MAKALAH
Oleh
Amanda Christie Yannus
NIM 142310101065
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
anugerah dan berkat-Nya sehingga penulis dapat meyelesaikan
skripsi yang
yang telah
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
................................................................................... i
ii
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
maju. Perilaku mencuci tangan yang tidak benar juga masih tinggi ditemukan
pada anak, sehingga dibutuhkan peningkatan pengetahuan dan kesadaran mereka
akan pentingnya mencuci tangan dan dapat diterapkan dalam kehidupan seharihari. Anak-anak merupakan kelompok yang paling rentan terhadap penyakit
sebagai akibat perilaku yang tidak sehat. Padahal anak-anak merupakan aset
bangsa yang paling berperan untuk generasi yang akan datang. (Depkes, 2009).
Menurut Djauzi (2008) kuman ada dimanapun, mencuci tangan
merupakan salah satu cara untuk menghilangkan kuman dan untuk menghindari
penularan penyakit. Di sekolah anak tidak hanya belajar, tetapi banyak kegiatan
lain yang dapat dilakukan oleh anak di sekolah seperti bermain, bersentuhan
ataupun bertukar barang-barang dengan teman-teman. Kuman yang ada di alatalat tulis, kalkulator, buku-buku dan benda-benda lain akan dengan mudah
berpindah dari tangan satu anak ke anak lainnya, sehingga jika ada anak yang
mempunyai penyakit tertentu akan mudah menular pada anak lainnya. Jadi,
mencuci tangan harus dilatih sejak dini pada anak agar anak memiliki kebiasaan
mencuci tangan, sehingga anak terhindar dari penyakit.
Studi pendahuluan yang dilakukan pada siswa sekolah dasar dan diketahui
bahwa banyak diantara mereka yang belum pernah mendapat penyuluhan tentang
cara mencuci tangan yang baik dan benar.
Berdasarkan data diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul Pengaruh Pemberian Penyuluhan PHBS Tentang
Mencuci Tangan Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Mencuci Tangan Pada Siswa
Sekolah Dasar
mencuci tangan terhadap pengetahuan dan sikap mencuci tangan pada siswa
sekolah dasar
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Ilmu Pengetahuan
Menambah dan memperkaya kepustakaan dan bahan informasi
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku cuci tangan pada
anak sekolah, yang selanjutnya dapat dikembangkan oleh peneliti lain.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penyuluhan
2.1.1 Definisi Penyuluhan
Ban (1999) menyatakan bahwa penyuluhan merupakan sebuah
intervensi sosial yang melibatkan penggunaan komunikasi informasi
secara sadar untuk membantu masyarakat membentuk pendapat mereka
sendiri dan mengambil keputusan dengan baik. Margono Slamet (2000)
menegaskan bahwa inti dari kegiatan penyuluhan adalah untuk
memberdayakan masyarakat. Memberdayakan berarti memberi daya
kepada yang tidak berdaya dan atau mengembangkan daya yang sudah
dimiliki menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat bagi masyarakat yang
bersangkutan.
1990-an.
Penyuluhan
pembangunan
sebagai
proses
jangka
panjang)
meningkatkan
taraf
hidup
pribadi
dan
pemberian
penyuluhan,
keadaan
lingkungan
cukup
perubahan.
Keadaan
lingkungan
mencakup
perilakunya
murid
dan
atau
guru
yang
bermasalah
10
2.4 Pengetahuan
2.4.1 Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari Tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melaluipanca indra manusia, yaitu: indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa danraba.Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui pendidikan,pengalaman orang lain, media
massa maupun lingkungan (Notoatmodjo, 2003).Pengetahuan merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknyatindakan seseorang.
Pengetahuan diperlukan sebagai dukungan dalam menumbuhkanrasa
percaya diri maupun sikap dan perilaku setiap hari, sehingga dapat
dikatakanbahwa pengetahuan merupakan fakta yang mendukung tindakan
seseorang(Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan adalah merupakan hasil mengingat suatu hal,
termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara
sengaja maupun tidak sengaja dan ini terjadi setelah orang malakukan
kontak atau pengamatan terhadap suatu obyek tertentu (Mubarok, dkk,
2007).
2.4.2 Tingkat Pengetahuan
Menurut Bloom (1956), ada enam tingkat pengetahuan yang
dicakup dalam domain kognitif, yakni:
1. Tahu (know) Diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari
keseluruhan bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
11
2.5 Sikap
2.5.1 Definisi Sikap
Sikap merupakan derajat afek positif atau negatif terhadap suatu
objek psikologis (Thurstone dalam Azwar, 2010). Sikap selalu berkaitan
dengan suatu objek. Tidak ada sikap tanpa adanya objek (Gerungan dalam
Azwar, 2010). Sikap merupakan afek atau penilaian positif atau negatif
terhadap suatu objek (Fishbein dan Ajzen dalam Azwar, 2010). Sikap
meliputi rasa suka atau tidak suka terhadap situasi, benda, orang,
kelompok, dan aspek lingkungan (Deaux dalam Azwar, 2010).
12
disukai,
status,
ras,
dan
agama.
tua mereka, teman sebaya, dan orang lainnya. Usia sekolah merupakan
masa anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilan
penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan memperoleh keterampilan
tertentu. (Nuryanti, 2008)
Sedangkan menurut Jean Piaget yang dikutip dari Dariyo A, bahwa
anak usia sekolah dibagi menjadi 2 periode yaitu masa anak tengah
(middle Childhood) pada masa ini anak-anak kira-kira berumur 7-9 tahun,
berada pada fase perkembangan operasi komplit, untuk tugas yang rumit
atau kompleks anak akan menemui hambatan. Dan masa anak akhir (late
childhood)
anak
dengan
usia
10-12
tahun,
anak-anak
terus
13
Pada masa tersebut anak sudah matang untuk masuk sekolah (Ahmadi,
2005)
2.6.3 Tugas Perkembangan Anak Usia Sekolah
Tugas-tugas perkembangan anak usia sekolah menurut Havighurst
adalah sebagai berikut:
14
Mengembangkan
pengertian-pengertian
yang
diperlukan
untuk
kehidupan sehari-hari
g. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, tata dan tingkatan nilai
h. Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok social dan
lembaga-lembaga
i. Mencapai kebebasan pribadi
Tugas-tugas perkembangan yang bersumber dari kematangan fisik
diantaranya adalah belajar berjalan, belajar melempar mengangkap dan
menendang bola, belajar menerima jenis kelamin yang berbeda dengan
dirinya. Beberapa tugas perkembangan terutama bersumber dari
kebudayaan seperti belajar membaca, menulis dan berhitung, belajar
tanggung
jawab
sebagai
warga
negara.
Sementara
tugas-tugas
15
16
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Pengaruh Pemberian Penyuluhan PHBS Tentang Mencuci Tangan Pada Siswa
Sekolah Dasar
Dengan adanya penyuluhan PHBS tentang mencuci tangan kepada siswa
sekolah dasar ditemukan bahwa perilaku siswa sebagian besar kurang bagus
dalam mencuci tangan sebelum dilakukan penyuluhan kesehatan, kebanyakan dari
siswa mencuci tangan tidak menggosok permukaan tangan dan sela-sela jari-jari
serta tidak menggunakan sabun. Ini disebabkan karena siswa tidak mengetahui
cara mencuci tangan yang benar. Selama ini mereka mencuci tangan hanya
sebatas tangannya basah dengan air. Hal ini disebabkan karena siswa tidak
mengetahui cara mencuci tangan yang benar dan kurangnya pengetahuan siswa
tentang cara mencuci tangan yang benar. Pengetahuan merupakan domain yang
sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. (Notoatmodjo,2010).
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan perilaku cuci tangan siswa
menjadi meningkat. Hal ini disebabkan karena pengetahuan siswa meningkat
sehingga perilaku siswa meningkat. Sebagian besar pengetahuan seseorang
diperoleh melalui indra pendengaran (telinga) dan indra penglihatan (mata).
Pengetahuan melibatkan perubahan-perubahan dalam kemampuan dan pola
berpikir, kemahiran dalam menyikapi suatu masalah secara objektif, cara individu
memperoleh pengetahuan dari lingkungan aktifitasnya dan menceritakan
pengalaman merupakan proses kognitif dan perkembanagan sikap pengetahuan
seseorang. (Notoatmodjo,2010).
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa ada pengaruh penyuluhan
kesehatan terhadap perilaku cuci tangan yang benar pada siswa. Perilaku manusia
tidak timbul dengan sendirinya, tetapi akibat adanya rangsangan (stimulus) baik
dalam dirinya (internal) maupun dari luar individu (eksternal). (Sunaryo,2006).
lain
(Sunaryo,2006).
Penegetahuan
dapat
ditingkatkan
melalui
dan
kelompok
eksperimen.
Perilaku
mencuci
tangan
dengan
17
18
BAB 4
PENUTUP
19
4.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan perilaku cuci tangan siswa
menjadi meningkat. Hal ini disebabkan karena pengetahuan siswa meningkat
sehingga perilaku siswa juga meningkat. Hasil penelitian ini menyimpulkan
bahwa ada pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap perilaku cuci tangan yang
benar pada siswa. Sesudah dilakukan penyuluhan PHBS tentang mencuci tangan
pada siswa sekolah dasar menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan dan
sikap sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan. Peningkatan pengetahuan dan
sikap ini disebabkan karena intervensi yang diberikan kepada siswa sekolah dasar
sehingga dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan sikapnya tentang
PHBS. Dari hasil di atas, dapat di lihat bahwa pengetahuan dan sikap siswa
sekolah dasar setelah diberikan penyuluhan mengalami peningkatan.
4.2 Saran
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan tenaga kesehatan dapat memberikan penyuluhan
kesehatan secara kontinyu atau berkesinambungan pada siswa guna
meningkatkan kesadaran akan pentingnya pola hidup sehat mencuci
tangan dan menerapkannya pada kehidupan sehari-hari.
2. Bagi Siswa
Lebih memotivasi siswa untuk menjaga kebersihan diri salah
saatunya dengan mencuci tangan yang benar serta lebih termotivasi dalam
mencari informasi mengenai pentingnya mencuci tangan dari buku-buku,
media cetak maupun elektronik dan penyuluhan-penyuluhan untuk
meningkatkan pengetahuan siswa agar lebih baik.
20
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S. (2010). Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar Offset
Depkes RI. 2005. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Bakti Husada. Jakarta
21