra yang telah dibuat. Hasil positif
keruh. Pemeriksaan dalam tabung tersebut di kenal juga dengan reaksi cincin
Perlu diketahui uji precipitin adalah uji yang sangat sensitive, hanya
memerlukan sedikit darah. Darah manusia yang kering berumur 10-15 tahun
tetap memberikan hasil positif; bahkan ekstra jaringan yang diambil dari yang
berumur 4000-5000 tahun juga memberikan hasil yang positif. Cara lain yang
dalam agar.(11) Penentuan golongan darah pada bercak yang kering lebih sulit di
banding dengan bercak yang segar, disebabkan sel-sel darah telah hancur dan
karena antigen yang terdapat pada permukaan sel tetap utuh walaupun sel-
mengungkap kasus tindak pidana seksual sebab pemeriksaan tersebut tidak hanya
dapat membuat terang suatu perkara, tetapi juga dapat menjelaskan identitas
golongan darah dan atau dengan pemeriksaan DNA dari sel-sel yang ditemukan.
Untuk setiap kejahatan seksual, korban harus diperiksa oleh dokter. Tandai semua
barang bukti pakaian dan kemas dalam wadah yang terpisah. Usahakan seminimal
langsung dari liang senggama dengan oese platina atau pipet. Jika tidak bisa diambil
menggunakan cara ini, maka perlu penyemprotan cairan fisiologis ke fornix posterior
mikroskop. Sperma bisa dilihat langsung di bawah mikroskop atau dicat dulu dengan
Methylen Blue maupun Hematoxylin Eosin. Spesimen kering perlu dilakukan skrining
dulu dengan pemeriksaan di bawah sinar ultraviolet. Bercak sperma akan mengalami
fluoresensi jika terkena sinar ultraviolet. Bercak yang ditemukan dikerok lalu ditetesi
dengan larutan fisiologis (HCl 1%) atau asam asetat glasial 0,3%. Selanjutnya dapat
diperiksa di bawah mikroskop secara langsung ataupun dicat terlebih dahulu. Dalam
kantung kertas dan tunggu sampai kering di udara dahulu, baru dikirim ke
laboratorium.(9)
Cairan mani merupakan cairan agak kental, berwarna putih kekuningan, keruh
dan berbau khas. Cairan mani pada saat ejakulasi kental kemudian akibat enzim
proteolitik menjadi cair dalam waktu yang singkat (10-20 menit). Dalam keadaan
Page 67
normal, volume mani 3-5 ml pada 1 kali ejakulasi dengan pH 7,2-7,6. Pemeriksaan
cairan sperma digunakan untuk menghindari salah penafsiran terhadap bercak sperma
yang tidak dapat ditemukan spermatozoa (sel sperma) sehingga dianggap bukan
sehingga spermatozoa tidak ditemukan. Oleh sebab itu, untuk mengetahuinya perlu
diperiksa unsur-unsur yang ada di dalam cairan sperma seperti asam fosfatase (acid
Untuk menentukan adanya cairan mani dalam vagina guna membuktikan adanya suatu
persetubuhan, perlu diambil bahan dari forniks posterior vagina dan dilakukan
Untuk membuktikan adanya cairan mani dalam secret vagina, perlu dideteksi
adanya zat-zat yang banyak terdapat dalam cairan mani dengan pemeriksaan
laboraturium berikut:
Reaksi Florence
Interprestasi:
Page 68
(+) bila di temukan Kristal-kristal choline per jodida (berbentuk daun
bamboo dengan warna coklat). DD/: secret vagina dapat member reaksi
positif.
Reaksi berberio:
Dasar : adanya sperma dalam cairan mani. Caranya : mirip dengan reaksi
Bercak mani berbatas tegas dan lebih gelap dari sekitarnya. Bercak yang sudah
agak tua berwarna agak kekuning-kuningan. Pada bahan sutera atau nilon
batasnya sering tidak jelas, tetapi selalu lebih gelap dari sekitarnya. Pada tekstil
yang tidak menyerap, bercak yang segar akan menunjukkan permukaan kilat
akan berwarna kuning sampai coklat. Pada tekstil yang menyerap, bercak yang
segar tidak berwarna atau bertepi kelabu yang berangsur-angsur akan berwarna
Pewarnaan baecchi
Prinsip pemeriksaan
Reagens baecchi dibuat dari : Asam fukhsin 1 % 1 ml, biru metilena 1% 1 ml,
bercak. Bahan dipulas dengan reagen baecchi selama 2-5 menit, dicuci dalam
kertas saring. Dengan jarum diambil 1-2 helai benang, letakkan pada gelas
Page 69
objek dan diuraikan sampai serabut-serabut saling terpisah. Tutup dengan gelas
Interpretasi Pemeriksaan :
merah dan ekor berwarna merah muda terlihat banyak menempel pada serabut
benang.
C. RAMBUT
bukti penting dalam kasus kejahatan, rambut mempunyai peranan yang cukup penting.
kepentingan peradilan dan juga bisa memberikan informasi mengenai saat korban
meninggal dunia, sebab kematian korban, jenis kejahatan, identitas korban, identitas
pelaku dan benda/ senjata yang digunakan dalam tindak kejahatan. Informasi itu dapat
perubahan yang terjadi akibat trauma atau keracunan.(2,9) Jika ditemukan rambut yang
diduga ada kaitannya dengan kejahatan maka hendaknya rambut tersebut diperiksa
Rambut mengandung unsur keratin, pigmen dan medula (berisi :As, Si, Pb, Na,
Cl, Au, Mo dan sebagainya). Diselubungi minyak dan kelenjar sebacea. Untuk
memeriksa keaslian rambut bisa dilakukan secara mikroskopik. Rambut yang utuh
biasanya terdiri dari akar, batang dan ujung. Akar rambut terdiri dari jaringan ikat
longgar, sedangkan batang rambut terdiri dari kutikula, kortek dan medula. Serat
bukan rambut seperti serat sintetis misalnya, akan mempunyai gambaran yang
homogen.
Page 70
C.2 Membedakan rambut manusia dan rambut binatang (2,9)
Menentukan rambut yang ditemukan berasal dari manusia atau bukan juga bisa
dilakukan di bawah mikroskop, dan untuk lebih akurat lagi bisa menggunakan tes
presipitasi(2) Perbedaan rambut manusia dan binatang dapat dilihat dalam tabel berikut
ini :
Identitas pemilik rambut meskipun tidak secara personal bisa ditentukan secara
umum dari pemeriksaan rambut. Rambut sebagai bahan yang tahan terhadap
pembusukan dan bahan-bahan kimia dapat dijadikan salah satu sarana identifikasi
mayat-mayat yang sudah tidak bisa dikenali karena membusuk. Identitas umum
tersebut adalah :
a. Umur
Lanugo yaitu rambut yang bersifat halus, tidak berpigmen, tidak bermedula
dengan pola sisik yang lebih seragam dapat kita temui pada bayi baru lahir
(neonatus). Pola pertumbuhan kelamin sekunder juga bisa menjadi patokan umur
seseorang, karena rambut pubis dan ketiak akan mulai tumbuh pada masa
adolesen. Warna rambut yang memutih juga bisa diidentifikasi sebagai milik
b. Jenis kelamin
Rambut laki-laki biasanya lebih kaku dan kasar serta lebih gelap daripada rambut
wanita. Rambut wanita biasanya lebih halus, panjang dan meruncing ke ujung.
Page 71
Rambut pada dagu (jenggot), bulu dada dan kumis khas pada laki-laki. Pola
penyebaran rambut pubis pada laki-laki dan wanita juga berbeda. Jika sel-sel akar
c. Ras
Warna, panjang, bentuk dan susunan rambut bisa memberikan informasi ras
pemiliknya.(2)
d. Golongan Darah
Ciri-ciri khusus rambut juga dapat membantu proses identifikasi, lebih baik lagi jika
ada pembandingnya. Warna, bentuk, minyak, cat dan struktur mikroskopis dari rambut
laboratorium pada spesimen rambut tergantung jumlah rambut yang terkumpul dan
dan umum digunakan sebagai pengujian narkoba untuk karyawan dan atlet. Sampel
Urine tidak mencerminkan substansi beracun subjek telah dipengaruhi pada saat
sampel dikumpulkan. Salah satu contoh ini adalah THC dari cannabinoid (misalnya,
ganja) digunakan pada jumlah yang banyak, pengguna dapat terdeteksi dalam urine
hingga 14 hari setelah digunakan. Dapat memakan waktu selama 8 jam sampai suatu
Page 72
substansi dapat terdeteksi. Pada pengguna alkohol dapat juga dideteksi melalui urine.
Setelah seseorang minum alkohol konsentrasi alkohol dalam darah dapat naik. (2,9)
Air liur merupakan cairan yang dihasilkan oleh kelenjer liur. Air liur (saliva)
terdiri dari air, enzim ptyalin (alfa amylase), protein, lipid, ion-ion anorganik seperti
tiosianat, klorida dan lain-lain. Dalam bidang kedokteran forensic. Pemeriksaan air
liur penting untuk kasus-kasus dengan jejas gigitan untuk menentukan golongan darah
penggigitnya. Bila masih segar (ada amylase) dapat dideteksi dengan katalisa pada
Prinsip Pemeriksaan :
Basah kan air liur dg 0,5 ml salin, kemudian peras dan tempatkan air liur atau ekstra
air liur dalam salin tapi dalam tabung reaksi, lalu panaskan dengan air mendidih
selama 10 menit. Pusingan supernatant diambil dan boleh disimpan pada suhu 20 0C.
Untuk pemeriksaan perlu sebagai kontrol air liur yang sudah di ketahui gol.sekretor
atau non secretor. Dalam tabung reaksi1 vol air liur ditambahkan 1 vol anti serum.
Campuran tersebut didiamkan 30 menit pd suhu ruang untuk proses absorbs. Selama
menunggu tentukan titer anti A dan titer anti B yang digunakan. Setelah 30 menit
berlalu, pada campuran tersebut ditentukan titer anti A, anti B dan anti H dengan cara
yang sama. Sel darah merah yang digunakan adalah suspensi 4% yang berumur
Interpretasi Pemeriksaan:
Bandingkan titer antisera yang digunakan dengan titer campuran antiserum + air liur.
Page 73
Analisa uji praduga digunakan untuk mengindikasikan kehadiran air liur, yang
secara khusus sangat sulit dilihat dengan mata telanjang. Dua metode test biasa untuk
mengestimasi tingkat amylase dicontoh forensic termasuk Phadebas test dan test difusi
radial tepung yodium (shaler 2002). Warna air liur mungkin ditentukan pada bekas
gigitan, putung rokok dan alat bekas minum (abaz et al. 2002). Pendekatan biologi
sensifitas dan spesifik test untuk macam-macam cairan tubuh termasuk air liur
(jurusola and ballantyne 2003). Begitu juga test biologi molekuler harus bisa
digunakan sebagai test untuk menguji kendungan logam pada darah, air mani, air liur
Air liur merupakan komponen cairan pada mulut. Air liur terdiri dari berbagai
komponen dan konsentrasi obat biasanya paralel dengan yang ditemukan dalam darah.
Kadang-kadang disebut sebagai ultra filtrat darah, ia berpikir bahwa obat lulus dalam
lisan cairan mayoritas melalui proses yang dikenal sebagai difusi pasif. Obat-obatan
yang sangat terikat protein dalam darah akan lebih rendah konsentrasi cairan di mulut.
misalnya pada kepentingan klinis atau investigasi dari berkendara di bawah pengaruh
D.3 KERINGAT
Floresensi dengan ultra violet lemah, bila diuapkan berbau khas keringat. Bila
Sweat tests (tes keringat) adalah patch yang ditempelkan pada kulit
untuk mengumpulkan keringat lebih dari jangka waktu yang panjang (10-14
Page 74
dengan penggunaan narkoba melalui kurun waktu yang sangat lama, saat
pengujian urine dianggap tidak praktis. Patch yang memiliki fitur keamanan
menjaga agar tidak mudah dilepas dan dipasang kembali tanpa sepengetahuan
badan penguji. Pada akhir periode tes, patch disingkirkan oleh pekerja sosial
Page 75
Pemberian tanda pada
bagian dalam atau
didekat mulutnya,
dilakukan setelah
pemeriksaan sidik jari
dilakukan.
Jika anak kecil,
pemberian tanda
dapat dilakukan .
Peristiwa (TKP), semoga bermanfaat untuk semua. Masih banyak kekurangan dan
keterbatasan dari tugas makalah ini. Kiranya dapat dipermaklumkan. Akhir kata
KESIMPULAN
1. Pemeriksaan langsung pada Tempat Kejadian Perkara akan memberikan lebih banyak
suatu tindak kejahatan akan lebih mudah. Pada pemeriksaan tersebut di atas peranan
seorang dokter forensik sangatlah penting antara lain menyelamatkan korban dengan
2. Untuk itu dokter perlu menghindari hal-hal yang dapat mempersulit penyidikan,
seperti memegang setiap benda di TKP tanpa sarung tangan, mengganggu bercak
3. Setiap barang bukti yang ditemukan pada Tempat Kejadian Perkara harus
Page 78
penyelidikan. Semua barang bukti kemudian diperiksa secara cermat pada instalasi
DAFTAR PUSTAKA
hal 39-43.
6. Hamzah A, KUHP dan KUHAP, PT.Rineka Cipta, Jakarta, 2003; hal 92.
7. Wahid S.A, Siasatan dan pemeriksaan Tempat kejadian Dalam, Patologi Forensik,
Dewan Bahasa dan pustaka pendidikan, Malaysia, Kuala lumpur 1993, 118-126.
Page 79
8. Layton, Julia. How Crime Scene Investigation Works. Available from URL :
http://www.howstuffworks.com
9. Dahlan, Sofwan. Ilmu Kedokteran Forensik (Pedoman Bagi Dokter dan Penegak
Hukum). Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang : 2004
10. Petunjuk Pelaksanaan Pemeriksaan Tempat Kejadian perkara dari Aspek Kedokteran
Forensik. Kepolisian Negara Republik Indonesia daerah Jawa Tengah. Semarang:
1990.
11. Mun’im Idries, Abdul, dr. Pemeriksaan di Tempat Kejadian Perkara. Pedoman Ilmu
Kedokteran Forensik. Binarupa Aksara. Jakarta : 1997
12. Schiro, George. Collection and Preservation of Blood Evidence from Crime Scenes.
Louisiana State Police Crime Laboratory. Available from: URL: http://www.crime-
scene-investigator.net/
13. Awaloedi, Penanganan Tempat kejadian Perkar, Departemen pertahanan Keamanan
14. Identifikasi Forensik. Wikipedia [serial online] 2006 March 26 [cited 2007 Nov 14].
Pemeriksaan Gigi
15. Asam deoksiribonukleat. Wikipedia [serial online] 2007 Nov 7 [cited 2007 Nov 15].
Available from:URL: http://id.wikipedia.orgwikiDNA\Asamdeoksiribonukleat -
Wikipedia Indonesia,ensiklopediabebasberbahasaIndonesia.htm.
16. Na’im R. Pengembangan Uji Diagnostik melalui Teknik Molekuler. Kalbe [serial
online] 1996 [cited 2007 Nov 15]. Available from:URL:
http://www.kalbe.co.idfilescdkfiles11PengembanganUjiDiagnostik110.pdf11Pengemb
anganUjiDiagnostik110.html\11PengembanganUjiDiagnostik110.html
17. Fahruddin. Tes DNA sebagai Alat Pembuktian. Tribun-Timur [serial online] 2007 May
7 [cited 2007 Nov 15]. Available from:URL: http://www.tribun-
timur.comview.phpid=44991&jenis=Opini\view.php.htm.
18. Ngili Y. Mengenal DNA Mitokondria dan Aplikasinya. Kompas [serial online] 2003
Nov 4 [cited 2007 Nov 15]. Available from:URL:
http://www.kompas.comkompascetak031104inspirasi664826.htm\664826.htm
Page 80
19. Gumilar GG. Memfotokopi DNA dengan PCR. Pikiran Rakyat [serial online] 2006
Sept 14 [cited 2007 Nov 15]. Available from:URL: http://www.pikiran-
rakyat.comcetak200609200614cakrawalalain03.htm\Memfotokopi DNA dengan
PCR.htm.
20. Fayeldi T. DNA, Lompatan Besar Dunia Forensik. Pikiran Rakyat [serial online] 2005
http://www.pikiranrakyat.comcetak2005110517cakrawalalain04.htm\lain04.htm.
21. Fogle T. Using Dermatoglyphics from Down Syndrome and Class Populations to
Study the Genetics of a Complex Trait Department of Biology. Indiana: Saint Mary's
College Notre Dame.1990
22. Effendi T. Resume materi perkuliahan kriminalistik pasca uts. Blogspot [serial online]
2006 Dec 22 [cited 2007 Nov 15]. Available from:URL: http://www.te-effendi-
kriminalistik.blogspot.com.
24. Justiana S. Identifikasi sidik jari. Pikiran Rakyat [serial online] 2002 [cited 2007 Nov
17]. Available from:URL: http://www.pikiran-
rakyat.com/cetak/2005/105/17/cakrawala/index.htm.
25. Kind S, Overman M. Science against crime. London: Aldus Books; 1972. p. 67-71
26. Hall AY, Kimura D. Dermatoglyphic Asymmetry and Sexual Orientation in Men.
Behavioral Neuroscience. [serial online] 1994 [cited 2007 Nov 16]. Available
from:URL:http://www.sfu.ca/~dkimura/articles/derm.htm
27. Evy. Identifikasi DNA paling akurat. Depkes [serial online] 2007 Nov 15 [cited 2007
Nov 16]. Available from:URL: http://www.depkes.go.id/indeks.php.
28. Badan Eksekutif Mahasiswa FK UNDIP. Buku Kuliah Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut.
Semarang : FK UNDIP; 2005. p. 40-5.
29. Lumbantobing T. Artikel tentang forensik. Mailing List Dokter Indonesia (MLDI)
[serial online] 2003 Jan 7 [cited 2007 Nov 14]. Available from:URL:http://www.mail-
archive.com/dokter@itb.ac.id/msg07902.html
Page 81
30. Tiap Warga Negara Perlu Punya Rekam Medis Gigi. Kompas [serial online] 2004 Jan
27 [cited 2007 Nov 14]. Available
from:URL:http://www.kompas.com/kompascetak/0401/27/humaniora/824157.htm
31. Bernstein M. Forensic odontology. Eckert WG, editor. In: Introducton to forensic
sciences. New york: Elsevier; 1997.
33. Iscan MY, Loth SR. The scope of forensic anthropology. Eckert WG, editor. In:
Introducton to forensic sciences. New york: Elsevier; 1997.
34. Baldwin, Hayden B., M/Sgt, Retired. Basic Equipment For Crime Scene Investigators.
Available from: URL: http://www.crime-scene-investigator.net/
Page 82